BAB I PENDAHULUAN tentang Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2006), 5.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik (Hamalik, 2009, h. 60). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk mengembangkan potensi dirinya. Selain itu, pendidikan. potensi diri yang dilakukan melalui proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik merupakan masa depan bangsa. Jika peserta didik di didik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu proses bimbingan yang diberikan oleh pendidik

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan diantaranya adalah di bidang pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Zulkarnain, Transformasi Nilai-nilai Pendidikan Islam, Pustaka Pelajar, Yogjakarta, 2008, hal.14 2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai salah satu sektor yang paling penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup yang lebih baik. Agar dapat memiliki kemampuan dan

I. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia, yaitu manusia yang mampu berfikir tinggi dan kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Menyambung yang Terputus dan Menyatukan yang Tercerai), Alfabeta, Bandung, 2009, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya generasi muda, yang nantinya akan mengambil alih

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. adanya keterlibatan atau partisipasi yang tinggi dari siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan proses pembelajaran yang optimal. Dalam menghadapi era

BAB I PENDAHULUAN. sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem pendidikan Nasional Bab

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Apalagi di zaman modern sekarang semakin banyak masalah- masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha masyarakat untuk memajukan peradaban dan pengetahuan. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang individu agar bisa dan mampu hidup dengan baik di lingkungannya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk meningkatkan kualitas diri seseorang di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah proses mengubah tingkah laku anak didik agar mampu

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

BAB I PENDAHULUAN. universal yang dilakukan oleh manusia. Dengan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. karena dari pendidikan menggambarkan betapa tingginya peradaban suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang menjelaskan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa mendatang. Pendidikan di Indonesia diselenggarakan guna memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada hakikatnya merupakan kegiatan mendidik, mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan khususnya di sekolah dasar (SD) menjadi fokus perhatian dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini dunia pendidikan dihadapkan pada tantangan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan kompotensi dalam belajar mengajar (KBM) agar peserta

Surakarta. Keperluan korespondensi, telp: ,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan adalah investasi masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan manusia. Kita dapat mengembangkan kemampuan pribadi, daya

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pendidikan. daya manusia dan merupakan tanggung-jawab semua pihak, baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengenalan dan penghayatan terhadap Al-asma, Al-husna, serta penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu seseorang dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya yang berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena itu maka setiap manusia

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. selama ini proses pendidikan yang dilakukan hanya satu arah, dengan guru

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Apriyanti, 2013

*Keperluan korespondensi, HP : ,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era globalisasi yang semakin berkembang menuntut adanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Pendidikan dapat menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakekatnya merupakan proses pendewasaan manusia menjadi manusia seutuhnya, yang meliputi keseluruhan dimensi kehidupan manusia yang meliputi: fisik, psikis, mental/moral, spiritual dan religious. Pendidikan dapat berlangsung secara formal disekolah, informal di lembaga-lembaga pendidikan dan pelatihan dan nonformal dalam keluarga. Pendidikan agama di sekolah sebagai salah satu upaya pendewasaan manusia pada dimensi spiritual-religius. Karena dengan adanya pelajaran agama disekolah sebagai upaya pemenuhan hakekat manusia sebagai makhluk religius (homo religiousus). 1 Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memilki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, dan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 2 Tujuan pendidikan merupakan seperangkat hasil yang harus dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti serangkaian kegiatan pendidikan. Rangkaian kegiatan pendidikan yang diikuti melalui 1 Asnawir, et al. Media Pembelajaran (Jakarta: Ciputat Perss, 2002), 1. 2 Departemen Pendidikan Nasional Undang-Undang Dasar RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2006), 5. 1

2 bimbingan, pengajaran, dan latihan yang diarahkan untuk tercapainya tujuan pendidikan. 3 Pendidikan menjadi suatu hal yang sangat penting bagi setiap manusia, karena dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan potensi dirinya untuk mencapai kesejahteraan hidup. Tuntutan mendasar yang dialami dunia pendidikan saat ini salah satunya adalah pengaruh metode pembelajaran, terutama pada Pendidikan Agama Islam. Pendidikan Agama Islam ialah pendidikan yang memberikan keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari baik sebagai pribadi, masyarakat, bangsa dan Negara melalui materi keimanan, bimbingan ibadah, al-qur an, hadits, akhlak yang bersumber kepada Al-Qur an, Serta mengkaji tentang masalah-masalah kehidupan nyata (Fiqh), akhlak/ perilaku (Aqidah Akhlak), Sejarah Umat Terdahulu (SKI), dalil aqli dan naqli (Qur an Hadis), dan lain sebagainya. 4 Dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) kehadiran metode mempunyai arti yang cukup penting. Karena kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan metode. Dipihak lain, pembelajaran SKI masih di dominasi oleh pembelajaran tradisional. Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderung teacher-centered sehingga siswa menjadi pasif. Meskipun demikian guru lebih suka menerapkan metode tersebut yang hanya cukup menjelaskan konsep-konsep yang ada pada buku ajar atau referensi. 3 Supardi, et al. Perencanaan Sistem Pembelajaran (Jakarta: Haja Mandiri, 2010), 4. 4 Darwiyan Syah dan Supardi, Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Haja Raharja, 2014), 13.

3 Hal ini masih diberlakukan pada siswa di MA Darul Muqimin Pandeglang, khususnya pada kelas X. Dalam proses belajar mengajar guru cenderung hanya menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas saja di dalam pembelajaran tersebut. Pembelajaran yang dilakukan di kelas kurang bervariatif dan cenderung membuat peserta didik menjadi bosan sehingga mempengaruhi minat, motivasi dan hasil belajar peserta didik menurun. 5 Selain faktor kegiatan belajar yang kurang asyik dan variasi, pembelajaran SKI terkadang diletakkan pada jam pelajaran setelah istirahat yang terkadang siswa masih terbawa suasana istirahat dengan bermain, sehingga beberapa siswa kurang fokus terhadap materi pembelajaran SKI. Hal tersebut sangat berdampak terhadap hasil nilai belajar yang tidak memenuhi standar KKM (Ketuntasan Kriteria Minimal). Dilihat dari nilai harian dan nilai rata-rata Ujian Tengah Semester (UTS) banyak siswa mendapatkan nilai dibawah dari KKM yang sudah ditentukan untuk mata pelajaran SKI yaitu 70. Dari masalah yang terungkap di atas peneliti berusaha mencari dan mencoba metode baru yang dirasa tepat pada mata pelajaran SKI, agar peserta didik dapat memahami konsep secara menyeluruh yang akhirnya akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun metode yang akan diterapkan dalam penelitian ini yaitu metode pembelajaran two stay two stray (dua tinggal dua tamu). 5 Hasil wawancara bersama Guru Sejarah Kebudayaan Islam kelas X, Bapak Lili Nahwani, S.Pd.I, pada tanggal 20 Februari 2016.

4 Metode pembelajaran two stay two stray (dua tinggal dua tamu), adalah dengan cara siswa berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan kelompok lain. Sintaknya adalah kerja kelompok, dua siswa bertamu ke kelompok lain dan dua siswa lainnya tetap di kelompoknya untuk menerima dua orang dari kelompok lain, kerja kelompok, kembali ke kelompok asal, kerja kelompok, dan laporan kelompok 6. Metode ini merupakan sistem pembelajaran kelompok dengan tujuan agar siswa saling bekerja sama, bertanggung jawab, dan saling mendorong satu sama lain untuk berprestasi. Metode ini tidak hanya memberikan kesempatan pada peserta didik untuk saling bekerja sama dan berbagi informasi dengan teman di dalam kelompoknya sendiri, namun juga dengan kelompok lainnya, sehingga dengan demikian akan lebih banyak lagi ilmu yang dapat saling peserta didik informasikan dengan peserta didik lainnya. Hal tersebut diharapkan menjadikan siswa aktif dan menghilangkan rasa bosan siswa dalam menerima materi pelajaran sehingga diharapkan hasil belajar dapat meningkat dan memenuhi standar KKM. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian eksperimen dengan judul: Efektivitas Penggunaan Metode Two Stay Two Stray Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran SKI. 6 Suryatno. Menjelajah Pembelajaran Inovatif (Surabaya: Masmedia Buana Pustaka, 2009), 66.

5 B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah Dari latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut: 1. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam belum mencapai nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) 2. Metode yang digunakan guru kurang bervariatif sehingga menimbulkan kejenuhan kepada siswa Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penelitian ini akan difokuskan untuk menguji efektivitas penggunaan metode two stay two stray terhadap hasil belajar SKI, yang berupa nilai tes kognitif peserta didik kelas X di MA Darul Muqimin Pandeglang tahun pelajaran 2016/2017. Nilai tes diambil dari hasil pretest dan posttest dan pokok bahasan dalam penelitian ini adalah materi Peradaban Bangsa Arab Sebelum Islam. C. Perumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah maka dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut: 1. Bagaimana penggunaan metode two stay two stray diterapkan di kelas X MA Darul Muqimin Pandeglang pada mata pelajaran SKI? 2. Bagaimana hasil belajar siswa kelas X di Madrasah Aliyah Darul Muqimin Pandeglang pada mata pelajaran SKI? 3. Bagaimana efektivitas penggunaan metode two stay two stray terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran SKI di kelas X MA Darul Muqimin Pandeglang?

6 D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan diadakan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui penggunaan metode two stay two stray diterapkan di kelas X MA Darul Muqimin Pandeglang pada mata pelajaran SKI. 2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas X di Madrasah Aliyah Darul Muqimin Pandeglang pada mata pelajaran SKI. 3. Untuk mengetahui efektivitas penggunaan metode two stay two stray terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran SKI di kelas X MA Darul Muqimin Pandeglang. E. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dan hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis Menjadi bahan informasi dan referensi bagi pendidikan mengenai metode pembelajaran two stay two stray serta sebagai dasar untuk melanjutkan penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa 1) Peserta didik dapat mengembangkan pemahaman konsep pelajaran yang pada akhirnya memperoleh hasil belajar yang optimal.

7 2) Peserta didik dapat lebih mudah memahami materi Peradaban Bangsa Arab Sebelum Islam dengan metode two stay two stray. b. Manfaat Bagi Guru 1) Sebagai alternatif bagi guru untuk memilih metode pembelajaran variatif, sehingga siswa termotivasi dalam belajar. 2) Dengan penggunaan metode two stay two stray, guru dapat mengetahui kemampuan masing-masing peserta didik. c. Manfaat Bagi Sekolah Manfaat bagi sekolah, penelitian dengan penerapan metode two stay two stray dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar peserta didik khususnya dalam mata pelajaran SKI d. Manfaat Bagi Peneliti 1) Memahami pengaruh penggunaan metode two stay two stray terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran SKI materi Peradaban Bangsa Arab Sebelum Islam. 2) Dapat mengembangkan dan menyebarluaskan pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan ke dalam kegiatan pembelajaran. e. Manfaat Bagi Perguruan Tinggi Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih ide dan gagasan tentang bagaimana Efektivitas Penggunaan Metode Two Stay Two Stray terhadap Hasil

8 Belajar siswa. Untuk kemudian dijadikan sumber pengayaan pada mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Adab di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) "Sultan Maulana Hasanuddin" Banten. F. Sistematika Pembahasan Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai isi dan sistem skripsi ini, penulis membagi penulisannya kedalam 5 (lima) bab, yaitu sebagai berikut : BAB I Pendahuluan meliputi: Latar Belakang Masalah, Identifikasi dan Pembatasan Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Sistematika Pembahasan. BAB II Kajian Teori, Kerangka Berpikir dan Hipotesis Penelitian meliputi: Efektivitas Penggunaan Metode Pembelajaran, Pengertian Metode Pembelajaran, Pengertian Metode two stay two stray, Langkah-langkah Metode Two Stay Two Stray, Tahapan-tahapan Metode Two Stay Two Stray, Kelebihan dan Kekurangan Metode Two Stay Two Stray. Tentang Hasil Belajar Siswa: Pengertian Belajar, Pengertian Hasil Belajar, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar. Tentang Materi Sejarah Kebudayaan Islam. BAB III Metodologi Penelitian meliputi: Waktu dan Tempat Penelitian, Metode Penelitian, Populasi, sampel dan teknik Sampling, Instrumen Penelitian, Teknik Pengumpulan Data dan Teknik Analisis Data.

9 BAB IV meliputi: Deskripsi Hasil Penelitian, meliputi: Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Data Hasil Belajar SKI, Uji Normalitas dan Homogenitas, Uji Hipotesis, Analisis Temuan Penelitian Hasil Belajar SKI BAB V Penutup yang berisikan kesimpulan dan saran-saran.