Abstrak. Kata kunci : Tujuan Pendidikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dengan pendidikan manusia menjadi lebih mampu beradaptasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. memiliki eksistensi yang lebih bermartabat. Pendidikan formal pada hakikatnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

KONSEP PENDIDIKAN. Imam Gunawan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

I. PENDAHULUAN. pemerintahannya juga mengalami banyak kemajuan. Salah satunya mengenai. demokrasi yang menjadi idaman dari masyarakat Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Undang-undang itu menjelaskan bahwa:

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA SEMESTER GANJIL T.A. 2011/2012 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Masyarakat berasal dari kata musyarak (arab), yang artinya bersama-sama, yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

2015 PEMBELAJARAN PAI PADA PROGRAM AKSELERASI DI SD AR-RAFI BALEENDAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri serta keterampilan yang

I. PENDAHULUAN. yang mereka lahirkan. Dalam kelompok ini, arus kehidupan di kemudikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SEBAGAI SALAH SATU JALUR PEMBINAAN KESISWAAN

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum

PENDIDIKAN PANCASILA (2 SKS)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia tidak terlepas dari pendidikan tersebut, baik pendidikan sekolah

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. (cita-cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang amat penting dalam

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembukaan UUD 1945 menyatakan dengan tegas bahwa mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB 1 PENAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negara. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membentuk karakter peserta

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

hiryanto pls TUJUAN PENDIDIKAN Ilmu Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI STIMULUS ALAM SEKITAR DI SDN TERSANA BARU KABUPATEN CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Venty Fatimah, 2013

I. PENDAHULUAN. lain-lain. Perubahan itu merupakan kecakapan baru yang terjadi karena adanya

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi-potensi diri agar mampu bersaing dan bermanfaat bagi dirinya, keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan Islam menurut Suyanto (2008: 83) adalah terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyengsarakan orang lain bahkan bangsa lain. Oleh karena itu perlu mengolah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. secara terus-menerus. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya manusia memiliki

TELAAH KURIKULUM MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH. Farida Nurhasanah Surakarta 2012

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin

BAB I PENDAHULUAN. negara bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Upaya mewujudkan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penyatuan materi, media, guru, siswa, dan konteks belajar. Proses belajar

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan

TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan

I. PENDAHULUAN. dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Pendidikan

Landasan dan Tujuan Pendidikan Pancasila

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kewibawaan guru di mata peserta didik, pola hidup konsumtif, dan sebagainya

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan di Sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

Transkripsi:

Abstrak Pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar dan indah untuk kehidupan. Karena itu tujuan pendidikan mempunyai fungsi yaitu, memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan suatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan. Dapat dikatakan bahwa segenap komponen dari seluruh kegiatan pendidikan dilakukan semata-mata terarah kepada atau ditujukan untuk pencapaian tujuan tersebut. Tujuan penulis paper ini yakni untuk mengetahui tujuan dari pendidikan. Metode yang digunakan dalam paper ini adalah library research (penelitian kepustakaan) dimana penelitian yang dilakukan dengan menggunakan literature/kepustakaan. Literature yang dimaksud adalah internet, buku, makalah dan skripsi. Data-data dan teori atau temuan-temuan yang diperoleh melalui internet, buku, makalah dan skripsi kemudian ditepersentasekan dan dipelajari. Hasil membuktikan bahwa tujuan pendidikan pada hakikatnya adalah memanusiakan manusia. Kata kunci : Tujuan Pendidikan 1

A. Pendahuluan Menurut (Ahmadi, 2003) tujuan itu menunjukkan ketentuan arah daripada suatu usaha, sedangkan arah itu menunjukkan jalan yang harus dilalui. Jalan yang harus dilalui itu dimulai dari titik start yaitu pandangan hidup dan berakhir pada titik finish yaitu tercapainya kepribadian hidup yang dicita-citakan. Ketentuan arah tujuan hidup suatu bangsa akan tertuang pada UUD bangsa itu sendiri dan adapun jalan yang harus dilalui yaitu cara-cara melaksanakan aktivitas. Tujuan umum pendidikan (Ali, 2007) adalah persiapan atas tugas pelayanan publik. Secara psikologi, tujuan pendidikan adalah pembentukkan karakter yang berwujud dalam kesatuan esensial si subyek dengan perilaku dan sikap hidup yang dimilikinya. Para pakar pendidikan sepakat untuk mengatakan perlunya keseimbangan antara dimensi kognitif dan afektif dalam proses pendidikan. Artinya untuk membentuk manusia seutuhnya tidak cukup hanya dengan mengembangkan kecerdasan berpikir atau IQ anak didik melalui segudang ilmu pengetahuan, melainkan juga harus dibarengi dengan pengembangan perilaku dan kesadaran moral. Karena dengan hanya kombinasi seperti itulah peserta didik akan mampu manghargai nilai-nilai yang ada di dalam dirinya dan orang lain. Tujuan paper ini yakni untuk mengetahui tujuan pendidikan, metode yang digunakan dalam paper ini adalah library research. 2

B. Metode Metode yang digunakan dalam paper ini adalah library research (penelitian kepustakaan) dimana paper ini yang dilakukan dengan menggunakan literature/kepustakaan. Literature yang dimaksud adalah internet, buku, makalah dan skripsi. Data-data dan teori atau temuan-temuan yang diperoleh melalui internet, buku, makalah dan skripsi kemudian dipersentase kan dan dipelajari. 3

C. Hasil dan Pembahasan Tujuan pendidikan Tujuan pendidikan (Tamalene, 2011) memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar dan indah untuk kehidupan. Karena itu tujuan pendidikan mempunyai dua fungsi yaitu, memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan suatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan. Sebagai suatu komponen pendidikan, tujuan pendidikan (Hadzuka, 2011) menduduki posisi penting diantara komponen-komponen penting lainnya. Dapat dikatakan bahwa segenap komponen dari seluruh kegiatan pendidikan dilakukan semata-mata terarah kepada atau ditujukan untuk pencapaian tujuan tersebut. Dengan demikian maka kegiatan-kegiatan yang tidak relevan dengan tujuan tersebut dianggap menyimpang, tidak fungsional, bahkan salah, sehingga perlu dicegah terjadinya. Di sini terlihat bahwa tujuan pendidikan itu bersifat normative, yaitu mengandung unsur norma yang bersifat memaksa, tetapi tidak bertentangan dengan hakikat perkembangan peserta didik serta dapat diterima oleh masyarakat sebagai nilai hidup yang baik. Sehubungan dengan nilai tujuan yang sedemikian penting itu, maka menjadi keharusan bagi pendidikan untuk memahaminya, kekurangpahaman pendidik terhadap tujuan pendidikan dapat mengakibatkan kesalahan di dalam melaksanakan pendidikan. Gejala demikian oleh Langeveld disebut salah teoritis. Tujuan pendidikan bersifat abstrak karena memuat nilai-nilai yang bersifat abstrak. Tujuan demikian bersifat umum, ideal dan kandungannya sangat luas sehingga sangat sulit untuk dilaksanakan di dalam praktek. Sedangkan pendidikan harus berupa tindakan yang di tujukan pada peserta didik dalam kondisi tertentu, tempat tertentu, dan waktu tertentu dengan menggunakan alat tertentu. Pelaksanaannya hanya mungkin apabila tujuan yang ingin dicapai itu dibuat jelas (eksplisit), kontret, dan lingkup kandungannya terbatas. Dengan kata lain tujuan umum perlu dirinci sehingga menjadi tujuan yang lebih khusus dan terbatas agar mudah direalisasikan dalam praktek. 4

Coba bandingkan 3 macam tujuan di bawah ini: Contoh 1. Mendidik peserta didik agar menjadi manusia berjiwa pancasila (sangat abstrak, umum, luas, dan sulit direalisasikan). 2. Menumbuhkan jiwa demokratis pada diri peserta didik (masi bersifat umum, belum mudah direalisasikan). 3. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan pendapat. (lingkupnya terbatas dan mudah dilaksanakan). Ada beberapa hal yang menyebabkan mengapa tujuan khusus itu diperlukan antara lain: a. Pengkhususan tujuan memungkinkan dilaksanakannya tujuan umum melalui proses pendidikan. b. Adanya kekhususan dari peserta didik, yaitu yang berkenaan dengan jenis kelamin, pembawaan dan minatnya, kemampuan orang tuanya, lingkungan masyarakat. c. Kepribadian yang menjadi sasaran untuk dibentuk atau dikembangkan bersifat kompleks sehingga perlu dirinci dan dikhususkan, aspek apa yang dikembangkan. d. Adanya tahap-tahap perkembangan pendidikan. e. Adanya kekhususan masing-masing lembaga penyelenggara pendidikan. Seperti pendidikan kesehatan, pertanian, dan lain-lain ataupun jalur pendidikan seperti jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah. f. Adanya tuntutan persyaratan pekerjaan yang harus dipenuhi oleh peserta didik sebagai pilihannya. g. Diperlukan teknik tertentu yang menunjang pencapaian tujuan lebih lanjut misalnya membaca dan menulis dalam waktu yang relatif pendek. h. Adanya kondisi situasional, yaitu peristiwa-peristiwa yang secara kebetulan muncul tanpa direncanakan. i. Kemampuan yang ada pada pendidik. 5

Di dalam praktek pendidikan khususnya pada system persekolahan, di dalam rentangan antara tujuan umum dengan tujuan yang sangat khusus terdapat sejumlah tujuan antara. Tujuan antara berfungsi untuk menjembatani pencapaian tujuan umum dari sejumlah tujuan rincian khusus. Umumnya ada 4 jenjang tujuan yang didalamnya terdapat tujuan antara, yaitu: tujuan umum, tujuan institusional, tujuan kurikuler dan tujuan instruksional. a. Tujuan umum juga disebut tujuan total, tujuan yang sempurna atau tujuan akhir. Dalam hal ini Kohnstan dan Gunning mengatakan bahwa tujuan akhir dari pendidikan yaitu untuk membentuk insan kamil atau manusia sempurna. Manusia dapat dikatakan sebagai insane kamil, apabila dalam hidupnya menunjukkan adanya keselarasan/harmonis antara jasmaniah dan rohaniah. Harmonis antara segi-segi dalam kejiwaan, antara kehidupan sebagai individu dan kehidupan bersama. Kehidupan sebagai insan kamil adalah merupakan suatu kehidupan di mana terjamin adanya ketiga inti hakikat manusia. Yaitu, manusia sebagai makhluk individual, makhluk sosial dan makhluk susila. b. Tujuan institusional yaitu tujuan yang menjadi tugas dari lembaga pendidikan tertentu untuk mencapainya. Misalnya tujuan pendidikan tingkat SD berbeda dari tujuan tingkat menengah, dan seterusnya. c. Tujuan kurikuler, yaitu tujuan bidang studi atau tujuan bidang mata pelajaran. d. Tujuan instruksional, materi kurikulum yang berupa bidang studi-bidang studi terdiri dari pokok-pokok bahasan dan sub-pokok bahasan. Tujuan pokok bahasan dan tujuan sub-pokok bahasan disebut tujuan instruksional, yaitu penguasaan materi pokok bahasan/sub pokok bahasan. Tujuan pokok bahasan disebut tujuan instruksional umum (TIU) dan tujuan sub-pokok bahasan disebut tujuan instruksional khusus (TIK) merupakan tujuan yang terletak pada jenjang terbawah dan paling terbatas ruang lingkupnya kemudian bersifat operasional dan terkerjakan. 6

Secara keseluruhan macam-macam tujuan tersebut merupakan suatu kebulatan. Tujuan umum memberikan arah kepada semua tujuan yang lebih rinci dan yang jenjangnya lebih rendah. Sebaliknya tujuan yang lebih khusus menunjang pencapaian tujuan yang lebih luas dan yang jenjangnya lebih tinggi untuk sampai kepada tujuan umum. Tujuan pendidikan akan menentukan kearah mana anak didik akan dibawa. Disamping itu pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia. Tujuan pendidikan tidak berdiri sendiri., melainkan dirumuskan atas dasar sikap hidup bangsa dan cita-cita Negara dimana pendidikan itu dilaksanakan. Sikap dasar itu dilandasi oleh norma-norma yang berlaku bagi semua warganegara. 1. Tujuan Pendidikan menurut Beberapa Tokoh a. Socrates (469-399 SM), tujuan pendidikan ialah mengembangkan daya pikir seseorang untuk mengerti pokok-pokok kesusilaan. b. Plato (427-345 SM), tujuan pendidikan adalah menyajikan individu bahagia dan berguna bagi Negara. c. Aristoteles (384-332 SM), tujuan pendidikan ialah membuat kehidupan rasional. Individual bersama-sama dengan orang lain hendaknya tingkah lakunya selalu dipimpin oleh akal. d. Augustinus (354-430 SM), tujuan pendidikan adalah cinta sepenuhnya kepada Tuhan agar mendapat kesenangan di alam baqa kelak. e. Francois Rabelais (1483-1553), tujuan pendidikan ialah pembentukan manusia yang lengkap, cakap, dalam kesenian dan industry, perkembangan manusia dalam segala seginya: jasmani, kesusilaan dan akalnya. f. Prof. Dr. Ph. Kohnstam (Belanda, 1875), tujuan pendidikan menolong manusia yang sedang berkembang, supaya ia memperoleh perdamaian batin yang sedalam-dalamnya tanpa mengganggu atau menjadi beban orang lain. 7

g. John Milton (Inggris, 1608-1674), tujuan pendidikan adalah persiapan untuk kehidupan yang sebenarnya didunia nyata ini. h. Richard Mulcaster (Inggris, 1531-1611), tujuan pendidikan ialah membantu kodrat kearah kesempurnaan. i. Francois Bacon (Inggris, 1561-1626), tujuan adalah mengusahakan agar manusia dapat menguasai benda-benda, meningkatkan kekuatan manusia dengan penggunaan ilmu pengetahuan. j. John Locke (Inggris, 1632-1704), tujuan pendidikan ialah pembentukkan watak, perkembangan manusia sebagai kebulatan moral, jasmani dan mental. k. Jean Jacques Rousseau (Geneva, 1712-1778), tujuan pendidikan adalah mengembengkan pembawaan anak itu menurut alamnya. l. John Dewey (AS, 1859-1952), tujuan pendidikan adalah membentuk anak menjadi warganegara yang baik. 2. Tujuan Pendidikan menurut UUPP No. 4/1950, jo No. 12/1954 Dalam bab III pasal 3, dirumuskan tujuan pendidikan dan pembelajaran ialah membentuk manusia susila yang cakap dan warganegara yang demokratis serta bertanggunggjawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air. 3. Tujuan Pendidikan Nasional Tujuan pendidikan nasional adalah (mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kebudayaan nasional bangsa Indonesia), membangun kualitas manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan selalu dapat meningkatkan kebudayaan dengan-nya sebagai warganegara yang berjiwa pancasila mempunyai semangat dan kesadaran yang tinggi, berbudi pekerti yang luhur dan berkepribadian yang kuat, cerdas, terampil, dapat mengembangkan dan menyuburkan sikap demokrasi, dapat memelihara hubungan yang baik antara sesama manusia dan dengan lingkungannya, sehat jasmani, mampu mengembangkan daya estetik, 8

berkesanggupan untuk membangun diri dan masyarakat (Ag. Soedjono, tt. 33). 9

E. Pendapat penulis Tiap orang pada umumnya memiliki tujuan agar dalam hidupnya memperoleh kebahagiaan. Tetapi kebahagiaan itu relative, tergantung dari pandangan hidup masing-masing orang. 10

E. Penutup a. Kesimpulan Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa: v Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar dan indah untuk kehidupan. Karena itu tujuan pendidikan mempunyai dua fungsi yaitu, memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan suatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan. b. Saran Saran saya pada paper yang saya buat ini, bahwa pendidikan di Indonesia ini harus lebih meningkat lagi, agar bisa menghasilkan anak bangas yang cerdas dan bisa bersaing dengan Negara-negara lain ok. Saran saya pada teman-teman agar dalam pembuatan paper ini harus dipahami betul apa yang telah kita cantumkan pada paper ini yang akan dipresentasikan. 11