PERKEMBANGAN EKONOMI KOTA MEDAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERKEMBANGAN EKONOMI KAWASAN PESISIR SEKITARNYA

dokumen-dokumen yang mirip
PERKEMBANGAN EKONOMI KOTA MEDAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERKEMBANGAN EKONOMI KAWASAN PESISIR SEKITARNYA

BAB IV ANALISIS SUB SEKTOR POTENSIAL DALAM MENDUKUNG FUNGSI KOTA CILEGON

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

BAB 4 ANALISIS PENENTUAN SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN KUNINGAN

BAB I PENDAHULUAN. rakyat. Pembangunan merupakan pelaksanaan dari cita-cita luhur bangsa. desentralisasi dalam pembangunan daerah dengan memberikan

ANALISIS PENGEMBANGAN EKONOMI KABUPATEN SIAK

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan 1. Kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian Provinsi Jawa Tengah

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Keterkaitan Sektor Ekonomi di Provinsi Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Arsyad (1999), inti permasalahan yang biasanya terjadi dalam

I.PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan sebagai perangkat yang saling berkaitan dalam

9.1. Analisis LQ Sektor Jembrana Terhadap Sektor Propinsi Bali

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN DAYA SAING SEKTORAL KABUPATEN ROKAN HILIR ANALYSIS OF GROWTH AND SECTORAL COMPETITIVENSES ROKAN HILIR

Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia

ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA PONTIANAK DENGAN METODE LOCATION QUOTIENT, SHIFT SHARE DAN GRAVITASI

III. METODE PENELITIAN. 2010, serta data-data lain yang mendukung. Data ini diperoleh dari BPS Pusat,

I. PENDAHULUAN. setiap negara yang ada di dunia untuk berlomba lomba meningkatkan daya

III. METODOLOGI PENELITIAN. tujuan penelitian. Wilayah yang akan dibandingkan dalam penelitian ini

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi agar terus tumbuh dalam mendorong pertumbuhan sektor-sektor

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

KAJIAN FUNGSI DAN PERAN KOTA DAN KABUPATEN DI BIDANG EKONOMI DALAM PENYELENGGARAAN METROPOLITAN CIREBON RAYA

Faktor yang Berpengaruh dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Perikanan di Pulau Poteran

I.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan

Lampiran 1. Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Karo

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

I. PENDAHULUAN. dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan kata lain, perkembangannya

I. PENDAHULUAN. pembentukan Gross National Product (GNP) maupun Produk Domestik Regional

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DENGAN PENDEKATAN LOCATION QUATION KABUPATEN PELALAWAN. Anthoni Mayes, Yusni Maulida dan Toti Indrawati

BAB I PENDAHULUAN. yaitu pertumbuhan, penanggulangan kemiskinan, perubahan atau transformasi

BAB I PENDAHULUAN. indikator keberhasilan pelaksanaan pembangunan yang dapat dijadikan tolok ukur

ANALISIS IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DAN STRUKTUR EKONOMI PULAU SUMATERA OLEH DEWI SAVITRI H

III. METODOLOGI PENELITIAN. sebuah penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Struktur

III. METODOLOGI PENELITIAN. ini adalah wilayah penelitian Kota Bandar Lampung dengan wilayah. arah tersedianya pemenuhan kebutuhan masyarakat.

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN DAYA SAING SEKTOR- SEKTOR PEREKONOMIAN KABUPATEN TASIKMALAYA PADA ERA OTONOMI DAERAH TAHUN

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012

Penilaian Tingkat Keberlanjutan Kawasan Pantai Timur Surabaya sebagai Kawasan Konservasi Berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akademisi ilmu ekonomi, secara tradisional pembangunan dipandang sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Propinsi Sumataera Utara memiliki 2 (dua) wilayah pesisir yakni, Pantai

IVAN AGUSTA FARIZKHA ( ) TUGAS AKHIR PW PERCEPATAN PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH MELALUI KETERKAITAN SEKTORAL DI KABUPATEN LUMAJANG

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama bagi negara-negara

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2013

V. ANALISIS SEKTOR-SEKTOR PEREKONOMIAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN KARIMUN

VII. ANALISIS POTENSI PEREKONOMIAN LOKAL DI WILAYAH PEMBANGUNAN CIANJUR SELATAN

JEFRI TIPKA Badan Pusat Statistik Kabupaten Maluku Tengah Jl. R. A. Kartini No. 15 Kelurahan Namaelo, Masohi

RINGKASAN ANALISIS RINGKASAN HASIL ANALISIS SHIFT SHARE ANALISIS LQ PS DS PB

I. PENDAHULUAN. suatu perekonomian dari suatu periode ke periode berikutnya. Dari satu periode ke

JIIA, VOLUME 2 No. 3, JUNI 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang

BAB I PENDAHULUAN. regional merupakan pelaksanaan dari pembangunan nasional pada wilayah

Pemerintah Kabupaten Bantul. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2007 Kabupaten Bantul

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN KEEROM TAHUN Chrisnoxal Paulus Rahanra 1

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan nasional suatu negara yakni melalui jumlah dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan ekonomi suatu negara akan mengalami kemajuan jika diiringi dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi kemiskinan (Madris, 2010). Indikator ekonomi makro (PDRB)

BAB I PENDAHULUAN. kota dan desa, antara pulau Jawa dengan luar Pulau Jawa maupun antara dua

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. perkapita, dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan juga

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2012

Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan Dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

I. PENDAHULUAN. mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejajar dengan bangsa-bangsa maju

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kondisi geografi wilayah yang bermacam-macam. sehingga struktur ekonomi tiap wilayah sangat beragam.

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi

II. TINJAUAN PUSTAKA. proses di mana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan

Kimparswil Propinsi Bengkulu,1998). Penyebab terjadinya abrasi pantai selain disebabkan faktor alamiah, dikarenakan adanya kegiatan penambangan pasir

BAB I PENDAHULUAN. lebih banyak tersedia, perusahaan semakin banyak dan semakin berkembang, taraf

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Usaha ini

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1. Keadaan Geografi Kabupaten Badung. satu kota di Bali yang mempunyai wilayah seluas 418,52 km 2 atau 41.

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB I PENDAHULUAN. dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sisterm kelembagaan.

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006

BAB I PENDAHULUAN. upaya mencapai tingkat pertumbuhan pendapatan perkapita (income per capital) dibandingkan laju pertumbuhan penduduk (Todaro, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. membentuk kerja sama antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

TINJAUAN PUSTAKA. serta pendorong dan penarik tumbuhnya sektor sektor ekonomi, dapat. dan pengangguran serta dapat mensejahterakan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. pembagian pendapatan yang merata bagi seluruh rakyat sesuai dengan sila Pancasila

I. PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan pembangunan perekonomian di daerah baik pada tingkat

BAB I PENDAHULUAN. pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB IV ANALISIS. Pertumbuhan Nilai PDRB Kabupaten Muna pada Berbagai Sektor Tahun

Analisis Sektor Unggulan Kabupaten Tolitoli dan Kabupaten Buol

BAB II KERANGKA TEORI DAN KONSEP. pendapatan perkapita riil penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka

Hak Cipta milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Produk Domestik Regional Bruto

ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN SIDOARJO (Sebelum dan Sesudah Terjadi Semburan Lumpur Lapindo) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dalam struktur pembangunan perekonomian nasional khususnya daerah-daerah.

Transkripsi:

CRITICAL REVIEW Jurnal PERKEMBANGAN EKONOMI KOTA MEDAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERKEMBANGAN EKONOMI KAWASAN PESISIR SEKITARNYA (Disusun Oleh: Welly Andriat, Bachtiar H M, Budi dan Kasyful Mahalli.) Nurul Aini Magister Jurusan Arsitektur Alur Manajemen Pembangunan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia Ainiplanologi@gmail.com Abstrak Kota Medan mengalami perkembangan pembangunan yang pesat. Perkembangan pembangunan ini juga berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Medan yang semakin meningkat. Disamping itu, kawasan pesisir di sekitar Kota Medan juga mengalami peningkatan aktifitas akibat pembangunan Kota Medan. Hal ini bisa berdampak positif terhadap ekonomi di kawasan pesisir, atau bahkan sebaliknya berdampak negatif. Critical review dilakukan pada salah satu jurnal yang mengkaji hal ini, yaitu jurnal yang berjudul Perkembangan Ekonomi Kota Medan dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Ekonomi Kawasan Pesisir Sekitarnya. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif menggunakan analisis LQ, Shift and share dan analisis regresi untuk mencari pengaruh perkembangan ekonomi Kota Medan dengan ekonomi kawasan pesisir di sekitarnya. Pada jurnal ini telah dijelaskan secara rinci pertumbuhan ekonomi Kota Medan, namun tidak menjelaskan mengapa sebagian sektor mengalami kemunduran dan tidak diunggulkan. Selain itu penentuan variabel terikat pada analisis regresi kurang tepat sehingga hasil yang diapatkan tidak sesuai dengan tujuan awal untuk mencari pengaruh perkembangan ekonomi Kota Medan dengan Ekonomi Kawasan Pesisir. Kata Kunci : Ekonomi Kota, Kawasan Pesisir, LQ, Shift Share, Regresi PENDAHULUAN Adanya kebijakan otonomi daerah di Indonesia, menuntut setiap daerah baik kota ataupun kabupaten untuk berlomba-lomba mengembangkan daerahnya di segala sektor. Hal ini ditunjukan dengan semakin pesatnya pembangunan daerah khususnya di daerah perkotaan. Tujuan pembangunan ini, yaitu untuk mensejahterakan kehidupan masyarakat yang tinggal di daerah tersebut. Pada umumnya keberhasilan pembangunan suatu daerah diindikasi dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat padadaerah tersebut. Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja masyarakatnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah dan masyarakat harus bersama-sama mengambil inisiatif pembangunan daerah. Oleh karena itu, pemerintah daerah beserta partisipasi masyarakatnya harus mampu menaksir sumber daya yang diperlukan untuk merancang dan membangun perekonomian daerah (Arsyad, 1999) Kota Medan yang merupakan salah satu Kota Metropolitan yang ada di Provinsi Sumatera Utara juga memiliki perkembangan

pembangunan yang semakin pesat. Pesatnya pembangunan yang ada di Kota Medan berdampak positif terhadap tingkat perekonomian Kota Medan. Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya nilai PDRB yang ada di Kota Medan. Pesatnya pembangunan ini dikarenakan kota Medan memiliki fungsi sebagai pusat administrasi pemerintahan, pusat industri, pusat jasa pelayanan keuangan, pusat komunikasi, pusat akomodasi kepariwisataan, serta berbagai pusat perdagangan regional dan internasional (www.ciptakarya.go.id). Disamping itu Kota Medan, juga memiliki kawasan pesisir yang memiliki tingkat aktifitas cukup tinggi. Kawasan pesisir Kota Medan saat ini menjadi bagian dari perkembangan kota yang pesat yang ditandai dengan ramainya aktifitas di sepanjang wilayah pesisir tersebut, dari permukiman yang padat, wisata pantai, hingga sektor industri. Perkembangan kota medan ini bisa memberikan dampak positif dan negatif bagi kawasan pesisir. Salah satu jurnal yang ditulis oleh Welly Andriat menggambarkan hubungan antara perkembangan ekonomo Kota Medan dengan perkembangan kawasan pesisir Kota Medan. Maka dilakukanlah critical review pada jurnal yang berjudul perkembangan ekonomi Kota Medan dan Pengaruhya terhadap Perkembangan Ekonomi Kawasan Pesisir Sekitarnya untuk mengetahui, mengkritisi dan memberikan saran dari kajian pada jurnal tersebut. CRITICAL REVIEW A. Kondisi Umum Kawasan Pesisir Kota Medan Penelitian dilakukan pada tiga kecamatan di Kota Medang yang merupakan wilayah pesisir, diantaranya Kecamatan Medan Belawan, Kecamatan Medan Labuhan, dan Kecamatan Medan Marelan. Berdasarkan hasil penelitian pada jurnal tersebut disebutkan jika kondisi perekonomian kawasan pesisir dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain a. Jumlah industri besar/kecil dan rumah tangga. Pada jurnal tersebut peneliti menyebutkan bahwa terdapat peningkatan yang cukup tinggi pada sektor inudstri sejak tahun 2001-2005. Padahal jika dilihat berdasarkan data yang ditampilkan pada jurnal terlihat bahwa peningkatan sektor indsutri besar/kecil di kawasan pessisir tersebut hanya terjadi pada tahun 2000 menuju 2001. Setelah itu jumlah industri terkesan tetap dan tidak ada peningkatan. b. Jumlah tenaga kerja industri rumah tangga di kawasan pesisir Kota Medan. Jumlah tenaga kerja di sektor industri pada kawasan pesisir ini terus mengalami peningkatan sejak tahun 2001. Hal ini terlihat dari data yang ditampilkan pada jurnal yang menunjukan terjadi peningkatan tenaga kerja setiap tahunnya pada kelurahan di kawasan pesisir. Hal ini menandakan jika sektor industri membuka lapangan pekerjaan yang cukup luas bagi masyarakat kawasan pesisir sehingga membantu masyarakat untuk memperbaiki perekonomian mereka. c. Jumlah pendapatan rumah tangga dari sampel masyarakat kawasan pesisir. Berdasarkan hasil peneilitan pada jurnal, terlihat jika terdapat peningkatan jumlah pendapatan rumah tangga di kawasan pesisir. Hal ini menandakan jika adanya perbaikan ekonomi di kawasan pesisir Kota Medan. Berdasarkan pemaparan tersebut, peneliti telah menampilkan beberapa indikator untuk menggambarkan kondisi perekonomian maysarakat kawasan pesisir. Namun selain ketiga indikator tersebut, peneliti bisa menambahakn indikator lain untuk menggambarkan kondisi perekonomian di kawasan pesisir. Penambahan indikator tersebut antara lain - Trend tingkat pendidikan kawasan pesisir.

- Kepemilikian barang (barang elektronik, transportasi dll) B. Kondisi Lingkungan Kawasan Pesisir Kota Medan Peneliti telah memaparkan secara jelas kondisi lingkungan kawasan pesisir yang semakin mengalami degradai akibat ulah manusia sendiri. Peneliti memaparkan bahwa sebagian besar sumber pendapatan masyarakat desa pesisir di Kota Medan bergantung pada laut. Namun taraf hidup mereka (khususnya nelayan) masih banyak yang hidup pra sejahtera (miskin). Hal ini dikarenakan adanya eksploitasi secara besar-besaran akibat pembangunan ekonomi terhadap sumberdaya pesisir dan laut. Akibatnya banyak terjadi kerusakan lingkungan di kawasan pesisir yang cukup parah sehingga menimbulkan dampak negatif yang dirasakan langsung oleh masyarakat. Ulah manusia yang tidak bertanggungjawab juga memperarah kondisi ini sehingga menimbulkan erosi tergerusnya garis pantai (erosi/abrasi) dan bertambah dangkalnya perairan pantai (sedimentasi/pengendapan). Salah satu ulah manusia yang tidak bertanggungjawab, yaitu membabat tanaman pelindung pantai (mangrove), baik untuk tujuan pemanfaatan nilai ekonomis kayu bakau maupun untuk konversi lahan menjadi tambak atau lokasi bangunan liar. C. Identifikasi Perkembangan Ekonomi Kota Medan Peneliti pada jurnal yang di kaji sudah menjelaskan secara rinci tahapan identifikasi pertumbuhan ekonomi di Kota Medan sehingga bisa diketahui sektor mana saja yang mengalami kemajuan dan kemunduran. Identifikasi potensi ekonomi di Kota Medan pada jurnal ini dilakukan dengan analisis kuantitatif menggunakan Location Aquation dan Shift and Share. Hasil yang didapatkan dari analisis ini, yaitu terdapat beberapa sektor yang memiliki nilai LQ lebih besar dari 1 (LQ>1). Hal ini menandakan bahwa sektorsektor yang memiliki nilai LQ>1 harus diberikan perhatian agar tetap bertahan dan harus dikembangkan sebagai pendukung kemajuan perekonomian dan pendapatan Kota Medan. Sektor yang memiliki nilai LQ>1 antara lain, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor konstruksi, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor angkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa. Sedangkan sektor lainnya, yaitu sektor pertanian, perikanan, kehutanan dan peternakan, sektor industri pengolahan serta sektor pertambangan dan penggalian merupakan sektor non basis. Pada penelitian ini dilakukan pula analisis pertumbuhan Kota Medan menggunakan nilai komponen pertumbuhan wilayah/komponen national share, komponen proporsional share, dan komponen pergeseran (pertumbuhan) pangsa pasar/komponen differential share dengan mengambil acuan Provinsi Sumatera Utara. Berikut merupakan hasil dari analisis pertumbuhan ekonomi di Kota Medan. - Komponen National Share Acuan (Provinsi Sumatera Utara) Provinsi Sumatera Utara mengalami peningkatan perekonomian, nilai PDRB Provinsi Sumut mengalami perbaikan setiap tahunnya. perbaikan kinerja ekonomi ini mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah-daerah di Provinsi Utara termasuk Kota Medan. - Komponen proporsional share Acuan (Provinsi Sumatera Utara) Berdasarkan perhitungan komponen proporsional share yang dilakukan pada jurnal penelitian ini, didapatkan nilai Ps positif pada beberapa sektor yang ada di Sumatera Utara. Nilai Ps yang positif menandakan terjadinya pertumbuhan yang sangat pesat. Maka berdasarkan nilai Ps, sektor-sektor yang mengalami pertumbuhan pesat diantaranya sektor listrik, gas, dan air bersih, sektor konstruksi, sektor angkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa. Maka sektor-sektor ini

memberikan pengaruh positif terhadap daerah-daerah di Sumatera utara, khususnya Kota Medan. - Komponen Differential Shift (Ds) Acuan (Provinsi Sumatera Utara) Sektor-sektor yang mengalami peningkatan daya saing/keunggulan adalah sektor-sektor dengan nilai Ds positif, yaitu sektor pertambangan dan pengalian, sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta sektor angkutan dan komunikasi. Tahap tersebut merupakan acuan untuk analisis pertumbuhan ekonomi di Kota Medan. Untuk menganalisis pertumbuhan ekonomi di Kota Medan, peneliti melakukan tahap analisi selanjutnya dengan melihat sektor-sektor yang maju dan kurang maju di Kota Medan. Analisis ini dilakukan dengan menghitung pergeseran bersih (net shift) dan nilai absolut pertumbuhan ekonomi. Berikut merupakan hasil analisis pertumbuhan ekonomi Kota Medan. - Pergeseran bersih/netto (Net Shift) Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan peneliti pada jurnal, hampir semua sektor memiliki nila PN/Net Shift positif. Nilai PN/Net Shift positif menunjukan bahwa sektor-sektor tersebut merupakan sektor yang maju dan sebaliknya jika memiliki nilai negatif maka sektor tersebut mengalami kemunduran. Sektor-sektor yang mengalami kemajuan antara lain, pertambangan dan penggalian, listrik, gas dan air bersih, kontruksi, perdagangan, restoran dan hotel, angkutan dan komunikasi serta keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Sedangkan sektor yang mengalami kemunduran adalah pertanian, perikanan, kehutanan dan peternakan serta industri pengolahan dan jasa-jasa. - Nilai absolut pertumbuhan ekonomi Pada tahapan analisis ini, peneliti menunjukan bahwa nilai absolut sektorsektor memiliki nilai yang sama dengan nilai pertumbuhan PDRB Kota Medan. Berdasarkan hasil analisis tersebut telah diketahui peningkatan pertumbuhan ekonomi pada masing-masing sektor di Kota Medan. Namun analisis ini belum bisa dijadikan hasil akhir untuk menentukan sektor mana saja yang merupakan sektor unggulan di Kota Medan. Maka peneliti dalam jurnal ini melakukan tahapan analisis selanjutnya, dengan membuat diagram sektor unggulan. Diagram ini dibedakan menjadi empat kuadran dengan nilai DS yang dijadikan acuan. Penentuan nilai DS atau komponen pertumbuhan daya saing daerah sebagai acuan dikarenakan merupakan komponen terpenting dalam pertumbuhan suatu daerah. Pembagian kuadran pada analisis ini akan menghasilkan sektor mana saja yang termasuk sektor unggul, agak unggul, agak mundur dan mundur. Maka berikut hasil yang didapatkan dari tahapan analisis ini. - Sektor yang berada di kuadran I (sektor unggul): sektor pertambangan, konstruksi, angkutan dan komunikasi. - Sektor yang berada di kuadran II (sektor agak unggul): sektor listrik, gas dan air bersih, perdagangan hotal dan restoran, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. - Sektor yang berada di kuadran III (sektor mundur): sektor industri pengolahan, dan jasa-jasa. - Sektor yang berada di kuadran IV (sektor agak mundur); sektor pertanian. Pada tahapan ini, peneliti telah melakukan analisis secara rinci dan jelas. Dimulai dari mengidentifikasi kondisi perekonomian Kota Medan, menentukan acuan pertumbuhan ekonomi dan menilai pertumbuhan ekonomi dilihat dari sektor-sektor yang di Kota Medan. Hasil akhir yang didapatkan adalah sektor mana saja yang termasuk pada sektor yang unggul, agak unggul, mundur dan agak mundur. Setelah penentuan ini peneliti bisa juga menambahkan penjelasan mengenai hal apa saja yang kemungkinan menyebabkan sektor tersebut mengalami kemunduran. hal ini

diperlukan karena kajian ini hanya menampilkan data-data kuantitatif saja tanpa memberikan penjelasan yang rinci. Tahapan ini juga bisa memberikan informasi bagi para pembaca untuk mengetahui alasan mengapa sektor tersebut mengalami kemunduran. D. Identifikasi perkembangan ekonomi kawasan pesisir. Indikasi perkembangan suatu kota dapat dilihat pada struktur kegiatan ekonominya. Dari gambaran mengenai berbagai aktifitas ekonomi di kawasan pesisir Kota Medan dapat disimpulkan bahwa pada kawasan tersebut struktur perekonomian tidak lagi bertumpu pada sektor primer seperti perikanan, melainkan telah terjadi peningkatan kegiatan usaha masyarakat sehingga sektor sekunder dan tersier lebih dominan. Kondisi perekonomian yang ada di kawasan pesisir ini bisa saja dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi yang terjadi di Kota Medan. Pertanyaannya adalah apakah perkembangan ekonomi yang ada di kota medan ini memberikan pegaruh positif atau malah berdampak negatif bagi perkembangan ekonomi di kawasan pesisir. maka terlihat pada jurnal, peneliti melakukan tahapan selanjutnya dengan menganalisis pengaruh perkembangan ekonomi Kota Medan terhadap perkembangan kawasan pesisir Kota Medan. Analisisi pada tahapan ini menggunakan analisis regresi. Berikut merupakan hasil analisis regresi 1) Variabel yang mempengaruhi pendapatan rumah tangga masyarakat Variabel bebas pada analisis ini, antara lain jumlah industri, jumlah tenaga kerja, dan nilai ekspor. Sedangkan variabel terikatny, yaitu variabel pendapatan rumah tangga masyarakat. Berdasarkan proses analisis regresi, variabel yang berpengaruh meningkatkan pendapatan rumah tangga, yaitu variabel jumlah tenaga kerja industri dan jumlah industri. Berikut merupakan hasil analisis regresi pada tahapan ini - Koefisien regresi sebesar -23,9 jumlah industri Kota Medan sebesar 1 unit akan menurunkan pendapatan rumah tangga masyarakat pesisir sekitarnya sebesar Rp. 23,9 juta. - Koefisien regresi sebesar 0,12 jumlah tenaga kerja industri Kota Medan sebesar 1 jiwa akan meningkatkan pendapatan rumah tangga masyarakat pesisir sekitarnya sebesar Rp. 0,12 juta. - Koefisien regresi sebesar 0,019 nilai ekspor Kota Medan Rp. 1 juta akan meningkatkan pendapatan rumah tangga masyarakat pesisir sekitarnya sebesar Rp. 0,019 juta. 2) Variabel yang mempengaruhi jumlah tenaga kerja industri rumah tangga Variabel bebas pada analisis regresi kali ini, antara lain variabel jumlah industri, tenaga kerja industri dan nilai ekspor. Sedangkan variabel terikat adalah jumlah tenaga kerja indsutri rumah tangga. Berdasarkan hasil analisis, variabel jumlah tenaga kerja indsutri, jumlah indsutri dan nilai eksport sangat mempengaruhi terhadap penyerapan tenaga kerja baru bagi masyarakat pesisir Kota Medan. Berikut merupakan hasil analisis regresinya - Koefisien regresi sebesar -35,23 jumlah industri Kota Medan sebesar 1 unit akan menurunkan jumlah tenaga kerja industri rumah tangga masyarakat pesisir sekitarnya sebesar 35,23 jiwa. - Koefisien regresi sebesar 0,211 jumlah tenaga kerja industri Kota Medan sebesar 1 jiwa akan meningkatkan jumlah tenaga kerja industri rumah tangga masyarakat pesisir sekitarnya sebesar 0,211 jiwa

- Koefisien regresi sebesar 0,08 nilai ekspor Kota Medan sebesar Rp. 1 juta akan menaikkan jumlah tenaga kerja industri rumah tangga masyarakat pesisir sekitarnya sebesar 0,08 jiwa 3) Variabel yang mempengaruhi jumlah industri rumah tangga Variabel bebas pada tahapan ini, yaitu variabel jumlah industri, jumlah tenaga kerja dan nilai eksport. Sedangkan variabel terikatnya adalah jumlah industri rumah tangga. Berdasarkan hasil penelitian pada jurnal tersebut, didapatkan hasil berupa variabel jumlah industri, jumlah tenaga kerja dan nilai eksport memiliki pengaruh terhadap peningkatan industri rumah tangga. Berikut penjelasan analisis tersebut - Koefisien regresi sebesar -1,32 jumlah industri Kota Medan sebesar 1 unit akan menurunkan jumlah industri rumah tangga masyarakat pesisir sekitarnya sebesar 1,32 unit. - Koefisien regresi sebesar 0,01 jumlah tenaga kerja industri Kota Medan sebesar 1 jiwa akan meningkatkan jumlah industri rumah tangga masyarakat pesisir sekitarnya sebesar 0,01 unit. - Koefisien regresi sebesar 0,004 nilai ekspor Kota Medan Rp. 1 juta akan meningkatkan jumlah industri rumah tangga masyarakat pesisir sekitarnya sebesar 0,004 unit. Berdasarkan tahapan terakhir dari penelitian ini, peneliti berusaha menjelaskan hubungan antara perkembangan perekonomian Kota Medan terhadap perekonomian Kawasan Pesisir. Namun, hasil ini kurang terlihat pada tahapan akhir analisis. Pada dasarnya penggunaan analisis regresi sudah tepat dilakukan dalam mencari hubungan antar variabel. Namun, peneliti tidak memberikan penjelasan mengenai variabel mana saja yang termasuk pada variabel terikat dan bebas. Peneliti terlihat membedakan tahapan ini pada tiga analisis regresi sehingga pada akhirnya muncul tiga variabel terikat. Seharunya peneliti cukup memunculkan satu variabel terikat dengan beberapa variabel bebas yang akan dicari hubungannya. Maka analisis regresi yang tepat jika mengacu pada tujuan untuk mengetahui pengaruh perkembangan ekonomi Kota Medan terhadap perkembangan kawasan pesisir Kota Medan, variabel terikat seharusnya adalah perkembangan kawasan. Variabel bebas bisa juga ditambahkan dengan hasil identifikasi perkembangan ekonomi di Kota Medan. Jika analisis regresi bisa dilakukan menggunakan variabel bebas dan terikat seperti yang telah dijelaskan, hasil akhir yang didapatkan akah jelas mengacu pada variabel perkembangan ekonomi Kota Meda apa saja yang mempengaruhi perkembangan kawasan pesisir. KESIMPULAN - Metode yang digunakan pada penelitian ini sudah cukup jelas dan sesuai dengan setiap tujuan yang akan dicapai pada penelitian ini. - Pada penelitian ini telah dijelaskan secara rinci mengenai pertumbuhan ekonomi di Kota Medan. Hal ini sangat memberikan informasi yang sangat komunikatif dan jelas bahwa Kota Medan mengalami peningkatan aktifitas ekonomi hampir disemua sektor yang basis, khususnya sektor jasa-jasa dan perdagangan yang merupakan sektor kemajuan Kota Medan. Berdasarkan perkembangan ekonomi, Kota Medan terlihat cukup menggungulkan kedua sektor ini. Tetapi pada kenyataannya secara administratif analisis data peneliti justru melihat sektor jasa-jasa kurang begitu unggul. Besar kemungkinan ini disebabkan perdagangan yang meningkat, pembangunan fisik (kontruksi) yang besar-besaran dan

meluasnya pembangunan jaringan komunikasi saat ini. - Hasil analisis regresi yang dilakukan pada penelitian ini kurang jelas. Tujuan dilakukannya analisis regresi, yaitu untuk mengetahui pengaruh perkembangan ekonomi Kota Medan terhadap perkembangan kawasan pesisir Kota Medan. Seharunya variabel terikat yang ditetapkan adalah perkembangan kawasan pesisir dan variabel bebas adalah variabelvariabel yang telah ada pada tahapan identifkasi perkembangan ekonomi di Kota Medan. Namun, pada penelitian ini peneliti membagi tiga tahapan analisis dengan variabel terikat yang berbedabeda dan hasil akhirnya tidak merujuk pada tujuan awal yaitu mengetahui pengaruh. - Hasil dari jurnal tersebut mengindikasi bahwa Perkembangan Kota Medan tidak berpengaruh positif terhadap perkembangan kawasan pesisir sekitar Kota Medan, bahkan Kawasan pesisir Kota Medan hanya menerima dampak negatif dari perkembangan Kota Medan. Kerusakan lingkungan dikawasan pesisir terjadi antara lain akibat dampak perkembangan industri di Kota Medan yang tidak melakukan treament secara benar. Hal ini jelas sangat merugikan masyarakat di kawasan pesisir Kota Medan. Jika dilihat dari hasil analisis, seharunya pada penelitian ini bisa meberikan saran atau jalan keluar guna mengatasi permasalahan ini, sehingga dari permasalahan tersebut terdapat jalan keluar meskpun hanya secara umum tanpa harus menjelaskan mekanisme pemecahannya. Andriat, Welly Dkk. 2008. Perkembangan Ekonomi Kota Medan dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Ekonomi Kawasan Pesisir Sekitarnya. Jurnal Perencanaan & Pengembangan Wilayah, Vol.3, No.3, April 2008. DAFTAR PUSTAKA Arsyad, Lincoln. 1999. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN Www.ciptakarya.go.id. Profil Kabupaten/Kota Medan. Diakses tanggal 8 Desember 2014.