MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN

dokumen-dokumen yang mirip
EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TPS PADA POKOK BAHASAN RELASI DAN FUNGSI

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE DI KELAS V SD

METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembelajaran matematika dan salah satu tujuan dari materi yang

Dedi Kurniawan ABSTRAK

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

BAB V P E N U T U P. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VA SD NEGERI 058 BALAI MAKAM DURI

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI METODE KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS)

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. Kata Kunci: guided inquiry, hasil belajar, kooperatif

PENINGKATAN MINAT, KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI SAWAH 2 CIPUTAT

ABSTRAK. Kata kunci: hasil belajar, model pembelajaran Think-Pair-Share

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

Mufarizuddin,M.Pd. 1 ABSTRAK. Keyword : Hasil belajar Matematika, Strategi Mathematical Investigation

PENINGKATAN PARTISIPASI SISWA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR-SHARE (TPS)

THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

Rasiman 1, Wahyu Widayanto 2. Abstrak

PROSIDING ISBN :

ABSTRAKSI. Irma Susilowati Guru SMA Negeri 1 Cepiring

PENERAPAN TEKNIK PEMBELAJARAN THINK PAIR SQUARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

Suharti Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. 1. Implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted. siklus II naik menjadi 76,92%.

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN

Tiamsa Napitupulu Guru Mata Pelajaran Ekonomi SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan

Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Think Pairs Hare Untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKN pada Siswa Kelas V SD Inpres Duyu

IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN. Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray untuk meningkatkan Aktivitas

Herdian, S.Pd., M.Pd. SMAN 1 Pagelaran Kab. Pringsewu,

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIVIEMENT DIVISION (STAD)

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas biasanya masih berfokus

2 PENERAPAN METODE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI BERITA YANG DIBACAKAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VII 2 SMPN TELAGA TAH

JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 10 NOMOR 2 OKTOBER 2014

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Siti Mawaddah, Raihanatul Jannah

PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

mengembangkan berbagai macam tingkat dan jenis sekolah.

Alifa Hamiim Farida, Rini Nurhakiki Universitas Negeri Malang

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI

Edumatica Volume 04 Nomor 01, April 2014 ISSN:

Penerapan Pembelajaran Kooperatif

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8 ISSN X. Indri

ABSTRAK. Oleh: Wahyuning Triyadi, Aminuddin P. Putra, Sri Amintarti

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

HASIL BELAJAR KIMIA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN METODE THINK-PAIR-SHARE DAN METODE EKSPOSITORI

JUPENDAS, Vol. 3, No. 1, Maret 2016 ISSN:

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Oleh: Umi Hidayah Sahida 1, Noorhidayati 2, Kaspul 3 Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 1,2,3

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini yaitu siswa kelas X-2 dengan jumlah siswa 25 orang terdiri dari 10

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VI SD TEBING TINGGI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN PIKIRAN POKOK TEKS BACAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT

BAB V PENUTUP. 1. Dengan menerapkan kolaborasi metode ceramah dengan model. pembelajaran Deep Dialogue/Critical Thinking (DD/CT) dapat

Suheni Dwi Cahyati Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

Alumnus S1 Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan 2

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE KANCING GEMERINCING

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STRUKTURAL TEKNIK TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPIT AL-FITYAH PEKANBAU

I. PENDAHULUAN. dianamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau. dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan

BAB 11 KAJIAN TEORI. pengetahuan. Kemampuan pemahaman (comprehention) adalah. situasi serta fakta yang diketahuinya. 1 Dapat pula Pemahaman diartikan

Oleh: Purningsih, S.Pd. SMK YPT Purworejo Abstrak

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA PADA

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAPAT MENINGKATKAN KENERJA GURU DAN PRESTASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN

MENGGUNAKAN MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMEN DIVISION (STAD) DI SD NEGERI 15 KOTO BALINGKA

PERBEDAAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI ANTARA SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL JIGSAW DENGAN MODEL THINK PAIR SHARE KELAS XI DI SMA N 2 OKU

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN :

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Fahmiati SMP Negeri 33 Makassar Abstrak

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

Lutfi Nur Zakyah 1, Herawati Susilo 2, Triastono Imam Prasetyo 3 Universitas Negeri Malang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip

Oleh Ayu* Sonedi** Kata kunci: Hasil belajar Ekonomi, Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, S. (2009). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Oleh : SUGIYATMI NIM. A54A100088

JPM IAIN Antasari Vol. 01 No. 2 Januari Juni 2014, h

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI

Jurnal EduFisika Vol. 01 No. 02, November 2016 E-ISSN:

Upaya meningkatkan hasil belajar PKn dengan metode Think Pair Share (Nani Mediatati dan Sayudi Riawan)

Transkripsi:

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN Andy Sapta Program Pendidikan Matematika, Universitas Asahan e-mail : khayla2000@yahoo.com Abstrak Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi turunan dengan menggunakan metode think pair share. Untuk mencapai tujuan tersebut peneliti mengubah pembelajaran dengan konvensional dengan menggunakan think pair share. Data penelitian ini diperoleh dari observasi terhadap siswa, dan hasil tes evaluasi siswa. Dari hasil dua siklus diperoleh peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada materi turunan sebesar 66,8 pada siklus pertama menjadi 76,8 pada siklus kedua dan ketuntasan klasikal sebesar 73,7% pada siklus pertama menjadi 86,8% pada siklus kedua. Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran think pair share layak untuk diterapkan dalam proses pembelajaran turunan di SMA Harapan 1 Medan. Kata Kunci : turunan, think pair share PENDAHULUAN Pendidikan merupakan media yang sangat berperan untuk menciptakan manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui pendidikan akan terjadi proses pendewasaan diri sehingga di dalam proses pengambilan keputusan terhadap suatu masalah yang dihadapi selalu disertai dengan rasa tanggung jawab yang besar. Mengingat peran pendidikan tersebut maka sudah seyogyanya aspek ini menjadi perhatian pemerintah dalam rangka meningkatkan sumber daya masyarakat Indonesia yang berkualitas. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dinilai cukup memegang peranan penting dalam membentuk siswa menjadi berkualitas, karena matematika merupakan suatu sarana berpikir untuk mengkaji sesuatu secara logis dan sistematis. Karena itu, maka perlu adanya peningkatan mutu pendidikan matematika. Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah peningkatan prestasi belajar matematika siswa di sekolah. Dalam pembelajaran di sekolah, matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang masih dianggap sulit dipahami oleh siswa. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika diperlukan suatu metode mengajar yang bervariasi. Artinya dalam penggunaan metode mengajar tidak harus sama untuk semua pokok bahasan, sebab dapat terjadi bahwa suatu metode mengajar tertentu cocok untuk satu pokok bahasan tetapi tidak untuk pokok bahasan yang lain. Kenyataan yang terjadi adalah

penguasaan siswa terhadap materi matematika masih tergolong rendah jika dibanding dengan mata pelajaran lain. Kondisi seperti ini terjadi pula pada SMA Harapan 1 Medan, bahwa penguasaan materi matematika oleh siswa masih tergolong rendah. Salah satu materi matematika yang penguasaan siswa rendah adalah pada pokok bahasan Turunan. Pada materi tersebut banyak siswa pada tahun sebelumnya yang belum mampu menyelesaikan soal dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil belajar matematika siswa pada materi Turunan pada tahun pembelajaran tahun silam. Rendahnya hasil belajar matematika siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya adalah model pembelajaran yang digunakan oleh guru. Hasil analisi awal peneliti menunjukan bahwa pembelajaran matematika di SMA Harapan 1 Medan masih menggunakan model pembelajaran yang kurang tepat atau konvesional yakni suatu model pembelajaran yang banyak didominasi oleh guru, sementara siswa duduk secara pasif menerima informasi pengetahuan dan keterampilan. Hal ini diduga merupakan salah satu penyebab siswa menjadi merasa jenuh dan malas mengikuti pelajaran matematika sehingga menurunkan prestasi belajar matematika siswa. Melihat fenomena tersebut, maka perlu diterapkan suatu sistem pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar, guna meningkatkan hasil belajar matematika disetiap jenjang pendidikan. Salah satu model pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara aktif adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif sangat cocok diterapkan pada pembelajaran matematika karena dalam mempelajari matematika tidak cukup hanya mengetahui dan menghafal konsep-konsep matematika tetapi juga dibutuhkan suatu pemahaman serta kemampuan menyelesaikan persoalan matematika dengan baik dan benar. Melalui model pembelajaran ini siswa dapat mengemukakan pemikirannya, saling bertukar pendapat, saling bekerja sama jika ada teman dalam kelompoknya yang mengalami kesulitan. Hal ini dapat meningkatkan motivasi siswa untuk mengkaji dan menguasai materi pelajaran matematika sehingga nantinya akan meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Melihat penguasaan siswa terhadap materi matematika khususnya pokok bahasan Aljabar, maka dalam penelitian ini model pembelajaran yang dipilih adalah model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (berpikir berpasangan). Think Pair Share (berpikir berpasangan) merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dircancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa (Trianto, 2010: 81). Dengan pemilihan model ini, diharapkan pembelajaran yang terjadi dapat lebih bermakna dan memberi kesan yang kuat kepada siswa. Metode Pembelajaran Think Pair Share Think Pair Share (berpikir berpasangan) merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana diskusi kelas, dengan asumsi bahwa semua resitasi atau diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam Think Pair Share dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu, Trianto (2010: 81). Langkah-langkah yang digunakan dalam pembelajaran Think Pair Share menurut Trianto (2010: 81-82) adalah sebagai berikut:

a. Langkah 1: Berpikir (Thingking) Guru menjelaskan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan pelajaran, dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir sendiri jawaban atau masalah. Siswa membutuhkan penjelasan bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir. b. Langkah 2: Berpasangan (Pairing) Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh. Interaksi selama waktu yang disediakan dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi. c. Langkah 3: Berbagi (Share) Pada langkah akhir, guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan sampai sekitar sebagaian pasangan mendapat kesempatan untuk melaporkan. Dengan demikian, teknik ini memberi siswa kesempatan untuk belajar sendiri serta bekerja sama dengan orang lain, keuntungan lain dari metode ini adalah optimalisasi partisipasi siswa, (Lie, 2008: 57). METODE Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Harapan 1 Medan. Rincian kegiatan penelitian ditempuh dalam dua siklus dengan perincian: (1) Perencaaan, penelitian menetapkan kompetensi dasar dan indikator yang akan dicapai pada penelitian tindakan kelas, menyusun rencana pelaksanaan penelitian, menyusun instrumen observasi untuk proses pembelajaran dan proses pembelajaran; (2) Pelaksanaan penelitian, peneliti menggunakan Think Pair Share dalam proses pembelajaran turunan; (3) Pengamatan/observasi, peneliti melakukan dan mencatat semua hal yang diperlukan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen observasi yang telah disusun. Data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif dan kualitatif; (4) Refleksi, pada tahap ini hasil siklus pertama dilakukan perbaikan pada siklus kedua. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah terjadinya peningkatan hasil belajar turunan dengan dicapainya nilai rata-rata hasil belajar di atas kriteria ketuntasan minimal dan secara klasikal telah tercapai 85%. Data penelitian ini adalah : (1) hasil tes evaluasi siswa, tes hasil belajar ini berbentuk essay sebanyak 10 soal yang berisi materi tentang turunan; (2) hasil pengamatan langkah pembelajaran dan suasana kelas pada saat pembelajaran berlangsung, hasil pengamatan diperoleh dari instrumen observasi yang dilakukan dengan pengamatan langsung gejala-gejala subjek di dalam situasi yang sebenarnya.

Materi observasi terhadap siswa meliputi: (1) Memperhatikan penjelasan guru; (2) Mengerjakan soal latihan; (3) Menyelesaikan soal latihan secara mandiri; (4) Mampu menyelesaikan soal latihan dengan baik; (5) Mampu menyelesaikan soal latihan dengan cepat; (6) Bersemangat; (7) Mengikuti pembelajaran dengan tertib dan menghargai pendapat orang lain; (8) Menyimpulkan pelajaran Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan perekaman proses pembelajaran, dan hasil evaluasi siswa siswa yang dilakukan setiap akhir siklus berlangsung. Pelaksanaan observasi dilakukan oleh seorang observer dengan sistem penilaian didasarkan pada 3 (tiga) kategori yaitu: kurang (skor: 0 30,0), sedang (skor: 30,1 70,0), baik (skor: 70,1 100). Analisis data mencakup tiga kegiatan yang dilakukan secara bersamaan, yaitu (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) penarikan simpulan/verifikasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Siswa memang sering melakukan kerja kelompok, tapi hanya kerja kelompok biasa dalam mengerjakan pekejaan di rumah. Berdasarkan hasil observasi dan hasil refleksi pada siklus I hasilnya antara lain masih kurangnya keterampilan guru menerapkan metode pembelajaran. Hal ini disebabkan karena metode ini merupakan metode yang baru pertama kali diterapkan dalam pembelajaran matematika oleh guru dan diterima oleh siswa, namun hal ini tidak terlalu mengganggu proses kegiatan pembelajaran. Kurangnya kemampuan guru dalam mengelola kelas disebabkan guru masih beradaptasi terhadap keadaan siswa serta dalam melakukan penyebaran perhatian ke siswa kurang begitu maksimal, sering kali guru hanya memperhatikan siswa yang di depan kelas saja. Selain itu, guru dalam mengajukan pertanyaan masih mengundang jawaban serentak dari siswa, dan pertanyaan juga terlalu mudah sehingga banyak siswa yang bisa menjawabnya. Guru juga tidak mengarahkan pertanyaan untuk siswa tertentu, tetapi untuk seluruh siswa. Selain dari faktor guru, juga terdapat faktor siswa yang belum terbiasa dan belum begitu paham. Hal ini tampak bahwa sebagian siswa kurang teliti dalam mengerjakan soal latihan. Peneliti juga menemukan siswa yang cepat menyerah ketika mereka mengerjakan soal yang agak rumit atau agak beda dari contoh yang diberikan guru, walaupun ketika diterangkan mereka bilang sudah paham. Untuk mengatasi hal ini, guru selalu memotivasi mereka untuk selalu aktif bertanya jika belum paham. Dengan memotivasi itulah siswa menjadi bersemangat untuk mengerjakan soal dan aktif bertanya apabila ada kesulitan, sehingga semua tugas dapat terselesaikan dengan baik. Siklus I Hasil belajar pada siklus I, rata-rata nilai siswa adalah 66,8. Sedangkan persentase siswa yang mendapat nilai lebih dari 65 adalah 73,7% dan persentase siswa yang mendapat nilai kurang dari 65 adalah 26,3%, hal ini belum sesuai harapan yaitu persentase siswa yang mendapat nilai lebih dari 65 minimal 85%. Hasil pengamatan terhadap guru terlihat guru kurang memahami potensi sebenarnya yang dimiliki oleh siswa, guru juga sering mengukur kemampuan siswa menggunakan standar melebihi realitas. Intensitas guru dalam memberikan bimbingan

kepada siswa secara kelompok masih kurang mencukupi. Guru masih mendominasi kegiatan belajar-mengajar. Padahal seharusnya siswalah yang aktif, oleh karena itu guru harus berusaha mendorong dan memotivasi agar terciptanya kegiatan pembelajaran yang aktif. Guru kurang terampil dalam menerapkan Think Pair Share dalam pembelajaran. Untuk itu guru harus mempelajari Think Pair Share, sehingga bisa lebih terampil dalam menerapkan model ini di kelas. Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa pada umumnya siswa cukup aktif mengikuti proses pembelajaran, tetapi masih ada beberapa siswa (8-10 siswa) yang kurang antusias mengikuti jalannya pembelajaran. Oleh karena itu guru harus sesering mungkin melakukan tanya jawab kepada siswa, terutama yang mempunyai aktivitas rendah dan mendapat nilai di bawah 65. Masih sedikit siswa yang berani mengemukakan pertanyaan. Siswa yang berani bertanya ada 15 siswa. Untuk mengatasi hal itu guru selalu memotivasi mereka untuk selalu aktif bertanya jika belum paham. Dengan motivasi itulah siswa menjadi aktif bertanya apabila ada kesulitan, sehingga semua tugas dapat terselesaikan dengan baik. Karena target pencapaian ketuntasan belajar belum sesuai dengan yang diharapkan maka perlu dilanjutkan pada siklus kedua. Sikilus II Ketika pembelajaran dengan menggunakan Think Pair Share di siklus I hal ini terlihat semakin meningkat yaitu sebanyak 73,7% atau 28 orang yang dinyatakan tuntas belajar. Akan tetapi hal ini masih belum membuat penelitian ini berhasil sehingga dilanjutkan pada siklus II. Pada siklus II, setelah tindakan diberikan menunjukkan hasil belajar siswa yang meningkat menjadi rata-rata hasil belajar siswa 76,8 dan termasuk dalam kriteria sukses yaitu sebanyak 33 orang atau 86,8% dari jumlah siswa yang dinyatakan tuntas. Hasil pengamatan terhadap guru terlihat guru sudah memahami potensi sebenarnya yang dimiliki oleh siswa, seringnya guru mengadakan tanya jawab yang mengarah pada materi pelajaran. Intensitas guru dalam memberikan bimbingan kepada siswa secara kelompok sudah mencukupi. Guru sudah tidak tergesa-gesa dalam menyelesaikan materi, sehingga siswa yang lambat dapat mengikuti dan meningkat motivasinya. Guru dalam menjelaskan metode Think Pair Share sudah maksimal. Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa pada umumnya siswa cukup aktif mengikuti proses pembelajaran, tetapi masih ada beberapa siswa (3-5 siswa) yang kurang antusias mengikuti jalannya pembelajaran. Oleh karena itu guru harus sesering mungkin melakukan tanya jawab kepada siswa, terutama yang mempunyai aktivitas rendah. Siswa yang mengajukan pertanyaan semakin bertambah yaitu ada 20 siswa. Hasil evaluasi pada siklus II persentase ketuntasan belajar siswa sudah maksimal. Ada peningkatan beberapa siswa tetapi masih ada 3 siswa yang nilainya di bawah 65. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan: Think Pair Share layak digunakan dalam proses pembelajaran turunan, karena dapat meningkatkan penguasaan siswa terhadap hasil belajar matematika khususnya pada materi turunan pada kelas XI IPA 1 SMA Harapan 1 Medan.

Saran: Diharapkan guru-guru di SMA Harapan 1 Medan khususnya dan guru-guru Matemtika pada umumnya agar menggunakan Think Pair Share dalam proses pembelajaran dalam upaya meningkatkan hasil pembejaran pada materi tersebut. DAFTAR PUSTAKA Arends, Richard. I. 2008. Learning to Teach. Edisi Indonesia (diterjemahkan oleh Helly Prajitno Soetjipto & Sri Mulyantini Soetjipto). Yogyakarta. Pustaka Pelajar. Arikunto, Suharsimi dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Baharuddin dan Wahyuni. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta. Ar-Ruzz Media. Dimyati and Mudjiono, 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Rineka Cipta. Iskandarwassid. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya. Lie, Anita. 2008. Mempraktekan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Grasindo. Nasution, S. 2008. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Sardiman, 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta. RajaGrafindo Persada. Siahaan, Amiruddin,. dkk. 2006. Manajemen Pengawas Pendidikan. Ciputat: Quantum Teaching. Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Supardi. dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Syah, Muhibbin. 2009. Psikologi Belajar.Jakarta: Rajagrafindo Persada. Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara. Wiriaatmadja, Rochiati. 2007. Penelitian TIndakan Kelas. Bandung. Remaja Rosdakarya.