BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 82 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT PROVINSI

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN LOMBOK BARAT

PEMERINTAH KOTA SAMARINDA

BUPATI CIAMIS PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI INSPEKTORAT

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN LANDAK

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 64 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TEKNIS ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

WALIKOTA TASIKMALAYA

TINJAUAN PUSTAKA. pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi

2013, No BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Lembaga Administrasi Negara yang selanjutnya disebut LAN adalah lembaga pemerintah nonke

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SERANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG INSPEKTORAT KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 11 Tahun 2007

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN BANYUWANGI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR SUMATERA BARAT,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2016 Nomor 114);

2012, No

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 26 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI INSPEKTORAT KABUPATEN SUKAMARA

BUPATI BANGKA. Jalan A. Yani (Jalur Dua) Sungailiat Bangka Telp. : (0717) Faximile : (0717) 92534

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 51 Tahun : 2016

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 12 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS INSPEKTORAT PROVINSI RIAU DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 41 TAHUN 2010 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI INSPEKTORAT KABUPATEN SITUBONDO

Powered by TCPDF (

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG SELATAN,

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI INSPEKTORAT KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR,

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 63 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI INSPEKTORAT KABUPATEN SITUBONDO

Urusan Pemerintahan adalah kekuasaan pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden yang pelaksanaannya dilakukan oleh kementerian negara dan pe

TUGAS DAN FUNGSI INSPEKTORAT DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PEMBINAAN TEKNIS TIM PENILAI PRANATA KOMPUTER - ADMINISTRASI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 119 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN SRAGEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN PROFIL ORGANISASI INSPEKTORAT KOTA SALATIGA TAHUN 2017

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI INSPEKTORAT KABUPATEN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BUPATI SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUKABUMI NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KABUPATEN TASIKMALAYA

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 9 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 31 TAHUN 2008

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 08 TAHUN 2008 SERI D NOMOR 02 PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 8 TAHUN 2008

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN BELITUNG TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 53 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI INSPEKTORAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN,

PENDAHULUAN. Tujuan dan Keuntungan. Dasar Hukum Jabatan Fungsional Pranata Komputer

TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI INSPEKTORAT KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2013 TENTANG BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 100 TAHUN 2016 TENTANG

B a b I I G a m b a r a n P e l a y a n a n S K P D Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re

Undang-Undang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2008 NOMOR 14

I Pendahuluan 1.1. Tupoksi dan Struktur Organisasi a. Kepala Badan b. Sekretariat Bidang Tata Lingkungan

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 18 TAHUN 2008

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 48 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK INSPEKTORAT PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2016 NOMOR 57 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Badan Kepegawaian dan Diklat

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

a. Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan; b. Sub Bagian Keuangan; c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran umum Inspektorat Provinsi Jawa Tengah Kota Semarang bertujuan untuk mengetahui bagaimana sejarah, visi misi, tugas pokok, fungsi, dasar hukum dan struktur organisasi. 4.1.1 Sejarah Pada awalnya badan pengawas provinsi jawa tengah bernama inspektorat provinsi jawa tengah. Lembaga ini merupakan suatu perangkat daerah yang mempunyai tugas pokok dan fungsi membantu gubernur dalam bidang pengawasan. Inspektorat Provinsi Jawa Tengah berdiri pada awal tahun 1960 dengan pertimbangan Undang Undang No.10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Tengah Dan Keputusan Menteri Dalam Negeri No.110 tahun 1991 tentang organisasi dan tata kerja Inspektorat Provinsi. Badan Pengawas Provinsi Jawa Tengah terletak di Jln. Pemuda No. 127 133 Semarang. Banyak hal terjadi pada era Orde Baru sehingga banyak perubahan yang timbul di kehidupan sosial politik. Ketika reformasi bergulir tanggal 21 Mei 1998 terjadilah perubahan yang mendasar tampak sejak dikeluarkannya UU. No.22 Tahun 1999 peraturan pemerintahan dan kewenangan provinsi sebagai daerah otonom dan peraturan pemerintah No.84 Tahun 2000 tentang pedoman organisasi perangkat daerah. Peraturan Daerah No.8 tahun 2001 pada tanggal 20 juni 2001 tentang pembentukan kedudukan, tugas pokok, fungsi dan struktur organisasi Badan Pengawas Provinsi Jawa Tengah. Badan pengawas merupakan pengawasan fungsional yang mempunyai tugas pokok membantu gubernur dalam penyelenggaraan pemerintah daerah di bidang pengawasan dan pelayanan pada publik masyarakat umum di Kota Semarang Jawa Tengah. 49

50 4.1.2 Visi dan Misi a. Visi Inspektorat Provinsi Jawa Tengah Kota Semarang Visi Inspektorat Provinsi Jawa Tengah adalah "Menjadi APIP yang mampu mendorong terwujudnya penyelenggaraan Pemerintah daerah baik di Jateng". b. Misi Inspektorat Provinsi Jawa Tengah Kota Semarang Untuk mewujudkan visi Inspektorat Provinsi Jawa Tengah, maka dirumuskan misi sebagai berikut : 1. Memantapkan kedudukan dan perat Inspektorat. 2. Meningkatkan profesionalisme aparatur pengawasan. 3. Membangun kerjasama dengan APIP dan instansi lainnya. 4.1.3 Dasar Hukum Dasar Hukum dan Kewenangan Tabel 1 No Dasar Hukum Kewenangan 1 Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah 2 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah 3 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP Pengawasan Terhadap : a. Pelaksanaan Pembinaan atas penyelenggaraan pemerintah daerah Kabupaten/Kota b. Pelaksanaan urusan pemerintah di daerah provinsi dan c. Pelaksanaan urusan pemerintah di daerah Kabupaten/Kota Aparat Pengendalian Internal Pemerintah (APIP) kementrian Negara/lembaga pemerintah daerah melakukan reviu atas laporan keuangan dan kinerja dalam rangka meyakinkan keandalan informasi yang disajikan sebelum disampaikan oleh menteri/pemimpinan lembaga/gubernur/bupati/walikota kepada phak-pihak berwenang. a. Pengawasan Intern meliputi: audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan. b. Fasilitas penyelenggaraan SPIP

51 4 Peraturan Gubernur Jawa Tengah 89/2010 Sumber : Inspektorat Provinsi Jawa Tengah 4.1.4 Kedudukan di lingkungan pemerintah provinsi jawa tengah c. Inspektorat provinsi melakukan reviu atas laporan keuangan pemerintah daerah provinsi sebelum disampaikan Gubernur Kepada BPK Berisi tentang Penyelenggaraan sistem pengendali intern pemerintah (SPIP) di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Kedudukan Inspektorat Provinsi adalah sebagai unsur penunjang Pemerintah Daerah dibidang pengawasan yang dipimpin seorang Inspektur, berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur dan secara teknis admistrasi mendapat pembinaan dari Sekda. 4.1.5 Tugas Pokok dan Fungsi a. Tugas Pokok Inspektorat Provinsi Jawa Tengah Inspektorat mempunyai tugas pokok melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan daerah, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten/Kota dan pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah Kabupaten/Kota. b. Fungsi Inspektorat Provinsi Jawa Tengah Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Inspektorat mempunyai fungsi: a. perencanaan program pengawasan; b. perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan di bidang pembangunan, pemerintahan, dan kemasyarakatan. c. pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas pengawasan; d. evaluasi dan pelaporan di bidang pengawasan. e. pelaksanaan kesekretariatan Inspektorat. f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya.

52 4.1.6 Tupoksi Unit Kerja a. Tupoksi Inspektur Inspektur memimpin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud. Inspektur, membawahkan: 1. Sekretaris; 2. Inspektur Pembantu Wilayah I 3. Inspektur Pembantu Wilayah II 4. Inspektur Pembantu Wilayah III 5. Inspektur Pembantu Wilayah IV 6. Kelompok Jabatan Fungsional b.tupoksi Sekretaris Sekretaris mempunyai tugas menyiapkan bahan koordinasi pengawasan dan memberikan pelayanan administratif dan fungsional kepada semua unsur di lingkungan Inspektorat. Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Sekretaris mempunyai fungsi: 1. penyiapan bahan koordinasi dan pengendalian rencana dan program kerja pengawasan; 2. penghimpunan, pegelolaan, penilaian dan penyimpanan laporan hasil pengawasan aparat pengawasan fungsional daerah; 3. penyusunan bahan data dalam rangka pembinaan teknis fungsional; 4. penyusunan, penginventarisasian dan pengkoordinasian dan data dalam rangka penatausahaan proses penanganan pengaduan; 5. pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, surat menyurat dan rumah tangga; 6. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Inspektur sesuai dengan tugas dan fungsinya c. Tuposki Inspektur Pembantu Wilayah Inspektur Pembantu Wilayah mempunyai tugas melaksanakan pengawas-an terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan daerah dan kasus pengaduan di wilayah

53 masing-masing.untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Inspektur Pembantu Wilayah mempunyai fungsi: 1. pengusulan program pengawasan di wilayah I 2. pengkooordinasi pelaksanaan pengawasan di wilayah I 3. pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah di wilayah I 4. pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan di wilayah I 5. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Inspektur sesuai dengan tugas dan fungsinya. d.tupoksi Subbag Perencanaan Subbagian Perencanaan mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan dan pengendalian rencana/program kerja pengawasan, menghimpun dan menyiapkan rancangan peraturan perundang-undangan, dokumentasi dan pengolahan data pengawasan. e.tupoksisubbag Evaluasi dan Pelaporan Subbagian Evaluasi Dan Pelaporan mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan, menghimpun, mengolah, menilai dan menyimpan laporan hasil pengawasan aparat pengawas fungsional dan melakukan administrasi pengaduan masyarakat serta menyusun laporan kegiatan pengawasan. f.tupoksi Subbag Administrasi & Umum Subbagian Administrasi Dan Umum mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, penatausahaan surat menyurat dan rumah tangga. 4.1.7 Struktur Organisasi Struktur Organisasi merupakan suatu kerangka yang menunjukan seluruh kegiatan untuk pencapaian tujuan organisasi, hubungan antar fungsi, serta wewenang dan tanggung jawabnya. Pada organisasi formal struktur organisasi direncanakan untuk menetapkan tujuan sehingga dapat mencapai sasaran efektif. Struktur organisasi Inspektorat Provinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut: 1. Inspektur 2. Sekretaris a. Sub Bagian Perencanan

54 b. Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan c. Sub Bagian Administrasi dan Umum 3. Inspektur Pembantu Wilayah I (IRBANWIL I) a. Seksi Pengawas Penerima Bidang Pembangunan b. Seksi Pengawasan Pemerintah Bidang Pemerintah c. Seksi Pengawasan Pemerintah Bidang Kemasyarakatan 4. Inspektur Pembantu Wilayah II(IRBANWIL II) a. Seksi Pengawasan Pemerintahan Bidang Pembangunan b. Seksi Pengawasan Bidang Pemerintahan c. Seksi Pengawasan Pemerintah Bidang Kemasyarakatan 5. Inspektur Pembantu Wilayah III (IRBANWIL III) a. Seksi Pengawasan Pemerintah Bidang Pembangunan b. Seksi Pengawasan Pemerintah Bidang Pemerintah c. Seksi Pengawasan Pemerintah Bidang Kemasyarakatan 6. Inspektur Pembantu Wilayah IV (IRBANWIL IV) a. Seksi Pengawasan Pemerintah Bidang Pembangunan b. Seksi Pengawasan Pemerintah Bidang Pemerintah c. Seksi Pengawasan Pemerintah Bidang Kemasyarakatan Sumber : Inspektorat Provinsi Jawa Tengah

55 Gambar 4.2 Analisis Data dan Pembahasan 4.2.1 Deskripsi Responden Proses untuk mendapatkan responden penelitian dilakukan dengan melakukan penyebaran kuisioner kepada seluruh pegawai tetap Inspektorat Provinsi Jawa Tengah kota Semarang yang menjadi objek penelitian. Berikut karakteristik tanggapan responden yang tersaji dalam tabel 4.1 :

56 Tabel 4.1 Tanggapan Karakteristik Responden Keterangan Jumlah Kuisioner yang disebar 132 Jumlah Perubahan Pegawai Tahun 2017 127 Kuisioner yang diterima 125 Kuisioner yang hilang dan tidak lengkap 3 Kuisioner yang diolah 122 *Data Primer di olah 2017 Berdasarkan hasil karakteristik responden memperlihatkan jumlah responden yang disebar sebanyak 132 kuisioner dan semua yang disebar tidak dapat kembali, dimana terdapat perubahan jumlah pegawai menjadi 127, kuisioner yang diterima kembali sebanyak 125 kuisioner dan kuisioner yang hilang dan tidak lengkap berjumlah 3 kuisioner. Dengan demikian menggunakan teknik Structural Equation Modeling (SEM ) yang mengasumsikan sample sebanyak 100 sampai 200 sample (Ghozali,2011), jumlah Kuisioner yang dapat di olah yaitu 122 Kuisioner. Agar mengetahui karakteristik para responden maka dilakukan pembagian responden berdasarkan jenis kelamin, umur, pendidikan, golongan pangkat, dan masa kerja. 4.2.2 Pembagian Responden Menurut Jenis Kelamin Berdasarkan dari pembagian jenis kelamin maka diperoleh jumlah responden pria dan wanita yang tersaji pada tabel 4.2 yaitu sebagai berikut : Tabel 4.2 Jenis Kelamin No Kategori Jumlah Presentase (%) 1. Laki laki 75 61% 2. Perempuan 47 39% Jumlah 122 100% *Data Primer diolah tahum 2017 Berdasarkan tabel 4.2 diatas, dapat dilihat bahwa jumlah responden yang berjenis kelamin laki laki lebih banyak ketimbang yang berjenis kelamin perempuan. Jumlah presentase responden laki laki sebesar 61% atau sebanyak 75 responden dan perempuan 39% atau sebanyak 45 responden. Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada

57 Inspektorat Provinsi Jawa Tengah Kota Semarang didominasi oleh karyawan laki laki yaitu sebanyak 74 responden atau 59 % dari perhitungan keseluruhan sample. 4.2.3 Responden Menurut Umur Umurnya para responden pastinya beragam dan untuk memudahkan dalam melakukan analisa maka dapat dikelompokkan dalam beberapa kategori umur yang tersaji pada tabel 4.3 yaitu sebagai berikut : Tabel 4.3 Umur Responden No Umur Jumlah Presentase (%) 1. 18-40 Tahun 45 36% 2. 41-65 Tahun 77 64% Jumlah 122 100% * Sumber data Primer yang di olah, 2017 Berdasarkan umur menunjukkan responden terbanyak berasal dari kelompok umur antara 41-65 Tahun yaitu sebanyak 77 Responden Karyawan. Kemudian untuk responden yang berusia 18-40 Tahun sebanyak 45 Responden Karyawan. 4.2.4 Responden Menurut Tingkat Pendidikan Pendidikan para responden berasal dari berbagai tingkat pendidikan dan untuk selengkapnya dapat dilihat dalam tabel 4.4 sebagai berikut : Tabel 4.4 Pendidikan Responden No Pendidikan Jumlah Presentase 1. SMA/SLTA/STM 12 10% 2. D3 4 5% 3. S1 72 57% 4. S2 34 28%] Jumlah 122 100% * Sumber data Primer yang di olah, 2017 Berdasarkan tabel 4.4 di atas memperlihatkan bahwa responden berpendidikan S1 lebih dominan yaitu sebanyak. karyawan yang berpendidikan S1 lebih dominan karena menyesuaikan dengan jenis tugas atau pekerjaan yang dijalankan pada Inspektorat Provinsi Jawa Tengah dan alasan lain dapat terkait karena pendidikan terakhir yang di tempuh dapat mendukung peningkatan karir di masa mendatang.

58 4.2.5 Pembagian Responden Berdasarkan Masa Kerja Pembagian responden berdasarkan masa kerja mereka saat ini dapat dilihat hasilnya disajikan dalam tabel 4.5 sebagai berikut : Tabel 4.5 Masa Kerja Reponden No Kategori Jumlah Presentase 1. ± 1-20 Tahun 47 38% 2. 21-40 Tahun 75 62% Jumlah 122 100% * Sumber data Primer yang di olah, 2017 Berdasarkan tabel 4.5 responden masa kerja antara ± 1-20 Tahun yaitu 47 Responden Karyawa, dan masa kerja antara 21 40 Tahun yaitu 75 Responden Karyawan. Tahun para responden dalam penelitian ini rata rata sudah lama bekerja di Inspektorat Provinsi Jawa Tengah Semarang. Hasil ini dapat menunjukkan bahawa loyalitas karyawan terhadap perusahaan tinggi. 4.2.6 Responden Berdasarkan Golongan Pangkat Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh gambaran tentang golongan pangkat dari responden yang tersaji dalam tabel 4.6 sebagai berikut : Tabel 4.6 Golongan Pangkat Golongan Jumlah IV/d 1 IV/b 10 IV/a 20 III/d 25 III/c 30 III/b 17 III/a 9 II/d 3 II/c 3 II/b 3 II/a 1 * Sumber data Primer yang di olah, 2017 Responden yang mengisi kuisioner dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan tetap Inspektorat Provinsi Jawa Tengah Semarang. Jumlah responden golongan III/c merupakan responden terbanyak yaitu 30 orang. Golongan III/d berjumlah 25 orang. Golongan IV/a sebanyak 22 orang, golongan III/b sebanyak 17 orang, golongan IV/b sebanyak 10 orang, golongan III/a 9 orang, golongan II/c

59 sebanyak 3 orang, golongan II/d dan II/b sebanyak 3 orang, dan golongan IV/d dan II/a sebanyak 1 orang. Setelah melakukan pengamatan pada jawaban dapat dilihat jawaban deskriptif responden. Deskriptif jawaban responden disini dimaksudkan untuk menganalisis data berdasarkan atas hasil yang diperoleh dari jawaban responden terhadap masingmasing indikator pengukuran variabel. Angka jawaban responden tidak berangkat dari angka 0, tetapi mulai angka 1 hingga 5,yang akan digunakan sebagai dasar interpretasi nilai indeks, yaitu sebagai berikut (Ferdinand, 2006;273) : Kategori : 1,0 1,80 = sangat rendah / sangat buruk 1,81 2,60 = rendah / buruk 2,61-3,50 = sedang / cukup 3.51 4,20 = baik / tinggi 4,21 5,00 = sangat baik / sangat tinggi Peneliti menentukan indeks persepsi responden terhadap variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini. 4.3.1 Variabel Pengembangan Karir Deskripsi responden mengenai pengembangan karir pada karyawan Inspektorat Provinsi Jawa Tengah Semarang diukur dengan lima indikator. Berikut adalah deskripsi responden mengenai pengembangan karir pada Inspektorat Prov Jawa Tengah Semarang yang di tampilkan pada tabel 4.7 Tabel 4.7 Tanggapan Responden tentang Variabel Pengembangan Karir. SS/5 SS/4 SS/3 SS/2 SS/1 S Rata* Ket F S F S F S F S F S Total Indeks X11 48 240 53 212 20 60 1 2 0 0 514 4,21 Sangat Baik X12 43 215 55 220 22 66 2 4 0 0 505 4,14 Baik X13 40 200 62 248 19 57 1 2 0 0 506 4,15 Baik X14 47 235 56 224 17 51 2 4 0 0 514 4,21 Sangat Baik X15 46 230 42 168 19 57 12 48 0 0 503 4,12 Baik Rata rata 4,17 Baik Sumber Data Primer yang diolah, 2017

60 Berdasarkan tabel 4.7 hasilnya di peroleh keterangan rata rata indeks pada karyawan Inspektorat Provinsi Jawa Tengah Kota Semarang adalah 4,17 dengan indeks minimum 4,12 dan indeks maksimum 4,21. Menunjukkan bahwa pengembangan karir pada karyawan inspektorat provinsi jawa tengah kota semarang termasuk kategori baik/ tinggi. Indeks tertinggi pada variabel pengembangan karir karyawan terdapat pada indikator X11 dan X15 yaitu pengaruh kemampuan dan informasi jenjang karir, dimana karyawan akan tetap bekerja pada perusahaan jika perusahaan memberikan jaminan informasi jenjang karir yang teruptodate dan memberikan peluang mengembangkan kemampuan diri untuk dapat membuat karyawan menjadi berkembang. 4.3.2 Variabel Kepuasan Kerja Karyawan. Deskripsi responden mengenai kepuasan kerja pada karyawan Inspektorat Provinsi Jawa Tengah Semarang diukur dengan lima indikator. Berikut adalah deskripsi responden mengenai Kepuasan Kerja Karyawan pada Inspektorat Prov Jawa Tengah Semarang yang di tampilkan pada tabel 4.8 Tabel 4.8 Tanggapan Responden tentang Variabel Kepuasan Kerja Karyawan SS/5 SS/4 SS/3 SS/2 SS/1 S Rata* Ket F S F S F S F S F S Total Indeks X21 45 225 48 192 20 60 9 18 0 0 495 4,05 Baik X22 56 280 48 192 15 45 3 6 0 0 523 4,30 Sangat Baik X23 40 200 60 248 19 57 1 2 2 2 509 4,17 Baik X24 47 235 56 224 17 51 2 4 0 0 514 4,21 Sangat Baik X25 46 230 42 168 19 57 12 48 0 0 503 4,12 Baik Rata - Rata 4,17 Baik *Sumber Data Primer yang diolah, 2017 Berdasarkan tabel 4.8 hasilnya di peroleh keterangan rata rata indeks pada karyawan Inspektorat Provinsi Jawa Tengah Kota Semarang adalah 4,17 dengan indeks minimum 4,12 dan indeks maksimum 4,30. Menunjukkan bahwa pengembangan karir pada karyawan inspektorat provinsi jawa tengah kota semarang termasuk kategori baik/ tinggi.

61 indikator X12 Indeks tertinggi pada variabel pengembangan karir karyawan terdapat pada yaitu kesempatan promosi dapat memberikan pengaruh terhadap kinerja yang diberikan karyawan terhadap perusahaan semakin banyak promosi atau penaikan jabatan dapat memicu persaingan yang ada dan mengasah potensi diri antar para karyawan yang ada. 4.3.3 Variabel Komitmen Organisasional Deskripsi responden mengenai komitmen Organisasional pada karyawan Inspektorat Provinsi Jawa Tengah Semarang diukur dengan lima indikator. Berikut adalah deskripsi responden mengenai pengembangan karir pada Inspektorat Prov Jawa Tengah Semarang yang di tampilkan pada tabel 4.9 Tabel 4.9 Tanggapan Responden tentang Variabel Komitmen Organisasional. SS /5 S /4 N/3 TS/2 STS/1 S Rata* Ket F S F S F S F S F S Total Indeks Y11 52 260 34 136 15 45 18 36 5 0 477 4,0 Baik Y12 35 175 54 216 22 66 8 16 0 0 473 3,98 Baik Y13 33 165 71 284 15 45 0 0 0 0 494 4,15 Baik Y14 44 220 62 248 13 39 0 0 0 0 507 4,30 Sangat Baik Y15 45 225 55 220 14 42 5 10 0 0 497 4,17 Baik Rata rata 4,11 Baik Data Primer yang diolah, 2017 Berdasarkan tabel 4.9 hasilnya di peroleh keterangan rata rata indeks pada karyawan Inspektorat Provinsi Jawa Tengah Kota Semarang adalah 4,11 dengan indeks minimum 3,98 dan indeks maksimum 4,30. Menunjukkan bahwa Komitmen Organisasional termasuk kategori baik/ tinggi. pada karyawan inspektorat provinsi jawa tengah kota semarang Indeks tertinggi pada variabel Komitmen Organisasional karyawan terdapat pada indikator Y14 yaitu Visi dan Misi Perusahaan, dimana karyawan akan tetap bekerja dengan baik jika perusahaan mampu memberikan penerapan Visi dan Misi Perusahaan pada tiap karyawan dengan baik dan benar sehingga karyawan dapat berkomitmen baik dengan perusahaan.

62 4.3.4 Variabel Kinerja Karyawan Deskripsi responden mengenai Kinerja Karyawan pada karyawan Inspektorat Provinsi Jawa Tengah Semarang diukur dengan lima indikator. Berikut adalah deskripsi responden mengenai Kinerja Karyawan pada Inspektorat Prov Jawa Tengah Semarang yang di tampilkan pada tabel 4.10 Tabel 4.10 Tanggapan Responden tentang Variabel Kinerja Karyawan SS /5 S /4 N/3 TS/2 STS/1 S Rata* Ket F S F S F S F S F S Total Indeks X11 59 295 34 136 15 45 18 36 5 0 512 4,30 Sangat Baik X12 46 230 54 216 22 66 8 16 0 0 528 4,44 Sangat Baik X13 47 235 71 284 15 45 0 0 0 0 564 4,74 Sangat Baik X14 44 220 62 248 13 39 0 0 0 0 507 4,26 Sangat Baik X15 45 225 55 220 14 42 5 10 0 0 497 4,18 Baik Rata rata 4,40 Sangat Baik Data Primer yang diolah, 2017 Berdasarkan tabel 4.10 hasilnya di peroleh keterangan rata rata indeks pada karyawan Inspektorat Provinsi Jawa Tengah Kota Semarang adalah 4,40 dengan indeks minimum 4,18 dan indeks maksimum 4,74. Menunjukkan bahwa Kinerja Karyawan pada karyawan inspektorat provinsi jawa tengah kota semarang termasuk kategori baik/ tinggi. Indeks tertinggi pada variabel Kinerja Karyawan terdapat pada indikator X13 yaitu adanya pengerjaan tugas yang sesuai dengan tanggung jawab dan waktu yang diberikan, menjadikan karyawan dalam perusahaan dan mengenali potensi diri. dapat terus menerus meningkatkan kinerja