21 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Berpikir Kreatif Kreativitas sebagai kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang diterapkan dalam memecahkan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya (Munandar, 2009). Menurut Munandar (2009) bahwa berfikir divergen (juga disebut berfikir kreatif) ialah memberikan macam-macam kemungkinan jawaban berdasarkan informasi yang diberikan dengan penekanan pada keragaman jumlah dan kesesuaian. Sedangkan menurut Johnson (2011) berpikir kreatif adalah sebuah kebiasaan dari pikiran yang dilatih dengan memperhatikan intuisi, menghidupkan imajinasi, mengungkapkan kemungkinankemungkinan baru, membuka sudut pandang yang menakjubkan, dan membangkitkan ide-ide yang tidak terduga. Melalui konsepnya yang dikenal dengan struktur intelektual, Guilford menyebutkan adanya dua kemampuan berpikir yaitu berpikir konvergen dan berpikir divergen. Kemampuan berfikir konvergen (convergent thinking ) atau penalaran logis menunjuk pada pemikiran yang menghasilkan satu jawaban dan mencirikan jenis pemikiran berdasarkan tes intelegensi standar. Kemampuan berfikir divergen (divergent thinking) 21
22 merujuk pada pemikiran yang menghasilkan banyak jawaban atas pertanyaan yang sama dan lebih. Sehingga perlu adanya kemampuan berpikir divergen untuk mewujudkan kreativitas siswa. Sedangkan berpikir adalah proses mengolah dan memanipulasi informasi untuk memenuhi suatu kebutuhan atau memberikan respon (Desmita, 2009). Seseorang yang memiliki kreativitas selain sebagai pemikir yang konvergen atau intelegensi (memperoleh pengetahuan dan pengembangan ketrampilan) juga sebagai pemikir yang divergen yang mampu menggabungkan unsur-unsur dengan cara tidak lazim dan tidak terduga. Menurut Guilfod bahwa proses berpikir divergen yaitu proses berpikir menyebar dengan penekanan pada segi keragaman jumlah dan kesesuaian (Satiadarma, 2003). Treffinger menyatakan bahwa seseorang yang kreatif biasanya lebih terorganisasi dalam tindakan. Rencana inovatif serta produk orisinil mereka telah dipikirkan dengan matang terlebih dahulu, dengan mempertimbangkan masalah yang mungkin timbul dan implikasinya (Munandar, 2009). Piaw (2004) menyatakan bahwa terdapat empat tahap untuk melatih dan meningkatkan berpikir kreatif siswa: 1) menghapus sumbatan/hambatan berpikir kreatif pada siswa, 2) membuat mereka sadar akan kealamian proses yang kreatif, 3) memperkenalkan dan mempraktekan strategi pemikiran yang kreatif, 4) menciptakan lingkungan kreatif. Proses berpikir terbentuk dari pribadi seseorang, oleh karena itu kemampuan berpikir kreatif seseorang dipengaruhi juga oleh pribadi yang kreatif yang akan mendorong dari dalam
23 untuk berkreasi. Menurut Carl Roges tiga kondisi dari pribadi yang kreatif ialah: a) keterbukaan terhadap pengalaman, b) kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi seseorang (internal locus of evaluation), c) kemampuan untuk bereksperimen, untuk bermain dengan konsep-konsep (Munandar, 2009). Menurut Munandar (2009) dan Piaw (2004) ciri ciri kemampuan berpikir kreatif meliputi : a. Berpikir lancar (fluency) yang menyebabkan seseorang mampu mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah atau pertanyaan. Dalam menghadapi masalah, orang kreatif mampu memberikan banyak cara atau saran untuk memecahkan masalah. b. Berpikir luwes (flexibility) di mana orang kreatif menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi karena dia mampu melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda beda. c. Berpikir orisinil (originality) yang mendorong orang kreatif melahirkan ungkapan-ungkapan yang baru dan unik, karena mereka sanggup memikirkan yang tidak lazim untuk mengugkapkan dirinya, atau mampu menemukan kombinasi-kombinasi yang tidak biasa dari unsur-unsur yang biasa. d. Keterampilan mengelaborasi (elaboration) yang meliputi kemampuan memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk.
24 Berdasarkan teori di atas dan permasalahan siswa maka dapat disimpulkan bahwa indikator dalam penelitian kemampuan berpikir kreatif siswa terdiri dari 4 indikator, yaitu : a. Berpikir lancar (fluency) yang menyebabkan seseorang mampu mencetuskan banyak gagasan, jawaban dan penyelesaian masalah. b. Berpikir luwes (flexibility) di mana orang kreatif menghasilkan gagasan, jawaban yang bervariasi karena dia mampu melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda beda c. Berpikir orisinil (originality) yang mendorong orang kreatif melahirkan ungkapan-ungkapan yang baru dan unik ataupun kemampuan menjawab masalah dengan menggunakan bahasa, cara, dan idenya sendiri. d. Keterampilan mengelaborasi (elaboration) yang meliputi kemampuan memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk. B. Pembelajaran IDEAL Problem Solving Ada beberapa macam strategi pemecahan masalah salah satunya adalah IDEAL Problem Solving. Model ini dikenalkan oleh Bransford dan Stein sebagai model penyelesaian masalah yang mampu meningkatkan ketrampilan berpikir dan meningkatkan ketrampilan dalam proses penyelesaian masalah. IDEAL Problem Solving didesain untuk membantu mengidentifikasi dan memahami bagian-bagian yang berbeda dari penyelesaian masalah, masing-masing huruf melambangkan komponen penting dalam proses penyelesaian masalah. IDEAL adalah singkatan dari
25 identify the problem, define the problem, explore the solution, act on the strategy, look back and evaluate the effect (Susiana, 2010). Menurut Wena (2009) Strategi pembelajaran IDEAL Problem Solving terdiri dari lima tahap pembelajaran, yaitu identify the problem (identifikasi masalah), define the problem (mendefinisikan masalah), explore the solution (mencari solusi), act on the strategy (melaksanakan strategi), look back and evaluate the effect (mengkaji kembali dan mengevaluasi pengaruh). a. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah merupakan tahap awal dari strategi ini. Dalam tahap ini guru membimbing siswa untuk memahami aspek-aspek permasalahan, seperti membantu untuk mengembangkan/ menganalisis permasalahan, mengajukan pertanyaan, mengembangkan hipotesishipotesis. b. Mendefinisikan Masalah Dalam tahap ini kegiatan guru meliputi membantu dan membimbing siswa melihat hal/ data/ variabel yang sudah diketahui dan hal yang belum diketahui, mencari berbagai informasi, menyaring berbagai informasi yang ada dan akhirnya merumuskan permasalahan. c. Mencari Solusi Dalam tahap ini kegiatan guru adalah membantu dan membimbing siswa mencari berbagai alternatif pemecahan masalah, melihat alternatif
26 pemecahan masalah dari berbagai sudut pandang dan akhirnya memilih satu alternatif pemecahan masalah yang paling tepat. d. Melaksanakan Strategi Melakukan langkah-langkah pemecahan masalah sesuai dengan alternatif yang telah dipilih. Dalam tahap ini siswa dibimbing secara tahap demi tahap dalam melakukan pemecahan masalah. e. Mengkaji Kembali dan Mengevaluasi Pengaruh Dalam tahap ini guru adalah membimbing siswa melihat/mengoreksi kembali cara-cara pemecahan masalah yeng telah ditentukan, apakah sudah benar, sudah sempurna, atau sudah lengkap. Di samping itu, siswa juga dibimbing untuk melihat pengaruh strategi yang digunakan dalam pemecahan masalah. Tabel 1. Sintak Pembelajaran IDEAL Problem Solving Tahap pembelajaran Identifikasi masalah Mendefinisikan masalah Kegiatan Guru Memberikan Permasalahan mengembangkan/menganalis permasalahan dengan mengajukan pertanyaan. mengembangkan hipotesis. melihat data/variabel yang sudah diketahui maupun belum diketahui. mencari dan menelusuri berbagai informasi dari berbagai sumber Kegiatan Siswa Memahami permasalahan secara umum. Mengembangkan/ menganalisis permasalahan. Mengembangkan hipotesis. Mencermati data /variabel yang sudah dikatahui maupun belum diketahui Mencari dan menelusuri berbagai informasi dari berbagai sumber
27 Mencari Solusi Melaksanakan strategi Mengkaji kembali dan mengevaluasi pengaruh melakukan penyaringan berbagai informasi yang telah terkumpul melakukan perumusan masalah mencari berbagai alternatif pemecahan masalah megkaji setiap alternatif pemecahan masalah dari berbagai sudut pandang. mengambil keputusan untuk memilih salah satu alternatif pemecahan masalah yang paling tepat. melaksanakan pemecahan masalah secara bertahap. melihat/mengoreksi kembali cara-cara pemecahan masalah. melihat/mengkaji pengaruh strategi yang digunakan dalam pemecahan masalah. Melakukan penyaringan berbagai informasi yang telah terkumpul Merumuskan masalah Mencari berbagai alternatif pemecahan masalah Melakukan pengkajian terhadap setiap alternatif penyelesaian masalah dari berbagai sudut pandang Memutuskan memilih satu alternatif pemecahan masalah Melaksanakan pemecahan masalah secara bertahap. Melihat/mengoreksi kembali cara-cara pemecahan masalah. Melihat/mengkaji pengaruh strategi yang digunakan dalam pemecahan masalah. C. Materi Pelajaran Matematika Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar Bangun ruang sisi datar merupakan salah satu materi matematika di MTs Ma arif NU 1 Wangon. Materi ini diajarkan pada kelas VIII semester II dengan indikator sebagai berikut:
28 a. Menyebutkan unsur-unsur kubus, balok, prisma, dan limas: rusuk, bidang sisi, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang diagonal. b. Membuat jaring jaring kubus, balok, prisma, dan limas c. Menghitung luas permukaan kubus. d. Menghitung luas permukaan balok. e. Menghitung luas permukaan prisma. f. Menghitung luas permukaan limas.
29 D. Kerangka Berpikir Indikator kemampuan berpikir kreatif: a. Berpikir lancar (fluency) b. Berpikir luwes (flexibility) c. Berpikir orisinil (original) d. Ketrampilan mengelaborasi (elaboration) Berdasarkan hasil wawancara dan tes awal di kelas VIIIF MTs Ma arif NU 1 Wangon bahwa indikator-indikator kemampuan berpikir kreatif di atas dinyatakan masih rendah. Diberikan perlakuan melalui pembelajaran IDEAL Problem Solving, adapun tahap-tahapnya: 1. Identifikasi masalah 2. Mendefinisikan masalah 3. Mencari solusi 4. Melaksanakan strategi 5. Mengkaji kembali dan mengevaluasi pengaruh Dengan adanya perlakuan pembelajaran IDEAL Problem Solving diharapkan indikator-indikator kemampuan berpikir kreatif siswa yang telah disebut di atas dapat meningkat. Untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa, dalam hal ini dapat kita tingkatkan dengan menggunakan pembelajaran IDEAL Problem Solving karena dalam pembelajaran IDEAL Problem Solving meliputi metode ceramah, tanya jawab dan diskusi diharapkan siswa mengalami perubahan. Indikator kemampuan berpikir kreatif siswa yaitu berpikir lancar (fluency), berpikir luwes (flexibility), berpikir orisinil (original), dan ketrampilan mengelaborasi (elaboration). Selanjutnya tahap-tahap pembelajaran IDEAL
30 Problem Solving antara lain 1) Identifikasi masalah, 2) Mendefinisikan masalah, 3) Mencari solusi, 4) Melaksanakan strategi, 5) Mengkaji kembali dan mengevaluasi pengaruh. Tahap tahap pembelajaran IDEAL Problem Solving adalah tahap pertama identifikasi masalah dan tahap kedua yaitu mendefinisikan masalah, pada kedua tahap ini akan meningkatkan indikator permasalahan kemampuan berpikir lancar, karena pada tahap ini membantu siswa untuk dapat memunculkan gagasan-gagasannya secara lancar untuk dapat memahami dan menyelesaikan masalah dalam penyelesaian yang diharapkan. Tahap ketiga yaitu mencari solusi, pada tahap ini dapat meningkatkan indikator permasalahan kemampuan berpikir kreatif yang kedua dan ketiga yaitu berpikir luwes dan berpikir orisinil, karena pada tahap ini membantu siswa untuk dapat berpikir yang menghasilkan banyak alternatif jawaban untuk menyelesaikan permasalahan dan siswa dapat berpikir untuk mengungkapkan ide-ide mereka untuk memecahkan masalah. Selanjutnya pada tahap keempat yaitu pelaksanaan strategi dan tahap kelima yaitu mengkaji kembali dan mengevaluasi pengaruhnya, pada kedua tahap ini akan meningkatkan indikator permasalahan kemampuan berfikir kreatif yang keempat yaitu ketrampilan mengelaborasi, karena siswa dituntut untuk mengembangkan serta mengevaluasi dari hasil yang diperoleh sendiri yang ditulis dengan proses berpikir mereka sendiri. Dengan diberlakukannya pembelajaran IDEAL Problem Solving diduga dapat meningkatkan
31 kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VIIIF MTs Ma arif NU 1 Wangon dalam pembelajaran matematika yang diharapkan dapat tercapai. E. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka berpikir di atas dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini adalah melalui pembelajaran IDEAL Problem Solving kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VIIIF MTs Ma arif NU 1 Wangon dalam pembelajaran matematika dapat ditingkatkan.