BAB I PENDAHULUAN. dapat membawa perubahan ke arah lebih baik. Pendidikan di Indonesia harus

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini masalah kenakalan remaja menjadi semakin

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan global. Maka sebagai bangsa, kita perlu terus mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya peningkatan mutu pendidikan dimasa yang akan datang akan

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. tentu tidak dapat dipisahkan dari semua upaya yang harus dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat telah menyebabkan berbagai perubahan pada semua aspek

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional bertujuan: Untuk mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. suatu lembaga pendidikan. Kurikulum menyangkut suatu rencana dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional, mendefinisikan pendidikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

I. PENDAHULUAN. yang diatur di dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kebutuhan yang paling mendasar. Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya masing-masing. Pendidikan di Indonesia di mulai dari pendidikan

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN. sifat konstruktif dalam hidup manusia. Karena itulah kita dituntut untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong kemajuannya dengan kekreatifan guru dan murid. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

1. PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan upaya yang dapat mempercepat pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan untuk memanfaatkan sumber daya alam yang terkandung di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dan PKn

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejarah dunia menunjukkan bahwa Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter. Hal ini sejalan dengan Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan

I. PENDAHULUAN. karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan nasional disebutkan dalam UU No.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

BAB I PENDAHULUAN. Cindy Noor Indah putri, 2014

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah pilar kehidupan suatu bangsa. Masa depan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang MasalahPendidikan di Indonesia diharapkan dapat

I. PENDAHULUAN. Media dalam pendidikan digunakan untuk membantu dalam menyampaikan

DESAIN DAN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SAINTIFIK PROBLEM SOLVING TEORI SEMIKONDUKTOR

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

PENERAPAN METODE BUZZ GROUP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ismi Nurlatifah, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. karena itu dibutuhkan sistem pendidikan dan manajemen sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan setiap individu menjadi warga negara yang berkepribadian

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai tempat penelitin sehingga perlu utuk diadakannya penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Negara Indonesia termuat dalam pembukaan UUD

BAB I PENDAHULUAN. secara optimal dan dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.

BAB 1 P E N D A H U L U A N

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan tuntutan baru dalam masyarakat. Perubahan tersebut. terlebih jika dunia kerja tersebut bersifat global.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya merupakan rekonstruksi aneka pengalaman dan

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. murid, siswa, mahasiswa, pakar pendidikan, juga intektual lainnya.ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

1. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan rekayasa mengendalikan belajar (learning) guna

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki tujuan nasional yang tertuang dalam Undang-undang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta nilai-nilai sehingga sehingga mampu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berkualitas harus berlandaskan tujuan yang jelas, sehingga dapat membawa perubahan ke arah lebih baik. Pendidikan di Indonesia harus sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 yaitu; Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab. Berdasarkan tujuan tersebut pendidikan diharapkan dapat mengembangkan potensi yang dimiliki siswa dan dapat membentuk menjadi warga negara yang baik. Menurut Sukardjo&Komarudin (2009:13-15), tujuan dari setiap unit kependidikan dapat dicapai dengan mudah apabila melalui tujuan pendidikan institusional. Tujuan institusional merupakan tujuan yang akan dicapai sesuai dengan tingkat dan jenjang pendidikannya, seperti Tujuan Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan tujuan Pendidikan Perguruan Tinggi. Semua tujuan institusional tersebut mengacu pada tujuan pendidikan nasional yang dituangkan dalam kurikulum masing-masing jenjang pendidikan. Tujuan institusional, masing-masing unit 1

2 atau jenjang pendidikan membuat tujuan yang lebih kecil lagi, yaitu tujuan kurikuler. Tujuan kurikuler telah tercantum tujuan bidang studi IPS, IPA, bahasa dan lain-lain. Apabila tujuan yang akan dicapai sudah jelas, maka diperlukan perangkat-perangkat lain yang mendukung pencapaian tujuan secara efektif dan efisien. Ada beberapa perangkat pembelajaran yang dapat mendukung dalam pencapaian tujuan, seperti adanya kurikulum, silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), bahan ajar, sumber belajar, media pembelajaran, metode pembelajaran, dan sarana pendukung lainnya. Proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar apabila semua perangkat pembelajaran tersedia dengan baik. Hal tersebut dikarenakan semua perangkat pembelajaran saling mendukung satu sama lain dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Salah satu perangkat pembelajaran yang mempunyai peran penting dalam proses pembelajaran adalah metode pembelajaran yang digunakan. Pemilihan metode yang akan digunakan dalam pembelajaran harus diperhatikan dengan baik. Apabila metode yang digunakan dalam pembelajaran kurang tepat, maka dapat berakibat pada sulitnya membangun konsentrasi siswa. Siswa menjadi kurang tertarik dan tidak memperhatikan pelajaran dengan baik. Pemilihan metode yang salah juga dapat menghambat dalam penyampaian materi. Hal ini dapat kita lihat dari pola pembelajaran yang berlangsung saat ini, dimana guru yang kurang kaya metode pembelajaran biasanya dalam menyampaikan materi hanya menggunakan metode konvensional seperti ceramah, diskusi, dan tanya-jawab. Metode ini dianggap kurang menarik bagi

3 siswa, karena bersifat monoton dan kurang interaktif. Oleh karena itu, kesalahan dalam memilih metode pembelajaran dapat mengakibatkan siswa kurang tertarik dan sulit membangun konsentrasi saat mengikuti pelajaran. Pemilihan metode disesuaikan dengan karakteristik siswa dan materi yang akan diajarkan. Penerapan metode diharapkan dapat mendukung dalam penyampaian materi secara utuh. Apabila materi yang akan diajarkan sangat kompleks, maka kita harus memilih metode yang dapat melibatkan siswa untuk bekerjasama secara aktif dalam memahami materi. Metode tersebut diharapkan dapat mengajak semua siswa bekerjasama dan saling membantu dalam memahami materi. IPS merupakan mata pelajaran terintegrasi dari berbagai disiplin ilmu sosial, seperti sejarah, geografi, ekonomi dan sosiologi. Hal ini mengakibatkan muatan materi pada mata pelajaran IPS sangat padat. Seringkali siswa menganggap bahwa mata pelajaran IPS membosankan karena banyak materi yang harus dihafalkan. Pembelajaran IPS juga menekankan pada keterampilan siswa dalam memecahkan masalah mulai dari lingkup diri sampai pada masalah yang kompleks (Supardi, 2011:182). Oleh sebab itu, pembelajaran IPS yang dilakukan tidak hanya sekedar menyampaikan materi saja tetapi juga mampu memberikan keterampilan dan menanamkan nilai-nilai moral. Siswa dilatih untuk menyelesaikan suatu masalah, misalnya saja dengan membentuk kelompok diskusi kemudian diberikan tema untuk didiskusikan. Adanya diskusi kelompok ini siswa dapat bertukar pikiran dengan temannya, dan dilatih untuk bekerjasama dalam menyelesaikan masalah.

4 Pembelajaran IPS yang dilakukan saat ini masih sebatas menyampaikan materi atau pengetahuan saja, belum diimbangi dengan penanaman nilai-nilai moral. Penanaman nilai-nilai moral seperti saling menghormati, menghargai, disiplin, tanggung jawab, jujur, kerjasama, peduli terhadap sesama, ramah, dan sopan santun mempunyai peran yang sangat penting terutama dalam membentuk kepribadian siswa. Saat ini masih sering kita jumpai masalah-masalah sosial yang terjadi di kalangan pelajar SMP seperti, tawuran antar pelajar, geng motor, melakukan kecurangan saat ujian nasional, mencontek dan lain sebagainya. Peristiwa ini dapat mengakibatkan pembentukan kepribadian siswa menjadi kurang baik. Sebaiknya, hal ini menjadi perhatian bagi dunia pendidikan kita untuk melakukan perubahan yang lebih baik. Perubahan yang dilakukan tidak hanya pada diri siswa saja, tetapi juga termasuk guru sebagai pendidik. Bagaimana cara guru dalam menyampaikan materi, melatih keterampilan dan menanamkan nilai-nilai moral untuk membentuk kepribadian siswa yang lebih baik. Untuk itu, sudah saatnya memperbaiki pola pembelajaran yang biasanya hanya berorientasi pada pengetahuan, sekarang harus diimbangi dengan pembentukan kepribadian atau karakter siswa. Bukan sekedar menyampaikan materi, namun juga menanamkan nilai-nilai moral yang dapat membentuk kepribadian siswa menjadi lebih baik. SMP Negeri 1 Manisrenggo merupakan salah satu sekolah yang mempunyai input yang baik. Hal ini dibuktikan dengan persaingan yang cukup ketat agar dapat diterima di sekolah tersebut, dari 297 calon peserta didik yang diterima hanya 229 siswa. Nilai UN/UASBN yang dapat diterima di sekolah ini

5 terendah 22,60 dengan nilai rata-rata 7,53, sehingga terjadi persaingan yang cukup ketat agar dapat diterima di sekolah ini. Namun, hasil belajar IPS siswa kelas VII C menunjukkan masih relatif rendah, sehingga perlu dilakukan upaya perbaikan supaya hasil belajarnya meningkat. Pembelajaran IPS yang dilakukan di kelas VII C SMP Negeri 1 Manisrenggo biasanya menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS). LKS sebagai sumber materi dan latihan soal yang digunakan untuk pendalaman materi. Sumber belajar lain seperti Buku Sekolah Elektronik (BSE), jarang digunakan dalam pembelajaran. Bahkan hanya digunakan sebagai pendukung saja, padahal seharusnya buku tersebut digunakan sebagai referensi utama. Dengan demikian, siswa terbiasa belajar secara mandiri dengan menggunakan LKS untuk mendalami materi dan juga latihan soal. Hal ini berakibat pada rendahnya interaksi siswa dengan temannya untuk melakukan diskusi dalam memahami materi. Pada saat guru memberikan tugas untuk membentuk kelompok dan melakukan diskusi, siswa terlihat kurang kerjasama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Hal ini mengakibatkan tidak semua kelompok berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, hanya terdapat 1 kelompok saja yang berhasil menyelesaikan tugas dan bisa mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Kerjasama sangat dibutuhkan dalam diskusi kelompok. Apabila dalam diskusi kelompok tidak ada kerjasama yang baik, maka diskusi tidak dapat berjalan dan hasilnya pun kurang memuaskan.

6 Siswa juga terlihat kurang aktif saat diskusi berlangsung, belum percaya diri untuk mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, dan memberikan tanggapan dalam diskusi. Dari 31 siswa yang mengikuti pembelajaran hanya ada satu orang yang berani mewakili kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi, seharusnya siswa menjadi lebih aktif untuk bertukar pikiran dengan temannya agar diskusi dapat berjalan dengan lancar dan hasilnya pun memuaskan. Berdasarkan berbagai permasalahan di atas, penerapan metode pembelajaran yang bervariatif diharapkan mampu mengemas pembelajaran menjadi lebih baik dan menarik bagi siswa. Metode mengajar merupakan perangkat alat dan cara dalam pelaksanaan suatu strategi belajar-mengajar. Strategi belajar-mengajar merupakan alat atau sarana untuk mencapai tujuan belajar, maka metode merupakan salah satu alat yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan belajar (Hasibuan & Moedjiono, 2006: 3). Oleh karena itu, penggunaan metode dalam proses pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting dalam pencapaian tujuan belajar. Metode yang dipilih untuk diterapkan dalam penelitian ini adalah metode buzz group. Metode ini merupakan salah satu bentuk metode diskusi yang membagi kelompok besar ke dalam beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 3 sampai 4 orang dalam satu kelompok. Tempat duduk diatur sedemikian rupa agar siswa dapat bertukar pikiran dan berhadapan muka dengan mudah. Diskusi diadakan di tengah atau di akhir pelajaran dengan maksud menajamkan

7 kerangka bahan pelajaran, memperjelas bahan pelajaran, atau menjawab pertanyaan-pertanyaan (Sunaryo, 1989: 107). Penggunaan metode ini, diharapkan dapat membangun kerjasama siswa saat mendiskusikan materi, selain itu siswa juga dapat berperan aktif saat diskusi berlangsung. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kerjasama dan keaktifan siswa pada pembelajaran IPS di kelas VII C SMP Negeri 1 Manisrenggo. Penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi diharapkan mampu menyampaikan materi IPS yang padat muatan materinya dan mampu meningkatkan kerjasama serta keaktifan siswa. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui penerapan metode Buzz Group dalam meningkatkan kerjasama dan keaktifan siswa. Penelitian yang dilakukan berjudul Penerapan Metode Buzz Group untuk Meningkatkan Kerjasama dan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran IPS Kelas VII C SMP Negeri 1 Manisrenggo.

8 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, terdapat permasalahan yang dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Metode pembelajaran yang digunakan kurang variatif sehingga siswa kurang tertarik dalam mengikuti pelajaran. 2. Pembelajaran IPS saat ini masih sebatas manyampaikan materi saja belum diimbangi dengan penanaman nilai-nilai moral. 3. Hasil belajar siswa yang masih rendah. 4. Pembelajaran IPS berbasis LKS sebagai sumber materi dan latihan soal yang mengakibatkan interaksi antar siswa menjadi rendah. 5. Siswa kurang kerjasama saat diskusi kelompok sedang berlangsung. 6. Siswa belum berperan aktif saat pembelajaran IPS berlangsung. C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas dan untuk mendapatkan hasil penelitian yang terfokus serta untuk menghindari penafsiran yang berbeda-beda dari pembaca, maka penelitian yang dilakukan dibatasi pada permasalahan masih rendahnya kerjasama siswa, keaktifan siswa, dan hasil belajar dalam pembelajaran IPS di kelas VII C SMP Negeri 1 Manisrenggo.

9 D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang diambil adalah: 1. Bagaimana peranan metode Buzz Group untuk meningkatkan kerjasama siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VII C SMP Negeri 1 Manisrenggo? 2. Bagaimana peranan metode Buzz Group untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VII C SMP Negeri 1 Manisrenggo? 3. Bagaimana peranan metode Buzz Group untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VII C SMP Negeri 1 Manisrenggo? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Peranan metode Buzz Group dalam meningkatkan kerjasama siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VII C SMP Negeri 1 Manisrenggo. 2. Peranan metode Buzz Group dalam meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VII C SMP Negeri 1 Manisrenggo. 3. Peranan metode Buzz Group dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VII C SMP Negeri 1 Manisrenggo.

10 F. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis Memberikan kontribusi dan memperkaya referensi bagi ilmu pengetahuan di bidang pendidikan khususnya terkait dengan penerapan metode Buzz Group untuk meningkatkan kerjasama dan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS. 2. Manfaat Praktis a. Bagi mahasiswa Pendidikan IPS dan bagi mahasiswa pada umumnya dapat menambah pengetahuan mengenai penerapan metode Buzz Group untuk meningkatkan kerjasama dan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS. b. Bagi guru dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menggunakan metode pembelajaran yang mendukung untuk meningkatkan kerjasama dan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS. c. Bagi sekolah sebagai bahan referensi dan informasi untuk lebih mengembangkan metode pembelajaran, salah satunya untuk menunjang pembelajaran IPS melalui penggunaan metode yang lebih variatif. d. Bagi penulis, dapat menambah wawasan, pengalaman dan ilmu yang dapat dijadikan bekal apabila nanti menjadi seorang pendidik.