BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Luka bakar dapat dialami oleh siapa saja dan dapat terjadi dimana saja baik dirumah, tempat kerja, maupun dijalan atau ditempattempat lain. Penyebab luka bakarpun bermacam- macam, bisa berupa api, cairan panas, uap panas bahkan bahan kimia, aliran listrik dan lainlain. Luka bakar menjadi masalah, oleh karena angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Terutama pada luka bakar derajat II dan III yang lebih dari 40%, dengan angka kematian 37,38%. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, ternyata inti permasalahan terletak pada kekurangan dalam penilain dan penataklasaan pertama. (Moenadjat, 2001) Luka bakar yang terjadi akan menimbulkan kondisi kerusakan kulit, selain itu juga dapat mempengaruhi berbagai sistem tubuh. Cidera luka bakar terutama pada luka bakar yang dalam dan luas memerlukan perawatan yang khusus dan masih merupakan penyebab utama kematian dan disfungsi organ yang dapat terjadi pada fase lanjut dari luka bakar. Penderita luka bakar memerlukan perawatan khusus karena luka bakar berbeda dengan luka yang lain, karena pada luka bakar terdapat keadaan: Ditempati kuman dengan patogenesis yang tinggi, terdapat 1
banyak jaringan yang mati, mengeluarkan banyak air serum dan darah, terbuka untuk waktu yang lama (Mudah terkena infeksi dan terkena trauma), dan memerlukan jaringan untuk menutup. (Efendi, 1999).Penanganan luka bakar membutuhkan intervensi kusus yang berbeda./ Perbedaan karakteristik tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya dipengaruhi oleh penyebab luka bakar, kedalaman luka bakar dan bagian tubuh yang terkena luka bakar. Luka bakar yang lebih luas dan dalam memerlukan perawatan atau intervensi yang lebih intensif dibanding luka bakar yang hanya mengenai sedikit dan superfisial. Luka bakar yang terjadi karena tersiram air panas dengan luka bakar yang disebabkan karena terkena zat kimia, radiasi, listrik membutuhkan penanganan yang berbeda meskipun luas permukaan luka bakarnya sama. Luka bakar yang mengenai daerah genetalia mempunyai resiko yang lebih besar untuk terjadinya infeksi dibandingkan dengan luka bakar dengan ukuran atau luasnya sama pada bagian tubuh yang lain. Begitu juga luka bakar yang mengenai daerah muka memerlukan penanganan yang berbeda dibandingkan luka bakar yang mengenai daerah ekstremitas atau bagian tubuh lainnya, karena luka bakar pada daerah muka berisiko terhadap terjadinya odema jalan nafas yang akan berpengaruh pada oksigenasi dan jika berlanjut akan terjadi gangguan perfusi jaringan. 2
Berdasarkan pada fenomena diatas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul Asuhan Keperawatan pada Ny.S dengan combustio diruang Khotijah Rumah Sakit Roemani Semarang B. Tujuan Penulisan Karya tulis ilmiah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut: 1. Penulis ingin mengetahui keluhan- keluhan atau data fokus pada Ny. S dengan Combustio diruang Khotijah Rumah Sakit Roemani Semarang. 2. Penulis ingin mengetahui diagnosa keperawatan yang muncul pada Ny. S dengan Combustio diruang Khotijah Rumah Sakit Roemani Semarang. 3. Penulis ingin mengetahui intervensi keperawatan yang dapat dilakukan pada Ny. S dengan Combustio diruang Khotijah Rumah Sakit Roemani Semarang. 4. Penulis ingin mengetahui hambatan- hambatan yang muncul dalam implementasi pada Ny. S dengan Combustio diruang Khotijah Rumah Skit Roemani Semarang. 5. Penulis ingin mengetahui hasil akhir dari implementasi yang telah dilakukan pada Ny. S dengan Combustio diruang Khotijah Rumah Sakit Roemani Semarang. 3
C. Metode Penulisan Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan metode diskriptif, yaitu pengumpulan data berdasarkan apa yang ada waktu observasi (Yamilah, 1994), yang dalam pelaksanaannya penulis mengaplikasikan pada Ny. S dengan Combustio diruang Khotijah Rumah sakit Roemani Semarang, berupa studi kasus dengan pendekatan proses keperawatan. Sedangkan teknik pengumpulan data meliputi: 1. Wawancara Wawancara adalah suatu pola komunikasi penuntun untuk tujuan kusus dan berfokus pada isi bidang kusus (Poter, 1996), yang dalam pelaksanaannya penulis mengapliksikan pada Ny. S dengan Combustio diruang Khotijah Rumah Sakit Roemani Semarang berupa tanya jawab pada klien, keluarga klien, dokter, dan tenaga kesehatan lain yang ikut merawat dan memberikan therapi pada klien. 2. Observasi Partisipasif Observasi partisipasif adalah mengadakan pengawasan terhadap perkembangan klien dengan ikut serta melaksanakan asuhan keperawatan (Efendi, 1995), yang dalam pelaksanaannya penulis mengaplikasikan pada Ny. S dengan Combustio diruang Khotijah Rumah Sakit Roemani Semarang, berupa mengadakan pengamatan dan perawatan langsung pada klien guna mengetahui keadaan dan perkembangan penyakitnya selama dirawat dirumah sakit dengan menggunakan asuhan keperawatan. 4
3. Studi Dokumentasi Studi dokumentasi adalah mempelajari buku laporan, catatan medik dan hasil pemeriksaan penunjang lainnya (Jhuharie, 2000), yang dalam pelaksanaannya penulis mengaplikasikan pada Ny. S dengan Combustio diruang Khotijah rumah sakit Roemani Semarang, berupa mempelajari catatan medik dan catatan keperawatan klien serta hasil pemariksaan penunjang klien. 4. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik adalah ketrampilan dasar yang digunakan selama pemeriksaan antara lain Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi, yang memungkinkan perawat untuk mengumpulkan data fisik klien yang luas (Potter, 1996), yang dalam pelaksanaannya penulis mengaplikasikan pada Ny. S dengan combustio diruang Khotijah rumah sakit Roemani Semarang berupa pemeriksaan dari kepala sampai kaki (haed to toe) dengan teknik inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. D. Sistematika Penulisan Karya tulis ilmiah ini disusun secara sistematis yang terdiri dari lima bab, yaitu: Bab satu, pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, teknik pengumpulan data dan sistematika penulisan. 5
Bab dua, tinjauan konsep, dan teori yang terdiri dari pendahuluan, pengertian, etiologi, tanda gejala, patofisiologi, pathway, penatalaksanaan, diagnosa dan intervensi keperawatan. Bab tiga, tinjauan kasus yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi. Bab empat, pembahasan kasus berupa perbandingan teori dengan kenyataan yang ada dirumah sakit Roemani Semarang, serta berorientasi pada diagnosa keperawatan yang ada. Bab lima, penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran. 6