ARTIKEL RISET. Zulfani Aziz dan Ari Setiawan *

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data seismik 3D PSTM Non

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Cadzow filtering adalah salah satu cara untuk menghilangkan bising dan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang mengambil judul Analisis Reservoar Pada Lapangan

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang mengambil judul Interpretasi Reservoar Menggunakan. Seismik Multiatribut Linear Regresion

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH

APLIKASI INVERSI SEISMIK UNTUK KARAKTERISASI RESERVOIR

BAB IV METODE PENELITIAN. Tugas Akhir ini dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan pada 13 April 10 Juli 2015

Jurnal OFFSHORE, Volume 1 No. 1 Juni 2017 : ; e -ISSN :

V. PEMBAHASAN. dapat teresolusi dengan baik oleh wavelet secara perhitungan teoritis, dimana pada

BAB IV METODE DAN PENELITIAN

Estimasi Porositas Batuan Reservoir Lapangan F3 Laut Utara Belanda Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Pada Atribut Seismik

RANGGA MASDAR FAHRIZAL FISIKA FMIPA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dari tanggal 17 November 2014 sampai dengan

BAB IV DATA DAN PENGOLAHAN DATA. Pada penelitian ini data seismik yang digunakan adalah data migrasi poststack 3D

Analisis Atribut Seismik dan Seismic Coloured Inversion (SCI) pada Lapangan F3 Laut Utara, Belanda

BAB IV DATA DAN PENGOLAHAN DATA

Estimasi Porositas pada Reservoir KarbonatMenggunakan Multi Atribut Seismik

NOVRIANTO PAMILWA CITAJAYA

BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN

INTERPRETASI RESERVOIR HIDROKARBON DENGAN METODE ANALISIS MULTI ATRIBUT PADA LAPANGAN FIAR

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR. Disusun oleh : Reinhard Leonard Riova Naibaho Tempat Yogyakarta

Karakterisasi Reservoar Menggunakan Inversi Deterministik Pada Lapangan F3 Laut Utara, Belanda

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI

III. TEORI DASAR. seismik juga disebut gelombang elastik karena osilasi partikel-partikel

Deteksi Lapisan Hidrokarbon Dengan Metode Inversi Impedansi Akustik Dan EMD (Empirical Mode Decompotition) Pada Formasi Air Benakat Lapangan "X"

Youngster Physics Journal ISSN: Vol. 6, No. 2, April 2017, Hal

BAB IV PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGOLAHAN DATA

BAB IV METODE PENELITIAN

KARAKTERISASI RESERVOIR KARBONAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE AVO INVERSISTUDI KASUS LAPANGAN NGAWEN

ANALISA INVERSI ACOUSTIC IMPEDANCE (AI) UNTUK KARAKTERISASI RESERVOIR KARBONAT PADA LAPANGAN X FORMASI PARIGI CEKUNGAN JAWA BARAT UTARA

INVERSI IMPEDANSI ELASTIK UNTUK MENGESTIMASI KANDUNGAN RESERVOIR BATUPASIR LAPANGAN Ve FORMASI CIBULAKAN CEKUNGAN JAWA BARAT UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah lapangan gas telah berhasil ditemukan di bagian darat Sub-

Aplikasi Inversi Seismik untuk Karakterisasi Reservoir lapangan Y, Cekungan Kutai, Kalimantan Timur

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat pesat. Hasil perkembangan dari metode seismik ini, khususnya dalam

KARAKTERISASI RESERVOAR FORMASI BELUMAI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INVERSI IMPENDANSI AKUSTIK DAN NEURAL NETWORK PADA LAPANGAN YPS.

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitan dilaksanakan mulai tanggal 7 Juli September 2014 dan

Kata Kunci: Inversi impedansi akustik, Petrofisika, Porositas, Permeabilitas

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

KARAKTERISASI RESERVOAR BATUPASIR PADA LAPANGAN SG MENGGUNAKAN INVERSI ACOUSTIC IMPEDANCE (AI) DAN ELASTIC IMPEDANCE (EI)

BAB I PENDAHULUAN. Lapangan TERRA adalah salah satu lapangan yang dikelola oleh PT.

IDENTIFIKASI LITOLOGI DAN POROSITAS MENGGUNAKAN ANALISA INVERSI DAN MULTI-ATRIBUT SEISMIK, STUDI KASUS LAPANGAN BLACKFOOT

Deteksi Lapisan Hidrokarbon dengan Metode Inversi Impedansi Akustik dan EMD (Empirical Mode Decomposition) pada Formasi Air Benakat Lapangan "X"

Berkala Fisika ISSN : Vol. 18, No.3, Juli 2015, hal

inversi mana yang akan digunakan untuk transformasi LMR nantinya. Analisis Hampson Russell CE8/R2 yaitu metoda inversi Modelbased Hardconstrain,

INTERPRETASI DATA PENAMPANG SEISMIK 2D DAN DATA SUMUR PEMBORAN AREA X CEKUNGAN JAWA TIMUR

Analisis Kecepatan Seismik Dengan Metode Tomografi Residual Moveout

Interpretasi Potensi Hidrokarbon Berdasarkan Sebaran Porositas Batupasir Mengunakan Metoda Inversi Seismik Post-Stack, Formasi Manggala

BAB IV PERMODELAN POISSON S RATIO. Berikut ini adalah diagram alir dalam mengerjakan permodelan poisson s ratio.

KARAKTERISASI RESERVOIR KARBONAT DENGAN APLIKASI SEISMIK ATRIBUT DAN INVERSI SEISMIK IMPEDANSI AKUSTIK

menentukan sudut optimum dibawah sudut kritis yang masih relevan digunakan

BAB V ANALISA. dapat memisahkan litologi dan atau kandungan fluida pada daerah target.

BAB III DATA DAN PENGOLAHAN DATA

ANALISIS INDEPENDENT INVERSION GELOMBANG PP DAN PS DENGAN MENGGUNAKAN INVERSI POST-STACK UNTUK MENDAPATKAN NILAI Vp/Vs

KATA PENGANTAR. Yogyakarta, Desember Penulis. 1. TUHAN YESUS KRISTUS yang telah memberikan kesehatan, kekuatan, iii

PEMODELAN ATRIBUT POISSON IMPEDANCE

DAFTAR ISI. BAB IV METODE PENELITIAN IV.1. Pengumpulan Data viii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Chendrasari Wahyu Oktavia Dosen Pembimbing : DR. Widya Utama,DEA Jurusan Fisika- FMIPAITS, Institut Teknbologi Sepuluh Nopember Surabaya

KARAKTERISASI RESERVOAR HIDROKARBON PADA LAPANGAN TAB DENGAN MENGGUNAKAN PEMODELAN INVERSI IMPEDANSI AKUSTIK

Cadangan bahan bakar fosil dalam bentuk minyak dan gas bumi biasanya. terakumulasi dalam batuan reservoir di bawah permukaan bumi.

(Journal of Physical Science and Engineering) N F Isniarno 1*, W Triyoso 2, R Amukti 1 1.

BAB 3. PENGOLAHAN DATA

Program Studi Geofisika, FMIPA, Universitas Hasanuddin ABSTRACT

11. Soemintadiredja, P., dan Kusumajana, A.H.P., (2006), Bahan kuliah Geostatistik, S2 Teknik Geologi join program CPI-ITB.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Analisis dan Pembahasan

PEMETAAN SEBARAN LITOLOGI DAN POROSITAS RESERVOIR HIDROKARBON MEMANFAATKAN METODE INVERSI ACOUSTIC IMPEDANCE

INTEGRASI INVERSI SEISMIK DENGAN ATRIBUT AMPLITUDO SEISMIK UNTUK MEMETAKAN DISTRIBUSI RESERVOAR PADA LAPANGAN BLACKFOOT SKRIPSI

Perbaikan Model Kecepatan Interval Pada Pre-Stack Depth Migration 3D Dengan Analisa Residual Depth Moveout Horizon Based Tomography Pada Lapangan SF

Analisis Sifat Fisis Reservoar Menggunakan Metode Seismik Inversi Acoustic Impedance (AI) dan Multiatribut (Studi Kasus Lapangan F3)

KARAKTERISASI RESERVOAR FEBRI-UNILA FIELD

IV.1 Aplikasi S-Transform sebagai Indikasi Langsung Hidrokarbon (DHI) Pada Data Sintetik Model Marmousi-2 2.

Jurnal Fisika Unand Vol. 4, No. 3, Juli 2015 ISSN

BAB IV DATA DAN PENGOLAHAN DATA. Penelitian yang mengambil judul Analisis Seismik dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Objek yang dikaji adalah Formasi Gumai, khususnya interval Intra GUF a sebagai

APLIKASI ATRIBUT DAN INVERSI SEISMIK UNTUK MEMETAKAN DISTRIBUSI RESERVOAR. Studi Kasus Lapangan M, Cekungan Tarakan TESIS.

Rani Widiastuti Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut t Teknologi Sepuluh hnopember Surabaya 2010

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 5, No. 1, Januari 2016, Hal 1-12

KARAKTERISASI RESERVOAR KARBONAT FORMASI BATURAJA MENGGUNAKAN INVERSI AI DAN EI DI LAPANGAN GEONINE CEKUNGAN SUMATERA SELATAN SKRIPSI

ESTIMASI FAKTOR KUALITAS SEISMIK SEBAGAI INDIKATOR ZONA GAS

Korelasi Data Log Sumur dan Seismik untuk Penyebaran Litologi dan Porositas Reservoir Hidrokarbon Formasi Gumai Cekungan Sumatera Selatan

STUDI INVERSI SPARSE SPIKE DENGAN LINIER PROGRAMMING DI LAPANGAN X

S t = W t * RC t...(1) Dimana : S t = Trace Seismik

INTEGRASI SEISMIK INVERSI ACOUSTIC IMPEDANCE (AI) DAN ELASTIC IMPEDANCE (EI) UNTUK KARAKTERISASI RESERVOIR STUDI KASUS LAPANGAN MUON

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan... Abstrak... Abstract... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Gambar... Daftar Tabel...

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 2, No. 1, Januari 2014, Hal 31-38

PEMETAAN POROSITAS PADA LAPISAN RESERVOIR KARBONAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEISMIK INVERSI

Nugroho Budi Raharjo * Widya Utama * Labolatorium Geofisika Jurusan Fisika FMIPA ITS ABSTRAK

Identifikasi Reservoar Hidrokarbon Dengan Menggunakan Dekomposisi Spektral, S-Transform

BAB 3 TEORI DASAR. Seismik refleksi merupakan salah satu metode geofisika yang digunakan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

INTERPRETASI DATA SEISMIK PADA CEKUNGAN X : STUDI KASUS EKSPLORASI GEOFISIKA UNTUK MENCARI AREA PROSPEK MIGAS

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV UNIT RESERVOIR

BAB IV PENGOLAHAN DATA

DAFTAR GAMBAR. Gambar 5. Pengambilan Conventinal Core utuh dalam suatu pemboran... Gambar 6. Pengambilan Side Wall Core dengan menggunakan Gun...

Analisis Persebaran Total Organic Carbon (TOC) pada Lapangan X Formasi Talang Akar Cekungan Sumatera Selatan menggunakan Atribut Impedansi Akustik

BAB I PENDAHULUAN. Pemodelan geologi atau lebih dikenal dengan nama geomodeling adalah peta

AVO FLUID INVERSION (AFI) UNTUK ANALISA KANDUNGAN HIDROKARBON DALAM RESEVOAR

Transkripsi:

Jurnal Fisika Indonesia Aziz dan Setiawan Vol. 20 (2016) No. 1 p.1-5 ISSN 1410-2994 (Print) ISSN 2579-8820 (Online) ARTIKEL RISET Perbandingan Antara Multi Atribut Seismik Regresi Linier dan Multi Atribut Seismik Probabilistic Neural Network Untuk Estimasi Porositas Reservoir Batu Pasir Pada Lapangan Minyak Teapot Dome Zulfani Aziz dan Ari Setiawan * Abstrak Dalam eksplorasi minyak bumi, informasi tentang batuan di bawah permukaan bumi sangat diperlukan untuk mengetahui zona reservoir target eksplorasi yang salah satunya adalah porositas batuan. Untuk mendapatkan informasi porositas batuan digunakan metode multiatribut seismik yang dapat mengestimasi porositas dari atribut-atribut seismik. Metode multiatribut seismik memiliki dua jenis yaitu regresi linier dan probabilistic neural network (PNN). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode multiatribut seismik mana yang memberikan hasil yang lebih baik dalam mengestimasi nilai porositas batu pasir di lapangan minyak Teapot Dome. Pada penelitian ini digunakan tiga atribut seismik yaitu atribut impedansi akustik, integrate, dan amplitude weighted frequency. Multiatribut seismik regresi linier menganggap hubungan ketiga atribut seismik dan porositas adalah linier sedangkan multiatribut seismik probabilistic neural network menganggap hubungannya non linier. Hasil penelitian menunjukan bahwa metode multiatribut seismik regresi linier memberikan estimasi porositas dengan nilai korelasi 0,701 dan validasi 0,649, sedangkan metode multiatribut seismik probabilistic neural network memberikan estimasi porositas lebih baik dengan nilai korelasi 0,920 dan validasi 0,683. Hasil lain juga memperlihatkan bahwa bentuk kurva log porositas hasil estimasi probabilistic neural network lebih cocok dengan log porositas asli dibandingkan log porositas hasil estimasi regresi linier. kata kunci: multiatribut seismik; porositas; regresi linier; probabilistic neural network (PNN) Abstract In the petroleum exploration, the informations about rocks in subsurface are very necessary to determine the reservoir zone exploration target such as the rock porosity. To obtain the the rock porosity informations, it used seismic multiattribute method that can estimate the porosity from seismic attributes. Seismic multiattribute method has two types linear regression and probabilistic neural network (PNN). This research conducted in order to understand which method can give better result to estimate the sandstone porosity in the Teapot Dome oil field. This research used three seismic attributes acoustic impedance, integrate, and amplitude weighted frequency. Linear regression seismic multiattribute assumes that the relation of three seismic attributes and porosity is linear, while probabilistic neural network seismic multiattribute assumes non-linear. This research reveals that seismic multiattribute linear regression gives porosity estimation with 0.701 correlation value and 0.649 validatin value, whereas seismic multiattribute probabilistic neural network gives better porosity estimation with 0.920 correlation value and 0.683 validation value. The other result also shows that the porosity estimation curve from probabilistic neural network is more compatible with the original porosity curve than the porosity estimation curve from linear regression. keywords: seismic multiattribute; porosity; linear regression; probabilistic neural network (PNN) * Korespondensi: ari_setiawan@ugm.ac.id Department of Physics, Universitas Gadjah Mada, Sekip Utara PO BOX BLS 21, 55281, Yogyakarta, Indonesia Informasi lengkap tentang penulis dapat dilihat pada akhir artikel

Aziz dan Setiawan Jurnal Fisika Indonesia 2 1. Pendahuluan Dalam eksplorasi minyak bumi, informasi tentang batuan di bawah permukaan bumi sangat diperlukan untuk mengetahui zona reservoir target eksplorasi yang salah satunya berupa porositas batuan. Informasi ini dapat diperoleh langsung di lokasi sumur dari well logging, tetapi tidak di luar lokasi sumur. Untuk memetakan persebaran porositas batuan di seluruh area digunakan metode multiatribut seismik. Lapangan minyak Teapot Dome merupakan lapangan yang bebas digunakan secara umum dengan litologi reservoir hidrokarbon berupa batu pasir dengan nilai porositas yang berbeda-beda [1]. Dengan metode multiatribut seismik, batu pasir dapat dibedakan berdasarkan nilai porositasnya vertikal maupun horizontal. Metode multiatribut seismik mengestimasi nilai porositas batuan berdasarkan atribut-atribut seismik melalui pendekatan linier dan non-linier. Metode multiatribut seismik regresi linier mengasumsikan atribut-atribut seismik memiliki hubungan linier dengan porositas sedangkan metode multiatribut seismik probabilistic neural network (PNN) mengasumsikan hubungannya non-linier [2]. Metode multiatribut seismik regresi linier bisa lebih baik dalam mengestimasi porositas [3, 4], tetapi juga bisa lebih baik metode multiatribut seismik PNN [5]. Penelitian ini ditujukan untuk menentukan metode mana yang lebih baik dalam mengestimasi porositas reservoir batu pasir di lapangan minyak Teapot Dome dengan kriteria yang memiliki error validasi terkecil. 2. Metode Penelitian 2.1 Persiapan Data (1.) Data sumur sebanyak tujuh buah 2. Data seismik 3D post stack time migration (PSTM) dengan inline 345, xline 118, dan sampling rate 2 ms. Gambar 1 menunjukan base map data seismik 2.2 Pengelolaan Data Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data diantaranya: 1. Analisis data log sumur Analisis data log sumur dilakukan untuk mengetahui jenis log sumur yang sensitif dalam membedakan litologi batuan. 2. Ekstraksi wavelet dan well seismic tie Wavelet yang digunakan diperoleh dari ekstraksi trace seismik di lokasi sumur. Well seismic tie digunakan untuk menyamakan domain kedalaman pada data log sumur dengan domain waktu pada data seismik sehingga diperoleh informasi yang lengkap dan komperhensif [6]. 3. Picking horizon Picking horizon dilakukan dengan membuat garis horizon pada kemenerusan lapisan penampang seismik. 4. Inversi impedansi akustik (AI) Inversi AI yang Gambar 1: Hasil karakterisasi XRD sampel Fe 3 O 4 Tabel 1: Posisi dan elevasi sumur penelitian Nama Sumur Posisi X Posisi Y 25-1-X-14 804965.50 948057.80 25-LX-1 805200.50 952903.50 56-TpX-10 801921.60 954105.60 62-TpX-10 802299.30 955423.60 62-TpX-11 807354.20 955352.00 48-X-28 95788.40 966905.10 17-WX-21 793725.50 972426.30 digunakan adalah inversi modelbased. Hasil inversi AI madelbased ini digunakan sebagai atribut AI pada proses multiatribut seismik. 5. Multiatribut seismik Metode multiatribut seismik menggunakan dua asumsi. Multiatribut seismik regresi linier mengasumsikan hubungan antara atribut seismik dan porositas adalah linier, sedangkan multiatribut seismik PNN mengasumsikan hubungan antara atribut seismik dan porositas adalah non-linier. Dari hubungan yang diperoleh diaplikasikan ke seluruh volume data seismik sehingga diperoleh volume porositas. Untuk mengetahui kualitas estimasi metode multiatribut seismik ini digunakan validasi silang yaitu dengan mengeluarkan satu sumur dari analisis multiatribut seismik kemudian mengestimasi porositas sumur tersebut. Error validasi merupakan error antara porositas asli dan estimasi. Langkah ini dilakukan pada semua sumur secara bergantian dan dihitung error rata-ratanya. 3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Analisis Log Sumur Cross over antara log NPHI dengan log RHOB digunakan sebagai indikator adanya kandungan hidrokarbon dalam formasi batuan. Cross over ini berada pada petroleum system Mowry. Log sumur yang sensitif dalam memisahkan litologi adalah log AI, dan log porositas. Nilai cutoff log AI dan porositas ditampilkan pada Tabel 2.

Aziz dan Setiawan Jurnal Fisika Indonesia 3 Tabel 2: Nilai cutoff AI dan porositas tiap sumur Nama Sumur AI (ft/s)(g/cc) Porositas (dec) 25-1-X-14 27.000 0.195 25-LX-1 26.500 0.20 56-TpX-10 25.000 0.20 62-TpX-10 26.500 0.19 62-TpX-11 26.500 0.19 48-X-28 26.000 0.19 17-WX-21 25.000 0.20 Tabel 3: Atribut seismik yang digunakan Target Attribute Error Error training validasi Porositas 1/(Hasil inversi AI) 0,0422 0,0439 Porositas Integrate 0,0395 0,0417 Weighted Porositas Weighted Frequency 0,0383 0,0409 Gambar 2: Penampang arbitrary line AI hasil inversi modelbased dengan insert sayatan AI pada horizon F3WC +135 ms 3.2 Analisis Inversi AI Dari inversi AI diketahui bahwa ketebalan reservoir batu pasir bervariasi. Di sekitar sumur 48-X-28, ketebalan batu pasir cenderung tipis dan tumpang tindih dengan batu serpih. Sebaliknya di sekitar sumur 17-WX-21 batu pasir lebih tebal dari daerah lain. Penampang AI hasil inversi modelbased ditunjukan pada Gambar 2. 3.3 Analsis Multiatribut Seismik Pada penelitian ini digunakan tiga atribut seismik yang dipilih berdasarkan metode stepwise regression dan validasi silang [7]. Atribut pertama yang dipilih adalah atribut impedansi akustik (AI) karena memiliki korelasi yang paling baik dengan porositas. Atribut ini kemudian dipasangkan dengan atribut lain yaitu atribut integrate. Atribut integrate dipilih karena atribut ini bila dipasangkan dengan atribut AI memiliki error validasi yang semakin kecil. Atribut ketiga yang terpilih adalah atribut amplitude weighted frequency. Atribut ini dipilih karena bila dipasangkan dengan atribut AI dan integrate error validasinya semakin menurun jika dibandingkan hanya dengan menggunakan atribut impedansi akustik dan integrate. Ketiga atribut ini merupakan kombinasi atribut yang terbaik karena pada penggunaan atribut ke-empat, error validasi meningkat seperti Gambar 3. Dari analisis kedua metode multiatribut seismik diperoleh hasil bahwa metode PNN memberikan estimasi nilai porositas yang lebih baik dengan korelasi 0,920 dan validasi 0,682 sedangkan metode regresi linier memberikan estimasi porositas dengan korelasi 0,701 dan validasi 0,649 seperti pada Tabel 3. Metode PNN sangat baik dalam memprediksi nilai log porositas di sekitar sumur dan juga valid dalam memprediksi daerah di luar sumur untuk dilakukan penyebaran nilai porositas estimasi di Gambar 3: Kurva prediksi error (hitam) dan validasi error (merah) seluruh area secara 3D. Gambar 4 memperlihatkan perbedaan penampang arbitrary line porositas pada line antara sumur 17-WX-21 dan 48-X-28 hasil multiatribut seismik regresi linier dan PNN. Metode PNN memperlihatkan kesesuaian nilai porositas (diwakili oleh warna) yang lebih baik di sekitar sumur dibandingkan metode regresi linier. Dari penampang porositas hasil multiatribut seismik regresi linier dan PNN juga terlihat bahwa pada penampang porositas hasil PNN memperlihatkan kemenerusan lateral yang lebih baik dari penampang hasil regresi linier. Batu serpih dengan porositas rendah (warna kuning) memiliki kemenerusan lateral yang lebih baik pada penampang PNN dibandingkan pada penampang regresi linier yang tidak menerus. Tabel 4: Hasil analisis multiatribut seismik Regresi Linier PNN Target Training Validasi Training Validasi Porositas 0,701 0,649 0,920 0,682

Aziz dan Setiawan Jurnal Fisika Indonesia 4 Gambar 4: Perbandingan penampang porositas (a) hasil regresi linier dan (b) hasil PNN dengan (c) insert sayatan porositas pada horizon F3WC +135 Gambar 6: Perbedaan kurva log porositas hasil estimasi (a) regresi linier dan (b) PNN sudah dapat mengestimasi nilai log yang memiliki frekuensi tinggi walaupun masih ada sebagian kecil yang kurang cocok tetapi secara garis besar lebih baik dibandingkan regresi linier. Log estimasi hasil PNN ini lebih baik dalam membedakan porositas batuan dengan lebih detil. Gambar 5: Perbandingan sayatan waktu porositas di horizon F3WC +135 ms antara (a) regresi linier dan (b) PNN 3.4 Analisis Sayatan Waktu Porositas Gambar 5 memperlihatkan perbedaan sayatan porositas antara metode multiatribut seismik regresi linier dan multiatribut seismik PNN pada horizon F3WC +135 ms. Daerah yang ditandai lingkaran hitam menunjukan perbedaan warna yang jelas yang berarti porositasnya berbeda. Sayatan porositas hasil PNN menunjukan bahwa zona ini adalah batu serpih yang porositasnya rendah, tetapi sayatan hasil regresi linier menafsirkan di zona tersebut porositasnya cukup tinggi sehingga jenis batuanya belum terbedakan dengan jelas antara batu pasir atau serpih. Gambar 6 menunjukan perbedaan hasil estimasi log porositas antara (a) regresi linier dan (b) PNN. Kurva log merah adalah log porositas estimasi sedangkan kurva hitam adalah log porositas asli. Terlihat bahwa log porositas estimasi hasil regresi linier kurang dapat memprediksi nilai log yang tinggi dan rendah dimana log estimasi hasil regresi linier seperti log asli yang dilakukan low pass filter sehingga frekuensinya menjadi lebih rendah dari log sebenarnya. Gambar 6 (b) menunjukan bahwa log hasil PNN memperlihatkan kecocokan yang lebih baik dibandingkan regresi linier terlihat dari kurva merah yang lebih cocok dengan kurva hitam. Metode PNN 4.Kesimpulan Adapun kesimpulan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Metode multiatribut seismik regresi linier memberikan estimasi nilai porositas dengan korelasi 0.701 dan validasi 0.649, sedangkan metode multiatribut seismik PNN memberikan estimasi nilai porositas 0.920 dan validasi 0.683. Hasil ini menunjukan bahwa metode multiatribut seismik PNN memberikan hasil yang lebih baik daripada metode multiatribut seismik regresi linier. 2. Kurva log porositas hasil estimasi multiatribut seismik PNN lebih cocok dengan log porositas asli dibandingkan log porositas hasil estimasi multiatribut seismik regresi linier. 3. Sayatan porositas hasil estimasi multiatribut seismik PNN dapat memetakan distribusi porositas batu pasir dengan lebih representatif dibandingkan multiatribut seismik regresi linier. Sayatan porositas hasil estimasi multiatribut seismik PNN dapat mengidentifikasi lapisan batu serpih tipis yang porositasnya berbeda dari lapisan batu pasir di atas dan di bawahnya, sedangkan dengan multiatribut seismik regresi linier lapisan batu serpih ini lebih dianggap sebagai batu pasir. 4. Pada penelitian ini hasil metode PNN lebih baik karena kondisi geologis lapangan minyak Teapot Dome tidak terlalu kompleks sehingga semua sumur memiliki pola data yang hampir sama satu dengan yang lain.

Aziz dan Setiawan Jurnal Fisika Indonesia 5 Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Budi Eka Nurcahya, Dr. Waluyo dan Dr. Moh Adib Ulil Absor yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Dikti yang telah memberikan bantuan secara material selama proses penelitian ini. Pustaka 1. Anna, L.O.: Geological Assessment of Undiscovered Oil and Gas in the Powder River Basin Province. Wyoming and Montana, USGS, USA (2007) 2. Anonim: EMERGE: Multi-Attribute Analysis Workshop. Hampson-Russell Software Service, Ltd, Bali (2009) 3. Ilkhchi, R.K., Harami, R.M., Rezae, R., Bidheni, M.N., Ilkhchi, A.K.: Seismic inversion and attributes analysis for porosity evaluation of the tight gas sandstones of the whicher range field in the perth basin, western australia. Journal of Natural Gas and Science and Engineering (2013) 4. Khoshdel, H., Riahi, M.A.: Multi attribute transform and neural network in porosity estimation of an offshore oil field. Journal of Petroleum Science and Engineering 78, 740 747101016201108016 (2011) 5. Bren, F.: Identifikasi litologi dan porositas menggunakan analisa inversi dan multi-atribut seismik, studi kasus lapangan blackfoot. PhD thesis, Jakarta, Universitas Indonesia (2011) 6. Sismanto: Modul 1: Seismik Eksplorasi Pengolahan Data Seismik. Laboratorium Geofisika UGM, Yogyakarta (2006)