BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Dinamika penanaman modal memengaruhi tinggi rendahnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. sedangkan untuk negara yang sedang berkembang digunakan istilah pembangunan

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya apabila tingkat kegiatan ekonomi lebih tinggi daripada yang

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yag pesat merupakan feneomena penting yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk mengumpulkan dana guna membiayai kegiatan-kegiatan

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Begitu juga dengan investasi yang merupakan langkah awal

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi. Dimana pertumbuhan ekonomi

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai

FLUKTUASI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DI KOTA PADANGSIDIMPUAN

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian menuju perekonomian yang berimbang dan dinamis. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan proses berkelanjutan merupakan

ABSTRAK. Kata kunci: PDB, Kurs, Impor, Utang luar negeri

LANDASAN TEORI. membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. investasi merupakan faktor penting yang berperan besar dalam pertumbuhan dan

I. PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. nasional dan pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita akan selalu mengalami kenaikan. Adanya resesi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang melakukan kegiatan perekonomian biasanya ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Keberhasilan atau tidaknya pembangunan ekonomi di suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan)

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian uang merupakan bagian yang integral dari kehidupan kita. sehari-hari. Ada yang berpendapat bahwa uang merupakan darahnya

VII. SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

NERACA PEMBAYARAN, PENDAPATAN NASIONAL, GDP DAN GNP

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan indikator

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, masih memiliki stuktur

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas dalam perdagangan internasional seperti ekspor dan impor sangat

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang memiliki karakteristik perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. mengejar ketertinggalan pembangunan dari negara-negara maju, baik di kawasan

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. baik. Pembangunan ekonomi menurut Todaro dan Smith (2006) adalah suatu

I. PENDAHULUAN. kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau. dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Meskipun pertumbuhan ekonomi setelah krisis ekonomi yang melanda

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, terus melaksanakan

PENGARUH BELANJA MODAL, PENGANGGURAN DAN PENDUDUK TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN AGAM DAN KABUPATEN PASAMAN

BAB I PENDAHULUAN. panjang, dan pertumbuhan ekonomi merupakan fenomena penting yang dialami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk salah satu negara yang sedang berkembang yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. makroekonomi. Pengeluaran konsumsi seseorang adalah bagian dari. pendapatannya yang di belanjakan. Apabila pengeluaran pengeluaran

Metodologi Pengertian Produk Domestik Regional Bruto Beberapa Pendekatan Penyusunan PDRB

PENDAHULUAN. menyediakan sarana dan prasarana,baik fisik maupun non fisik. Namun dalam

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri sehingga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Salah satu indikator kemajuan ekonomi suatu negara dapat dilihat dari

I. PENDAHULUAN. makro, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan

MAKALAH PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. 2001, maka setiap daerah mempunyai kewenangan yang lebih luas dalam

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KONSEP, DEFINISI DAN METODOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan ekonomi internasional yang semakin

BAB 1 PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu studi yang masih menimbulkan kontroversi hingga saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang paling umum adalah berupa perdagangan atau transaksi barang.

ANALISIS PENGARUH INVESTASI, INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. berlebih, yang bisa mendatangkan suatu devisa maka barang dan jasa akan di ekspor

BAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Merdekawati dan Budiantara (2013) mengemukakan bahwa kemiskinan

Antiremed Kelas 10 Ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang mengimpor maupun mengekspor akan menimbulkan suatu

MASALAH DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN EKONOMI

I. PENDAHULUAN. membangun infrastruktur dan fasilitas pelayanan umum. pasar yang tidak sempurna, serta eksternalitas dari kegiatan ekonomi.

ekonomi K-13 PENDAPATAN NASIONAL K e l a s A. KONSEP PENDAPATAN NASIONAL Semester 1 Kelas XI SMA/MA K-13 Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk mempercepat pencapaian tingkat kesejahteraan hidup yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi pada dasarnya bervariasi antarwilayah, hal ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. akumulasi modal yang diperlukan untuk pembangunan perekonomian.

I. PENDAHULUAN. Iklim investasi yang baik akan mendorong terjadinya pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif

I. PENDAHULUAN. Setiap negara selalu berusaha untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang fokus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya.

Pengantar Makro Ekonomi. Pengantar Ilmu Ekonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. moneter, bunga itu adalah sebuah pembayaran untuk menggunakan uang. Karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. APBN untuk mendukung pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. telah memberikan kontribusi yang besar terhadap menurunnya laju inflasi dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat bertambah sehingga akan meningkatkan kemakmuran masyarakat

PENDAHULUAN. 2011:18-19). Hal ini serupa dengan yang diutarakan oleh Rovia (2013:1) dalam

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 KAJIAN PUSTAKA Penelitian ini mengacu pada penelitian-penelitian sebelumnya yang dijadikan sebagai rujukan untuk menulis. Peneliti mengkaji beberapa penelitian sebelumnya agar menghindari adanya plagiarisme. Adapun penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut: Output nasioanl yang tercermin dari pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator penting untuk mengukur tingkat keberhasilan pembangunan suatu negara. Telah banyak peneliti yang mengangkat pertumbuhan ekonomi sebagai topik utama dalam penelitian. Tujuannya untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi suatu pertumbuhan ekonomi dalam lingkup negara maupun lingkup regional. Di Indonesia, telah banyak peneliti yang meneliti tentang pertumbuhan ekonomi dan faktor faktor yang mempengaruhi. Banyak variabel yang digunakan sebagai variabel bebas, seperti inflasi, tingkat suku bunga, investasi, konsumsi, pengeluaran pemerintah, tenaga kerja, ekspor dan sebagainya. Penelitian yang dilakukan menggunakan berbagai studi kasus seperti suatu negara tertentu, provinsi tertentu maupun kabupaten/kota tertentu. Investasi merupakan salah satu variabel yang sering diteliti pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi. Temuan Sjafii (2009) pada penelitian dengan 12

studi kasus wilayah Jawa Timur menyatakan bahwa investasi swasta berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Temuan yang sama dinyatakan oleh Raharjo (2006), Muazi dkk. (2013) dan Rustiono (2006) bahwa investasi swasta yang terdiri dari investasi dalam negeri dan investasi asing mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara positif. Sedangkan Siagian (2014) menemukan hasil yang berbeda pada penelitiannya pada studi kasus negara Filipina dengan menggunakan alat analisis ECM menyatakan dalam jangka pendek dan jangka panjang investasi tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi karena sebagian keuntungan dikirim kembali ke negara pemilik modal serta pengalihan teknologi yang belum maksimal. Sumber Daya Manusia (SDM) yang dinyatakan sebagai tenaga kerja merupakan salah satu faktor menarik yang sering diteliti pengaruhnya terhadap suatu perekonomian. Berbagai penelitian telah mengkaji hubungan tenaga kerja dengan pertumbuhan ekonomi. Sjafii (2009) yang menggunakan pendekatan Panel Data, Yunan (2009) dan Rustiono (2008) yang menggunakan alat analisis menyatakan temuannya bahwa tenaga kerja berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Hasil penelitian berbeda dinyatakan oleh Raharjo (2006) bahwa angkatan kerja tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dan Nugroho (2009) dalam penelitiannya menemukan TPAK tidak mempengaruhi pertumbuhan ekonomi pada jangka pendek. Instrumen fiskal seperti pajak dan pengeluaran pemerintah menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Seftarita (2005) pada hasil penelitiannya yang menggunakan alat analisis VECM menyatakan kebijakan 13

fiskal yang terdiri dari PPh, pengeluaran pemerintah dan utang luar negeri tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka pendek, sedangkan pada jangka panjang instrumen kebijakan fiskal tersebut signifikan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Hasil penelitian yang sama juga dinyatakan pada berbagai penelitian yang telah dilakukan Jawaid dkk. (2013), Sjafii (2009), Siagian (2014), Yunan (2009), dan Rustiono (2008). Berbeda dari hasil penelitian Bastias (2010) yang menyatakan bahwa pengeluaran pemerintah atas infrastruktur perumahan, pendidikan dan perumahan dalam jangka pendek tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dan Raharjo (2006) pada temuannya menyatakan bahwa pengeluaran pemerintah untuk pembangunan tidak mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Selain instrumen fiskal, banyak peneliti yang mengkaji pengaruh instrumen moneter terhadap pertumbuhan ekonomi. Seftarita (2005) pada hasil penelitiannya menemukan instrumen kebijakan moneter yaitu nilai tukar rupiah, tingkat bunga deposito berjangka 6 bulan, kredit dan JUB mempengaruhi pertumbuhan ekonomi baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Jawaid dkk. (2011) yang meneliti pertumbuhan ekonomi di Pakistan menyatakan bahwa kebijakan moneter berpengaruh dan lebih efektif untuk perekonomian Pakistan. Fasanya dkk. (2013) yang meneliti pengaruh kebijakan moneter di Nigeria dalam temuannya menyatakan bahwa inflasi dan tingkat suku bunga berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi, sedangkan cadangan eksternal, JUB dan nilai tukar tidak berpengaruh dan dalam jangka panjang hanya nilai tukar yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. 14

Penelitian yang mengkaji pengaruh dari perdagangan internasional telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Siagian (2014) yang meneliti pengaruh ekspor dan impor terhadap pertumbuhan ekonomi di Filipina menemukan bahwa dalam jangka pendek ekspor dan impor tidak mempengaruhi pertumbuhan ekonomi namun dalam jangka ekspor dan impor berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Nugroho (2009) juga menemukan dalan jangka pendek ekspor tidak berpengaruh tetapi dalam jangka panjang ekspor mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan Yunan (2009) juga menyatakan dalam temuannta bahwa volume ekspor tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Jawaid dkk. (2011) dalam temuannya juga menyatakan bahwa keterbukaan perdagangan di Nigeria belum mampu memberikan pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di negara tersebut. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia dan beberapa negara tetangga di tahun 1998 menjadi fenomena menarik untuk diteliti pengaruhnya pada suatu perekonomian. Rustiono (2008) dalam penelitiannya menggunakan krisis ekonomi sebagai variabel dummy menemukan bahwa krisis ekonomi memberikan pengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. 15

Tabel 2.1 Ringkasan Kajian Pustaka NO Peneliti 1. Seftarita (2005) 2. Jawaid, Qadri dan Ali (2011) 3. Bastias (2010) Judul & Metode Judul: Kebijakan Fiskal, Kebijakan Moneter, dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Metode: VECM Judul: Monetary-Fiscal- Trade Policy and Economic Growth in Pakistan: Time Series Empirical Investigation Model: ECM Judul: Analisis Pengaruh Pengeluaran Peerintah Atas Pendidikan, Kesehatan dan Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Periode 1969-2009 Hasil Ada kointegrasi antara kebijakan fiskal, kebijakan moneter dan pertumbuhan ekonomi. Kebijakan moneter dan kebijakan fiskal mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. Kebijakan moneter berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek, sedangkan kebijakan fiskal tidak berpengaruh Pada jangka pendek dan jangka panjang kebijakan moneter dan kebijakan fiskal signifikan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Kebijakan moneter lebih efektif dibandingkan kebijakan fiskla di Pakistan. Pada jangka pendek dan jangka panjang kebijakan perdagangan tidak berpengaruh Pengeluaran pemerintah atas transportasi signifikan berpengaruh positif dalam jangka pendek,sedangkan variabel lain tidak. Pengeluaran 16

4. Sjafii (2009) 5. Siagian (2014) Model: ECM pemerintah atas perumahan dan transportasi signifikan berpengaruh positif dalam jangka panjang, sedangkanmvariabel lainnya tidak Judul: Pengaruh Investasi Investasi swasta, Fisik dan Investasi tenaga kerja, Pembangunan Manusia pengeluaran Terhadap Pertumbuhan pemerintah untuk Ekonomi Jawa Timur bidang pembangunan 1990 2004 manusia, maupun Metode: Panel Data konsimsi pemerintah lokal signifikan berdampak positif terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi. Variabel dummy krisis ekonomi siginifikan berpengaruh negatif sehingga memberikan dampak penurunan terhadap pertumbuhan ekonomi Judul: Analisa Sumber Dalam jangka pendek, Pertumbuhan Ekonomi investasi asing dan Filipina Periode 1994 utang dalam negeri 2003 signifikan berpengaruh Model: ECM terhadap pertumbuhan ekonomi, sedangkan ekspor, impor, investasi dalam negeri, tabungan, utang dalam negeri dan pengeluaran pemerintah tidak signifikanberpengaruh. Dalam jangka panjang, investasi asing, utang dalam negeri dan utang luar negeri signifikan tidak berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi, sedangkan ekspor, impor, investasi dalam negeri tabungan dan 17

pengeluran pemerintah signifikan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi 6. Yunan Judul: Analisis Faktor- Kredit perbankan, (2009) Faktor yang ekspor dan Mempengaruhi pengeluaran Pertumbuhan Ekonomi pemerintah signifikan Indonesia berpengaruh positif Metode: OLS terhadap pertumbuhan ekonomi. Ekspor tidak signifikan berpengaruh 7. Raharjo Judul: Pengaruh Pengeluaran (2006) Pengeluaran Pemerintah, pemerintah (rutin) dan Investasi Swasta dan investasi swasta Angkatan Kerja signifikan berpengaruh Terhadap Pertumbuhan positif terhadap Ekonomi Tahun 1982-2003 Metode: OLS pertumbuhan ekonomi. Pengeluaran pemerintah (pembangunan) dan angkatan kerja tidak signifikan berpengaruh 8. Muazi dan Judul: Analisis Pengruh PMA signifikan Arianti Penanaman Modal Asing berpengaruh positif (2013) dan Penanaman Modal Dalam Negeri Terhadap terhadap pertumbuhan ekonomi dalam jangka Pertumbuhan Ekonomi: pendek dan jangka di Jawa Tengah 1990- panjang. PMDN 2010 signifikan berpengaruh Model: ECM positif terhadap pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek dan jangka panjang 9. Nugroho Judul: Analisis Faktor Utang luar negeri (2009) Faktor yang pemerintah, ekspor dan Mempengaruhi TPAK tidak Pertumbuhan Ekonomi di berpengaruh dalam Indonesia Periode Tahun 1983 2007 jangka pendek. Utang luar negeri pemerintah, Model: ECM ekspor dan TPAK signifikan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang 10. Fasanya, Judul: Does Monetary Inflasi dan tingkat suku 18

Onakoya, dan Agboluaje (2013) 11. Rustiono (2008) Policyn Influence Economic Growth in Nigeria? Model: ECM Judul: Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Propinsi Jawa Tengah Metode: OLS bunga signifikan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi, sedangkan variabel lain tidak berpengaruh. Tingkat suku bunga, cadangan eksternal, JUB, dan inflasi tidak berpengaruh sedangkan nilai tukar signifikan berengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi PMA, PMDN, Angkatan Kerja dan pengeluaran pemerintah signifikan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Krisis ekonomi signifikan berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi Berdasarkan penelitian terdahulu, tujuan penelitian-penelitian tersebut adalah sama, hanya saja menggunakan variabel-variabel yang berbeda, tahun yang berbeda dan ruang lingkup yang berbeda sehingga hasil penelitian yang ditunjukkan juga berbeda-beda. Salah satu tujuan penelitian adalah untuk memberikan informasi terbaru mengenai faktor-fakor yang mempengaruhi output nasional Indonesia. Untuk membentuk model output nasional Indonesia, peneliti menggunakan model analisis ECM yang tujuannya melihat perilaku jangka pendek dan jangka panjang dari output nasional Indonesia. Telah banyak penelitian yang mengenai 19

pertumbuhan ekonomi maupun output nasional dengan ECM yang menghasilkan kesimpulan yang berbeda-beda pada jangka pendek dan jangka panjang. Oleh karena itu, peneliti akan mengkaji kembali model output nasional dengan studi kasus negara Indonesia dari tahun 1990-2014 dan mencaro faktorfaktor yang mempengaruhi output nasional Indonesia pada jangka pendek dan jangka panjang dengan menggunakan variabel PMDN, PMA< ekspor, impor, pengeluaran pemerintah dan TPAK. 20

2.2 LANDASAN TEORI 2.2.1 Output Nasional Terdapat tiga pendekatan untuk menghitung pendapatan nasional atau output nasional, yaitu: 1) Pendekatan Produksi (Production Approach) Metode ini dihitung dengan menjumlahkan nilai produksi yang diciptakan sektor ekonomi produktif dalam wilayah suatu negara. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut: NI = P 1 Q 1 + P 2 Q 2 + + PnQn dimana: NI P 1, P 2,, Pn = PDB (Produk Domestik Bruto) = Harga satuan produk pada satuan masing masing sektor ekonomi Q 1, Q 2,, Qn = Jumlah produk pada satuan masing masing sektor ekonomi 2) Pendekatan Pendapatan (Income Approach) Metode ini dihitung dengan menjumlah besarnya total pendapatan atau balas jasa setiap faktor faktor produksi. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut: Y = w + r + i + p dimana: 21

Y = Pendapatan nasional atau PDB w = Pendapatan upah/gaji r = Pendapatan sewa i = Pendapatan bunga p = Pendapatan laba 3) Pendekatan Pengeluaran (Consumption Approach) Metode ini dihitung dengan menjumlahkan semua pengeluaran yang dilakukan berbagai golongan pembeli dalam masyarakat. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut: Y = C + I + G + (X M) dimana : Y C I G (X-M) = PDB (Produk Domestik Bruto) = Pengeluaran rumah tangga konsumen untuk konsumsi = Pengeluaran rumah tangga perusahaan untuk investasi = Pengeluaran rumah tangga pemerintah = Ekspor netto atau pengeluaran rumah tangga luar negeri Fluktuasi pertumbuhan ekonomi secara riil dari tahun ke tahun tercermin dalam nilai Produk Domestik Bruto (PDB). PDB yaitu seluruh nilai tambah yang dihasilkan oleh berbagai sektor atau lapangan usaha yang melakukan kegiatan usahanya di suatu domestik atau agregat. Perubahan 22

nilai PDB akan menunjukkan perubahan jumlah kuantitas barang dan jasa yang dihasilkan selama periode tertentu. Adapun konsep perhitungan pertumbuhan ekonomi dalam suatu periode, yaitu: ( ) x 100% dimana: Gt PDBRt PDBRt-1 = Pertumbuhan ekonomi periode t = Produk Domestik Bruto Riil periode t = Produk Domestik Bruto Riil satu periode sebelumnya 2.2.2 Investasi Investasi merupakan salah satu faktor yang krusial bagi kelangsungan proses pembangunan atau pertumbuhan ekonomi jangka panjang (Hidayat, 2011). Menurut Sukirno (1990), investasi merupakan pengeluaranpengeluaran untuk membeli barang-barang modal dengan tujuan untuk mengganti dan terutama menambah barang-barang modal dalam perekonomian yang akan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa di masa depan. Persyaratan umum pembangunan ekonomi suatu negara menurut Todaro (2000) adalah: 1. Akumulasi modal, termasuk akumulasi baru dalam bentuk tanah, peralatan fisik dan sumber daya manusia 23

2. Perkembangan penduduk yang dibarengi dengan pertumbuhan tenaga kerja dan keahliannya 3. Kemajuan teknologi Peranan modal dalam pembangunan ekonomi mutlak diperlukan untuk pembiayaan pembangunan yang akan dilaksanakan (Dewanto, 2010). Apabila modal yang tersedia cukup besar, maka penanaman modal dapat dilakukan ke berbagai sektor ekonomi yang akan merangsang kenaikan pertumbuhan ekonomi. Pada Teori Harrod-Domar, investasi dan the Incremental Output Ratio (ICOR) merupakan dua variable fundamental. ICOR digunakan untuk mengukur seberapa besar peningkatan investasi yang diperlukan untuk mendapatkan laju pertumbuhan ekonomi tertentu yang telah ditentukan sebelumnya. Hubungan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Y = y.k 1/y = K.Y dimana: Y = rasio ouput kapital 1/y = rasio kapital-output (COR) ICOR = ( K/ Y) / ( Y/Y) atau ICOR = K/ Y Investasi terdiri dari investasi asing dan investasi domestik. Berdasarkan Undang undang No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) adalah kegiatan 24

menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri. Sedangkan Penanaman Modal Asing (PMA) adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah suatu negara yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri. 2.2.3 Ekspor-Impor Pertukaran atau perdagangan internasional timbul karena salah satu atau semua pihak yang terlibat di dalamnya memperoleh manfaat atau keuntungan tambahan dari adanya kegiatan pertukaran tersebut (Gustina, 2009). Pada dasarnya, perdagangan muncul karena adanya motif untuk berdagang. Motif tersebut adalah kemungkinan diperolehnya manfaat dari perdagangan atau gains of trade. Ekspor merupakan salah satu sektor perekonomian yang memegang peranan penting melalui perluasan pasar antara beberapa negara dimana dapat mengadakan perluasan pasar dalam sektor industri, sehingga mendorong dalam sektor industri lain, selanjutnya mendorong sektor lainnya dan perekonomian. Pada kerangka teoritis Keynes untuk perekonomian terbuka, ekspor merupakan salah satu komponen pendapatan nasional (Nugroho, 2009). 25

Adanya peningkatan ekspor akan meningkatkan pendapatan nasional dengan cara yang sama seperti yang ditimbulkan oleh adanya peningkatan dalam investasi yaitu melalui proses bekerjanya angka pengganda pada pendapatan nasional dalam perekonomian terbuka. Persamaannya dapat ditulis sebagai berikut: Y = C + I + G + X M dimana: Y C I G X M = Pendapatan Nasional = Konsumsi = Investasi = Pengeluaran Pemerintah = Ekspor = Impor Persamaan diatas menunjukkan persamaan indentitas dimana perubahan yang terjadi pada konsumsi (C), investasi (I), pengeluaran pemerintah (G), ekspor (X), dan impor (M) akan mempengaruhi pendapatan nasional (Y). Variabel impor (M) harus dikurangkan karena dalam unsur pengeluaran lain (C, I, G) termasuk pegeluaran untuk barang impor. Setiap perubahan yang terjadi dari unsur yang terdapat dalam persamaan diatas tidak akan menimbulkan perubahan Y sebesar perubahan itu, melainkan proses berantai yang dinamakan efek pelipatan atau angka pengganda (Boediono, 1994). 26

Selain berpengaruh terhadap konsumsi masyarakat, adanya perdagangan internasional juga berpengaruh pada sektor produksi dalam negeri, yaitu kenaikan investasi dan kenaikan produktivitas. Adanya perdagangan internasional menjadikan semakin luasnya pasar baru hasil produksi dalam negeri. Selain itu, sumber-sumber ekonomi yang semula kurang dieksplorasi, saat ini bisa di eksplor karena terciptanya pasar-pasar baru yang merupakan hasil dari perdagangan internasional. Dibukanya perdagangan akan mendorong masuknya perusahaan-perusahaan baru yang akan meningkatkan persaingan yang mampu mendorong produktivitas sektor usaha. 2.2.3.1 Ekspor Ekspor merupakan upaya melakukan penjualan komoditi dalam negeri kepada negara lain melalui ketentuan pemerintah dengan harapan pembayarannya dalam valuta asing sehingga mampu meningkatkan devisa yang merupakan salah satu sumber pemasukan negara. Ekpor adalah kegiatan perdagangan yang memberikan rangsangan guna menumbuhkan permintaan dalam negeri yang menyebabkan timbulnya industri-industri pabrik besar, bersamaan dengan struktur politik yang stabil dan lembaga sosial yang efisien (Todaro, 2000). 27

2.2.3.2 Impor Impor adalah pengiriman komoditi dari luar negeri ke dalam negeri melalui pelabuhan di seluruh wilayah Indonesia kecuali wilayah bebas yang dianggap luar negeri, yang bersifat komersial maupun bukan komersial. Pengerian impor secara yuridis menurut Undang-undang No. 10 Tahun 1995 Pasal 2 Ayat (1) yaitu pada saat barang memasukai Daerah Pabean dan menetapkan saat barang tesrsebut wajib Bea masuk serta merupakan dasar yuridis bagi Pejabat Bea dan Cukai untuk melakukan pengawasan. 2.2.4 Pengeluaran Pemerintah Pengeluaran pemerintah merupakan seperangkat produk yang dihasilkan yang memuat pilihan atau keputusan yang dibuat oleh pemerintah untuk menyediakan barang barang publik dan pelayanan kepada masyarakat (Rustiono, 2008). 2.2.4.1 Teori Peacock dan Wiesman Peacock dan Wiesman mendasarkan teori mereka pada suatu teori bahwa masyarakat mempunyai suatu tingkat toleransi pajak, yaitu suatu tingkat dimana masyarakat dapat memahami besarnya pungutan pajak yang dibutuhkan oleh pemerintah untuk membiayai pengeluaran pemerintah (Mangkoseoebroto, 2008). Masyarakat menyadari bahwa pemerintah membutuhkan dana untuk membiayai berbagai aktivitasnya sehingga masyarakat secara sukarela membayar pajak. 28

Teori Peacock dan Wiseman adalah sebagai berikut: Perkembangan eknomi menyebabkan pemungutan pajak yang semakin meningkat walaupun tarif pajak tidak berubah, dan meningkatnya penerimaan pajak menyebabkan pengeluaran pemerintah juga semakin meningkat. Oleh karena itu, dalam keadaan normal, meningkatnya GNP menyebabkan penerimaan pemerintah yang semakin besar, begitu juga dengan pengeluaran pemerintah menjadi semakin besar. 2.2.4.2 Hukum Wagner Wagner mengemukakan suatu teori mengenai perkembangan pengeluaran pemerintah yang semakin besar dalam persentase terhadap GNP yang juga didasarkan pula pengamatan di negara-negara Eropa, Amerika dan Jepang pada abad ke-19. Menurut Wagner jika pendapatan perkapita meningkat maka secara relatif pengeluaran pemerintah akan meningkat (Mangkoesoebroto, 2008). Dasar dari hukum tersebut adalah pengamatan empiris dari negaranegara maju, tetapi hukum tersebut memberi dasar akan timbulnya kegagalan pasar dan eksternalitas. Wagner mendasarkan pandanganya dengan suatu teori yang disebut organis mengenai pemerintah (organic theory of the state) yang menganggap pemerintah sebagai individu yang bebsar bertindak, terlepas dari anggota masyarakat lainnya. (Bastias, 2010). 29

2.2.4.3 Klasifikasi Pengeluaran Pemerintah Menurut Suparmoko (1994), pengeluaran pemerintah dapat dinilai dari berbagai segi sehingga dapat dibedakan menjadi sebagai berikut: a. Pengeluaran itu merupakan investasi yang menambah kekuatan dan ketahanan ekonomi dimasa yang akan datang b.pengeluaran itu langsung memberikan kesejahteraan dan kegembiraan bagi masyarakat c. Merupakan penghematan pengeluaran yang akan datang d.menyediakan kesempatan kerja lebih banyak dan penyebaran tenaga beli yang lebih luas 2.2.5 Tenaga Kerja Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan Angkatan Kerja (AK) secara tradisional dianggap sebagai salah satu faktor positif yang memacu pertumbuhan ekonomi (Todaro, 2000). Penyerapan tenaga kerja atau Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja yang lebih besar berarti akan menambah tingkat produksi, sedangkan pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti ukuran pasar domestiknya lebih besar. Menurut BPS penduduk berumur 10 tahun ke atas terbagi sebagai Angkatan Kerja (AK) dan bukan AK. Angkatan Kerja dikatakan bekerja bila mereka melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh 30

pendapatan atau keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit 1 (satu) jam secara kontinu selama seminggu yang lalu. Jumlah angkatan kerja yang bekerja merupakan gambaran kondisi dari lapangan kerja yang tersedia. Semakin bertambah besar lapangan kerja yang tersedia maka akan menyebabkan semakin meningkatkan total produksi di suatu daerah (Rustiono, 2008). Apabila perekonomian mengalami pertumbuhan, maka permintaan dan penyerapan tenaga kerja akan meningkat, artinya bahwa bila laju pertumbuhan ekonomi tinggi maka jumlah pengangguran akan turun dan sebaliknya. (Nugroho, 2009). 2.3 Hipotesis Penelitian Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Diduga Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dalam jangka pendek dan jangka panjang signifikan berpengaruh positif terhadap output nasional Indonesia. 2. Diduga Penanaman Modal Asing (PMA) dalam jangka pendek dan jangka panjang signifikan berpengaruh positif terhadap output nasional Indonesia. 3. Diduga ekspor dalam jangka pendek dan jangka panjang signifikan berpengaruh positif terhadap output nasional Indonesia. 31

4. Diduga impor dalam jangka pendek dan jangka panjang signifikan berpengaruh positif terhadap output nasional Indonesia. 5. Diduga pengeluaran pemerintah dalam jangka pendek dan jangka panjang signifikan berpengaruh positif terhadap output nasional Indonesia. 6. Diduga dalam jangka pendek dan jangka panjang Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) signifikan berpengaruh positif terhadap output nasional Indonesia. 7. Diduga dalam jangka pendek dan jangka panjang secara bersama-sama PMDN, PMA, ekspor, impor, pengeluaran pemerintah dan TPAK signifikan berpengaruh terhadap output nasional Indonesia. 32