Gaya Gravitasi Manusia Oleh: Famila Takhwifa Motivasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Tujuan bersinonim dengan harapan, mimpi, impian, atau cita cita. Tidak ada satu pun manusia yang dilahirkan tanpa sebuah impian maka terbanglah dengan impian dan harapan kelangit tertinggi dan bentangkanlah kesuksesan, ungkap Aryan Haris, sang motivator dan trainer. Ungkapan tersebut mendukung bahwa setiap manusia pasti memiliki tujuan untuk kehidupannya di masa yang akan datang. Sejak kecil umumnya seorang manusia dituntut untuk mempunyai impian. Sejak memasuki bangku Sekolah Dasar, impian atau cita cita seseorang akan selalu dipertanyakan. Biasanya saat memulai suatu awal perjumpaan dengan seorang guru di kelas. Menjadi seorang dokter, guru, presiden, dan bupati. Sekitar 75 % siswa SD menjawabnya seperti demikian dan 25 % -nya masih bimbang akan cita cita mereka. Seiring berjalannya waktu, pemikiran mengenai cita cita mengalami perkembangan. Ada yang tetap teguh dengan cita cita, berganti cita cita, atau bahkan lebih buruknya adalah kehilangan cita cita mereka. Sebagai bukti, Berdasarkan hasil penelitian, di Indonesia terdapat sekitar 87 % anak SMA yang belum memiliki cita cita atau tujuan hidup yang jelas, 97 % mengalami masalah lantaran antara sekolah, kerja, dan usaha tidak berjalan, dan hanya ada 3 % yang sesuai antara harapan orang tua dan cita cita si anak, dikutip dari http:// m. Republika.co.id. Yang demikian dapat terjadi disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah intensitas motivasi untuk menggapai mimpi. Motivasi erat kaitannya dengan lingkungan di sekitarnya. Jika diibaratkan motivasi sebagai gaya yang dapat membuat benda diam menjadi bergerak, maka impian adalah percepatannya. Berdasarkan salah satu hukum fisika dimana gaya adalah perkalian massa dengan percepatan dari pergerakannya, maka gaya adalah berbanding lurus dengan percepatan. Artinya bahwa banyaknya motivasi berbanding lurus dengan pencapaian impian seseorang.
Berada di lingkungan yang kaya akan sumber motivasi adalah suatu keberuntungan bagi sesorang itu. Contohnya adalah dengan banyaknya jumlah anggota keluarga, sanak saudara, teman, dan sahabat akan membuat seseorang itu semakin pesat pencapaian menuju impiannya. Namun di dunia ini selalu ada perbedaan. Apabila ada yang kaya akan orang terdekat, di sisi lain tentu ada yang miskin akan orang terdekat. Tetapi tidak selamanya yang miskin akan selalu miskin. Ini terlihat dari beberapa kisah perjalanan menggapai impian dari beberapa teman saya. Kisah pertama datang dari teman sekelas saya sewaktu SD, sebut saja Ani. Dia seorang siswa yang bermigrasi dari Solo ke Kebumen pada saat memasuki tahun terakhir di Sekolah Dasar. Menjadi sosok yang berparas cantik, berkulit putih, dan terlihat pintar, merupakan suatu anugerah baginya. Dibalik penampilan luarnya, dia mempunyai kemalangan yang tidak terduga. Dia mempunyai impian yang tinggi sejak kecil, namun terhambat karena motivasi untuk meraihnya berkurang terus menerus. Perceraian kedua orang tuanya dan memiliki keluarga baru adalah penyebab utama kemerosotan motivasinya. Dia bersama kembarannya sekolah sambil bekerja sebagai paksaan dari ibu tirinya. Tidak pernah mempunyai waktu untuk belajar kecuali di sekolah apalagi untuk bermain. Alhasil nilai Ujian Nasionalnya tidak cukup bagus untuk memasuki sekolah lanjutan negeri. Semakin putus asa dalam keadaan yang demikian orang tuanya sama sekali tidak memberi support untuk melanjutkan sekolah. Akhirnya harapan menjadi seorang guru pupus di tengah jalan. Kini dia telah bekerja di luar kota dan kembarannya bekerja sebagai kuli di salah satu pabrik kerupuk di desa saya. Kisah kedua datang dari teman terdekat saya sewaktu SD dan SMP, sebut saja Ane. Terlahir dari keluarga yang terbilang kaya jika dilogikakan tentu akan sangat mendukung ketercapaian cita citanya yaitu menjadi seorang dokter. Seperti pepatah yang berbunyi Ada uang ada barang begitu juga keinginannya. Segala sesuatu yang dia inginkan selalu dipenuhi oleh kedua orang tuanya. Motivasi dari kedua orang tua dan kerabatnya sangat tinggi untuk dia. Apalagi dia adalah anak semata wayang. Semua perhatian tentu selalu diberikan
padanya. Walaupun demikian, dia sendiri sering ragu akan kemampuannya. Akibatnya ketika lulus SMP dia sempat mengalami pupus harapan. Nilai akhir yang diperoleh tidak cukup bagus untuk masuk ke sekolah impiannya. Sekolah dimana saya dan dia selalu membayangkan ketika kami suatu saat bersekolah disana. Kedua orang tuanya pun cukup kecewa akan hal tersebut. Kini dia bersekolah di salah satu SMA terdekat dengan rumahnya dan diterima di jurusan IPS. Kisah ketiga datang dari teman sekelas saya sewaktu SMA, saat ini. Sebut saja Ano. Murid yang cerdas dan memiliki keunikan tersendiri di mata teman teman dan para guru. Keunikannya adalah sering bergaya layaknya perempuan tetapi sebenarnya dia sosok yang tegas, bisa dibilang berkepribadian ganda. Hal itu seringkali menjadi cemoohan teman teman. Walaupun maksud mereka hanyalah sebagai candaan semata. Tetapi dia sangat kebal akan kerap dan banyaknya candaan itu. Ternyata sikap uniknya terbentuk karena kedua orang tuanya. Kedua orang tuanya bercerai ketika dia masih duduk di bangku Sekolah Dasar dan selama SMP dia hidup hanya dengan ibunya yang jauh dari ayahnya. Perceraian kedua orang tuanya disebabkan oleh perselingkuhan. Perceraian itu membuat ibunya jatuh terpuruk dan sempat putus asa untuk melanjutkan hidup. Tapi anaknya, Si ganteng yang hebat, Ano yang mampu menguatkan ibunya, membuatnya bangga, dan bersemangat mencari uang untuk membiayai sekolahnya. Uang yang diperoleh dengan kerja kerasnya sendiri selalu ditabung dan tidak pernah diambil dari bank dengan niat untuk membiayai Ano melanjutkan kuliah. Masalah yang terjadi pada kedua orang tuanya tidak membuatnya jatuh tersungkur. Justru membuat tekadnya mejadi orang sukses semakin bulat. Dia tidak pernah mengecewakan ibunya. Dia selalu mendapat peringkat dan menjadi bintang kelas sewaktu SMP dan mendapat prestasi prestasi lainnya, baik akademik maupun nonakademik. Selama hampir dua tahun sekolah di SMA, sudah banyak prestasi yang diraihnya. Dia menekuni disiplin ilmu Geografi dalam Olimpiade Sains Nasional. Walaupun saat kelas X belum berkesempatan untuk melangkah ke tingkat nasional, tapi kemampuannya telah terbukti. Pada Desember lalu dia beserta timnya berhasil meraih juara dua dalam Olimpiade
Geografi Lingkungan tingkat Nasional yang dilaksanakan di Museum Karst, Indonesia. Cita citanya pun semakin tahun semakin tinggi. Salah satunya adalah mendapat beasiswa kuliah di luar negeri suatu saat nanti. Prestasi yang telah dibuatnya tentu membuat orang tuanya bangga dan justru termotivasi balik oleh anaknya. Ketiga kisah tersebut adalah bukti nyata peran motivasi dalam pencapaian mimpi atau impian atau cita - cita. Kisah pertama menggambarkan bahwa seseorang yang mempunyai mimpi, kemampuan yang mendukung, namun dengan motivasi dari orang di sekitarnya sangat kurang, lebih sulit untuk menggapai mimpinya. Kisah kedua menggambarkan bahwa sesorang yang mempunyai mimpi, kaya akan motivasi, tetapi tidak memiliki motivasi yang muncul pada dirinya sendiri akan bernasib sama dengan kisah pertama. Kisah ketiga menggambarkan bahwa seseorang yang memiliki motivasi tinggi yang benar benar muncul dari diri sendiri bisa tetap kokoh walaupun diterpa badai kehidupan. Alhasil seseorang itu mampu merubah dunianya sendiri dan justru memberikan motivasi untuk orang lain di sekitarnya. Lingkungan sejatinya berpengaruh pada motivasi. Tapi tidak selamanya lingkungan yang sama akan membuat seseorang mempunyai motivasi yang sama seperti terlihat pada kisah satu dan tiga. Jika dikembalikan pada pengibaratan motivasi adalah gaya, maka perlu diingat bahwa gaya ada beberapa macam. Diantaranya adalah Gaya Otot, Gaya Magnet, Gaya Gravitasi Bumi, Gaya Mesin, Gaya Listrik dan Gaya Pegas. Dari beberapa gaya tersebut yang paling utama adalah Gaya Gravitasi Bumi. Gaya Gravitasi Bumi adalah gaya yang diakibatkan oleh gaya tarik Bumi terhadap segala benda di permukaan Bumi. Adanya Gaya Gravitasi menyebabkan kita tetap dapat berdiri diatas permukaan bumi dan tidak melayang- layang di udara. (Dikutip dari buku IPA Fisika SMP Kelas VIII Kurikulum 2013). Jika diibaratkan manusia sebagai Bumi, tentu manusia mempunyai gaya yang terpenting juga yaitu Gaya Gravitasi Manusia. Dimana karena adanya gaya tersebut membuat jiwa raga seseorang itu tetap dapat berdiri diatas setiap jalan kehidupannya dan tidak melayang layang diterpa angin topan atau badai kehidupan. Kembali pada konsep bahwa gaya adalah motivasi atau dorongan,
maka motivasi yang terpenting adalah motivasi yang datang dari manusia itu sendiri. Sedangkan motivasi dari lingkungan sekitar adalah sebagai pelengkap motivasi. Tidaklah pantas jika pelengkap menjadi suatu andalan seperti yang tercermin pada kisah satu. Tidak pantas pula jika pelengkap lebih dominan dari unsur utama seperti pada kisah dua. Seharusnya pelengkap adalah tetap menjadi pelengkap dimana yang utama adalah tetap yang utama, seperti pada kisah tiga. Kisah tiga mengajarkan akan pentingnya memiliki motivasi diri yang kuat. Motivasi diri mampu menarik motivasi pelengkap dan akan melahirkan motivasi motivasi berikutnya. Dengan motivasi motivasi tersebut, manusia akan bisa terbang mengepakkan sayapnya di langit langit cerah bersama ribuan bintang dan sang purnama. Telah terbukti bahwa kuatnya Gaya Gravitasi Manusia mampu mengantarkan seorang Manusia menuju puncak impian atau mimpi atau harapan atau cita citanya.