BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berkualitas harus berlandaskan tujuan yang jelas, sehingga dapat membawa perubahan ke arah lebih baik. Pendidikan di Indonesia harus sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 yaitu; Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab. Berdasarkan tujuan tersebut pendidikan diharapkan dapat mengembangkan potensi yang dimiliki siswa dan dapat membentuk menjadi warga negara yang baik. Menurut Sukardjo&Komarudin (2009:13-15), tujuan dari setiap unit kependidikan dapat dicapai dengan mudah apabila melalui tujuan pendidikan institusional. Tujuan institusional merupakan tujuan yang akan dicapai sesuai dengan tingkat dan jenjang pendidikannya, seperti Tujuan Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan tujuan Pendidikan Perguruan Tinggi. Semua tujuan institusional tersebut mengacu pada tujuan pendidikan nasional yang dituangkan dalam kurikulum masing-masing jenjang pendidikan. Tujuan institusional, masing-masing unit 1
2 atau jenjang pendidikan membuat tujuan yang lebih kecil lagi, yaitu tujuan kurikuler. Tujuan kurikuler telah tercantum tujuan bidang studi IPS, IPA, bahasa dan lain-lain. Apabila tujuan yang akan dicapai sudah jelas, maka diperlukan perangkat-perangkat lain yang mendukung pencapaian tujuan secara efektif dan efisien. Ada beberapa perangkat pembelajaran yang dapat mendukung dalam pencapaian tujuan, seperti adanya kurikulum, silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), bahan ajar, sumber belajar, media pembelajaran, metode pembelajaran, dan sarana pendukung lainnya. Proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar apabila semua perangkat pembelajaran tersedia dengan baik. Hal tersebut dikarenakan semua perangkat pembelajaran saling mendukung satu sama lain dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Salah satu perangkat pembelajaran yang mempunyai peran penting dalam proses pembelajaran adalah metode pembelajaran yang digunakan. Pemilihan metode yang akan digunakan dalam pembelajaran harus diperhatikan dengan baik. Apabila metode yang digunakan dalam pembelajaran kurang tepat, maka dapat berakibat pada sulitnya membangun konsentrasi siswa. Siswa menjadi kurang tertarik dan tidak memperhatikan pelajaran dengan baik. Pemilihan metode yang salah juga dapat menghambat dalam penyampaian materi. Hal ini dapat kita lihat dari pola pembelajaran yang berlangsung saat ini, dimana guru yang kurang kaya metode pembelajaran biasanya dalam menyampaikan materi hanya menggunakan metode konvensional seperti ceramah, diskusi, dan tanya-jawab. Metode ini dianggap kurang menarik bagi
3 siswa, karena bersifat monoton dan kurang interaktif. Oleh karena itu, kesalahan dalam memilih metode pembelajaran dapat mengakibatkan siswa kurang tertarik dan sulit membangun konsentrasi saat mengikuti pelajaran. Pemilihan metode disesuaikan dengan karakteristik siswa dan materi yang akan diajarkan. Penerapan metode diharapkan dapat mendukung dalam penyampaian materi secara utuh. Apabila materi yang akan diajarkan sangat kompleks, maka kita harus memilih metode yang dapat melibatkan siswa untuk bekerjasama secara aktif dalam memahami materi. Metode tersebut diharapkan dapat mengajak semua siswa bekerjasama dan saling membantu dalam memahami materi. IPS merupakan mata pelajaran terintegrasi dari berbagai disiplin ilmu sosial, seperti sejarah, geografi, ekonomi dan sosiologi. Hal ini mengakibatkan muatan materi pada mata pelajaran IPS sangat padat. Seringkali siswa menganggap bahwa mata pelajaran IPS membosankan karena banyak materi yang harus dihafalkan. Pembelajaran IPS juga menekankan pada keterampilan siswa dalam memecahkan masalah mulai dari lingkup diri sampai pada masalah yang kompleks (Supardi, 2011:182). Oleh sebab itu, pembelajaran IPS yang dilakukan tidak hanya sekedar menyampaikan materi saja tetapi juga mampu memberikan keterampilan dan menanamkan nilai-nilai moral. Siswa dilatih untuk menyelesaikan suatu masalah, misalnya saja dengan membentuk kelompok diskusi kemudian diberikan tema untuk didiskusikan. Adanya diskusi kelompok ini siswa dapat bertukar pikiran dengan temannya, dan dilatih untuk bekerjasama dalam menyelesaikan masalah.
4 Pembelajaran IPS yang dilakukan saat ini masih sebatas menyampaikan materi atau pengetahuan saja, belum diimbangi dengan penanaman nilai-nilai moral. Penanaman nilai-nilai moral seperti saling menghormati, menghargai, disiplin, tanggung jawab, jujur, kerjasama, peduli terhadap sesama, ramah, dan sopan santun mempunyai peran yang sangat penting terutama dalam membentuk kepribadian siswa. Saat ini masih sering kita jumpai masalah-masalah sosial yang terjadi di kalangan pelajar SMP seperti, tawuran antar pelajar, geng motor, melakukan kecurangan saat ujian nasional, mencontek dan lain sebagainya. Peristiwa ini dapat mengakibatkan pembentukan kepribadian siswa menjadi kurang baik. Sebaiknya, hal ini menjadi perhatian bagi dunia pendidikan kita untuk melakukan perubahan yang lebih baik. Perubahan yang dilakukan tidak hanya pada diri siswa saja, tetapi juga termasuk guru sebagai pendidik. Bagaimana cara guru dalam menyampaikan materi, melatih keterampilan dan menanamkan nilai-nilai moral untuk membentuk kepribadian siswa yang lebih baik. Untuk itu, sudah saatnya memperbaiki pola pembelajaran yang biasanya hanya berorientasi pada pengetahuan, sekarang harus diimbangi dengan pembentukan kepribadian atau karakter siswa. Bukan sekedar menyampaikan materi, namun juga menanamkan nilai-nilai moral yang dapat membentuk kepribadian siswa menjadi lebih baik. SMP Negeri 1 Manisrenggo merupakan salah satu sekolah yang mempunyai input yang baik. Hal ini dibuktikan dengan persaingan yang cukup ketat agar dapat diterima di sekolah tersebut, dari 297 calon peserta didik yang diterima hanya 229 siswa. Nilai UN/UASBN yang dapat diterima di sekolah ini
5 terendah 22,60 dengan nilai rata-rata 7,53, sehingga terjadi persaingan yang cukup ketat agar dapat diterima di sekolah ini. Namun, hasil belajar IPS siswa kelas VII C menunjukkan masih relatif rendah, sehingga perlu dilakukan upaya perbaikan supaya hasil belajarnya meningkat. Pembelajaran IPS yang dilakukan di kelas VII C SMP Negeri 1 Manisrenggo biasanya menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS). LKS sebagai sumber materi dan latihan soal yang digunakan untuk pendalaman materi. Sumber belajar lain seperti Buku Sekolah Elektronik (BSE), jarang digunakan dalam pembelajaran. Bahkan hanya digunakan sebagai pendukung saja, padahal seharusnya buku tersebut digunakan sebagai referensi utama. Dengan demikian, siswa terbiasa belajar secara mandiri dengan menggunakan LKS untuk mendalami materi dan juga latihan soal. Hal ini berakibat pada rendahnya interaksi siswa dengan temannya untuk melakukan diskusi dalam memahami materi. Pada saat guru memberikan tugas untuk membentuk kelompok dan melakukan diskusi, siswa terlihat kurang kerjasama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Hal ini mengakibatkan tidak semua kelompok berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, hanya terdapat 1 kelompok saja yang berhasil menyelesaikan tugas dan bisa mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Kerjasama sangat dibutuhkan dalam diskusi kelompok. Apabila dalam diskusi kelompok tidak ada kerjasama yang baik, maka diskusi tidak dapat berjalan dan hasilnya pun kurang memuaskan.
6 Siswa juga terlihat kurang aktif saat diskusi berlangsung, belum percaya diri untuk mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, dan memberikan tanggapan dalam diskusi. Dari 31 siswa yang mengikuti pembelajaran hanya ada satu orang yang berani mewakili kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi, seharusnya siswa menjadi lebih aktif untuk bertukar pikiran dengan temannya agar diskusi dapat berjalan dengan lancar dan hasilnya pun memuaskan. Berdasarkan berbagai permasalahan di atas, penerapan metode pembelajaran yang bervariatif diharapkan mampu mengemas pembelajaran menjadi lebih baik dan menarik bagi siswa. Metode mengajar merupakan perangkat alat dan cara dalam pelaksanaan suatu strategi belajar-mengajar. Strategi belajar-mengajar merupakan alat atau sarana untuk mencapai tujuan belajar, maka metode merupakan salah satu alat yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan belajar (Hasibuan & Moedjiono, 2006: 3). Oleh karena itu, penggunaan metode dalam proses pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting dalam pencapaian tujuan belajar. Metode yang dipilih untuk diterapkan dalam penelitian ini adalah metode buzz group. Metode ini merupakan salah satu bentuk metode diskusi yang membagi kelompok besar ke dalam beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 3 sampai 4 orang dalam satu kelompok. Tempat duduk diatur sedemikian rupa agar siswa dapat bertukar pikiran dan berhadapan muka dengan mudah. Diskusi diadakan di tengah atau di akhir pelajaran dengan maksud menajamkan
7 kerangka bahan pelajaran, memperjelas bahan pelajaran, atau menjawab pertanyaan-pertanyaan (Sunaryo, 1989: 107). Penggunaan metode ini, diharapkan dapat membangun kerjasama siswa saat mendiskusikan materi, selain itu siswa juga dapat berperan aktif saat diskusi berlangsung. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kerjasama dan keaktifan siswa pada pembelajaran IPS di kelas VII C SMP Negeri 1 Manisrenggo. Penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi diharapkan mampu menyampaikan materi IPS yang padat muatan materinya dan mampu meningkatkan kerjasama serta keaktifan siswa. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui penerapan metode Buzz Group dalam meningkatkan kerjasama dan keaktifan siswa. Penelitian yang dilakukan berjudul Penerapan Metode Buzz Group untuk Meningkatkan Kerjasama dan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran IPS Kelas VII C SMP Negeri 1 Manisrenggo.
8 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, terdapat permasalahan yang dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Metode pembelajaran yang digunakan kurang variatif sehingga siswa kurang tertarik dalam mengikuti pelajaran. 2. Pembelajaran IPS saat ini masih sebatas manyampaikan materi saja belum diimbangi dengan penanaman nilai-nilai moral. 3. Hasil belajar siswa yang masih rendah. 4. Pembelajaran IPS berbasis LKS sebagai sumber materi dan latihan soal yang mengakibatkan interaksi antar siswa menjadi rendah. 5. Siswa kurang kerjasama saat diskusi kelompok sedang berlangsung. 6. Siswa belum berperan aktif saat pembelajaran IPS berlangsung. C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas dan untuk mendapatkan hasil penelitian yang terfokus serta untuk menghindari penafsiran yang berbeda-beda dari pembaca, maka penelitian yang dilakukan dibatasi pada permasalahan masih rendahnya kerjasama siswa, keaktifan siswa, dan hasil belajar dalam pembelajaran IPS di kelas VII C SMP Negeri 1 Manisrenggo.
9 D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang diambil adalah: 1. Bagaimana peranan metode Buzz Group untuk meningkatkan kerjasama siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VII C SMP Negeri 1 Manisrenggo? 2. Bagaimana peranan metode Buzz Group untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VII C SMP Negeri 1 Manisrenggo? 3. Bagaimana peranan metode Buzz Group untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VII C SMP Negeri 1 Manisrenggo? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Peranan metode Buzz Group dalam meningkatkan kerjasama siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VII C SMP Negeri 1 Manisrenggo. 2. Peranan metode Buzz Group dalam meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VII C SMP Negeri 1 Manisrenggo. 3. Peranan metode Buzz Group dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VII C SMP Negeri 1 Manisrenggo.
10 F. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis Memberikan kontribusi dan memperkaya referensi bagi ilmu pengetahuan di bidang pendidikan khususnya terkait dengan penerapan metode Buzz Group untuk meningkatkan kerjasama dan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS. 2. Manfaat Praktis a. Bagi mahasiswa Pendidikan IPS dan bagi mahasiswa pada umumnya dapat menambah pengetahuan mengenai penerapan metode Buzz Group untuk meningkatkan kerjasama dan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS. b. Bagi guru dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menggunakan metode pembelajaran yang mendukung untuk meningkatkan kerjasama dan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS. c. Bagi sekolah sebagai bahan referensi dan informasi untuk lebih mengembangkan metode pembelajaran, salah satunya untuk menunjang pembelajaran IPS melalui penggunaan metode yang lebih variatif. d. Bagi penulis, dapat menambah wawasan, pengalaman dan ilmu yang dapat dijadikan bekal apabila nanti menjadi seorang pendidik.