III. METODE PENELITIAN. penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, hal tersebut

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Tipe Penelitian. Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian studi

METODE PENELITIAN. Tipe Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian

I. II. III. METODE PENELITIAN. fenomena sesuai dengan apa yang terjadi dilapangan, dimana data yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian studi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kualitas pelayanan Dinas

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalahjenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian studi

BAB III. METODE PENELITIAN. Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung, maka penelitian ini menggunakan

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi kebijakan

III. METODE PENELITIAN. data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif, sementara

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Data; (D) Instrumen Penelitian; (E) Data dan Sumber Data; (F) Teknik Analisis Data;

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tipe penelitian ini menurut Bugdon dan

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan metode

III. METODE PENELITIAN. sesuai dengan apa yang terjadi dilapangan, dimana data yang dihasilkan berupa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yang bertipe

BAB III METODE PENELITIAN. menerapkan suatu kebenaran yang ada dalam pengetahuan dan yang ada dalam teori

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan tipe

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantungan dengan orang-orang

BAB III METODE PENELITIAN. berupaya menggambarkan suatu fenomena atau kejadian dengan apa adanya

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu jenis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini berkaitan dengan proses, prinsip dan prosedur penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Taylor dalam Moleong (2007) berupaya menggambarkan kejadian atau fenomena

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif. Tipe deskriptif adalah tipe

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

METODE PENELITIAN. kualitatif yakni prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif berupa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tipe deskriptif.strauss dan

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini merupakan penelitian dengan tipe deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Metodologi artinya pengetahuan tentang berbagai cara kerja yang disesuaikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian

III. METODE PENELITIAN. 22) metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. suatu keadaan secara utuh. Oleh karena itu, penelitian ini bertipe deskriptif yakni

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan genangan air. sehingga penelitian ini tergolong pada tipe penelitian deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini didesain sebagai penelitian yang bertipe deskriptif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan permasalahan, penelitian ini bertujuan untuk

III. METODE PENELITIAN. Metode kualitatif menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong

III. METODE PENELITIAN. prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

III. METODE PENELITIAN. masalah dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau obyek

BAB III METODE PENELITIAN. tipe penelitian yang berupaya menggambarkan suatu fenomena atau kejadian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif atau

METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian Kualitatif, dalam penelitian

III. METODE PENELITIAN. untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan proses berfikir yang bersifat deduktif,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan menganalisis reformasi pelayanan

BAB III METODE PENELITIAN. Bogdan Dan Taylor (Andi Prastowo, 2011: 22) menyatakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertipe deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ditinjau dari tempat atau lokasi penelitiannya, penelitian ini termasuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualititif

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan metode kualitatif

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam jenis Project Monitoring Evaluation research

III. METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif. Karena penelitian ini ingin mengkaji secara detail mengenai

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Peneliti memilih penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

III. METODE PENELITIAN. metode yang digunakan sebagai alat yang digunakan untuk meneliti. Menurut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian Penelitian tentang implementasi pendidikan multikultural pada anak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. No 95 Pesawahan Teluk Betung Selatan Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah pelaporan Corporate Social

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. dengan pendekatan kualitatif. Menurut Sugiyono (2009:9) metode penelitian kualitatif

III. METODE PENELITIAN. apa adanya. Data yang digunakan dalam jenis penelitian ini merupakan data-data

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan tertentu. Sebagaimana yang dikemukakan Sugiyono (2012:3) bahwa,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tepat agar tujuan penelitian dapat tercapai. Metode yang digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. berhenti merokok, sehingga peneliti menggunakan pendekatan kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tentang relokasi pasar tradisional. Untuk menjelaskan hal tersebut,

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan tipe penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Purworejo Km. 5, yang terletak di Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. HalinisesuaidenganpendapatSugiyonoyangmendeskripsikan penelitian kualitatif sebagai berikut: 69

BAB III METODE PENELITIAN. Pengemis, Pengamen dan Gelandangan di Kota Madiun ini, jenis penelitian

BAB II METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan menggambarkan data serta informasi berdasarkan fakta-fakta yang tampak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. postpositivisme (realitas dipandang sebagai sesuatu yang konkrit, dapat

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

35 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif (menggambarkan) dengan pendekatan kualitatif. Menurut Nazir (2005: 55), penelitian deskriptif yakni tipe penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, hal tersebut didasarkan karena penelitian ini menghasilkan data-data berupa kata-kata menurut responden, apa adanya sesuai dengan pertanyaan penelitiannya, kemudian dianalisis pula dengan kata-kata yang melatarbelakangi responden berperilaku (berpikir, berperasaan, dan bertindak), direduksi, ditriangulasi, disimpulkan (diberi makna oleh peneliti), dan diverifikasi, adapun tujuannya adalah untuk menggambarkan secara tepat mengenai suatu keadaan, sifat-sifat individu atau gejala yang terjadi terhadap kelompok tertentu. Penelitian ini ditekankan pada metode kualitatif deskriptif yang menekankan proses penelitian daripada hasil penelitian sehingga bukan kebenaran mutlak yang dicari tapi pemahaman yang mendalam tentang sesuatu. Penelitian ini memberikan pemahaman menyeluruh dan mendalam mengenai Perizinan pembangunan menara telekomunikasi di Kota Bandar Lampung tahun 2013 melalui proses wawancara kepada pihak-pihak yang terkait serta data-data yang diperoleh.

36 B. Fokus Penelitian Menurut Moleong (2004: 97), dalam penelitian kualitatif hal yang harus diperhatikan adalah masalah dan fokus penelitian. Fokus memberikan batasan dalam studi dan batasan dalam pengumpulan data, sehingga dengan batasan ini peneliti akan fokus memahami masalah-masalah yang menjadi tujuan penelitian. Karena itu menurut Moleong, fokus penelitian dimaksudkan untuk membatasi studi kualitatif, sekaligus membatasi penelitian guna memilih mana data yang relevan dan mana data yang tidak relevan. Untuk dapat memahami secara lebih luas dan mendalam, maka diperlukan pemilihan fokus penelitian. Spradley dalam Sugiyono (2006: 234), mengemukakan ada empat alternatif untuk menetapkan fokus yaitu: 1. Menetapkan fokus pada permasalahan yang disarankan oleh informan. 2. Menetapkan fokus berdasarkan domain-domain tertentu organisasi domain. 3. Menetapkan fokus yang memiliki nilai temuan untuk pengembangan iptek. 4. Menetapkan fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan teoriteori yang telah ada. Adapun beberapa indikator yang perlu digunakan untuk mengukur kinerja birokrasi publik menurut Dwiyanto dalam Pasolong (2010: 178-180) pada kinerja Badan Penanaman Modal dan Perizinan (BPMP) dalam pengendalian menara telekomunikasi di Kota Bandar Lampung, yaitu: 1. Kinerja BPMP dalam pengendalian menara telekomunikasi di Kota Bandar Lampung berdasarkan indikator produktifitas yang terdiri dari:

37 a. Jumlah menara telekomunikasi yang tidak berizin; b. Jumlah menara telekomunikasi yang sedang dalam proses perizinan. 2. Kinerja BPMP dalam pengendalian menara telekomunikasi di Kota Bandar Lampung berdasarkan indikator kualitas layanan. a. Penyusunan dan penerapan standar pelayanan; b. Sarana prasarana pendukung pelayanan perizinan. 3. Responsifitas, yaitu kepekaan BPMP untuk mengenali dan memahami kebutuhan perusahaan operator telekomunikasi di Bandar Lampung dengan indikator tingkat penanganan atas keluhan terhadap prosedur penerbitan izin menara telekomunikasi. C. Lokasi Penelitian Menurut Moleong (2005: 128), lokasi penelitian merupakan tempat dimana peneliti melakukan penelitian terutama dalam menangkap fenomena atau peristiwa yang sebenarnya terjadi dari objek yang diteliti dalam rangka mendapatkan data-data penelitian yang akurat. Dalam penentuan lokasi penelitian, cara terbaik yang ditempuh dengan jalan mempertimbangkan teori substantif dan menjajaki dengan menjajaki lapangan untuk mencari kesesuaian dengan kenyataan. Selain di perlu pertimbangkan dalam penentuan lokasi penelitian seperti, keterbatasan geografi dan praktis seperti waktu, biaya serta tenaga. Dengan mempertimbangkan hal di atas dan membatasi penelitian, maka lokasi penelitian dalam penelitian ini ditentukan dengan sengaja (purposive) yang akan

38 dilakukan di Kota Bandar Lampung. Beberapa alasan yang menjadi dasar pemilihan lokasi penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Masih banyak menara telekomunikasi di Kota Bandar Lampung yang belum memiliki izin. 2. Badan Penanaman Modal dan Perizinan selaku instansi pemerintah yang mengurusi soal perizinan di Kota Bandar Lampung dituntut untuk memberikan pengawasan terhadap menara telekomunikasi. D. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data Menurut Nawawi dan Martini (2006: 98), data merupakan bentuk tanggapan, pendapat, kenyakinan, perasaan, hasil pemikiran dan pengetahuan seseorang tentang segala sesuatu yang dipertanyakan sehubungan dengan masalah penelitian. Data penelitian terbagi atas 2 (dua) jenis, yaitu: a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya. b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data ini biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan peneliti terdahulu. Adapun data sekunder dalam penelitian ini berupa dokumen-dokumen.

39 2. Sumber Data Menurut Lofland dan Lofland dalam Moleong (2005: 157), sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan yang didapat dari informan melalui wawancara, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Sumber data merupakan suatu benda, hal atau orang maupun tempat yang dapat dijadikan sebagai acauan peneliti untuk mengumpulkan data yang diinginkan sesuai dengan masalah dan fokus penelitian. Sumber-sumber data dalam penelitian ini adalah: a. Informan Informan yang diwawancarai yaitu informan yang terkait dalam kinerja Badan Penanaman Modal dan Perizinan dalam pengendalian menara telekomunikasi di Kota Bandar Lampung yang terdiri dari berbagai unsur, yaitu Kepala Badan Penanaman Modal dan Perizinan, Pegawai Badan Penanaman Modal dan Perizinan, Anggota Tim Pengawas Badan Penanaman Modal dan Perizinan, Anggota DPRD Kota Bandar Lampung, Bagian Humas Perusahaan Operator Seluler dan masyarakat Kota Bandar Lampung. Tabel. Daftar Nama Informan b. Dokumen-Dokumen. Dokumen-dokumen yang digunakan merupakan dokumen yang berhubungan dengan penelitian ini, yang di dapat dari berbagai sumber meliputi: peraturanperaturan daerah, surat-surat keputusan, catatan-catatan, arsip-arsip, foto dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan perizinan di Kota Bandar Lampung.

40 c. Observasi Pada penelitian ini peneliti melakukan observasi dengan cara mengamati berbagai aktifitas maupun fenomena yang berkaitan dengan pelayanan perizinan di Kota Bandar Lampung. E. Metode Pengumpulan Data Pada tahap ini ada dua macam metode yang digunakan dalam mengumpulkan data, yaitu: a. Wawancara mendalam Menurut Bungin (2007: 108), wawancara mendalam (in-depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab seraya bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Dalam upaya mendapatkan data dan informasi yang valid dengan fokus penelitian, maka dalam menentukan informan peneliti menggunakan teknik purposive sampling pada tahap awal dan dalam pengembangannya dilakukan secara snowball sampling sampai diperoleh data dan informasi yang lengkap. b. Observasi Menurut Bungin (2007: 115), metode observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan. Observasi atau pengamatan adalah kegiatan manusia

41 dengan menggunakan pancaindera mata sebagai alat bantu utamanya. Oleh karena itu, observasi merupakan kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja panca indra mata serta dibantu dengan panca indra lainnya. Pada penelitian ini peneliti melakukan observasi dengan mengamati berbagai aktifitas pelaksanaan perizinan di Kota Bandar Lampung. c. Dokumenter Menurut Bungin (2007: 121), metode dokumenter adalah salah satu metode pengumpulan data yang digunakan dalam metode penelitian sosial. Pada intinya metode dokumenter adalah metode yang digunakan untuk menulusuri data historis. Sebagian besar datanya yang tersedia adalah dalam bentuk surat-surat, catatan harian, cendera mata, laporan, dan sebagainya yang dapat mendukung suatu penelitian. F. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen penelitian digunakan untuk membantu pengumpulan data, antara lain: a. Peneliti sendiri, yaitu peneliti melakukan pengamatan dan pencatatan terhadap fenomena yang terjadi di tempat penelitian dengan menggunakan alat panca indra. Menurut Moleong (2005: 163), ciri khas penelitian kualitatif tidak dapat dipisahkan dari pengamatan berperan serta, namum peran penelitilah yang menentukan keseluruhan skenarionya. b. Perangkat penunjang lainnya, seperti pedoman wawancara (interview guide) yang bersifat terbuka (tidak rinci), pedoman dokumenter, pedoman observasi

42 dan menggunakan alat bantu lainnya (buku catatan, ballpoint, pensil, Handphone, dan lain-lain). G. Teknik Analisis Data Menurut Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2005: 248), analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan dengan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2006: 277-284), teknis analisis data tersebut meliputi langkah-langkah sebagai berikut: 1. Reduksi data (Data Reduction). Yaitu suatu proses merangkum, pemilihan hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang sudah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Reduksi data dilakukan secara terus menerus selama proses penelitian berlangsung. Dalam penelitian ini, reduksi data yang dilakukan antara lain seperti data yang diperoleh dari hasil wawancara di lapangan, dianalisis melalui tahapan penajaman informasi, penggolongan berdasarkan fokus penelitian yaitu kualitas perizinan di Kota Bandar Lampung serta kendala-kendala yang

43 dihadapi Pemerintah Kota Bandar Lampung dalam melaksanakannya. Selain itu, Peneliti membuang data-data temuan yang tidak terkait dengan fokus penelitian. 2. Penyajian data (Data Display). Yaitu penyusunan sekumpulan informasi yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan penarikan tindakan. Pada penelitian ini, secara teknis data-data yang telah di organisir akan disajikan ke dalam bentuk teks naratif, gambar, tabel, dan grafik. Penyajian data dilakukan dengan mendeskripsikan hasil temuan dalam wawancara terhadap informasi serta menghadirkan dokumen sebagai penunjang data. 3. Penarikan kesimpulan dan melakukan verifikasi (Conclusoin drawing/verification). Penarikan kesimpulan dan verifikasi dilakukan secara terus menerus selama penelitian berlangsung, yaitu sejak awal memasuki lokasi penelitian dan selama pengimpulan data. Peneliti berusaha untuk menganalisis dan mencari pola, tema, hubungan persamaan, hal-hal yang sering timbul, hipotesis dan sebagainya yang dituangkan dalam kesimpulan yang tentatif. Akan tetapi dengan bertambahnya data melalui proses verifikasi secara terus menerus, maka akan diperoleh kesimpulan yang bersifat grounded, dengan kata lain setiap kesimpulan senantiasa terus dilakukan verifikasi selama penelitian berlangsung. Kesimpulan akhir dari penelitian ini berupa teks naratif yang mendeskripsikan kinerja Badan Penanaman Modal dan Perizinan (BPMP) dalam pengendalian menara telekomunikasi di Kota Bandar Lampung.

44 H. Teknik Keabsahan Data Keabsahan data merupakan standar validitas dari data yang diperoleh. Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian (Sugiyono, 2006: 299). Untuk menetapkan keabsahan (Trustworthiness) data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan tenik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Moleong (2005: 324) menyebutkan ada empat kriteria yang digunakan, yaitu: 1. Derajat kepercayaan (credibility) Penetapan kriteria ini pada dasarnya menggantikan konsep validitas internal dari non kualitatif. Kriteria ini berfungsi untuk melaksanakan inkuiri sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai dan mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan peneliti untuk memeriksa kredibilitas atau derajat kepercayaan antara lain: a. Triangulasi Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan suatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai bahan pembanding terhadap data itu. Triangulasi dianggap sebagi cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan

45 hubungan dari berbagai pandangan. Dengan kata lain bahwa dengan triangulasi, peneliti dapat merecheck temuannya dengan jalan membandingkannya dengan berbagai sumber, metode, atau teori. Menurut Denzin dalam Holloway dan Daymon (2008: 153), triangulasi muncul dengan bentuk yang berbeda-beda, yaitu triangulasi data, triangulasi investigator, triangulasi teoretis, triangulasi metodologis. Triangulasi data yaitu jika Peneliti menggunakan beragam sumber data, seperti mengumpulkan data dari kelompok, lokasi/latar, atau waktu yang berbeda-beda. Triangulasi investigator yaitu jika Peneliti terlibat dengan beberapa peneliti ahli dalam bidang yang sama. Triangulasi teoritis yaitu jika Peneliti menggunakan beberapa kemungkinan penafsiran teoritis. Triangulasi metodologis yaitu jika Peneliti menggunakan dua metode atau lebih untuk riset yang sama. Dalam penelitian ini, Peneliti menggunakan triangulasi data, karena Peneliti berusaha menyatukan perbedaan sumber data yang Peneliti temukan. Seperti data wawancara yang berasal dari berbagai informan. b. Kecukupan referensial Yaitu dengan memanfaatkan bahan-bahan tercatat atau terekam sebagai patokan untuk menguji sewaktu diadakan analisis dan penafsiran data. Misalnya, rekaman, catatan, dan foto yang dapat dimanfaatkan untuk membandingkan hasil yang diperoleh dengan kritik yang telah terkumpul. c. Melakukan member check Menurut Lincoln dan Guba dalam Holloway dan Daymon (2008: 149), melakukan member check atau membervalidation, berarti mencocokkan pemahaman Peneliti

46 mengenai data dengan orang-orang yang Peneliti kaji, dengan merangkum, mengulangi, atau memparafrasekan (menyatakan kembali dengan bahasa Peneliti sendiri) ucapan meraka, sekaligus menyoal kejujuran dan penafsiran mereka. Member check menyajikan tanggapan kepada para partisipan, memungkinkan Peneliti mengecek reaksi mereka terhadap data dan temuan-temuan, serta membantu Peneliti mengukur tanggapan meraka terhadap penafsiran data yang Peneliti lakukan. Dalam penelitian ini, Peneliti melakukan member check antara lain dengan cara memaparkan dan menunjukkan hasil wawancara kepada informan yang bersangkutan untuk memastikan kebenaran ucapan dan jawaban wawancara. 2. Keteralihan (transferability) Agar orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif dan ada kemungkinan untuk menarapkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti dalam membuat laporannya harus memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya. Upaya untuk memenuhi hal ini peneliti melakukannya melalui tabulasi data serta disajikan oleh peneliti dalam hasil dan pembahasan. Menurut Holloway dan Daymon (2008: 145), Sifat transferability menggantikan validitas eksternal dan mendekati gagasan generalisasi berdasarkan teori (theory-based generalizability). Dalam konteks ini, Peneliti berperan untuk membantu pembaca memindahkan pengetahuan khusus yang diperoleh dari temuan-temuan sebuah riset pada latar/situasi lain. Temuan Peneliti akan di khususkan bagi situasi yang spesifik (artinya yang hanya berlangsung pada unit analisis penelitian). Proses transferability diawali pada tahap penyusunan proposal, tepatnya ketika Peneliti menguraikan karakteristik situasi yang menjadi pusat perhatian (focal setting),

47 atau gambaran lokasi, serta menunjukkan bagaimana sampel akan dipilih. Ketika Peneliti mampu mendiskusikan bagaimana temuan riset diposisikan, maka kemenonjolan (salience), signifikasi, atau pentingnya riset akan muncul dengan sendirinya. 3. Kebergantungan (dependability) Uji kebergantungan dilakukan dengan melakukan pemeriksaan terhadap keseluruhan proses penelitian. Sering terjadi peneliti tidak melakukan penelitian kelapangan, tetapi bisa memberikan data. Peneliti seperti itu perlu diuji dependability-nya, dan untuk mengecek penelitian ini benar atau salah. Setahap demi tahap data-data yang dihasilkan dilapangan dikonsultasikan dengan pembimbing. Hasil yang dikonsultasikan antara lain, proses penelitian dan taraf kebenaran data dan tafsirannya. Menurut Holloway dan Daymon (2008: 147), kredibilitas dan tingkat ketergantungan berhubungan erat. Kriteria tingkat ketergantungan menggantikan gagasan tentang reliabilitas. Agar temuan riset dapat dikaitkan (dengan yang lain), maka temuan tersebut harus konsisten dan akurat. Konteks riset juga harus diuraikan secara detail. 4. Kepastian (comfirmability) Menguji kepastian hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang ada dalam penelitian, jangan sampai proses tidak ada tapi hasilnya ada. Derajat ini dapat dicapai melalui audit atau pemeriksaan yang cermat terhadap seluruh komponen dan proses penelitian serta hasil penelitiannya. Pemeriksaan yang dilakukan pembimbing menyangkut kepastian asal-usul data, logika penarikan kesimpulan dari data dan penilaian derajat ketelitian serta telaah terhadap kegiatan penelitian

48 tentang keabsahan data. Selain itu, menurut Holloway dan Daymon (2008:147), Confirmability merupakan kriteria yang lebih sesuai untuk riset kualitatif dibandingkan kriteria konvensional seperti netralis dan obyektivitas. Suatu riset dinilai dari bagaimana temuan dan simpulan Peneliti mencapai tujuan riset. Jadi, bukan merupakan hasil asumsi dan prakonsepsi sebelumnya. Oleh karena itu, agar riset dapat dikonfirmasikan, Peneliti harus mampu menunjukkan bagaimana data terkait dengan sumbernya, sehingga pembaca dapat menetapkan bahwa kesimpulan dan penafsiran muncul secara langsung dari sumber tersebut.