Bab V Kesimpulan dan Saran V.1 Kesimpulan Setelah dilakukan analisa berdasarkan hasil observasi / survey, teori karakter kawasan dan teori fasade bangunan, didapat kesimpulan yang merupakan jawaban pertanyaan penelitian. Adapun pertanyaan penelitian ini adalah : Bagaimana karakter fasade bangunan-bangunan rumah tinggal kolonial di kawasan perumahan Tjitaroem Plein Bandung dan bagaimana cara mengendalikannya? Jawaban pertanyaan penelitian ini berupa karakter fasade bangunan-bangunan rumah tinggal kolonial di kawasan perumahan Tjitaroem Plein dengan Jl.Cisangkuy sebagai contoh jalan objek penelitian yang dipilih, serta saran / rekomendasi yang dibuat sebagai masukan dalam menyusun pedoman penataan fasade bangunan-bangunan rumah tinggal kolonial di kawasan perumahan Tjitaroem Plein. Karakter fasade bangunan-bangunan rumah tinggal kolonial di setiap jalan objek penelitian terdiri dari beberapa unsur, yaitu : lebar sayap kanan bangunan, lebar bagian utama bangunan, lebar sayap kiri bangunan, pola massa bangunan, material dan sudut kemiringan atap, ketinggian lantar dasar dari permukaan tanah, proporsi atap dan badan bangunan, bentuk dan material listplank, bentuk ornamen, bentuk ventilasi, ornamen dan finishing / penyelesaian pada dinding, serta posisi bukaan, proporsi bukaan dan prosentase bukaan terhadap luas keseluruhan dinding fasade bangunan. Adapun karakter fasade bangunan-bangunan rumah tinggal kolonial di kawasan perumahan Tjitaroem Plein, yaitu : Bangunan-bangunan rumah tinggal kolonial di kawasan perumahan Tjitaroem Plein terdiri dari tiga bagian, yaitu sayap kanan bangunan (dengan lebar 4-5,5 m), bagian utama bangunan (dengan lebar 8-14 m) dan sayap kiri bangunan (dengan lebar 3-5,5 m). Bagian utama bangunan terdiri dari dua bagian, yaitu bagian yang menonjol / maju dan tidak menonjol / mundur. Pola massa bangunannya a-b-b-a 99
(sayap kanan bangunan - bagian utama menonjol / maju bagian utama tidak menonjol / mundur) sayap kiri bangunan. Ketinggian lantai dasarnya (pile) 30 cm dari permukaan tanah. Bangunan-bangunan rumah tinggal kolonial di kawasan perumahan Tjitaroem Plein memiliki atap tropis (perisai dan pelana) yang lebih tinggi dimensinya daripada dinding / badan bangunannya, dengan proporsi atap dan badan bangunan 5:3. Atap bangunannya menggunakan material / bahan genting tanah liat terracotta dengan sudut kemiringan atap 40 0-45 0. Pada tepi atapnya terdapat listplank kayu berukuran 30 cm. Bukaan bangunan pada bagian utama bangunan lebih banyak dan besar daripada sayap bangunan dengan prosentase bukaan terhadap luas keseluruhan dinding fasade bangunan 18,27%- 45,92%. Bangunan-bangunan rumah tinggal kolonial di kawasan perumahan Tjitaroem Plein menggunakan teknik repetisi / pengulangan dan bentuk-bentuk geometris, baik pada bukaan bangunan maupun pada detail / ornamennya. Bentuk pintu geometris vertikal dengan proporsi satu daun pintu 5:11 (66 0 ). Bentuk jendela geometris vertikal dengan proporsi satu buah jendela 1:1,5 (56 0 ). Tulangan kayu dan teralis besi dapat berfungsi sebagai ornamen pada bukaan pintu dan jendela, baik berupa garis horizontal, vertikal maupun diagonal. Bentuk ventilasi geometris horizontal dengan proporsi bukaan 8:1 (7 0 ). Penggunaan finishing / penyelesaian batu kali pada bagian bawah dinding bangunan menjadi ciri khas tersendiri bangunan-bangunan rumah tinggal kolonial di kawasan perumahan Tjitaroem Plein. V.2 Saran / Rekomendasi Berikut ini adalah saran / rekomendasi yang dibuat sebagai masukan dalam menyusun pedoman penataan fasade bangunan-bangunan rumah tinggal kolonial di kawasan perumahan Tjitaroem Plein Bandung, yaitu : 1. Lebar sayap kanan bangunan-bangunan rumah tinggal kolonial di kawasan perumahan Tjitaroem Plein sebaiknya 3-4 m untuk Jl.Cilaki, 3-8 m untuk Jl.Cimanuk, 2-6 m untuk Jl.Cipunagara, 4-5,5 m untuk Jl.Cisangkuy, 3-8 m untuk Jl.Citarum dan 2-4 m untuk Jl.Ciwulan; 100
2. Lebar bagian utama bangunan-bangunan rumah tinggal kolonial di kawasan perumahan Tjitaroem Plein sebaiknya 8-12 m untuk Jl.Cilaki, 4-12 m untuk Jl.Cimanuk, 8-14 m untuk Jl.Cipunagara, 8-14 m untuk Jl.Cisangkuy, 5-15 m untuk Jl.Citarum dan 7-10 m untuk Jl.Ciwulan; 3. Lebar sayap kiri bangunan-bangunan rumah tinggal kolonial di kawasan perumahan Tjitaroem Plein sebaiknya 3-4 m untuk Jl.Cilaki, 2-4 m untuk Jl.Cimanuk, 3-5 m untuk Jl.Cipunagara, 3-5,5 m untuk Jl.Cisangkuy; 2-8 m untuk Jl.Citarum dan 2-4 m untuk Jl.Ciwulan; 4. Pola massa bangunan-bangunan rumah tinggal kolonial di kawasan perumahan Tjitaroem Plein sebaiknya a-b-b-a & a-a-a-a untuk Jl.Cilaki, a-a-a-a untuk Jl.Cimanuk, a-b-b-a untuk Jl.Cipunagara, a-b-b-a untuk Jl.Cipunagara, a-b-b-a untuk Jl.Cisangkuy, a-b-b-a untuk Jl.Citarum dan a-b-b-b untuk Jl.Ciwulan; 5. Material atap bangunan-bangunan rumah tinggal kolonial di kawasan perumahan Tjitaroem Plein sebaiknya atap genting tanah liat lama terracotta dengan sudut kemiringan atap 40 0 untuk Jl.Cilaki, 40 0-45 0 untuk Jl.Cimanuk, 30 0-45 0 untuk Jl.Cipunagara, 40 0-45 0 untuk Jl.Cisangkuy, 40 0-60 0 untuk Jl.Citarum dan 40 0-45 0 untuk Jl.Ciwulan; 6. Proporsi bukaan bangunan-bangunan rumah tinggal kolonial di kawasan perumahan Tjitaroem Plein pada Jl.Cilaki, Jl.Cimanuk, Jl.Cipunagara, Jl.Cisangkuy, Jl.Citarum dan Jl.Ciwulan sebaiknya 5:11 (66 0 ) dan 9:22 (68 0 ) untuk pintu, 1:1,5 (56 0 ) dan 3:5 (59 0 ) untuk jendela dan 8:1 (7 0 ) untuk ventilasi. Selain itu, bukaan pada bagian utama bangunan sebaiknya lebih besar daripada sayap bangunan dan menggunakan teknik repetisi;. 7. Ketinggian lantai dasar pada bangunan-bangunan rumah tinggal kolonial di Jl.Cilaki, Jl.Cimanuk, Jl.Cipunagara, Jl.Cisangkuy, Jl.Citarum dan Jl.Ciwulan sebaiknya 30 cm dari permukaan tanah; 8. Proporsi atap dan badan bangunan pada bangunan-bangunan rumah tinggal kolonial di Jl.Cilaki, Jl.Cimanuk, Jl.Cipunagara, Jl.Cisangkuy, Jl.Citarum dan Jl.Ciwulan sebaiknya 5:3; 9. Bentuk dan material listplank pada bangunan-bangunan rumah tinggal kolonial di Jl.Cilaki, Jl.Cimanuk, Jl.Cipunagara, Jl.Cisangkuy, Jl.Citarum dan Jl.Ciwulan sebaiknya listplank kayu berukuran 30 cm; 101
10. Bentuk ornamen pada bangunan-bangunan rumah tinggal kolonial di Jl.Cilaki, berbentuk geometris; 11. Bentuk ventilasi pada bangunan-bangunan rumah tinggal kolonial di Jl.Cilaki, berbentuk geometris horizontal; 12. Dinding pada bangunan-bangunan rumah tinggal kolonial di Jl.Cilaki, memiliki ornamen-ornamen berupa tonjolan dan cekungan (horizontal dan vertikal) serta finishing / penyelesaian batu kali pada bagian bawah dinding. Berikut ini merupakan ilustrasi / gambar yang menjelaskan kesimpulan dan saran penelitian : Tinggi atap bangunan Tinggi badan bangunan a b c d tampak bangunan t Keterangan : - Pola bangunan = a : b : c : d - Proporsi bangunan = tinggi atap bangunan : tinggi badan bangunan - Proporsi bukaan bangunan = lebar bukaan bangunan : tinggi bukaan bangunan (l : t) l detail bukaan Gambar V.1 Ilustrasi Pemahaman Kesimpulan dan Saran Penelitian Sumber : Analisa Pribadi 102
Tabel V.1 Ilustrasi Karakter Fasade Bangunan Rumah Tinggal Kolonial Objek Penelitian No. Jl.Cilaki Jl.Cimanuk Jl.Cipunagara Jl.Cisangkuy Jl.Citarum Jl.Ciwulan Site / Tapak Tampak 103