BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan tentu mengharapkan agar kegiatan aktivitas perusahaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tidak ditunjang dengan tenaga kerja yang cakap maka kemungkinan besar sasaran

BAB I PENDAHULUAN. arti luas yaitu sebagai Aset utama dalam organisasi yang harus dikelola dengan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan diperlukan faktor-faktor yang harus dimiliki oleh

TINJAUAN PUSTAKA. dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan potensi yang terkandung dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. semata-mata ditentukan oleh sumber daya alam yang tersedia, akan. tetapi banyak ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor yang terpenting pula. (Kusumadiantho, dalam Jurnal Universitas Pelita Harapan Volume i dan ii, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. (Hariandja, 2002). Menurut Sumarsono (2003), Sumber Daya Manusia atau human

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat memanfaatkan dan mengoptimalkan faktor-faktor tersebut jika

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aspek yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. masalah krisis yang berkepanjangan terutama dibidang ekonomi. Salah satu nya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia merupakan faktor yang menentukan berhasil dan tidaknya suatu

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan dari anggota

BAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi memiliki prosedur kerja yang baik, struktur organisasi yang

I. PENDAHULUAN. pertama dari setiap masalah yang terjadi dalam suatu organisasi. Bahkan ada

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan pertumbuhan dan perkembangan perusahaan disisi lain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor penting dalam pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan karyawan dalam sebuah perusahaan dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang aman dan nyaman serta karyawan yang sehat dapat mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan organisasi/perusahaan dalam menjawab tantangan bisnis di masa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. dimaksud adalah melancarkan kegiatan pelayanan publik, dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan yang didirikan selalu mempunyai tujuan. Umumnya

BAB I PENDAHULUAN. operasionalnya. Bagi perusahaan yang mempunyai banyak karyawan diperlukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi merupakan suatu koordinasi sejumlah kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan diberlakukannya UU No. 32 tahun 2004 tentang pelaksanaan Otonomi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap masyarakat dengan karakteristiknya masing-masing, mungkin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Bambang Hariadi, 2002:17)

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan perusahaan yang lemah akan mengalami kemunduran dan

BAB I PENDAHULUAN. Guru atau seorang pendidik, merupakan ujung tombak pendidikan, karena guru

BAB I PENDAHULUAN. wewenang, sampai dengan kepada rincian tugas masing-masing pihak yang terlibat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Para manajer memiliki peran strategis dalam suatu organisasi. Peran

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, birokrasi dipergunakan untuk menyebut badan-badan pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. yang telah mendunia. Dampak yang secara langsung dirasakan adalah adanya

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan inilah yang membawa konsekuensi pada perubahan-perubahan di bidang

PENGARUH MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AQUA TIRTA INVESTAMA SKRIPSI

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan maupun kegagalan. Kondisi ini sangat ditentukan oleh sumber

BAB I PENDAHULUAN. lingkup usaha tersebut serta bagaimanapun bentuk perusahaan yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali manajemen puncak

I. PENDAHULUAN. sawit terbesar di Indonesia. Menurut Direktorat Jenderal Perkebunan dalam Yusuf

I. PENDAHULUAN. umum yang meliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan dunia usaha. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. usaha dituntut untuk lebih meningkatkan kualitas pengelolaannya. Dalam hal

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Suatu organisasi yang menyelenggarakan aktivitas-aktivitas manajemen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. peralatan untuk kegiatan-kegiatan tersebut. Permasalahan umum yang ada di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Arus globalisasi saat ini, menyebabkan perusahan menghadapi lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat menuntut setiap organisasi mampu menghadapi tantangan global,

Disusun Oleh : Abdul Zaelani. Informatika A / IV

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa, dagang ataupun industri. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu organisasi sangat bergantung pada mutu. dalam Nasrudin, 2010:67). Rivai (2010:34-35) menyebutkan, fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten sesuai dengan SK 345/KPTS/DIR/2012

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi hidup matinya perusahaan atau organisasi. Dalam berorganisasi

BAB I PENDAHULUAN. dengan organisasi lain sehingga dapat terus mengembangkan organisasi.

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam organisasi, sumber daya manusia memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian tersirat amanat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

ANALISIS PENGARUH PENGALAMAN KERJA, PENDIDIKAN, DAN PENDAPATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI LUWES SWALAYAN WONOGIRI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Manusia menjadi penentu dan penggerak jalannya suatu

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Absen Guru Tahun Diklat /2013. Presentasi Kehadiran (%) 2010/ / /2013 Keterangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. concern) dan tanggung jawab sosial (corporate social responsibility) (Brigham et al

BAB I PENDAHULUAN. dan negara secara berkelanjutan. Proses pendidikan merupakan upaya sadar

Pengawasan Sebagai Fungsi Manajemen Perpustakaan Dan Hubungannya Dengan Disiplin Pustakawan

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bersaing menunjukan yang terbaik, karena yang terbaiklah yang akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan di era globalisasi semakin tajam, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, perkembangan teknologi sudah sangat pesat. Penggunaan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Dengan adanya teknologi-teknologi yang canggih dapat

PENDAHULUAN BAB I. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan dalam dunia usaha yang pesat pada era globalisasi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. bertahan. Setiap organisasi dituntut untuk siap menghadapi perkembangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam menghadapi persaingan usaha, perusahaan dituntut untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari K3 menurut Suma mur (1995), bahwa hygiene perusahaan. produktif. Suardi (2007) K3 mempunyai tujuan pokok dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu instansi pemerintah, pemimpin yaitu seseorang yang. mempengaruhi para bawahannya untuk melakukan pekerjaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Tenaga kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. bergerak dalam sektor jasa yang mengacu pada prinsip-prinsip syariah. Saat

BAB I PENDAHULUAN. sama dan berusaha untuk mencapai tujuan mereka bersama. Organisasi atau

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas yang tinggi dalam lingkup usaha yang dijalankan. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. bergerak semakin dinamis, perusahaan dituntut untuk melakukan kegiatan usahanya. perusahaan berjalan secara efektif dan efisien.

I. PENDAHULUAN. sawit terbesar di Indonesia. Menurut Direktorat Jenderal Perkebunan dalam Yusuf

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya komunikasi dan teknologi, perusahaan dihadapkan

baik, maka diharapkan produktivitas perusahaan secara keseluruhan akan meningkat sehingga perusahaan akan mencapai tujuan yang di inginkan.

2 PT Perkebunan Minanga Ogan Sei Ogan Mill sebuah perusahaan agri - bisnis yang bergerak dalam perkebunan kelapa sawit adalah sebuah perseroan terbata

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan memiliki peran dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan tentu mengharapkan agar kegiatan aktivitas perusahaan dapat mencapai sasaran sebagaimana yang telah ditetapkan. Tujuan aktivitas tersebut adalah untuk kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri. Untuk mencapai tujuan organisasi, perusahaan harus dapat menjalankan fungsi-fungsi manajemen. Berkaitan dengan gerak laju perkembangan dunia usaha, peran manajemen bagi suatu perusahaan merupakan suatu proses yang terpadu. Peranan tujuan meliputi bagaimana kegiatan dilakukan dengan menggunakan sumber daya yang ada agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sebagai orang yang melaksanakan suatu pekerjaan di dalam dunia usaha yang sering disebut sebagai karyawan, tentunya banyak melakukan aktivitas kerja untuk menghasilkan suatu buah karya sebagai hasil dari pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan tersebut, baik itu dalam bentuk barang maupun jasa. Sebagai pelaku dalam dunia kerja, karyawan membutuhkan sarana dan pra-sarana guna menunjang tercapainya tujuan dari suatu perusahaan. Organisasi merupakan kesatuan yang kompleks dan berusaha mendayagunakan sumber daya secara penuh, demi tercapainya tujuan. Apabila suatu organisasi mampu mencapai tujuan yang telah ditentukan, maka dapat dikatakan organisasi tersebut efektif. Oleh karena itu, setiap organisasi harus

2 selalu berusaha untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan atau dengan kata lain dapat mencapai efektivitas kerja. Pada hakikatnya suatu organisasi didirikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk meraih hasil yang telah ditetapkan maka dalam proses kegiatan melibatkan segala sumber daya yang dimiliki, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Selain itu juga harus memperhatikan karyawan sebagai unsur terpenting penggerak dan pelaksana kegiatan. Berkaitan dengan pekerjaan di sebuah perusahaan yang dilakukan oleh para karyawan, efektif dan tidaknya akan sangat tergantung pada keadaan yang melatar belakangi setiap aktivitas-aktivitas kerja karyawan. Menurut Siagian (2005) efektivitas kerja adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan alat atau metode kerja yang digunakan, kemampuan untuk memiliki tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan. Efektivitas kerja dapat dicapai apabila karyawan dalam kedudukannya sebagai anggota perusahaan diberlakukan sebagai manusia yang dalam kodratnya selalu berusaha memenuhi kebutuhan dan diperhatikan kepentingannya, sehingga ada keseimbangan antara pencapaian tujuan organisasi dan tujuan pribadi karyawan. Oleh karena itu, efektivitas kerja berkaitan dengan akibat yang dikehendaki. Maka dalam pencapaian tujuan organisasi, pimpinan tidak hanya melihat pada hasil yang maksimal saja, tetapi juga harus memperhatikan kesejahteraan para

3 karyawannya. Hal ini mengandung maksud bahwa pelaksanaan kerja yang dilakukan harus memberikan hasil yang sesuai dengan yang dikehendaki. Penelitian akan dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Sawit Langkat. Fenomena yang terjadi pada perusahaan tersebut bahwa asisten pengolahan dan mandor sudah menerapkan pengawasan dengan baik pada saat karyawan bekerja. Efektivitas kerja karyawannya semakin meningkat karena asisten pengolahan dan mandor melakukan pengawasan saat proses pengolahan kelapa sawit dilakukan. Karyawan sangat semangat bekerja ketika pekerjaan mereka diawasi. Hal tersebut terlihat dari hasil produksi yang dicapai setiap karyawan yang meningkat pada saat dilakukannya pengawasan. Namun ada sebagian karyawan yang hasil produksinya menurun sehingga mempengaruhi efektivitas kerjanya. Kemudian asisten pengolahan mulai mengambil tindakan dengan memanggil karyawan tersebut ke kantor. Sehingga tidak mengganggu pekerjaan berikutnya. Dengan pengawasan yang baik diharapkan akan berkurangnya kesalahan dan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Pengawasan tersebut sangat perlu dilakukan saat proses pengolahan kelapa sawit dilakukan. Berikut adalah proses pengolahan kelapa sawit: tahap pertama yaitu sortasi/pensortiran kelapa sawit saat ingin dimasukkan ke dalam pengisian lori. Setelah lori diisi, kemudian dilakukan perebusan dengan tekanan uap 3 tingkatan. Kelapa sawit yang telah direbus kemudian dilakukan bantingan. Di dalam bantingan kelapa sawit tersebut dipisahkan sesuai dengan klarifikasinya. Tahap

4 terakhir dari proses pengolahan kelapa sawit tersebut adalah boiller yaitu mengubah air menjadi uap. Setiap saaat mandor melakukan pengawasan pada karyawan, agar hasil yang diperoleh efektif. Karyawan juga diharuskan menggunakan alat pelindung diri (APD) berupa: sarung tangan, masker penutup mulut, pelindung kepala (safety helmet), alat pelindung telinga untuk melindungi telinga dari kebisingan, dan sepatu kerja. Target produksi yang dicapai setiap karyawan adalah 20 ton/jam. Karyawan bekerja selama 12 jam per hari. Berikut hasil wawancara peneliti dengan salah satu pihak bagian pengolahan: Saya sudah menerapkan pengawasan dengan baik. Tetapi ada juga sebagian karyawan pada saat diawasi hasil kerjanya tidak efektif. Saya tanya alasannya kenapa hasil kerjanya tidak efektif. Kemudian saya panggil ke kantor dan bicara berdua. Saya tanya apa penyebab kesalahan yang ia lakukan. Biasanya penyebab kesalahan tersebut ada secara teknis dan non-teknis. Secara teknis, biasanya dari alat-alat yang dia pergunakan tersebut telah rusak dan kami suruh untuk perbaiki. Kalau penyebab kesalahannya non-teknis, seperti mengalami masalah dari rumah ataupun sedang sakit. Kalau dia masih sanggup bekerja, saya suruh kembali bekerja. Tapi kalau tidak sanggup lagi, saya suruh pulang untuk selesaikan masalahnya. (28 Juni 2016) Berikut wawancara peneliti dengan salah seorang mandor dibagian pengolahan: Saya sudah menerapkan pengawasan dengan baik dan sesuai dengan standart. Terkadang kalau di tinggal atau tidak diawasi, karyawan itu suka-sukanya saja bekerja. Tapi, kalau diawasi semakin efektif hasil kerjanya. Pengawasan yang dilakukan disini adalah mengawasi pekerjaan dan alat-alat yang digunakan setiap karyawan. (28 Juni 2016) Efektivitas kerja seorang karyawan ditentukan oleh banyak faktor seperti waktu, tugas, produktivitas, motivasi, evaluasi kerja, lingkungan kerja,

5 perlengkapan dan fasilitas. Selain faktor-faktor tersebut dalam meningkatkan efektivitas kerja karyawan juga diperlukan adanya faktor pengawasan, karena pengawasan berfungsi mengendalikan apakah pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana yang merupakan tujuan yang ingin dicapai. Pengawasan harus dilaksanakan dengan seefektif mungkin, karena pelaksanaan pengawasan dengan baik akan memberikan sumbangan yang besar pula dalam meningkatkan efisiensi (Reilly, 2003). Adanya efektivitas kerja yang dilaksanakan oleh semua karyawan tidak lepas pula dari pengawasan yang dilakukan oleh atasan atau pimpinan sebagai orang yang berpengaruh dan mempunyai wewenang untuk mengarahkan dan mengatur para bawahannya. Pengawasan yang dilakukan pimpinan hendaknya bukan sekedar mencari-cari kesalahan para karyawan, melainkan dengan pengawasan diharapkan apabila ada kesalahan dapat diketahui sedini mungkin serta menghindari kesalahan itu dan mendapatkan arahan dari atasannya. Pengawasan dilakukan dalam usaha untuk menjamin agar semua kegiatan terlaksana sesuai dengan rencana kebijaksanaan, strategi, keputusan dan program kerja yang telah dirumuskan dan ditetapkan sebelumnya. Apabila pengawasan tidak dilakukan, maka karyawan yang dulunya rajin, disiplin dan produktif akan berubah menjadi pemalas. Hal ini dapat berdampak buruk terhadap kemajuan perusahaan, sehingga bila tidak diambil tindakan tegas, maka dapat mengakibatkan hasil kerja tidak efektif. Pengawasan bisa bersifat positif dan negatif, bersifat positif apabila pengawasan itu mencoba untuk mengetahui apakah tujuan organisasi dicapai

6 dengan efektif dan efisien serta pengawasan tersebut mencoba untuk menjamin bahwa kegiatan yang tidak diinginkan tidak akan terjadi atau muncul lagi. Pengawasan bersifat negatif apabila, pengawasan tersebut dilakukan hanya untuk mencari-cari kesalahan yang dilakukan oleh bawahan, tanpa memberikan arahan yang benar. Menurut Farland (dalam Handayaningrat, 1997) berpendapat bahwa pengawasan adalah suatu proses dimana pimpinan ingin mengetahui hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh bawahannya sesuai rencana, perintah, tujuan atau kebijaksanaan yang telah ditentukan. Menurut Manullang (2002), pengawasan adalah suatu proses untuk menerapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya dan bila perlu mengoreksi, dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula. Untuk meningkatkan pengawasan yang baik, maka perlu juga meningkatkan efektivitas kerja karyawan yang baik pula. Adanya tindakan pengawasan akan membantu pimpinan dalam mengatur pekerjaan yang direncanakan dan memastikan bahwa pelaksanaan pekerjaan tersebut sesuai dengan rencana. Selain itu, pengawasan dilaksanakan untuk menemukan kelemahan dan kesalahan yang harus dibetulkan dan mencegah agar kesalahan tersebut tidak terjadi lagi. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul: Hubungan Antara Pengawasan Dengan Efektivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Sawit Langkat.

7 B. Identifikasi Masalah Efektivitas kerja merupakan sesuatu yang berkaitan dalam pencapaian tujuan organisasi sehingga memberikan hasil yang sesuai dengan yang dikehendaki. Efektivitas kerja ditentukan oleh banyak faktor seperti waktu, tugas, produktivitas, motivasi, evaluasi kerja, lingkungan kerja, perlengkapan dan fasilitas. Selain faktor-faktor tersebut dalam meningkatkan efektivitas kerja juga diperlukan adanya faktor pengawasan, karena pengawasan berfungsi mengendalikan apakah pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana yang merupakan tujuan yang ingin dicapai. Berdasarkan fenomena yang terjadi, efektivitas kerja karyawannya semakin meningkat karena asisten pengolahan dan mandor melakukan pengawasan saat proses pengolahan kelapa sawit dilakukan. C. Batasan Masalah Peneliti membatasi masalah penelitian ini dengan menjelaskan hubungan antara pengawasan dan efektivitas kerja. Pengawasan adalah suatu kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan, agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan tujuan organisasi dapat tercapai. Efektivitas kerja adalah keberhasilan dari pelaksanaan tugas atau kerja yang dilakukan oleh karyawan dalam suatu kelompok kerjasama yang memberikan kegunaan dalam mendukung proses tercapainya tujuan organisasi. Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja pada bagian pengolahan kelapa sawit di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Sawit Langkat yang berjumlah 61 orang.

8 D. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang yang telah diungkapkan di atas, dalam penelitian ini rumusan masalahnya adalah Apakah ada hubungan antara pengawasan terhadap efektivitas kerja pada karyawan di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Sawit Langkat? E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengawasan dengan efektivitas kerja pada karyawan di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Sawit Langkat. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi bidang ilmu psikologi terutama psikologi industri dan organisasi. Khususnya yang berhubungan dengan pengawasan dan efektivitas kerja. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam meningkatkan kualitas kerja karyawan dengan cara melakukan pengawasan pada setiap karyawan yang melakukan tugas, sehingga tugas berjalan dengan efektif sesuai dengan yang diinginkan.