PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN DANA ALOKASI UMUM (DAU) TERHADAP BELANJA MODAL

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP BELANJA MODAL (Studi Empiris di Wilayah Karesidenan Surakarta)

PENGARUH DANA ALOKASI UMUM (DAU), DANA ALOKASI KHUSUS (DAK), PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH

PENGARUH BELANJA MODAL DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP PENDAPATAN PER KAPITA

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DANA ALOKASI UMUM (DAU), DAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) TERHADAP BELANJA MODAL

PENGARUH DANA ALOKASI UMUM (DAU), PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP BELANJA PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN TAHUN

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: DEWI SRININGSIH B

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DANA ALOKASI UMUM (DAU) TERHADAP BELANJA MODAL PADA

BAB 1 PENDAHULUAN. Anggaran daerah merupakan rencana keuangan yang menjadi. daerah berkewajiban membuat rancangan APBD, yang hanya bisa

PENGARUH DANA ALOKASI UMUM (DAU), DANA ALOKASI KHUSUS (DAK), PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DAN BELANJA MODAL TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. kabupaten dan kota memasuki era baru sejalan dengan dikeluarkannya UU No.

PENGARUH ANGGARAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA MODAL SKRIPSI

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DANA BAGI HASIL (DBH), DANA ALOKASI UMUM (DAU), DAN ALOKASI KHUSUS (DAK) TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI (PDRB)

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP ALOKASI BELANJA DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

BAB I PENDAHULUAN. mengelola sumber daya yang dimiliki secara efisien dan efektif.

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pendapatan Asli Daerah

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN DANA ALOKASI UMUM (DAU) TERHADAP ALOKASI BELANJA MODAL (Study Empiris Kabupaten/ Kota Jawa Tengah)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guna menunjukkan alokasi sumber daya manusia, material, dan

BAB I PENDAHULUAN. Menjadi UU 32/2004) tentang Pemerintah Daerah memisahkan dengan tegas

N A S K A H P U B L I K A S I

PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO, PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP BELANJA DAERAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam landasan teori, akan dibahas lebih jauh mengenai Pertumbuhan

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP BELANJA MODAL PADA KABUPATEN GORONTALO

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DAN DANA ALOKASI UMUM (DAU) TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA MODAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan salah satu instrumen kebijakan yang dipakai sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Kuncoro, 2004).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berupa data kuantitatif, yaitu Data Laporan Realisasi Anggaran APBD pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. undang-undang di bidang otonomi daerah tersebut telah menetapkan

DAFTAR PUSTAKA. Abimanyu, Anggito, Format Anggaran Terpadu Menghilangkan Tumpang Tindih. Bappekki Depkeu, Jakarta.

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PERTUMBUHAN EKONOMI, DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA MODAL

Powered by TCPDF (

MACHDANIYATUL AZIZAH B

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

INUNG ISMI SETYOWATI B

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pemerintahan Kota/Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. dampak diberlakukannya kebijakan otonomi daerah. Sistem otonomi daerah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan kewenangan yang luas untuk menggunakan sumber-sumber keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan peundang-undangan. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Semakin tinggi tingkat investasi modal diharapkan mampu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi. mendasari otonomi daerah adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah merupakan hak, wewenang, dan kewajiban daerah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. baik berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan kekayaan daerah

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. landasan hukum bagi yang dikeluarkannya UU No. 22 Tahun 1999 tentang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM APBD Perubahan Asumsi Dasar Kebijakan Umum APBD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melancarkan jalannya roda pemerintahan. Oleh karena itu tiap-tiap daerah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV METODA PENELITIAN

BAB V PENUTUP. terhadap alokasi belanja modal. PAD diukur dengan indikator retribusi daerah,

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Halim (2004 : 67) : Pendapatan Asli Daerah merupakan semua

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip otonomi daerah menggunakan prinsip otonomi seluas-luasnya. (Maryati, Ulfi dan Endrawati, 2010).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Pendapatan Asli Daerah berdasarkan Undang-undang Nomor

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO APBD

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam bidang pengelolaan keuangan negara maupun daerah. Akuntabilitas

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DANA ALOKASI UMUM (DAU), DANA ALOKASI KHUSUS (DAK), DAN SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bentuk kontrak antara eksekutif, legislatif dan publik.

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat, termasuk kewenangan untuk melakukan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah. Pelaksanaan otonomi daerah didasarkan atas pertimbangan

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BABV PENUTUP. signifikan antara variabel Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Halim Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Empat.

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP BELANJA MODAL PADA KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT PERIODE

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH DANA ALOKASI UMUM, PENDAPATAN ASLI DAERAH, SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN, DAN LUAS WILAYAH TERHADAP ANGGARAN BELANJA MODAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peningkatan kesejahteraan (Tambunan, 2009 : 44). Proses pembangunan ekonomi

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP TINGKAT KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH (Studi Kasus Pada Kota Di Jawa Barat)

BAB I PENDAHULUAN. dasar dalam pelaksanaan pelayanan publik. Di Indonesia, dokumen dokumen

DAFTAR ISI. 1.2 Rumusan Masalah Maksud dan Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN. ketentuan umum UU No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah,

BAB 1 PENDAHULUAN. mengelola daerahnya sendiri. Namun dalam pelaksanaannya, desentralisasi

Profile Daerah Kabupaten Sumedang Tahun

BAB I PENDAHULIAN. Dewasa ini, perhatian pemerintah terhadap masalah-masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan lebih dekat dengan masyarakat. Otonomi yang dimaksudkan

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. disebut Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), baik untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaan pelayanan publik. Di Indonesia, dokumen anggaran

BAB I PENDAHULUAN. penduduk perkotaan dan penduduk daerah maka pemerintah membuat kebijakan-kebijakan sebagai usaha

BAB I PENDAHULUAN. mengatur tentang otonomi daerah dan desentralisasi fiskal. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Reformasi telah membawa perubahan yang signifikan terhadap pola

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Pemda untuk melaksanakan wewenang dan tanggung jawab

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, Flypaper Effect.

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH, DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA MODAL

Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB VIII EKONOMI DAN KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. segala sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebijakan tentang otonomi daerah di wilayah Negara Kesatuan Republik

NASKAH PUBLIKASI. Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Transkripsi:

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN DANA ALOKASI UMUM (DAU) TERHADAP BELANJA MODAL (Studi Kasus Di Kabupaten Sragen Tahun Anggaran 2003-2011) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun oleh: AGUSTINA WULANDARI B 200 090 142 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN DANA ALOKASI UMUM (DAU) TERHADAP BELANJA MODAL (Studi Kasus Di Kabupaten Sragen Tahun Anggaran 2003-2011) AGUSTINA WULANDARI B 200 090 142 ABSTRAKSI otonomi daerah berlaku di Indonesia berdasarkan UU No. 22/1999 (direvisi menjadi UU No. 33/2004) tentang pemerintah daerah memisahkan dengan tegas antara fungsi pemerintah daerah (Eksekutif) dengan fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Legislatif). Berdasarkan pembedaan fungsi tersebut, menunjukkan bahwa antara legislatif dan eksekutif terjadi hubungan keagenan. Pada pemerintah, peraturan perundang-undangan secara implisit merupakan bentuk kontrak antara eksekutif, legislatif dan publik. Perumusan masalah yang dapat diambil sebagai berikut : 1) Apakah pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan terhadap belanja modal? 2) Apakah pendapatan asli daerah berpengaruh signifikan terhadap belanja modal? 3) Apakah dana alokasi umum beprengaruh signifikan terhadap belanja modal? Hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan terhadap belanja modal. 2) Pendapatan asli daerah berpengaruh signifikan terhadap belanja modal. 3) Dana alokasi umum berpengaruh signifikan terhadap belanja modal. Alat analisis yang digunakan adalah sebagai berikut: 1) Statistik deskriptif, 2) Regresi linear berganda, 3) Uji Normalitas, 4) Uji Multikolinearitas, 5) Uji Heteroskesdastisitas, 6) Uji Autokorelasi, 7) Uji F, 8) Uji t, 9) Koefisien Determinasi (R 2 ) Hasil analisis data dapat disimpulkan sebagai berikut : 1) Berdasarkan hasil analisis uji F diperoleh F hitung 8,708 dengan nilai signifikansi 0,020, maka Ho diterima sehingga secara bersama-sama ada pengaruh signifikan PDRB, PAD dan DAU. 2) Dari hasil uji t diperoleh t hitung untuk variabel PDRB sebesar 0,025, PAD sebesar 0,840 dan DAU sebesar

0,011, maka dapat disimpulkan bahwa variabel PDRB dan DAU berpengaruh signifikan, sedangkan variabel DAU berpengaruh tidak signifikan terhadap belanja modal kabupaten Sragen. Nilai Koefisien Determinasi (R 2 ) diperoleh nilai Adj R 2 sebesar 0,743 hal ini menunjukkan bahwa 74,3% variasi dari belanja modal dapat dijelaskan oleh variabel PDRB, PAD dan DAU, sedangkan sisanya 25,7% dapat dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Kata kunci: Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Belanja Modal A. PENDAHULUAN Menurut penelitian Darwanto dan Yulia Yustikasari (2007) otonomi daerah berlaku di Indonesia berdasarkan UU No. 22/1999 (direvisi menjadi UU No. 33/2004) tentang pemerintah daerah memisahkan dengan tegas antara fungsi pemerintah daerah (Eksekutif) dengan fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Legislatif). Berdasarkan pembedaan fungsi tersebut, menunjukkan bahwa antara legislatif dan eksekutif terjadi hubungan keagenan. Pada pemerintah, peraturan perundang-undangan secara implisit merupakan bentuk kontrak antara eksekutif, legislatif dan publik. Menurut Nordiawan et al (2007:39-43) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan rencana keuangan yang menjadi dasar dalam pelaksanaan pelayanan publik yang disetujui oleh DPRD dan ditetapkan dengan peraturan daerah. APBD mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi dan stabilisasi.

Anggaran daerah harus diarahkan untuk menciptakan lapangan kerja, mengurangi pemborosan sumber daya, meningkatkan efisiensi, efektivitas pereko nomian dan harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatuhan. Hal tersebut sesuai dengan fungsi alokasi dan fungsi distribusi APBD. Berlakunya Undang-Undang no 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah membawa perubahan pada sistem dan mekanisme pengelolaan pemerintah daerah. UU ini menegaskan bahwa pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah, pemerintah pusat akan mentransfer dana perimbangan kepada pemerintah daerah. Dana perimbangan terdiri dari DAU, DAK, dan bagian daerah dari hasil pajak pusat. Disamping dana perimbangan tersebut pemerintah daerah juga memiliki sumber pendanaan sendiri berupa PAD, pinjaman daerah maupun lain-lain penerimaan daerah yang sah. Dana Alokasi Umum merupakan sumber keuangan lainnya untuk pemerintah daerah yang berasal dari pemerintah pusat yang sering disebut dengan dana subsidi atau ganjaran. Dana ini adalah dana yang dikumpulkan dari berbagai hasil penerimaan PBB dan bea perolehan hak atas bumi dan bangunan. Dana alokasi ini dibedakan menjadi dua yaitu, dana alokasi umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK). DAU dibagikan kepada pemerintah daerah dengan tujuan untuk pemerataan kemampuan keuangan antar daerah. Berdasarkan latar belakang yang ada maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN DANA ALOKASI UMUM (DAU) TERHADAP BELANJA MODAL (Studi Kasus Di Kabupaten Sragen Tahun Anggaran 2003-2011) Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh signifikan antara pertumbuhan ekonomi, pendapatan asli daerah dan dana alokasi umum terhadap belanja modal di Kabupaten Sragen. B. LANDASAN TEORI 1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Menurut Suparmoko (2002:26) anggaran pendapatan belanja daerah adalah suatu alat perencanaan mengenai pengeluaran dan penerimaan dimasa akan datang yang disetujui DPRD dan ditetapkan dengan peraturan daerah. APBD mempunyai fungsi

sebagai berikut: 1) Fungsi otorisasi, 2) Fungsi perencanaan, 3) Fungsi pengawasan, 4) Fungsi alokasi dan distribusi. 2. Pertumbuhan Ekonomi Menurut Penelitian Maryanti dan Endrawati (2009) pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang di produksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Meningkatnya produksi barang dan jasa dari suatu daerah, secara makro dapat dilihat dari peningkatan nilai produk domestik regional bruto (PDRB) setiap tahunnya sedangkan PDRB dapat diukur atas dasar harga konstan di suatu daerah. Menurut Boediono (2002:7), perhitungan PDRB dapat diperoleh melalui tiga pendekatan yaitu: a. Pendekatan produksi, didalam pendekatan ini PDRB adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi disuatu wilayah dalam jangka waktu tertentu (satu tahun). Unit produksi dalam penyajiannya dikelompokkan dalam sektor Sembilan lapangan usaha yaitu: pertanian; pertambangan dan penggalian; industri pengolahan; gas, listrik dan air bersih; bangunan; perdagangan, hotel dan restoran; pengangkutan dan komunikasi; jasa keuangan, persewaan dan perusahaan dan jasa-jasa. b. Pendekatan pendapatan, menurut pendekatan pendapatan PDRB adalah penjumlahan semua komponen terakhir yaitu: pengeluaran semua konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta yang tidak mencari untung, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap domsetik bruto, perubahan stok dan ekspor neto dalam jangka waktu tertentu. c. Pendekatan pengeluaran, PDRB adalah jumlah balas jasa yang diterima oleh fakotr produksi yang ikut serta dalam proses produksi disuatu wilayah tertentu dalam jangka waktu tertentu. Balas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan. 3. Pendapatan Asli Daerah Didalam UU No. 32 tahun 2004, PAD terdiri dari hasil pajak daerah, hasil; retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain

PAD yang sah. Besarnya PAD menunjukkan kemampuan daerah untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan mendukung pembangunan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan dating serta memelihara pembangunan yang telah dilaksanakan. 4. Dana Alokasi Umum Menurut UU No. 25/1999, alokasi DAU ke suatu daerah ditetapkan berdasarkan dua faktor, yakni potensi perekonomian dan kebutuhan daerah. Kebutuhan daerah(fiscal need) dicerminkan oleh jumlah penduduk, luas wilayah, keadaan geografis, dan tingkat pendapatan masyarakat.potensi perekonomian antara lain dicerminkan oleh potensi penerimaan pemerintah daerah (fiscal capacity), seperti dari hasil industri dan sumber daya alam, sumber daya manusia, dan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB). Rumusan DAU berdasarkan UU No. 25/1999 adalah sebagai berikut: a. Untuk provinsi: jumlah DAU dikalikan rasio bobot daerah provinsi yang bersangkutan terhadap jumlah bobot dari semua provinsi. b. Untuk kabupaten/kota: jumlah DAU dikalikan rasio bobot daerah kabupaten/kota bersangkutan terhadap jumlah bobot dari semua kabupaten/kota. Bobot daerah ditetapkan berdasarkan kebutuhan wilayah otonomi daerah dan potensi ekonominya (Tambunan, 2001:255). 5. Belanja Modal Menurut Halim (2002:72), belanja modal merupakan pengeluaran pemerintah daerah yang manfaatnya melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah aset atau kekayaan daerah selanjutnya akan menambah belanja yang bersifat rutin seperti biaya operasi dan pemeliharaan. Belanja modal dibagi menjadi dua yaitu belanja publik dan belanja aparatur. a. Belanja Publik, yaitu belanja yang manfaatnya dapat dinikmati secara langsung oleh masyarakat umum. Contoh belanja publik adalah: 1) Pembangunan jembatan dan jalan raya. 2) Pembelian alat transportasi massa. 3) Pembelian mobil ambulans

b. Belanja aparatur, yaitu belanja yang manfaatnya tidak secara langsung dinikmati oleh masyarakat, tetapi dirasakan secara langsung oleh aparatur. Contoh belanja aparatur adalah: 1) Pembelian kendaraan dinas. 2) Pembangunan gedung pemerintahan. 3) Pembangunan rumah dinas. Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H1 : Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh signifikan terhadap belanja modal H2 : Pendapatan Asli Daerah berpengaruh signifikan terhadap belanja modal H3 : Dana Alokasi Umum berpengaruh signifikan terhadap belanja modal C. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah pemerintah daerah Kabupaten Sragen.Periode waktu yang diteliti adalah tahun 2003-2011.Variabel yang diteliti terdiri atas variabel pertumbuhan ekonomi, pendapatan asli daerah, dana alokasi umum dan belanja modal. Pemilihan variabel ini di dasarkan pada masih terdapat hasil yang tidak konsisten mengenai hubungan antara pertumbuhan ekonomi, pendapatan asli daerah, dana alokasi umum dan belanja modal. B. ObjekPenelitian Objek penelitian ini adalah pemerintah daerah Kabupaten Sragen dengan alasan untuk melihat hubungan antara pertumbuhan ekonomi, pendapatan asli daerah dan dana alokasi umum terhadap belanja modal selain itu karena lokasi penelitian dekat dengan tempat penulis sehingga memudahkan dalam pengambilan data. C. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut (Indriantoro, 1999:147), data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara. 2. Sumber Data Data diperoleh dari sumber instansi yang terkait dalam hal ini adalah pemerintah daerah Kabupaten Sragen. 3. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Metode dokumentasi yaitu dengan cara mengumpulkan, mencatat, dan mengkaji data sekunder yang berupa laporan realisasi APBD yang diperoleh dari situs Dirjen Perimbangan Keuangan Pemerintah Daerah (www.djpk.depkeu.go.id) melalui internet dan Badan Pusat Statistik (BPS). Dari laporan realisasi ini diperoleh mengenai jumlah realisasi PAD, DAU dan belanja modal. Data PDRB harga konstan diperoleh dari Badan Pusat Stastistik (BPS). D. HASIL PENELITIAN Pengujian model persamaan regresi dalam penelitian ini telah memenuhi asumsi klasik dengan diperoleh hasil model terdistribusi normal, bebas dari multikolinieritas dan heteroskedastisitas sehingga dapat dilakukan pengujian hipotesis. 1. Pertumbuhan Ekonomi Hasil nilai signifikan sebesar 0,025 lebih kecil dari alpha 5% sehingga H1 diterima. Hal ini berarti PDRB (secara statistik) berpengaruh signifikan terhadap belanja modal. Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan Darwanto dan Yulia Yustikasari (2007), yang menyimpulkanbahwadengan PDRB yang besar akan cenderung memiliki belanja modal yang besar pula. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan ekonomi merupakan angka yang menunjukkan kenaikan kegiatan perekonomian suatu daerah setiap tahunnya.tanggung jawab pemda kepada masyarakat adalah memberikan pelayanan publik yang baik kepada

masyarakat melalui belanja modal.pertumbuhan ekonomi suatu daerah yang baik maka pemda akan meningkatkan alokasi belanja modalnya tahun ketahun guna melengkapi saran dan prasarana. 2.Pendapatan Asli Daerah Hasil nilai signifikan sebesar 0,840 lebih besar dari alpha 5% sehingga H2 ditolak. Hal ini berarti PAD (secara statistik) tidak berpengaruh signifikan terhadap belanja modal. Hasil ini konsisten dengan penelitian Sri PujiPaujiah (2008) yang menyimpulkan bahwa PAD belum memberikan kontribusi yang besar terhadap pembiayaan belanja modal. PAD Kabupaten Sragen relative lebih kecil dibandingkan dengan Dana Alokasi Umum. Dimana Dana Alokasi Umum masih menjadi dana utama dalam membiayai belanja modal daerah. 3. Dana Alokasi Umum Hasil nilai signifikan sebesar 0,011 lebih kecil dari alpha 5% sehingga H3 diterima. Hal ini berarti DAU (secaras tatistik) bepengaruh signifikan terhadap belanja modal. Dana Alokasi Umum berpengaruh signifikan terhadap Belanja Modal (diterima). Berdasarkan pengujian statistik untuk Dana Alokasi Umum diperoleh dari nilai signifikan 0,011 lebih kecil dari 0,05 maka ada pengaruh antara Dana Alokasi Umum terhadap Belanja Modal. Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Darwanto dan Yulia Yustikasari (2007), serta Hariyanto dan Adi (2006) yang menyimpulkan bahwa semakin tinggi DAU yang diterima pemda, maka akan semakin meningkat belanja modal pemda tersebut. Hal ini disebabkan

karena peran DAU sangat signifikan sehingga belanja daerah akan ditujukan untuk untuk pemerintah daerah salah satunya belanja modal. E. KESIMPULAN 1. Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh signifikan terhadap Belanja Modal di Kabupaten Sragen. Hal ini terbukti dari hasil uji t yang diperoleh dengan nilai signifikan sebesar 0,025 ( p= 0,025 < 0,05 ). 2. Pendapatan Asli Daerah tidak berpengaruh signifikan terhadap Belanja Modal di Kabupaten Sragen. Hal ini terbukti dari hasil uji t yang diperoleh dengan nilai signifikan sebesar 0,840 (p = 0,840 > 0,05). 3. Dana AlokasiUmumberpengaruh signifikan terhadap Belanja Modal di Kabupaten Sragen. Hal ini terbukti dari hasil uji t yang diperoleh dengan nilai signifikan sebesar 0,011 ( p = 0,011 < 0,05 ). F. SARAN 1. Bagi peneliti mendatang hendaknya obyek penelitian lebih diperluas lagi, yaitu tidak terbatas pada Kabupaten Sragen. 2. Bagi peneliti mendatang hendaknya melibatkan variabel lainnya, karena pada dasarnya masih banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi alokasi belanja modal, seperti ukuran-ukuran atau jenis-jenis penerimaan pemerintah daerah lainnya maupun variabel non keuangan seperti kebijakan pemerintah, kondisi makroekonomi DAFTAR PUSTAKA Boediono. 1992. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta, BPFE UGM.

Darise, Nurlan. 2007. PengelolaanKeuangan Daerah. PT INDEKS. Darwanto dan Yulia Yustikasari. 2007. Pengaruh pertumbuhan ekonomi, PAD dan DAU terhadap pengalokasian anggaran belanja modal. SNA X Makasar. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Edisi 5, Semarang, Universitas Diponegoro. Halim, Abdul. 2002. AkuntansiKeuangan Daerah. SalembaEmpat. Harianto, David dan Priyo Hari Adi. 2007. Hubungan antara Dana Alokasi Umum, Belanja Modal, Pendapatan Asli Daerah dan Pendapatan Per Kapita. Simposium Nasional Akuntansi X, Juli 2007. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi & Manajemen. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi, UGM. Khairani, Siti. 2008. Pengaruh Dana AlokasiUmum (DAU) danpendapatanasli Daerah (PAD) terhadapbelanjaaparaturdanbelanjapelayananpublikpadapemerintah Daerah (studiempiriskabupaten/kota di provinsi Sumatera selatandan Bangka Belitung). Kajianekonomi Vol.7 No.1 Tahun 2008. Maryanti, ulfi dan Endrawati. 2010. PengaruhPendapatanAsli Daerah, Dana AlokasiUmumdan Dana AlokasiKhususterhadapPertumbuhanEkonomi: studikasus Sumatera barat. Jurnal Akuntansi. Nordiawan, Deddi, Iswahyudi Sondi Putra dan Maulidah Rahmawati. 2007. Akuntansi Pemerintahan. Salemba Empat.