BAB I PENDAHULUAN. dimana saja baik dirumah, tempat kerja, maupun dijalan atau ditempattempat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. juga cukup mahal untuk penanganannnya. Penyebab luka bakar selain karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut hasil survey kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 2004, angka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan salah satu factor penting dalam kehidupan, hal

BAB I PENDAHULUAN. yang menderita penyakit ini adalah Amerika Serikat dengan penderita

BAB I PENDAHULUAN. fertilitas gaya hidup dan sosial ekonomi masyarakat diduga sebagai hal yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. H DENGAN COMBUSTIO DI BANGSAL ANGGREK BRSUD SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lahir. Hal ini merupakan suatu pergeseran paradigma dari sikap menunggu

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sakit (Notoatmodjo, 2005). fungsi anggota tubuh (Joyomartono, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. banyak timbul penyakit yang ditimbulkan salah satu hernia, penyakit ini

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan Millenium

BAB I PEDAHULUAN. A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Gagal jantung adalah keadaan patofisiologi dimana jantung sebagai pompa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem perkemihan merupakan salah satu system yang tidak kalah

BAB I PENDAHULUAN. individu mempunyai hak untuk lahir sehat maka setiap individu berhak

BAB I PENDAHULUAN ). Penyakit Typhoid Abdominalis juga merupakan masalah kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Perdarahan dari saluaran genitelia diakhir kehamilan setelah usia gestasi 24

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesejahteraan dan ketersediaan pangan dapat. mengakibatkan sejumlah masalah, termasuk meningkatnya kejadian penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. melalui suatu defek pada fasia dan muskuloaponeuretik dinding perut, secara

BAB I PENDAHULUAN. penyebab mikrobiologi (Cristin Hancock, 2003). Gastroentritis adalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Demam Typhoid (typhoid fever) merupakan salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk adalah terjadinya perubahan jumlah penduduk pada

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang menyerang seperti typhoid fever. Typhoid fever ( typhus abdominalis, enteric fever ) adalah infeksi

BAB I PENDAHULUAN. kedua pleura pada waktu pernafasan. Penyakit-penyakit yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini pembangunan dan perkembangan suatu negara telah

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu faktor terpenting dalam kehidupan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pada perkembangan zaman yang semakin berkembang khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN kelahiran hidup. Penyebab kematian terbanyak ibu di sebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. ini terdapat diseluruh dunia, bahkan menjadi problema utama di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. adalah diabetes melitus (DM). Diabetes melitus ditandai oleh adanya

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Fatihah Rizqi, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. menyerang lebih dari 25% populasi dewasa. (Smeltzer & Bare, 2001)

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan

BAB I PENDAHULUAN. tengkorak, percepatan dan perlambatan (accelerasi-decelerasi) yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dunia. Penderita Diabetes Mellitus diperkirakan akan terus

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit DBD pertama kali di Indonesia ditemukan di Surabaya pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Mata merupakan bagian pancaindera yang sangat penting dibanding

BAB I PENDAHULUAN. Bidan merupakan profesi yang menjalin kemitraan dengan. perempuan dan membantu menyelesaikan permasalahan yang terkait

BAB I PENDAHULUAN. besar di Indonesia bersifat sporadic endemic dan timbul sepanjang tahun. Kasus

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. diseluruh penjuru dunia dengan kejadian tertinggi dibeberapa daerah tropis seperti

BAB I PENDAHULUAN. Morbiditas dan mortalitas DHF bervariasi dan dipengaruhi oleh berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bangsa Indonesia sedang berkembang dan terus mencanangkan

BAB I PENDAHULUAN. (penting untuk mengatur kalsium) serta eritropoitein menimbulkan keadaan yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu

BAB I PENDAHULUAN. Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan asuhan kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampai 1954 yang disertai renjatan (shock) dan perdarahan gastrointestinal yang berakhir

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Definisi sehat menurut kesehatan dunia (WHO) adalah suatu keadaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut WHO upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan dunia,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. DHF (Dengue Haemorraghic Fever) pada masyarakat awam sering

BAB I PENDAHULUAN. biasanya didahului dengan infeksi saluran nafas bagian atas, dan sering dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. sempurna. Tetapi dalam kenyataannya tidak selalu demikian, sering kali

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cidera kepala merupakan proses dimana terjadi trauma langsung

BAB I PENDAHULUAN. langsung, kelelahan otot, atau karena kondisi-kondisi tertentu seperti

BAB I PENDAHULUAN. dan atau eliminasi karbondioksida pada membrane alveolar kapiler. (Heardman,2012). Gangguan pertukaran gas adalah kelebihan atau

BAB I PENDAHULUAN. paling sering mengalami cedera dan pada kecelakaan lalu lintas yang fatal, hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan

PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan kesehatan. Indonesia merupakan angka tertinggi dibandingkan Negara Negara

BAB I PENDAHULUAN. akan menimbulkan berbagai komplikasi diantaranya yaitu perdarahan, infeksi

BAB I PENDAHULUAN. langsung, kelelahan otot, atau karena kondisi-kondisi tertentu seperti

BAB I PENDAHULUAN. kematian pada perempuan. Penyakit ini telah merenggut nyawa lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. namun juga sehat rohani juga perlu, seperti halnya di negara sedang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit semakin dikenal oleh masyarakat. Salah satu diantaranya adalah apa yang

BAB I PENDAHULUAN. Estimasi angka Kematian Kasar berdasarkan United Nation (UN) Kependudukan dan Pembangunan di Indonesia, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiforis, biasanya

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada usus kecil yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi.

BAB I PENDAHULUAN. padalaki-laki dibandingkan perempuan. Sebagai contoh penelitian dari. dan perempuan 35,90% dengan rerata umur 49,13 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan sistem simbol (Wilkinson, 2012) keseluruhan terhenti. Hal ini disebabkan oleh aterosklerosis yaitu

BAB I PENDAHULUAN. ibu, dalam melalui proses tersebut wanita akan mengalami masa masa

BAB I PENDAHULUAN. Kajian epidemiologi menunjukkan bahwa ada berbagai kondisi yang. non modifiable yang merupakan konsekuensi genetik yang tak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Penyakit demam berdarah adalah penyakit menular yang di

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh Salmonella Typhi yang masih dijumpai secara luas di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dunia ini setiap menit seorang perempuan meninggal karena

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organ pengeksresi ginjal bertugas menyaring zat-zat yang sudah tidak

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kesakitan berat atau bahkan kematian. Hipotermia mudah

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan puerperium (Patricia W. Ladewig, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. minggu atau berat badan lahir antara gram. Kejadiannya masih

BAB I PENDAHULUAN. hemoglobin dalam sirkulasi darah. Anemia juga dapat didefinisikan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tangan terentang. Sebagian besar fraktur tersebut ditangani dalam unit

BAB I PENDAHULUAN. bahwa saat ini Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia adalah tertinggi. Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan batu ini disebut urolitiasis, dan dapat terbentuk pada ginjal. dan uretra (urethrolithiasis) (Basuki, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. dengan memiliki berat badan kurang dari 2500 gram atau sampai dengan 2499

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya angka Kematian Ibu yang masih tinggi (AKI) di. berbagai pihak. Terdapat beberapa penyebab yang

BAB I PENDAHULUAN. meluas ke rongga mulut. Penyakit-penyakit didalam rongga mulut telah menjadi perhatian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan

BAB I PENDAHULUAN. ini dituangkan menjadi 4 misi yaitu Meningkatkan derajat kesehatan. tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Luka bakar dapat dialami oleh siapa saja dan dapat terjadi dimana saja baik dirumah, tempat kerja, maupun dijalan atau ditempattempat lain. Penyebab luka bakarpun bermacam- macam, bisa berupa api, cairan panas, uap panas bahkan bahan kimia, aliran listrik dan lainlain. Luka bakar menjadi masalah, oleh karena angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Terutama pada luka bakar derajat II dan III yang lebih dari 40%, dengan angka kematian 37,38%. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, ternyata inti permasalahan terletak pada kekurangan dalam penilain dan penataklasaan pertama. (Moenadjat, 2001) Luka bakar yang terjadi akan menimbulkan kondisi kerusakan kulit, selain itu juga dapat mempengaruhi berbagai sistem tubuh. Cidera luka bakar terutama pada luka bakar yang dalam dan luas memerlukan perawatan yang khusus dan masih merupakan penyebab utama kematian dan disfungsi organ yang dapat terjadi pada fase lanjut dari luka bakar. Penderita luka bakar memerlukan perawatan khusus karena luka bakar berbeda dengan luka yang lain, karena pada luka bakar terdapat keadaan: Ditempati kuman dengan patogenesis yang tinggi, terdapat 1

banyak jaringan yang mati, mengeluarkan banyak air serum dan darah, terbuka untuk waktu yang lama (Mudah terkena infeksi dan terkena trauma), dan memerlukan jaringan untuk menutup. (Efendi, 1999).Penanganan luka bakar membutuhkan intervensi kusus yang berbeda./ Perbedaan karakteristik tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya dipengaruhi oleh penyebab luka bakar, kedalaman luka bakar dan bagian tubuh yang terkena luka bakar. Luka bakar yang lebih luas dan dalam memerlukan perawatan atau intervensi yang lebih intensif dibanding luka bakar yang hanya mengenai sedikit dan superfisial. Luka bakar yang terjadi karena tersiram air panas dengan luka bakar yang disebabkan karena terkena zat kimia, radiasi, listrik membutuhkan penanganan yang berbeda meskipun luas permukaan luka bakarnya sama. Luka bakar yang mengenai daerah genetalia mempunyai resiko yang lebih besar untuk terjadinya infeksi dibandingkan dengan luka bakar dengan ukuran atau luasnya sama pada bagian tubuh yang lain. Begitu juga luka bakar yang mengenai daerah muka memerlukan penanganan yang berbeda dibandingkan luka bakar yang mengenai daerah ekstremitas atau bagian tubuh lainnya, karena luka bakar pada daerah muka berisiko terhadap terjadinya odema jalan nafas yang akan berpengaruh pada oksigenasi dan jika berlanjut akan terjadi gangguan perfusi jaringan. 2

Berdasarkan pada fenomena diatas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul Asuhan Keperawatan pada Ny.S dengan combustio diruang Khotijah Rumah Sakit Roemani Semarang B. Tujuan Penulisan Karya tulis ilmiah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut: 1. Penulis ingin mengetahui keluhan- keluhan atau data fokus pada Ny. S dengan Combustio diruang Khotijah Rumah Sakit Roemani Semarang. 2. Penulis ingin mengetahui diagnosa keperawatan yang muncul pada Ny. S dengan Combustio diruang Khotijah Rumah Sakit Roemani Semarang. 3. Penulis ingin mengetahui intervensi keperawatan yang dapat dilakukan pada Ny. S dengan Combustio diruang Khotijah Rumah Sakit Roemani Semarang. 4. Penulis ingin mengetahui hambatan- hambatan yang muncul dalam implementasi pada Ny. S dengan Combustio diruang Khotijah Rumah Skit Roemani Semarang. 5. Penulis ingin mengetahui hasil akhir dari implementasi yang telah dilakukan pada Ny. S dengan Combustio diruang Khotijah Rumah Sakit Roemani Semarang. 3

C. Metode Penulisan Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan metode diskriptif, yaitu pengumpulan data berdasarkan apa yang ada waktu observasi (Yamilah, 1994), yang dalam pelaksanaannya penulis mengaplikasikan pada Ny. S dengan Combustio diruang Khotijah Rumah sakit Roemani Semarang, berupa studi kasus dengan pendekatan proses keperawatan. Sedangkan teknik pengumpulan data meliputi: 1. Wawancara Wawancara adalah suatu pola komunikasi penuntun untuk tujuan kusus dan berfokus pada isi bidang kusus (Poter, 1996), yang dalam pelaksanaannya penulis mengapliksikan pada Ny. S dengan Combustio diruang Khotijah Rumah Sakit Roemani Semarang berupa tanya jawab pada klien, keluarga klien, dokter, dan tenaga kesehatan lain yang ikut merawat dan memberikan therapi pada klien. 2. Observasi Partisipasif Observasi partisipasif adalah mengadakan pengawasan terhadap perkembangan klien dengan ikut serta melaksanakan asuhan keperawatan (Efendi, 1995), yang dalam pelaksanaannya penulis mengaplikasikan pada Ny. S dengan Combustio diruang Khotijah Rumah Sakit Roemani Semarang, berupa mengadakan pengamatan dan perawatan langsung pada klien guna mengetahui keadaan dan perkembangan penyakitnya selama dirawat dirumah sakit dengan menggunakan asuhan keperawatan. 4

3. Studi Dokumentasi Studi dokumentasi adalah mempelajari buku laporan, catatan medik dan hasil pemeriksaan penunjang lainnya (Jhuharie, 2000), yang dalam pelaksanaannya penulis mengaplikasikan pada Ny. S dengan Combustio diruang Khotijah rumah sakit Roemani Semarang, berupa mempelajari catatan medik dan catatan keperawatan klien serta hasil pemariksaan penunjang klien. 4. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik adalah ketrampilan dasar yang digunakan selama pemeriksaan antara lain Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi, yang memungkinkan perawat untuk mengumpulkan data fisik klien yang luas (Potter, 1996), yang dalam pelaksanaannya penulis mengaplikasikan pada Ny. S dengan combustio diruang Khotijah rumah sakit Roemani Semarang berupa pemeriksaan dari kepala sampai kaki (haed to toe) dengan teknik inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. D. Sistematika Penulisan Karya tulis ilmiah ini disusun secara sistematis yang terdiri dari lima bab, yaitu: Bab satu, pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, teknik pengumpulan data dan sistematika penulisan. 5

Bab dua, tinjauan konsep, dan teori yang terdiri dari pendahuluan, pengertian, etiologi, tanda gejala, patofisiologi, pathway, penatalaksanaan, diagnosa dan intervensi keperawatan. Bab tiga, tinjauan kasus yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi. Bab empat, pembahasan kasus berupa perbandingan teori dengan kenyataan yang ada dirumah sakit Roemani Semarang, serta berorientasi pada diagnosa keperawatan yang ada. Bab lima, penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran. 6