BAB I PENDAHULUAN. awalan men, menjadi mendidik, yaitu kata kerja yang artinya memelihara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORITIK, TELAAH HASIL PENELITIAN TERDAHULU, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB I PENDAHULUAN. hipotesis penelitian; f) kegunaan penelitian; g) penegasan istilah.

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di

Kata Kunci: Kemampuan Membaca, Permainan Bahasa Melengkapi Cerita, Kartu Bergambar

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Departemen Pendidikan Nasional RI, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: EKO MARGIANTO A PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SITI ARFAH, S.Pd 1 ABSTRAK

BAB II KAJIAN TEORI. tanggap, mengerti benar, pandangan, ajaran. 7

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, karena salah satu faktor penting dalam kemajuan suatu bangsa itu terletak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan kompotensi dalam belajar mengajar (KBM) agar peserta

BAB I PENDAHULUAN. pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan. diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal.

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1. belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan di mulai dari kandungan, hingga dewasa yang didapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2002, hlm. 15 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum di Sekolah Dasar (SD) yang digunakan saat ini yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan di Indonesia masih cukup memprihatinkan. Hal ini

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

BAB I PENDAHULUAN. dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkan berfungsi untuk memenuhi dalam kehidupan, masyarakat,

BAB 1 PENDAHULUAN. segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. pada rumpun ilmu dimana obyeknya merupakan benda-benda alam dengan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sebagai suatu segmen kurikulum, strategi pembelajaran, media. pengajaran, dan evaluasi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. cara menjelaskan dan mendefinisikan makna belajar (learning). Di antaranya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional adalah menjamin mutu pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Untuk Peningkatan Hasil Pembelajaran IPS Bagi Peserta Didik

BAB II KAJIAN TEORI. mempelajari sesuatu, kita akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh dan

belaka (Widja, 1989). Seorang pakar pendidikan, Suprijono secara rinci menjelaskan tentang masalah pembelajaran sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik merupakan masa depan bangsa. Jika peserta didik di didik

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu menunjukan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya untuk menciptakan manusia- manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Diantaranya adalah masalah guru, siswa dan materi. Kegiatan proses belajar mengajar

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SMP

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Matematika adalah salah satu ilmu yang harus dipelajari disetiap jenjang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antar manusia,

Rusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo

Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Taopa Kabupaten Parigi Moutong

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN FLORA. Guru SD Negeri 38 Ampenan

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu tolak ukur bagi kehidupan suatu bangsa. Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

APLIKASI METODE DISKUSI DAN TUGAS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMPN 2 PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. 1 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana,

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN SIKAP SISWA KELAS VI SDN 135/V MAKMUR JAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan diajarkan di institusi-institusi pendidikan, baik ditingkat SD,

I. PENDAHULUAN. peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAKEM PADA SISWA KELAS VI SD NGAMPAL 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik secara konstruktif. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan dan keterampilan, serta manusia manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATAPELAJARAN PRODUKTIF 1 DI SMK NEGERI 1 GORONTALO

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Strategi Belajar Peta Konsep Pada Siswa Keas IV SDN 3 Siwalempu

Oleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV MIS Tompo Melalui Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar IPA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman.

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN :

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah konsep Pembelajaran Berbasis Kecedasan, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2009, hlm. 108.

MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM KOORDINAT DENGAN METODE DISKUSI KELOMPOK DI KELAS VIII-B SMP NEGERI 3 SUBANG

BAB I PENDAHULUAN. yang bagaimanakah yang paling tepat untuk anak-anak? Oleh karena struktur

BAB I PENDAHULUAN. dan pelayanan pendidikan kepada masyarakat. yang terjadi. Menurut UU No. 20 tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa aktif dalam upaya mengembangkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memenuhi derajat sarjana S-1 Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

NICO SATYA YUNANDA A54F100019

1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI STRUKTUR BUMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS VI SDN 181/VII GURUH BARU II MANDIANGIN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Penerapan Metode Bermain Peran Pada Materi Drama Anak Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 3 SDN Gio

BAB II KAJIAN TEORITIS. 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Prediction Guide. bersama adalah cooperative learning, dalam hal ini belajar bersama

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dari segi bahasa berasal dari kata dasar didik, dan diberi awalan men, menjadi mendidik, yaitu kata kerja yang artinya memelihara dan memberi latihan (ajaran). Pendidikan sebagai kata benda, berarti proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan. Pendidikan juga merupakan usaha dan upaya para pendidik yang bekerja secara interaktif dengan para peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan serta memajukan kecerdasan dan keterampilan semua orang yang terlibat dalam pendidikan. Dengan demikian, yang dikembangkan dan ditingkatkan ilmu pengetahuan dan kecerdasannya bukan hanya anak didik, melainkan para pendidik dan semua orang yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam pendidikan. 1 Pendidikan pada hakikatnya adalah proses pematangan kualitas hidup. Melalui proses tersebut diharapkan manusia dapat memahami apa arti dan hakikat hidup serta untuk apa dan bagaimana menjalankan tugas hidup dan kehidupan secara benar. 1 Anas Salahuddin, Filsafat Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), 18-22 1

2 Dalam pengertian dasar, pendidikan adalah proses menjadi, yakni menjadikan seseorang menjadi dirinya sendiri yang tumbuh sejalan dengan bakat, watak, kemampuan dan hati nuraninya secara utuh. Sebagai suatu proses, pendidikan dimaknai sebagai semua tindakan yang mempunyai efek pada perubahan watak, kepribadian, pemikiran dan perilaku. Dengan demikian, pendidikan bukan sekedar pengajaran dalam arti kegiatan mentransfer ilmu, teori, dan fakta-fakta akademik semata atau bukan sekedar urusan ujian, penetapan kriteria kelulusan serta pencetakan ijazah semata. 2 Kualitas pendidikan dapat diketahui dari dua hal yaitu kualitas proses dan produk. Suatu pendidikan dikatakan berkualitas proses apabila proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan siswa akan mengalami proses pembelajaran yang bermakna. Pendidikan disebut berkualitas produk apabila siswa dapat menunjukan tingkat penguasaan yang tinggi terhadap tugas-tugas belajar sesuai dengan sasaran dan tujuan pendidikan. Dua kualitas tersebut dapat dilihat dari hasil belajar yang dinyatakan dalam proses akademik. Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan masyarakat. Bagi pelajar atau mahasiswa kata belajar merupakan kata yang tidak asing. Bahkan sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari 2012), 2 2 Dedi Mulyana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya,

3 semua kegiatan mereka dalam menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal. Kegiatan belajar mereka lakukan setiap waktu sesuai dengan keinginan. 3 Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang manyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. 4 Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Siswa yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional. Hasil belajar adalah segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan belajar yang dilakukannya. Menurut Hamalik hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian dan sikap-sikap, serta apersepsi dan abilitas. Dari kedua pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran. 5 Para ahli banyak yang memberikan definisi belajar sebagai change atau perubahan. Karena pada dasarnya dalam belajar, tujuan akhirnya adalah 3 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), 12 4 Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 10-11 5 Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyaklarta: Multi Pressindo, 2010), 15

4 untuk memperoleh perubahan dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak mengerti menjadi mengerti, dan lain sebagainya. 6 Secara garis besar beberapa faktor yang mempengaruhi belajar siswa adalah sebagai berikut: 1). Faktor internal (faktor dari dalam siswa) terdiri dari dua aspek yaitu aspek fisiologis (bersifat jasmaniah) dan aspek psikologis (bersifat rohaniah). 2). Faktor eksternal (faktor dari luar siswa) adalah kurikulum atau bahan pelajaran, guru yang memberikan pengajaran, sarana dan fasilitas, serta manajemen yang berlaku di sekolah yang bersangkutan. 7 Menurut Weinstein & Meyer, pembelajaran yang baik meliputi mengajarkan siswa bagaimana belajar, bagaimana mengingat, bagaimana berpikir, dan bagaimana memotivasi diri mereka sendiri. Jadi, mengajarkan siswa bagaimana belajar merupakan suatu tujuan pendidikan yang sangat penting dan menjadi tujuan utama. 8 Dengan tercapainya tujuan pembelajaran, maka dapat dikatakan bahwa guru telah berhasil dalam mengajar. Keberhasilan belajar mengajar tentu saja diketahui setelah diadakan evaluasi dengan seperangkat item soal yang sudah sesuai dengan rumusan beberapa tujuan pembelajaran. Sejauh mana tingkat keberrhasilan belajar mengajar, dapat dilihat dari daya serap anak didik dan persentase keberhasilan anak dalam mencapai tujuan pembelajaran khusus 6 Cholil dan Sugeng Kurniawan, Psikologi Pendidikan, (Surabaya: SA Press, 2011), 25 7 ibid, 45-58 8 Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2013), 48

5 (TPU). Jika hanya tiga puluh lima persen atau lebih dari jumlah anak didik yang mengikuti proses belajar mengajar mencapai taraf keberhasilan kurang (di bawah taraf minimal), maka proses belajar mengajar berikutnya hendaknya bersifat remidial. 9 Dalam proses belajar mengajar, pendidik harus mengarah pada kreatif belajar siswa, dengan cara memilih strategi pembelajaran yang sesuai, agar siswa lebih berprestasi aktif dalam proses pembelajaran. Dengan demikian pendidik harus kreatif dalam menciptakan suasana belajar agar pelajaran lebih mudah untuk dipahamai dan terstrukur. Di sinilah pentingnya seorang guru memiliki seni belajar yang baik. Karena seni mengajar yang baik, di samping dapat menciptakan iklim pembelajaran yang menyenangkan, juga dapat membangkitkan semangat, kreatifitas, daya kritis, dan budaya belajar yang baik. Untuk menciptakan iklim belajar yaang nyaman, guru dituntut untuk mampu berperan sebagai pelayan belajar yang baik, bukan sebagai hakim yang memtuskan salah dan tidaknya peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Gurupun harus bertindak sebagai pembangkit semangat, bukan sebagai pembunuh kreatifitas. 10 9 Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), 4 10 Dedi Mulyana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2012),

6 Untuk diakui sebagai bagian dari kompetensi profesional guru keterampilan itu harus dapat dipraktekan berulang-ulang, barangkali bukan dalam bentuknya yang persis sama, tetapi sesering mungkin bukan hanya kebetulan terjadi satu kali. Sehubungan dengan itu, guru yang memiliki keterampilan profesional harus mampu mengejawantahkan keterampilannya secara konsisten, bukan hanya atas dasar sekenanya. 11 Baik buruknya hasil belajar dapat dilihat dari hasil pengukuran yang berupa evaluasi, selain mengukur hasil penilaian dapat juga ditunjukan kepada proses pembelajaran. Semakin baik proses pembelajaran dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran, maka seharusnya hasil belajar yang diperoleh siswa akan semakin tinggi sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskannya. Berdasarkan pemaparan di atas, perlu adanya perubahan dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Guru hendaknya mampu menentukan dan mengembangkan salah satu metode atau strategi pembelajaran yang dapat menarik kreatifitas dan motivasi siswa untuk belajar serta baik dalam pembelajaran IPA. Strategi mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik, akan ditentukan oleh kerelevansian penggunaan suatu strategi yang sesuai dengan tujuan. Itu berarti tujuan pembelajaran akan dapat dicapai dengan penggunaan strategi yang tepat, sesuai dengan standar keberhasilan 11 E. C. Wragg, Keterampilan Mengajar Di Sekolah, (Jakarta: PT. Grasindo, 1997), 13

7 yang terpatri di dalam suatu tujuan. 12 Tugas utama seorang pengajar adalah menyelenggarakan kegiatan pembelajaran. Agar kegiatan itu terselenggara dengan efektif, seorang pengajar harus mengetahui hakikat kegiatan belajar, mengajar dan strategi pembelajaran. 13 Di samping itu, tugas seorang guru harus menggunakan berbagai cara dari metode, strategi maupun model pembelajaran dan media pembelajaran agar tercapai tujuan yang diinginkan. Banyak hasil penelitian membuktikan bahwa menggunakan alat bantu dalam proses pembelajaran kaitannya dengan pemahaman dan semangat siswa terhadap konsep suatu materi pelajaran dapat meningkatkan hasil belajarnya. Namun, masih banyak guru kurang dalam menggunakan alat bantu sederhana dalam menyampaikan materi pembelajaran. Pada observasi awal yang saya lakukan di SDN Banjarejo Madiun berdasarkan hasil pengamatan di kelas IV ditemukan beberapa siswa yang kurang paham dengan materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan kurang aktif dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Saat guru membentuk kelompok diskusi, ada beberapa siswa yang tidak ikut kerja sama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Serta kurang maksimalnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV yang disebabkan oleh strategi belajar yang digunakan kurang menarik. 12 Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 3 13 Iskandarwassid & Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), 1

8 Dari alasan tersebut, untuk melatih anak memiliki kecakapankecakapan terhadap materi yang dipelajari perlu diadakan latihan-latihan melalui penerapan strategi poster session. Metode presentasi alternatif ini merupakan sebuah cara yang tepat untuk menginformasikan kepada peserta didik secara cepat, menangkap imajinasi mereka dan mengundang pertukaran ide di antara mereka. Teknik ini juga merupakan sebuah cara cerita dan grafik yang memungkinkan peserta didik mengekspresikan persepsi dan perasaan mereka tentang topik yang sekarang sedang didiskusikan dalam sebuah lingkungan yang tidak menakutkan. 14. Digunakannya strategi ini dengan tujuan, agar siswa tidak merasa bosan, selain itu menumbuhkan minat dan motivasi anak untuk mengikuti pelajaran dengan baik karena pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru tidak monoton dan membosankan. Dengan digunakannya poster dalam strategi ini membuat siswa semakin bergairah untuk mengikuti pembelajaran. Alat bantu yang digunakanpun bisa bermacam-macam dengan harapan hasil belajar siswa dapat meningkat. Dari latar belakang masalah tersebut, maka penulis melakukan penelitian dengan judul, yaitu Penerapan Strategi Poster Session Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 14 Mil Silberman, Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2007), 180-181

9 (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Banjarejo Madiun Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015). B. Identifikasi dan Pembatasan masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Kurangnya semangat siswa kelas IV SDN Banjarejo Madiun semester genap Tahun Pelajaran 2014/2015 dalam mengikuti pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) meliputi aspek keaktifan dan kerja sama siswa 2. Kurang maksimalnya hasil belajar dalam penguasaan konsep yang dicapai siswa kelas IV SDN Banjarejo Madiun semester genap Tahun Pelajaran 2014/2015 pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). 3. Rendahnya motivasi siswa kelas IV SDN Banjarejo Madiun semester genap Tahun Pelajaran 2014/2015 dalam belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). 4. Kurangnya kemampuan siswa kelas IV SDN Banjarejo Madiun semester genap Tahun pelajaran 2014/2015 dalam melakukan komunikasi kepada sesama teman ataupun guru setelah pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Banyak faktor yang dapat ditindak lanjuti dalam penelitian ini. Namun karena luasnya bidang cakupan dan agar tidak terjadi kekacauan dalam

10 penelitian serta mengingat keterbatasan waktu, tenaga dan lain sebagainya maka perlu adanya batasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah kurang maksimalnya hasil belajar IPA dalam penguasaan proses, produk dan sikap ilmiah yang dicapai siswa kelas IV SDN Banjarejo Madiun semester genap Tahun Pelajaran 2014/2015 pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada materi kenampakan bumi dan benda langit serta perubahan lingkungan dan pengaruhnya yang dapat ditingkatkan dengan menggunakan strategi poster session. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan berbagai masalah sebagai berikut: 1. Apakah penerapan strategi poster session dapat meningkatkan hasil belajar IPA dalam penguasaan proses, produk dan sikap ilmiah siswa pada materi kenampakan bumi dan benda langit serta perubahan lingkungan dan pengaruhnya di kelas IV SDN Banjarejo Madiun semester genap Tahun Pelajaran 2014/2015? 2. Bagaimana penerapan strategi poster session untuk meningkatkan hasil belajar IPA dalam penguasaan proses, produk dan sikap ilmiah siswa pada materi kenampakan bumi dan benda langit serta perubahan

11 lingkungan dan pengaruhnya di kelas IV SDN Banjarejo Madiun semester genap Tahun Pelajaran 2014/2015? D. Tujuan Penelitian Mengacu pada rumusan masalah yang telah penulis kemukakan di atas maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA dalam penguasaan proses, produk dan sikap ilmiah siswa pada materi kenampakan bumi dan benda langit serta perubahan lingkungan dan pengaruhnya setelah diterapkannya strategi poster session di kelas IV SDN Banjarejo Madiun semester genap Tahun Pelajaran 2014/2015. 2. Untuk mengetahui penerapan strategi poster session yang dilakukan dapat meningkatkan hasil belajar IPA dalam penguasaan proses, produk dan sikap ilmiah siswa pada materi kenampakan bumi dan benda langit serta perubahan lingkungan dan pengaruhnya di kelas IV SDN Banjarejo Madiun semester genap Tahun Pelajaran 2014/2015.

12 E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian kuantitatif akan memberikan kontribusi bagi proses pembelajaran, baik secara teoritis maupun praktis antara lain sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Secara teori penelitian ini bermanfaat dalam menerapkan strategi poster session untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). 2. Manfaat Praktis Secara praktis penelitian ini bermanfaat bagi: a. Bagi lembaga atau sekolah, dapat menciptakan inovasi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang lebih baik dan mewujudkan pendidikan yang lebih maju dan berkualitas. b. Bagi pendidik, lebih memahami kemampuan peserta didik sehingga dapat menentukan strategi yang sesuai dan dapat meningkatkan hasil belajar, sehingga tujuan pembelajaran tercapai secara maksimal. c. Bagi peserta didik, dapat berperan aktif dalam proses pembelaajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). d. Bagi penulis, dengan hasil pembelajaran ini diharapkan dapat dijadikan kajian dan penunjang dalam pengembangan pengetahuan penelitian yang berkaitan dengan topik tersebut.

13 F. Sistematika Pembahasan Dalam pembahasan pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini terdiri dari 5 bab, yaitu Bab I Pendahuluan. Setiap penelitian pasti berangkat dari fenomena/ kejadian/ masalah. Oleh karena itu, bab pendahuluan memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian, masalah penelitian dan sistematika pembahasan. Bab II adalah landasan teoritik yang berisi tentang deskripsi teori, telaah hasil penelitian terdahulu, kerangka berfikir dan pengajuan hipotesis tindakan. Bab III adalah metode penelitian yang meliputi objek tindakan kelas, setting penelitian dan karakteristik subjek penelitian tindakan kelas, variabel yang diamati, prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari: perencaan, pelaksanaan tindakan persiklus, pelaksanaan tindakan kelas, pengamatan tindakan kelas, refleksi dan jadwal pelaksanaan tindakan kelas. Bab IV adalah hasil penelitian tindakan kelas, yang berisi gambaran singkat setting lokasi penelitian, penjelasan persiklus, proses analisis data persiklus, dan pembahasan. Bab V. Bab terakhir yaitu penutup. Bab ini merupakan bab yang di dalamnya menguraikan kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahan dan saran-saran yang berhubungan dengan penelitian sebagai masukan-masukan untuk berbagai pihak yang terkait.