EVALUASI PEMANFAATAN PROGRAM INDONESIA PINTAR DI SMK COKROAMINOTO PANDAK

dokumen-dokumen yang mirip
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN KEJURUAN PAKET KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SMK N 1 PURWOREJO

EVALUASI PROGRAM PRAKTIK KERJA INDUSTRI PADA BIDANG KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK DI SMK SWASTA SE-KABUPATEN SLEMAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM INDONESIA PINTAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

EVALUASI KERJASAMA SMK TELKOM JAKARTA DENGAN DUNIA KERJA

ANALISIS PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) (STUDI PADA SMK NEGERI 1 YOGYAKARTA)

PELAKSANAAN PROGRAM INDONESIA PINTAR (PIP) DI PROVINSI ACEH OLEH KEPALA DINAS PENDIDIKAN ACEH

JURNAL TUGAS AKHIR SKRIPSI

PROGRAM INDONESIA PINTAR (PIP) BAGI WARGA BELAJAR PENDIDIKAN KESETARAAN (PAKET A, B, DAN C)

TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI SMP NEGERI SE-KECAMATAN PANDAK KABUPETEN BANTUL TERHADAP PERATURAN PERMAINAN BOLA VOLI

PROGRAM INDONESIA PINTAR (PIP)

ANALISIS PERSEPSI SISWA UNTUK MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN TEKNIK LAS BUSUR MANUAL DI SMKN 1 SEDAYU

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PROGRAM INDONESIA PINTAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN SISWA MISKIN TAHUN 2014

Oleh : Dimas Wicaksono, Universitas Negeri Yogyakarta, : Kompetensi kerja aspek keterampilan dan sikap, kesiapan kerja

EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN UJI SERTIFIKASI KOMPETENSI KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

EVALUASI IMPLEMENTASI STANDAR PENILAIAN PADA PEMBELAJARAN BATIK SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

INSTRUMEN PEMANTAUAN PROGRAM INDONESIA PINTAR (PIP) PADA MADRASAH TAHUN ANGGARAN 2016 RESPONDEN. Nama Responden :... Jabatan :... :...

PROGRAM INDONESIA PINTAR 10 April 2015

IMPLEMENTASI PROGRAM INDONESIA PINTAR MELALUI KARTU INDONESIA PINTAR TAHUN 2015/2016 DI SMA N 11 YOGYAKARTA

EVALUASI PROGRAM INDONESIA PINTAR TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE KABUPATEN MOJOKERTO

Grafik 3.2 Angka Transisi (Angka Melanjutkan)

ANALISIS DESKRIPTIF SOAL MATEMATIKA PADA SELEKSI PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU SMA/SMK TAHUN AJARAN 2012/2013 DAN 2013/2014 KABUPATEN JEMBER

INSTRUMEN PEMANTAUAN BANTUAN SISWA MISKIN (BSM) TAHAP - 1 (JANUARI-JUNI 2014) TAHUN ANGGARAN 2014

FAKTOR FAKTOR PENDUKUNG KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN SENAM LANTAI MENURUT PENDAPAT PESERTA DIDIK KELAS X DI SMK NEGERI 1 KASIHAN KABUPATEN BANTUL

EVALUASI PROGRAM PELATIHAN INSTALASI PENERANGAN DI BALAI LATIHAN KERJA KABUPATEN PATI

BAB I PENDAHULUAN. bagian utama untuk suatu Negara yang ingin maju dan ingin menguasai

INSTRUMEN PEMANTAUAN BANTUAN SISWA MISKIN (BSM) TAHAP - 1 (JANUARI-JUNI 2014) TAHUN ANGGARAN 2014

MOTIVASI ORANG TUA MENGIKUTSERTAKAN PUTRA/PUTRINYA OLAHRAGA BELA DIRI TAEKWONDO DOJANG EKADANTA RINDAM MAGELANG

KETERLAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SMP MUHAMMADIYAH 8 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

USULAN KOMPENSASI KENAIKAN HARGA BBM: PROGRAM BANTUAN SOSIAL TERPADU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMERIKSAAN KESEHATAN BERKALA DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE KECAMATAN BAYAT KABUPATEN KLATEN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

#AyoBelajar. indonesiapintar.kemdikbud.go.id

TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI BAGI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS (PENJAS ADAPTIF) DI SEKOLAH DASAR INKLUSI SE-KECAMATAN SENTOLO

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN SISWA MISKIN (BSM) SEKOLAH MENENGAH ATAS TAHUN 2013

TANGGAPAN SISWA KELAS VII TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SMP NEGERI 2 PLERET

EVALUASI PELAKSANAAN PEMBIMBINGAN AKADEMIK PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA IKIP PGRI PONTIANAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini

PENGARUH HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SMK NEGERI 1 PEKANBARU

PENGEMBANGAN MODUL INTERAKTIF BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MATA PELAJARAN TEKNIK ANIMASI 2D KELAS XI MM DI SMKN 1 BANTUL

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI

PROGRAM INDONESIA PINTAR DAN KARTU INDONESIA PINTAR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan analisis data dan penyajian secara kuantitatif/statistik.

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan peneliti adalah deskriptif. Menurut

HUBUNGAN KEMANDIRIAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 SEWON BANTUL YOGYAKARTA

EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMA NEGERI WATANSOPPENG. Hj. SALMAYZURI RUSLAN TRIYANTO PRISTIWALUYO. Guru SMA NEGERI 3 Watansoppeng1

PERSEPSI SISWA KELAS X TKJ TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN IPPK DI SMK TAMANSISWA JETIS YOGYAKARTA. Oleh : Resti Kurnia Yulianti

BAB III METODE PENELITIAN A.

BERITA DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 25 TAHUN 2008 PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 25 TAHUN 2008 T E N T A N G

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PENDIDIKAN BAGI MAHASISWA MISKIN UNTUK PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM SWASTA (PTKIS) TAHUN 2015

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 25 TAHUN 2008 T E N T A N G PEMBERIAN BEASISWA BAGI SISWA TIDAK/KURANG MAMPU DI KABUPATEN KUDUS

PETUNJUK TEKNIS PROGRAM BANTUAN SISWA MISKIN / INDONESIA PINTAR UNTUK SISWA MADRASAH TAHUN 2015

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 17 TAHUN 2015

C. ANALISIS CAPAIAN KINERJA

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

Oleh: Erlanda Bayu Pratama, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta

PELAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE-KOTA YOGYAKARTA

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS AUGMENTED REALITY PENGENALAN KOMPONEN SISTEM KENDALI ELEKTROMAGNETIK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi, Waktu, dan Subyek Penelitian

ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN HARIAN PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KD 3.1 PENDAPATAN NASIONAL KELAS XI IPS 1 DI SMA NEGERI 1 GRESIK.

`BAB III METODE PENELITIAN. bimbingan kelompok dengan komunikasi antar pribadi siswa kelas VIII di

EVALUASI PROGRAM PENILAIAN HASIL BELAJAR PADA KURIKULUM 2013 KELOMPOK MATA PELAJARAN PRODUKTIF KEAHLIAN TEKNIK KONSTRUKSI KAYU SMK

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DAN KOMUNIKASI GURU-SISWA DALAM PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR

Nawacita No. 5 Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia Kondisi sebelumnya:

PENDANAAN DAN PENGELOLAAN DATA BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN BIDIKMISI KOPERTIS WILAYAH VII. Ida Ayu Siti Hamidah

MANAJEMEN HUBUNGAN SEKOLAH DENGAN MASYARAKAT DI TAMAN KANAK-KANAK SE- KECAMATAN MLATI, KABUPATEN SLEMAN ARTIKEL JURNAL

FAKTOR PENDUKUNG PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLAVOLI DI SMK MUHAMMDIYAH 1 PRAMBANAN KLATEN TAHUN AJARAN 2015/2016

IMPLEMENTASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU IPS SMP/MTs DI KECAMATAN PANDAK JURNAL SKRIPSI

PENETAPAN SASARAN BSM BERBASIS RUMAH TANGGA UNTUK MELENGKAPI PENETAPAN SASARAN BERBASIS SEKOLAH

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA RI

PERATURAN KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

Kinerja Program Indonesia Pintar Melalui Kartu Indonesia Pintar (Survei Pada 6 Provinsi di Indonesia)

PARTISIPASI KOMITE SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SD NEGERI SE-KECAMATAN MUNTILAN

KECENDERUNGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PENERIMA BEASISWA BIDIKMISI DI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA ANGKATAN 2010

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN OPEN ENDED SISWA KELAS X SMA TAMAN MADYA JETIS YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. memungkinkan dilakukan pencatatan dan analisis data hasil penelitian

IN PRAMBANAN STATE SENIOR HIGH SCHOOL KLATEN

PENGEMBANGAN SCHOOL MOBILE LEARNING PADA MATA PELAJARAN KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI DI SMK NEGERI 1 SUKASADA.

PANDUAN BIDIK MISI [LEARN PRACTICE BE COMPETENT!] POLITEKNIK KOTA MALANG V

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG SISWA SMK MUHAMMADIYAH 1 BOROBUDUR YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI DI SEKOLAH E-JOURNAL

PARTISIPASI KOMITE SEKOLAH DALAM PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH (RKAS) DI SMA SE-KABUPATEN SLEMAN

TINGKAT KEPUASAN PESERTA DIDIK TERHADAP SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI TAHUN AJARAN 2015/2016 DI SMA NEGERI 1 BANDONGAN KABUPATEN MAGELANG

MINAT SISWA KELAS XI SMA N 1 PUNDONG KABUPATEN BANTUL TERHADAP PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN TAHUN AJARAN 2015/2016

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MOBILE LEARNING BERBASIS ANDROID DALAM PEMBELAJARAN ATLETIK UNTUK SISWA SMP KELAS VII

TINGKAT PEMAHAMAN AKTIVITAS RENANG PADA SISWA KELASXI SMAN 1 JOGONALAN KABUPATEN KLATEN T.A 2016/2017

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA RI

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN PJOK MATERI BELADIRI DI SLTA SE-KECAMATAN SRAGEN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

DESKRIPSI PROGRAM BEASISWA PRESTASI TAHUN 2016

PENGARUH PENYELENGGARAAN MGMP TIK DAN PARTISIPASI ANGGOTA TERHADAP KINERJA GURU TIK SMP SE- KABUPATEN BANTUL ARTIKEL JURNAL

LAPORAN TNP2K ATAS PELAKSANAAN UJI COBA MEKANISME BARU PENETAPAN DAN PENYALURAN BANTUAN SISWA MISKIN (BSM)

Prosiding Symbion Tahun 2015 ISBN: Halaman 77-83

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG

Strategi Pendidikan Berkarakter sebagai Solusi Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Pendidikan di Indonesia

HUBUNGAN TINGKAT KERAJINAN MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 5 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN

STUDI DESKRIPTIF TENTANG MODEL EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI DI KABUPATEN BANTUL

Transkripsi:

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO : E-Journal Universitas Negeri Yogyakarta http://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/elektro EVALUASI PEMANFAATAN PROGRAM INDONESIA PINTAR DI SMK COKROAMINOTO PANDAK 67 EVALUATION OF THE IMPLEMENTATION OF PROGRAM INDONESIA PINTAR AT SMK COKROAMINOTO PANDAK Oleh : Budi Widodo, Soeharto Progam Studi Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta Budenx13@gmail.com, hart_harto@yahoo.co.id Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: kesiapan penerima, pelaksanaan, pemanfaatan dana, faktor pendukung dan penghambat dalam pemanfaatan Indonesia Pintar di SMK Cokroaminoto Pandak. Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi menggunakan model Countenance Stake. Intrumen penelitian berupa kuesioner, wawancara, dan dokumentasi. Hasil Penelitian (1) Aspek Antecedents (kesiapan penerima PIP) termasuk kategori baik dengan persentase sebesar 78,75%, (2) Aspek Transaction (pelaksanaan PIP) termasuk kategori baik dengan persentase sebesar 74,61%, (3) Aspek Outcomes (pemanfaatan PIP) termasuk kategori sangat baik persentase pemanfaatan PIP sebesar 86,51%. Faktor pendukung pemanfaatan PIP antara lain: (1) Adanya pendataan awal siswa miskin, (2) Tim pelaksana PIP selalu sama, (3) Kebijakan sekolah mengelola dana PIP. Faktor Penghambat pemanfaatan PIP: (1) Kurangnya sosialisasi tentang PIP, (2) Pemberitahuan informasi yang selalu mundur, (3) Waktu pencairan tidak sesuai dengan kebutuhan, (4) Tidak ada monitoring dari dinas terkait. Kata kunci: Evaluasi, Indonesia Pintar Abstract The study aims at revealing the recipient readiness, the implementation, the utilization as well as the supporting and abandoning factor for the of Indonesia Pintar (Smart Indonesia) at Vocational High School of Tjokroaminoto Pandak. This research can be categorized as evaluation which used Stake Countenance Model. The research instruments were questionnaire, interview, and documentation. The result of the research were, (1) Antecedents aspects (the recipient readiness) can be categorized as Good with the percentage score of 78,75%, (2) the Transaction aspect (the implementation) was good by having percentage of 74,61%, (3) the outcomes aspect (the utilization) can be categorized as very good with the percentage of of 86.51%, (4) the supporting factors of the program were, The early identification among poor students, the consistency of the implementation team members, the school policy in managing the fund. Meanwhile the abandoning factors were lack socialization, the delay of the information, the disbursement period, and lack of monitoring from relevant unit. Keywords : evaluation, Indonesia Pintar Evaluasi Pemanfaatan ( Budi Widodo)

68 PENDAHULUAN Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2014 mengamanatkan tentang Indonesia Pintar (PIP) kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyiapkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan menyalurkan dana Indonesia Pintar (PIP) kepada siswa yang orangtuanya tidak mampu membiayai pendidikannya. Indonesia Pintar (PIP) melalui Kartu Indonesia Pintar ini merupakan kelanjutan dari program Bantuan Siswa Miskin (BSM) yang mencakup siswa dari jenjang pendidikan SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA, dan siswa/ warga belajar di Pusat Kegiatan Belajar (PKBM)/ lembaga Kursus dan pelatihan hingga anak usia sekolah seperti anak jalanan, pekerja anak, anak-anak yang berada di panti asuhan dan anak-anak difabel dari rumah tangga/ keluarga dengan status ekonomi terendah secara nasional. Target penerima Bantuan Siswa Miskin (BSM)/ Indonesia Pintar (PIP) untuk Sekolah Menengah Kejuruan pada tahun 2015 adalah sebanyak 1.846.538 siswa miskin dengan besaran dana untuk satu tahun sebesar Rp 1.000.000,00 yang diberikan bertahap selama 2 semester (Kemendikbud, 2015:4-5). Tujuan Indonesia Pintar adalah untuk meningkatkan akses bagi anak usia 6-21 tahun untuk mendapatkan layanan pendidikan sampai tamat satuan pendidikan menengah untuk mendukung pelaksanaan Pendidikan Menengah Universal/ Rintisan Wajib Belajar 12 Tahun. Mencegah peserta didik putus sekolah (drop out) atau tidak melanjutkan pendidikan akibat kesulitan ekonomi. Menarik siswa putus sekolah (drop out) atau tidak melanjutkan agar kembali mendapatkan layanan pendidikan. Berdasarkan Garis-Garis Besar Pembinaan SMK Tahun 2014 DIRJENDIKMEN (2014:2), menyatakan pengukuran ketercapaian tujuan strategis pembangunan pendidikan menengah kejuruan yaitu meningkatnya angka partisipasi kasar (APK) Sekolah Menengah Kejuruan Nasional mencapai 85 % di tahun 2014. Untuk mencapai tujuan pemerintah tersebut maka program Bantuan Siswa Miskin harus dapat lebih sukses untuk dicapai dengan bantuan penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Berdasarkan Kebijakan dan Anggaran Pendidikan Menengah tahun 2015 DIRJENDIKMEN (2014:6), isu strategis yaitu perluasan pendidikan menengah universal universal yang berkualitas. Arah kebijakan meningkatkan akses pendidikan menengah universal yang berkualitas dengan strategi pemihakan pada siswa miskin untuk dapat melanjutkan ke pendidikan menengah. SMK Cokroaminoto Pandak adalah Sekolah Menengah Kejuruan Swasta yayasan Amal Syarikat Islam Bantul yang terletak di Dusun Gesikan, Desa Wijirejo, Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul. SMK Cokroaminoto Pandak memiliki 2 jurusan kompetensi keahlian dengan jumlah seluruh siswa 132 siswa yang dibagi menjadi 6 rombongan belajar. Sebanyak 123 dari 132 siswa merupakan siswa dari keluarga Prasejahtera 1 (Miskin) yang rentan untuk putus sekolah (datapokok.ditpsmk.net). Penyelenggaraan Bantuan siswa Miskin di SMK Cokroaminoto Pandak sudah lama tetapi dalam pelaksanaannya terdapat banyak kendala. Kendala tersebut disebabkan oleh banyak faktor diantaranya tugas guru dan staff yang tidak hanya mengurus 1 beasiswa dan masalah yang dihadapi siswa, pengetahuan siswa dan orang tua mengenai proses permohonan BSM serta pemanfaatan dana BSM. Monitoring pemanfaatan dana BSM juga sulit dipantau oleh Sekolah karena sejak tahun 2013 penerimaan dana langsung kepada siswa melalui rekening siswa. Permasalah yang lain yang muncul adalah kesiapan penerima Indonesia Pintar tentang pengetahuan pemanfaatan dana bantuan. Kurangnya sosialisasi yang dilakukan sekolah mengenai PIP. Penyalahgunaan pemanfaatan bantuan dana PIP oleh penerima manfaat. Berdasarkan uraian diatas, maka pelaksanaan pemanfaatan Indonesia Pintar di SMK Cokroaminoto Pandak perlu untuk dievaluasi. Prodi Pendidikan Teknik Elektro, Vol.6, No.4, Nopember 2016 : 67-75

K e METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif evaluatif dengan menggunakan model evaluasi Stake Countenance dikembangkan oleh Robert Stake yang meliputi Antecedent, Transaction, Outcomes. Model penelitian ini merupakan model penelitian yang sesuai untuk mengevaluasi pemanfaatan Indonesia Pintar di SMK Cokroaminoto Pandak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif untuk mendeskripsikan kondisi pelaksanaan pemanfaatan Indonesia Pintar di SMK Cokroaminoto Pandak. Penelitian ini dilakukan di SMK Cokroaminoto Pandak dan door to door kerumah penerima Indonesia Pintar. Subyek penelitian ini adalah guru/staff sekolah, siswa dan orang tua penerima manfaat PIP. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Desember 2015 sampai maret 2016. Prosedur Model evaluasi countenance stake membandingkan dengan dua buah matrik atau bagan yaitu matrix description (deskripsi) dan matrix judgment (pertimbangan). Berdasarkan model countenance stake ada tiga tahapan dalam penelitian ini yakni antecedent (kesiapan penerima PIP), transactions (pelaksanaan PIP), dan outcomes (pemanfaatan PIP). Penilaian dalam suatu program pendidikan perlu dilakukan perbandingan yang relatif antara satu program dengan yang lain atau perbandingan absolut (satu program dengan standar). Tabel 1. Prosedur Model Evaluasi Countenance stake No Description Matrix 1. Antecendents Kesiapan pelaksanaan 2. Transaction Pelaksanaan Judgment Matrix Kesiapan pelaksanaan sesuai dengan Petunjuk Teknis PIP Pelaksanaan sesuai dengan Petunjuk Teknis PIP 3. Outcomes Pemanfaatan Pemanfaatan sesuai dengan Petunjuk Teknik PIP Teknik pengumpulan, data dan instrumen 69 Teknik pengumpulan data digunakan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian yang kemudian di analisis. Teknik pengumpulan data yang dipakai untuk menjawab permasalahan dalam penelitian adalah metode angket/kuesioner, wawancara dan dokumentasi. Angket/ kuesioner dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui kesiapan siswa dalam pelaksaaan pemanfaatan Indonesia Pintar. Angket diberikan siswa untuk mengetahui pengetahuan siswa mengenai Indonesia Pintar. Angket yang digunakan adalah kuisioner yang menggunakan skala Likert dengan empat pilihan jawaban. Sebuah angket/kuesioner yang digunakan untuk penelitian haruslah reliabel, Angket dikatakan reliabel jika dapat digunakan untuk mengukur obyek yang sama berkali-kali dan tetap menghasilkan data yang sama. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan perangkat lunak berupa Microsoft Excel 2013. Teknik uji reliabilitas dengan menggunakan teknik test retest. Perhitungan reliabilitas pada penelitian ini mendapatkan hasil sebesar 0,933 melebihi dari perhitungan tabel product moment sehingga angket masuk kategori reliabel. Wawancara dilakukan dengan tatap muka dengan responden untuk mengetahui pengetahuan serta kesiapan orang tua penerima PIP dan guru/staff dalam pelaksanaan PIP. Metode ini digunakan untuk mengetahui lebih mendalam tentang pelaksanaan PIP di SMK Cokroaminoto Pandak. Metode dokumentasi digunakan sebagai cara mengumpulkan data sekunder berupa dokumentasi pelaksanaan Indonesia Pintar. Peneliti menggunakan dokumentasi untuk melihat proses pemberian informasi pengajuan calon penerima, proses pengajuan, proses penetapan penerima dan Evaluasi Pemanfaatan ( Budi Widodo)

70 proses pencairan Indonesia Pintar di SMK Cokroaminoto Pandak. Dokumen digunakan karena peneliti menganggap sebagai sumber data yang dapat dipercaya. Teknik analisis data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif yaitu dengan mendeskripsikan dan memaknai data dari masing-masing tahapan atau komponen yang diamati. Data yang yang diperoleh dideskripsikan menggunakan statistik deskriptif kuantitatif kualitatif. Data kemudian disajikan dan diubah dari data kuantitatif menjadi data kualitatif dengan rumus yang diadaptasi dari Burhan Nugiyantoro (2010: 256-257) seperti berikut. Tabel 2. Kategori Data Hasil Penelitian No Rentang Skor Kategori 1. Mi + 1,5 SDi < X ST Sangat 2. Mi < X Mi + 1,5 SDi 3. Mi 1,5 SDi < X Mi Kurang 4. SR < X Mi 1,5 SDi Sangat Kurang Perhitungan analisis persentase menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Anas Sudijono (2011: 43) seperti berikut: f P = x 100 % N Keterangan: P = Angka persentase f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya N = Jumlah frekuensi atau banyaknya individu HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Secara umum proses pelaksanaan Indonesia Pintar di SMK Cokroaminoto Pandak dapat dikategorikan baik atau sudah sesuai dengan petunjuk teknis yang merupakan standar dasar dan acuan dalam pelaksanaan PIP. Adapun pembahasan hasil penelitian secara rinci adalah sebagai berikut: 1. Aspek Kesiapan (Antecedents) Pada aspek kesiapan penerima PIP (antecedent) terdapat beberapa dimensi dan indikator. Untuk deskripsi data aspek antecedent yang lebih rinci dapat dilihat dalam uraian data tabel dibawah ini: Tabel 3. Hasil Analisis Data Kuesioner Aspek Kesiapan No Kesiapan Jumlah Skor Persentase Kategori 1 Pengetahuan Penerima 89 74,17% 2 PIP Pengetahuan Sangat 150 83,33% Pelaksanaan PIP Total 239 78,75% 100 80 60 40 20 0 Histogram Data Hasil Kuesioner Aspek Kesiapan 74.17 83.33 Persentase Gambar 1. Histogram Persentase Hasil Data Indikator Kesiapan Pengetahuan Pengetahuan Pelaksanaan PIP Berdasarkan tabel 3 dan gambar 1 pada indikator pengetahuan penerima PIP terdiri dari 2 butir soal dengan rata-rata 44,50 dan persentase 74,17% yang dikategorikan baik sedangkan pada indikator pengetahuan pelaksanaan PIP terdiri dari 3 butir soal dengan rata-rata 50,00 dan persentase 83,33% yang dikategorikan sangat baik. Secara keseluruhan aspek kesiapan penerima PIP pada siswa dapat dikategorikan baik dengan nilai ratarata 15,93 dan persentase 78,75%, berdasarkan tabel kategori skor. Berdasarkan hasil wawancara dengan 15 wali murid penerima Indonesia Pintar (PIP) secara door to door untuk mengetahui pengetahuan penerima PIP dan pelaksanaan PIP terhadap orang tua wali murid diperoleh hasil sebagai berikut; 1) Orang tua tidak mengetahui PIP. Orang tua hanya mengetahui bantuan dana dari pemerintah; 2) Orang tua wali murid tidak mengetahui secara detail maksud dan tujuan dari PIP; 3) Seluruh orang tua penerima PIP memiliki Kartu Perlindungan Sosial (KPS) dan sebagian termasuk Prodi Pendidikan Teknik Elektro, Vol.6, No.4, Nopember 2016 : 67-75

anggota PKH; 4) Siswa memperoleh dana PIP karena bersal dari keluarga miskin; Hasil wawancara yang dilakukan kepada wakil kepala sekolah dan staff sekolah sebagai narasumber diperoleh hasil sebagai berikut; 1) guru dan staff sudah cukup memahami Indonesia Pintar; 2) Pelaksana PIP disekolah sudah dibagi masing-masing tugas dan penanggung jawab tidak ganti setiap tahunnya; 3) Siswa dikategorikan per kelompok ekonomi ketika di awal tahun pelajaran; 4) Sekolah membuat kebijakan di tahun 2015 yaitu pencairan dilaksanakan di sekolah dan dana PIP di kelola oleh Sekolah. Kebijakan ini di ambil untuk memaksimalkan pemanfaatan PIP dan kebutuhan siswa untuk pendidikan; 5) siswa dan orang tua masih pasif dalam hal pengajuan atau persyaratan pengajuan PIP; 6) jarang ada pengarahan atau koordinasi dengan dinas-dinas terkait. Hasil dokumentasi data sekolah di SMK Cokroaminoto sudah lengkap. Kemudian untuk tim pelaksana PIP menggunakan SK tahun sebelumnya. sedangkan papan informasi disekolah tidak digunakan untuk penyebaran informasi PIP. 2. Aspek Pelaksanaan PIP (transactions) Pada aspek pelaksanaan PIP (transactions) terdapat beberapa dimensi dan indikator. Untuk deskripsi data aspek transaction yang lebih rinci dapat dilihat dalam uraian data tabel dibawah ini. Tabel 4. Hasil Analisis Data Kuesioner Aspek Pelaksanaan PIP N o 1 Pelaksanaan PIP Sosialisasi PIP ke Siswa Juml ah Sko Persent ase Kateg ori 131 72,78% 2 Tahap Pengajuan 87 72,50% 3 Tahap Penetapan 126 70,00% 4 Tahap Pencairan Dana 131 72,78% 5 Monitoring & Sangat 102 85,00% Evaluasi Total 577 74,61% 100 80 60 40 20 Histogram Data Hasil Kuesioner Aspek Pelaksanaan PIP 72.78 72.5 70 85 72.78 Sosialisasi PIP ke Siswa Tahap Pengajuan Tahap Penetapan Tahap Pencairan Dana 0 Persentase Evaluasi Gambar 2. Histogram Persentase Hasil Data Indikator Pelaksanaan PIP Monitoring & 71 Berdasarkan tabel 4 dan gambar 2, satu indikator dengan kategori sangat baik yaitu monitoring dan evaluasi. Kemudian empat indikator dikategorikan baik yaitu sosialisasi program PIP ke siswa, tahap pengajuan, tahap penetapan penerima PIP dan tahap pencairan dana. Secara keseluruhan aspek pelaksanaan PIP pada siswa dapat dikategorikan baik dengan nilai ratarata 38,47 dan persentase 74,61%, berdasarkan tabel kategori skor. Berdasarkan hasil wawancara dengan 15 wali murid penerima Indonesia Pintar (PIP) secara door to door untuk mengetahui proses pelaksanaan PIP diperoleh hasil sebagai berikut: 1) Sekolah jarang memberikan sosialisasi PIP kepada orang tua wali murid; 2) Orang tua wali murid tidak memahami pengajuan PIP; 3) Informasi pelaksanaan PIP disampaikan kepada orang tua wali murid melalui siswa; 4) Waktu pencairan PIP tidak sesuai dengan kebutuhan keperluan belajar siswa; 5) Sistem monitoring dan pemantauan pelaksanaan PIP kurang dari sekolah. 6) Indonesia Pintar sangat baik untuk membantu siswa dari keluarga miskin. Hasil wawancara yang dilakukan kepada wakil kepala sekolah dan staff sekolah sebagai narasumber diperoleh hasil sebagai berikut; 1) sosialisasi tentang PIP hanya dilakukan sekolah saat rapat atau terima rapor dengan wali murid; 2) guru dan staff selalu koordinasi dan komunikasi dalam pelaksanaan PIP; 3) Kendala dalam pelaksanaan PIP diantaranya informasi yang selalu mundur, pencairan sulit dari pihak bank, waktu pencairan yang tidak sesuai sehingga Evaluasi Pemanfaatan ( Budi Widodo)

72 banyak siswa yang sudah lulus tidak mencairkan dana PIP karena sulit dihubungi; 4) pelaksanaan sudah efektif dengan proses pengajuan via dapodik sehingga tidak ribet; 5) pencairan sebaiknya ditunjuk bank cabang sehingga lebih mudah dalam pencairan, terlalu banyak SK penerima dalam satu sekolah; 6) monitoring hanya dilakukan saat rapat atau terima rapor dan surat pemberitahuan tagihan pembayaran ke orang tua; 7) sistem monitoring dan evaluasi belum ada di sekolah; 8) tidak ada pelaporan terkait PIP dari sekolah. Hasil dokumentasi pelaksanaan PIP untuk indikator penetapan penerima PIP dengan jumlah siswa penerima sebanyak 33 siswa. Percairan dana PIP seharusnya sesuai edaran Kemendikbud nomor 2929/D5.5/KU/2015 pada tanggal 29 Juni 2015 tetapi mempertimbangkan dari transaksi tahun 2014 maka Kemenkeu membuat edaran perpanjangan waktu pencairan dana PIP selama 90 hari kalender.. Namun, pencairan dana PIP di SMK Cokroaminoto baru tanggal 12 Desember 2015 oleh bank BRI di sekolah. 3. Aspek Pemanfaatan PIP (Outcomes) Pada aspek pemanfaatan PIP (outcomes) terdapat beberapa dimensi dan indikator. Untuk deskripsi data aspek outcomes yang lebih rinci dapat dilihat dalam uraian data tabel dibawah ini. Tabel 5. Hasil Analisis Data Kuesioner Aspek Pemanfaatan PIP N o 1 Pemanfaatan PIP Jumlah Skor Persent ase Kateg ori Alokasi Penggunaan Dana 331 78,81% 2 Motivasi Belajar Sangat 163 90,56% Siswa 3 Keaktivan siswa Sangat 107 89,17% dalam KBM 4 Perubahan 105 87,50% Sangat Total 706 86,51% Sangat Gambar 3. Histogram Persentase Hasil Data Indikator Pemanfaatan PIP Berdasarkan tabel 5 dan gambar 3, satu indikator dengan kategori baik yaitu alokasi penggunaan dana sedangkan tiga indikator dikategorikan baik yaitu motivasi belajar siswa, keaktivan siswa dalam KBM dan perbahan penerima PIP. Secara keseluruhan aspek pemanfaatan PIP pada siswa dapat dikategorikan sangat baik dengan nilai rata-rata 47,07 dan persentase 86,51%, berdasarkab tabel kategori skor. Berdasarkan hasil wawancara dengan 15 wali murid penerima Indonesia Pintar (PIP) diperoleh hasil sebagai berikut: 1) orang tua wali murid memahami pemanfaatan dana PIP untuk kebutuhan sekolah; 2) Proses pemanfaatan dana PIP tahun 2015 dikelola oleh sekolah; 3) Orang tua setuju apabila dana dikelola oleh sekolah untuk kebutuhan pendidikan siswa. Orang tua menyadari apabila dikelola sendiri kadang disalah gunakan oleh anak ataupun untuk kebutuhan lain diluar pendidikan anak; 4) Tahun 2014 terjadi penyalahgunaan pemanfaatan dana PIP oleh anak; 5) terjadi perubahan pada anak menjadi rajin belajar (jarang bolos) dan hasil belajar meningkat oleh siswa penerima PIP. Prodi Pendidikan Teknik Elektro, Vol.6, No.4, Nopember 2016 : 67-75

Hasil wawancara yang dilakukan kepada wakil kepala sekolah dan staff sekolah sebagai narasumber diperoleh hasil sebagai berikut; 1) dana PIP sudah cukup membantu dalam meringankan biaya sekolah, tetapi jika untuk keseluhan masih kurang karena kebutuhan siswa saat ini semakin tinggi; 2) PIP dapat membantu menjadi pendorong siswa untuk tetap sekolah dan siswa untuk bersekolah bagi siswa yang kesulitan biaya pendidikan, perlu kajian lagi karena banyak juga siswa putus sekolah karena pergaulan bukan biaya pendidikan; 3) dana PIP dikelola oleh sekolah untuk membayar tunggakan biaya sekolah siswa, apabila ada kebutuhan siswa yang mendesak dapat mengusulkan ke sekolah untuk membeli kebutuhan siswa. Hasil dokumentasi untuk indikator pengingkatan aademik, keaktivan siswa dalam KBM terlampir. Untuk pelaporan dilakuakan di web pipsmk.ditpsmk.net/ laporan-pip-2015/ berisi tentang nama sekolah, NPSN, jumlah yang diajukan, penerima dalam SK, jumlah siswa yang sudah mencairkan dan jumlah data bermasalah. 4. Faktor Pendorong Faktor-faktor pendorong dalam pelaksanaan pemanfaatan PIP di SMK Cokroaminoto Pandak diantaranya: a. Adanya pendataan awal peserta didik dari keluarga miskin membuat sekolah lebih mudah dalam proses pengajuan calon penerima PIP b. Tim pelaksana PIP di SMK Cokroaminoto yang selalu sama sehingga tim pelaksana lebih paham dan berpengalaman dalam pelaksanaan PIP di SMK Cokroaminoto Pandak c. Kebijakan sekolah untuk mengelola dana PIP sehingga pemanfaatan dana PIP dapat maksimal untuk kegiatan belajar mengajar siswa. 5. Faktor Penghambat Faktor-faktor pendorong dalam pelaksanaan pemanfaatan PIP di SMK Cokroaminoto Pandak diantaranya: 73 a. Kurangnya sosialisasi yang dilakukan sekolah dan dinas terkait sehingga banyak orang tua siswa penerima PIP tidak memahami mengenai Indonesia Pintar. Orang tua miskin kurang dalam menempuh pendidikan dan sibuk mencari rezeki sehingga kurang aktiv dalam mencari hak dalam menerima Indonesia Pintar. b. Informasi yang selalu mudur dari dinas terkait sehingga tidak ada kepastian dalam pelaksanaan Indonesia Pintar. c. Waktu pencairan dan PIP yang tidak sesuai dengan waktu kebutuhan siswa untuk kegiatan belajar mengajar. d. Tidak ada monitoring dari dinas terkait dalam pelaksanaan Indonesia Pintar SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Aspek kesiapan penerima (Antecedent) Indonesia Pintar secara keseluruhan termasuk dalam kategori baik dengan persentase 78,75%. Aspek kesiapan penerima PIP terdiri dari 3 dimensi yaitu (a) dimensi administrasi sekolah sesuai dengan petunjuk teknis PIP dengan mendata awal siswa dari keluarga tidak mampu di awal siswa masuk untuk pemenuhan persyaratan pengajuan PIP, (b) Dimensi kesiapan penerima Indonesia Pintar pada siswa sebesar 78,75% sedangkan kesiapan penerima PIP pada Orang tua belum memahami tentang PIP, (c) Dimensi Kesiapan staff sekolah secara keseluruhan sudah memahami tentang Indonesia Pintar dalam proses pengajuan, pelaksanaan dan pemanfaatan PIP. Aspek pelaksanaan (transactions) Indonesia Pintar secara keseluruhan termasuk dalam kategori baik dengan persentase 74,61% dan sesuai dengan petunjuk teknis PIP. Aspek pelaksanaan PIP terdiri dari 6 indikator. (a) Indikator sosialisasi PIP pada siswa sebesar 72,78% sedangkan pada orang tua sosialisasi PIP hanya disisipkan rapat dan terima rapor oleh sekolah. (b) Indikator Prosedur pelaksanaan sesuai dengan petunjuk teknis PIP yaitu guru melakukan pendataan kepemilian KPS Evaluasi Pemanfaatan ( Budi Widodo)

74 pada siswa dan serta siswa dari keluarga tidak mampu. (c) Indikator tahap pengajuan PIP sebesar 72,5%. Sekolah mengajukan seluruh siswa yang berhak memperoleh PIP dengan data saat awal masuk sekolah bagi siswa yang memiliki KPS dan tidak mampu. (d) Indikator Penetapan sebesar 70%. Sekolah menginformasikan Surat Keputusan Penerima PIP langsung kepada siswa. (e) Indikator tahap pencairan sebesar 72,78%. Waktu pencairan dana PIP di anggap kurang tepat karena baru cair di akhir tahun sehingga dari sisi pemanfaatan menjadi tidak maksimal untuk pendidikan. (f) Indikator Monitoring dan evaluasi sebesar 85%. Sekolah melakukan kebijakan mengelola dana PIP dari siswa dengan tujuan memonitoring penggunaan dana untuk pendidikan siswa berdasarkan hasil evaluasi pada tahun sebelumnya sedangkan monitoring dari dinas tidak ada kepada sekolah terkait pelaksanaan PIP. Aspek pemanfaatan (outcomes) Indonesia Pintar secara keseluruhan termasuk dalam kategori sangat baik dengan persentase 86,51%. Aspek pemanfaatan PIP terdiri dari 5 indikator, (a) Indikator Alokasi penggunaan dana sebesar 78,81%. Sekolah pada tahun ini membuat kebijakan alokasi penggunaan dana PIP dilakukan oleh sekolah dengan tujuan untuk pemenuhan biaya pendidikan siswa. (b) Indikator peningkatan akademik sebesar 90,56%, pada motivasi belajar siswa, PIP membuat hasil belajar rapor siswa menunjukan peningkatan nilai. (c) Indikator keaktifan siswa sebesar 89,17% dengan menurunnya angka ketidakhadiran siswa dalam KBM. (d) Indikator Laporan pelaksanaan PIP hanya didapat laporan online terkait penyerapan dana penerima PIP. (e) Indikator Perubahan dari sisi tujuan sebesar 87,5%, terjadi perubahan kepada siswa yang memperoleh Indonesia Pintar. Faktor Pendukung pemanfaatan Indonesia Pintar antara lain: (a) Adanya pendataan awal siswa dari keluarga miskin di awal peserta didik besekolah. (b) Tim pelaksana PIP yang tidak mengalami pergantian dalam setiap tahunnya. (c) Kebijakan sekolah untuk mengelola dana PIP agar dapat maksimal dalam pemanfaatannya. Faktor Penghambat pemanfaatan Indonesia Pintar antara lain: (a) Kurangnya sosialisasi dari sekolah dan dinas terkait tentang PIP. (b) pemberitahuan informasi yang selalu mundur dari dinas terkait. (c) Waktu pencairan yang tidak sesuai dengan eaktu kebutuhan siswa. (d) Tidak adnya monitoring dalam pelaksanaan PIP. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti dapat memberikan saran untuk penelitian yang berkaitan dengan evaluasi pemanfaaan Indonesia Pintar sebagai berikut: (1) Bagi pemerintah, dapat memperbaiki sistem pelaksanaan PIP dalam hal petunjuk teknis, sosialisasi, informasi dan proses pencairan. (2) Bagi Sekolah, diharapkan lebih mensosialisasikan kepada siswa dan orang tua utnuk meningkatkan pemahaman mengenai Indonesia Pintar. (3) Bagi, diharapkan lebih aktif untuk mengetahui PIP, berkomunikasi dengan penyelenggara PIP, menyampaikan informasi dan menjalankan kewajiban sebagai penerima Indonesia Pintar. Prodi Pendidikan Teknik Elektro, Vol.6, No.4, Nopember 2016 : 67-75

DAFTAR PUSTAKA Anas Sudijono. 2011. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Burhan Nurgiyantoro. (2010). Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah. (2014). Garis-Garis Besar Pembinaan SMK. Jakarta: DIRJENDIKMEN Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah. (2014). Kebijakan dan Anggaran Pendidikan Menengah Tahun 2015. Jakarta: DIRJENDIKMEN Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2015). Petunjuk Teknis Indonesia Pintar (PIP). Jakarta:KEMENDIKBUD Kementerian Pendidikan dan kebudayaan. (2013). Data Pokok PSMK 2013 Diakses dari http://datapokok.ditpsmk.net/detil. php?id=0402060001 pada 6 mei 2015, jam 13.30 75 Republik Indonesia. (2014). Instruksi Presiden Republik Indonesia nomor 7 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Simpanan Keluarga Sejahtera, Indonesia Pintar, dan Indonesia Sehat Untuk Membangun Keluarga Produktif. Jakarta: Sekretaris Kabinet RI Suharsimi Arikunto & Cepi Safrudin Abdul Jabar. (2004). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Syofian Siregar. (2014). Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Bumi Aksara Wirawan.(2012). Evaluasi: Teori, Model, Standar, Aplikasi, dan Profesi. Jakarta: Rajawali Pers. Evaluasi Pemanfaatan ( Budi Widodo)