BAB I PENDAHULUAN. baik dalam politik, sosial maupun ekonomi. Berbicara masalah ekonomi berarti

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan problematika terbesar dalam kehidupan. Sebab

BAB I PENDAHULUAN. diciptakan yaitu diciptakannya Nabi Adam as kemudian disusul dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan sosialisme. Sistem tersebut mengacu kepada prinsip-prinsip yang sebenarnya

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama dakwah yang Hudan-Linnas sebagai pedoman hidup. maupun bathin dan juga kebahagiaan dunia dan akhirat.

BAB I PENDAHULUAN. yang berkatian dengan produksi, distribusi, serta konsumsi dengan barang dan

BAB I PENDAHULUAN. bahkan terkadang menjadi sangat dominan dibanding dengan aktifitas-aktifitas

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan manusia dan pengetahuan teknologi yang dimiliki. 1

BAB I PENDAHULUAN. masalah ini disebabkan, salah satu tolok ukur kemajuan suatu negara adalah dari

BAB I PENDAHULUAN. pandangan Islam, nikmat Allah hampir tak terbatas. 1 Manusia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan bidang penting dalam sebuah negara. Hasil-hasil

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dimana pertumbuhan ekonomi, kemakrnuran dan ketentraman

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Menurut muhammad bin Hasan al-syaibani dalam kitabnya al-

BAB I PENDAHULUAN. Kampar Provinsi Riau,dengan luas wilayah luas ± 99,66 km 2 atau 9,966 Ha, dengan pusat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Islam sebagai agama Allah, merupakan agama yang universal dan. konprehensif.

BAB I PENDAHULUAN. berusaha dan berdo a ( ikhtiar). Setiap manusia dalam kehidupannya dituntut

BAB I PENDAHULUAN. di buat dengan bahan baku daun gambir pilihan yang di peroleh langsung dari

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mewujudkan kesejahteraan ekonomi. Pemerintah sebagai kepala

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan. Agar perusahaan unggul dalam persaingan, selain berwawasan

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan/tabungan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak mendapat pekerjaan. Perkenomian Indonesia sejak krisis ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Aktivitas ekonomi dapat dikatakan sama tuanya dengan sejarah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bisnis merupakan kegiatan yang tak pernah lepas dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. adalah menyangkut pengentasan kemiskinan dan pengangguran. Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. mengambil kebijakan dan langkah-langkah pembangunan yang proposional. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus

BAB I PENDAHULUAN. dicapai. Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai peningkatan kemampuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bisnis, dan hal tersebut juga diatur dalam Al-Qur an. Konsep Al- dunia, tetapi juga menyangkut urusan akhirat.

BAB I PENDAHULUAN. bawahannya. Pengelolaan aktivitas setiap organisasi harus benar-benar tepat. manusia terutama yang memiliki etos kerja yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. mu amalah. Islam bukan hanya mengatur urusan manusia dengan tuhannya,

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan saran pemenuhan kebutuhan yang berpedoman pada nilai-nilai Islam. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Kampar ini dahulunya mereka berdagang di Pasar Usang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak berlakunya UU No. 32 Tahun 2004 dan UU No. 33 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. tidak terbatas terhadap sumber-sumber ekonomi yang terbatas dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. keperluan-keperluan lain, tidak bisa diabaikan. Kenyataan menunjukkan bahwa di

BAB I PENDAHULUAN. dan menganggap penting semua kerja yang produktif. 1 Pada setiap prilaku

pertahun yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. 2 pertumbuhan ekonomi terutama di Indonesia. Sektor perikanan merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi harus diperhatikan keserasianya, keselarasan, serta keseimbangan 1.

BAB I PENDAHULUAN. dijalankan dalam masyarakat, penilaian atau anggapan bahwa cara-cara yang telah

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang pesat di perbankan syariah ini belum memadai bila dibandingkan

Jurnal Ekonomi 2012 PERANAN TANAMAN PADI SAWAH TERHADAP PEREKONOMIAN DI KABUPATEN KAMPAR PROPINSI RIAU. Fitra Yani

BAB I PENDAHULUAN. dan universal yang mengatur semua aspek, baik sosial, ekonomi, dan politik

BAB 1 PENDAHULUAN. dijelaskan terlebih dahulu beberapa istilah yang terkait dengan judul. Adapun

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan dan perjalanan sejarah manusia, aspek ekonomi juga

BAB I PENDAHULUAN. sebagai berikut : Produk Pendanaan ( Funding Product), Produk Pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan harta agar seseorang dapat memenuhi kebutuhannya, menikmati

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian nasional. Fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad M. Saefuddin, Ekonomi dan Masyarakat dalam Perspektif Islam, (Jakarta: CV Rajawali, 1987), h.71.

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan Otonomi Daerah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Sesuai falsafah undang-undang perpajakan, membayar

BAB I PENDAHULUAN. akal manusia untuk menganalisa hukum-hukum syara, meneliti. perkembangan dengan pedoman pada nash-nash yang telah ada, supaya

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang pesat diukur dari seluruh gross national

BAB I PENDAHULUAN. sendiri-sendiri yang merupakan motivasi pendiriannya yang harus dicapai oleh

BAB I PENDAHULUAN. Namun, pada kenyataannya, masih ada yang tidak mendapat bagian. Inilah yang

RINGKASAN LAPORAN PENELITIAN KELAPA SAWIT: DAMPAKNYA TERHADAP PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI PEDESAAN DI DAERAH RIAU

BAB I PENDAHULUAN. proses ditribusi kekayaan tersebut dan berbagai hal kegiatan Ekonomi diliputi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini semakin disadari bahwa dengan semakin. bertambahnya persaingan antar perusahaan yang satu dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penduduk Indonesia yang sebagian besar tinggal di daerah pedesaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia pengembangan Ekononomi Islam telah di adopsi kedalam

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan adalah kurangnya atau terbatasnya barang-barang dan jasa-jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi sangat memberikan peran penting dalam kehidupan manusia. datang kepada individu dan golongan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Syari at Islam bersipat universal, mencakup segala aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan pelimpahan dekonsentrasi dari pemerintah diatasnya. Pemerintah desa

KAJIAN KEMAMPUAN EKONOMI PETANI DALAM PELAKSANAAN PEREMAJAAN KEBUN KELAPA SAWIT DI KECAMATAN SUNGAI BAHAR KABUPATEN MUARO JAMBI

BAB 1. PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia menetap diperkotaan. Jumlah Desa di Indonesia. lebih 375 buah ( Rahardjo Adisasmita, 2006:1 ).

BAB I PENDAHULUAN. Menciptakan. Manifestasi dari kesadaran tersebut, bagi manusia akan tercapai

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki berbagai keperluan hidup,

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-undang Dasar Salah satu tujuan dilaksanakannya

BAB I PENDAHULUAN. tidak dipersiapkan secara tepat untuk dapat memberikan konstribusi positif terhadap

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang ada, telah terlihat bahwa masing-masing sistem ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan bagian dari kehidupan manusia, dalam. berdasarkan Al-Quran Al Karimdan As-Sunnah Nabawiyah.

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT ( )

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia mempunyai kepentingan yang berbeda-beda, maka. satu dengan lainnya dalam berbagai kepentingan. 1

BAB I PENDAHULUAN. sumber-sumber alamnya dengan cara melakukan pekerjaan dan kegiatan bisnis.

SKRIPSI. Oleh: IRMA AGUSRIYANI NIM Diajukan Untuk Melengkapi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syari ah (SE.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan konsumen atau disebut sebagai nasabah bank. nasabahnya melalui pemberian informasi yang benar dan jelas mengenai setiap

BAB I PENDAHULUAN. Istilah kredit berasal dari bahasa yunani credere yang berarti kepercayaan

A. Latar Belakang Masalah

KAJIAN STRATEGI REVITALISASI PERTANIAN INDONESIA DALAM RANGKA MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemiskinan merupakan bahaya besar bagi umat manusia dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. yang mengatur semua aspek kehidupan manusia, baik aqidah, ibadah, akhlak. membeda-bedakan antara muslim dan non muslim.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kesempatan untuk menambah devisa lewat pengembangan usaha. hanya dinikmati oleh segelintir orang maka negara berkewajiban

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi Islam akan bekerja sekuat tenaga untuk mewujudkan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. besar rakyat menggantungkan hidupnya dari sektorpertanian. Terutama terlihat

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi serta bisa memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen. Oleh. yang paling baik serta keistimewaan yang menonjol.

Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan. Sektor pertanian di lndonesia dalam masa krisis ekonomi tumbuh positif,

BAB I PENDAHULUAN. nasional maupun daerah. Karena dengan adanya pembangunan ekonomi. diharapkan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank atau perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan di

BAB I PENDAHULUAN. dapat dicapai dalam segala aspek hidup, termasuk kehakiman, politik,

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi hanya melakukan kegiatan produksi, konsumsi dan distribusi yang

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

MENUJU TEBO SEJAHTERA (MTS): AMAN, HARMONIS DAN MERATA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara bekerja, dan seseorang yang bekerja tentu mengharapkan imbalan. atau balas jasa dari hasil pekerjaannya tersebut.

dan kemajuan di bidang ekonomi, karena bank merupakan lembaga keuangan ke taraf peningkatan hidup rakyat banyak.

PRAKTEK JUAL BELI ISTISHNA PADA USAHA PEMBUATANPERAHU DESA BENCAH KELUBI KECAMATAN TAPUNG DITINJAU PERSPEKTIF FIQIH MUAMALAH

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam merupakan agama universal yang mencakup segala aspek kehidupan baik dalam politik, sosial maupun ekonomi. Berbicara masalah ekonomi berarti membicarakan taraf hidup dan kesejahteraan manusia. Manusia dari segi fitrahnya, diciptakan dengan beragam tuntutan dan kebutuhan hidup. Islam tidak memerintahkan umatnya untuk beribadah saja. Tetapi juga memerintahkan umatnya untuk bekerja dan memproduksi, agar bisa mencapai kehidupan yang lebih baik 1. Hidup sejahtera merupakan impian semua orang. Masyarakat yang hidup sejahtera memberikan bukti bahwa disuatu negeri/daerah tersebut pemimpinnya telah berhasil dalam memimpin negerinya dengan baik. Dengan terpenuhinya segala kebutuhan hidup masyarakat secara layak, maka masyarakat tersebut bisa dikatakan hidup sejahtera, seperti tersedianya pangan, pakaian, perumahan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan dan sebagainya kepada setiap anggap anggota masyarakat. Kesejahteraan tidak semata dapat dilihat secara angka dan data semata. Namun secara real mesti di amati. Kenyataannya, kesenjangan antara si kaya dan si miskin masih menjadi realita di negeri ini. Sebagai bukti dapat kita lihat dengan adanya gonta-ganti mobil dinas pejabat pemerintahan di beberapa daerah, sedangkan di sudut daerah lainnya banyak masyarakat yang antri bantuan langsung tunai. Hal ini menunjukkan masih adanya ketidakseimbangan 1 umum dan kesejahteraan ekonomi. 2 1 Muhammad Baqir ash Shadr, Buku Induk Ekonomi Islam : Iqtishaduna, terjemahan Yudi (Jakarta : Zahra,2008) cet ke-1 h.426 2 Muhammad Syafi I Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktik,(Jakarta: Gema Insani, 2005), cet ke-9, h.169

Kemiskinan merupakan masalah yang tidak pernah ada akhirnya, meskipun Indonesia sudah melaksanakan pembangunan nasional, regional serta mengutamakan pembangunan dibidang ekonomi. Pembangunan ekonomi pada hakikatnya bukan hanya sekedar usaha untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi saja, tetapi juga harus memperbaiki dan meningkatkan kesejahteraan dan pemerataan pembangunan. Selanjutnya, secara strategis tujuan pembangunan ekonomi adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat dimana pertumbuhan ekonomi, kemakmuran dan ketentraman hidup dapat dinikmati oleh semua masyarakat 3. Jika dilihat sekilas sejarah, dapat digambarkan begitu sejahteranya ekonomi masyarakat dibawah kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab dan Umar bin Abdul Aziz masyarakatnya tidak memerlukan bantuan harta lagi memenuhi kehidupan mereka. Bahkan saking sejahtera masyarakatnya, sehingga Khalifah kesulitan mustahiq zakat 4. Saat ini, kesejahteraan ekonomi itu belum bisa dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Bahkan, masih banyak sekali desa-desa yang masih tergolong tertinggal dan terbelakang dalam sisi perekonomian. Hal ini ditandai dari pendapatan masyarakat yang masih jauh di bawah standar kecukupan. Oleh karena itu perlu industri rumah tangga yang mampu melahirkan berbagai kegiatan usaha dan keterampilan masyarakat untuk meningkatkan ekonomi pedesaan. Hal ini akan memberikan kemajuan yang sangat penting bagi kegiatan pembangunan ekonomi pedesaan 5. Dalam suatu perekonomian, pendapatan merupakan faktor terpenting dalam mengetahui tingkat kesejahteraan, karena dengan adanya pendapatan yang tinggi 3 Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, Kemiskinan di Indonesia, (Jakarta :Yayasan Obor Indonesia, 1994), h. 17 4 Akhmad Mujahidin, Ekonomi Islam, (Jakarta : Rajawali Pers, 2007), h.101-103 5 Ronald Lapcham, Pengusaha Kecil dan Menengah di Asia Tenggara, (Jakarta: LP3ES anggota IKPI, 1991), cet Ke-1, h.142

maka kegiatan perekonomian dapat berjalan. Masalah kesejahteraan ekonomi merupakan masalah pembangunan diberbagai bidang yang ditandai dengan tingkat pengganguran yang tinggi, keterbelakangan dan keterpurukan. Salah satunya adalah pembangunan bidang ekonomi. Pembangunan bidang ekonomi adalah salah satu tolak ukur untuk menunjukkan adanya pembangunan ekonomi suatu daerah dan bagaimana pertumbuhan ekonominya 6. Islam memandang, bahwa tanggung jawab pemerintah bukan terbatas pada keamanan dalam negeri dan sistem keamanan yang mempunyai kekuatan antisipatif dari serangan luar, tetapi pertanggung jawaban pemerintah ini harus merupakan bagian dari program pencapaian masyarakat sejahtera. Kesejahteraan dalam masyarakat tidak mungkin tercipta tanpa keterlibatan pemerintah dalam membela yang lemah dan memberikan jaminan sosial kepada mereka, termasuk menyangkut masalah perekonomian. Dengan kata lain Pemerintah memiliki tanggung jawab terhadap kesejahteraan ekonomi masyarakat. Salah satu upaya yang bisa dilakukan Pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat adalah melalui usaha sektor pertanian (Agribisnis) yang berbasis perkebunan. Usaha agribisnis berbasis perkebunan di anggap sebagai suatu opsi paling rasional, untuk mencapai suatu strategi pembangunan yang diharapkan mempercepat pemberantasan kemiskinan dan penciptaan kesempatan kerja baru 7. Perkebunan merupakan salah satu subsektor strategis secara ekonomis, ekologis, dan sosial budaya memainkan peranan penting dalam pembangunan 6 Sukirno Sadono, Makro Ekonomi Teori Pengantar, (Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2004) Ed ke-3 h.45 7 Bustanul Arifin, Diagnosis Ekonomi Politik Pangan dan Pertanian,(Jakarta : PT RajaGrafindo Persada 2007) h.217

nasional. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang perkebunan, perkebunan berfungsi meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat serta penguatan struktur ekonomi wilayah dan nasional. Usaha perkebunan pada hakikatnya adalah pembangunan ekonomi yang berorientasi pedesaan. Sasaran pembangunan sektor perkebunan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat pedesaan. Dengan demikian jumlah masyarakat miskin terutama di pedesaan dapat dikurangi. Adapun Tujuan pokok dilaksanakan usaha perkebunan adalah: 1. Meningkatkan produktivitas masyarakat di pedesaan 2. Menjadikan sistem perkebunan tersebut sebagai pemerataan baik dari segi penduduk maupun sebagai pemerataan pembangunan 8. Secara umum pembangunan sektor perkebunan itu sendiri bertujuan untuk memenuhi kebutuhan bagi masyarakat dengan membuka lapangan pekerjaan dan menambah pendapatan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari adanya stabilitas sosial ekonomi masyarakat yang menonjol 9. Pada dasarnya masyarakat di pedesaan masih memiliki lahan yang belum dikelola, namun mereka tidak memiliki cukup biaya untuk mengelolanya, salah satunya adalah masyarakat di Desa Teluk Batil. Oleh karena itu dalam menjalankan program pemerintahan pada bidang perekonomian Pemerintah Kabupaten Siak mengadakan kerja sama dengan masyarakat Desa Teluk Batil yang memiliki lahan yang belum dikelola untuk dijadikan usaha perkebunan nenas. Dalam pelaksanaan kerja sama usaha perkebunan nenas ini, Pemerintah Kabupaten Siak berperan sebagai pihak yang membersihkan lahan masyarakat, pihak 1, h. 186 8 Saragih, membangun Sistem Agribisnis (Bogor:Yayasan USESE, 2000), h.23 9 Fachri Yasin, Agribisnis Riau Perkebunan Berbasis Kerakyatan (Pekanbaru : Unri Pers,2003), cet ke-

yang menyediakan bibit nenas dan pupuk. Selain itu Pemerintah juga berperan sebagai pihak yang memasarkan buah nenas tersebut. Sedangkan masyarakat sebagai pihak yang mengelola mulai dari menanam hingga memanen. Dan hasil dari penjualan nenas akan dibagikan sesuai dengan kesepakatan. Selama 2 tahun berjalan, usaha perkebunan nenas Pemerintah Kabupaten Siak ini dinilai tidak memberikan peningkatan terhadap perekonomian masyarakat. Hal ini dibenarkan oleh Bapak Saiful salah satu pengelola perkebunan nenas Pemerintah Kabupaten Siak selama 2 tahun kami bekerja sama dengan Pemerintah dalam mengelola usaha kebun nenas ini kami merasa tidak ada peningkatan terhadap pendapatan ekonomi kami. 10 Setelah 2 tahun Pemerintah Kabupaten siak lepas tangan terhadap usaha perkebunan nenas ini. Pemerintah Kabupaten Siak menyerahkan seluruh pengelolaannya kepada masyarakat mulai mengelola, memanen hingga memasarkan buah nenas tersebut. Meskipun usaha perkebunan nenas ini telah diberikan sepenuhnya kepada masyarakat. Masyarakat Desa Teluk Batil tetap menyebut usaha kebun nenas ini sebagai usaha perkebunan nenas Pemerintah Kabupaten Siak. Selanjutnya setelah usaha perkebunan nenas Pemerintah Kabupaten Siak ini dikelola oleh masyarakat, usaha perkebunan nenas ini memberikan peningkatan terhadap perekonomian masyarakat pengelola usaha kebun nenas ini. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Bapak Inan: setelah usaha perkebunan nenas Pemerintah Kabupaten Siak di kelola oleh kami (masyarakat), kami merasakan peningkatan terhadap pendapatan ekonomi kami. 11 10 Saiful, salah satu pengelola usaha perkebunan nenas Pemerintah Kabupaten Siak, wawancara, Desa Teluk Batil 23 Mei 2013 11 Inan, salah satu pengelola usaha perkebunan nenas Pemerintah Kabupaten Siak, wawancara, Desa Teluk Batil 25 Mei 2013

Melihat dari perkembangan usaha perkebunan nenas Pemerintah Kabuten Siak tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti lebih mendalam dan menuangkannya dalam bentuk skripsi dengan judul: KONTRIBUSI USAHA PERKEBUNAN NENAS PEMERINTAH KABUPATEN SIAK DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN EKONOMI MASYARAKAT MENURUT PRESPEKTIF EKONOMI ISLAM B. Batasan Masalah Karena begitu luasnya pembahasan ini, maka dalam penulisan ini penulis membatasi masalah yang diteliti yaitu pada Kontribusi Usaha Perkebunan Nenas Pemerintah Kabupaten Siak Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat selain itu tidak dibahas. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan pengelolaan usaha perkebunan nenas Pemerintah Kabupaten Siak di Desa Teluk Batil Kecamatan Sungai Apit? 2. Bagaimana kontribusi usaha perkebunan nenas Pemerintah Kabupaten Siak dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat di Desa Teluk Batil Kecamatan Sungai Apit? 3. Bagaimana tinjauan ekonomi Islam terhadap kontribusi usaha perkebunan nenas Pemerintah Kabupaten Siak dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat di Desa Teluk Batil Kecamatan Sungai Apit?

D. Tujuan dan Kegunaan penelitian 1. Tujuan Penulisan a. Untuk mengetahui pelaksanaan pengelolaan usaha perkebunan nenas Pemerintah Kabupaten Siak. b. Untuk mengetahui bagaimana kontribusi usaha perkebunan nenas Pemerintah Kabupaten Siak dalam meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat di Desa Teluk Batil Kecamatan Sungai Apit. c. Untuk mengetahui tinjauan Ekonomi Islam terhadap kontribusi usaha perkebunan nenas Pemerintah Kabupaten Siak dalam meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat di Desa Teluk Batil Kecamatan Sungai Apit. 2. Kegunaan Penelitian a. Untuk menambah khazanah keilmuan bagi penulis dalam bidang ekonomi. b. Dapat dijadikan referensi penelitian di Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum, khususnya bagi program Ekonomi Islam di UIN suska Riau. c. Sebagai salah satu syarat penulis untuk menyelesaikan studi pada program Strata satu (S1) pada jurusan Ekonomi Islam Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum UIN Suska Riau. E. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di usaha perkebunan nenas Pemerintah Kabupaten Siak di Desa Teluk Batil Kecamatan Sungai Apit, adapun yang menjadi petimbangan penulis memilih penelitian disini karena usaha perkebunan nenas Pemerintah Kabupaten Siak hanya dilakukan di Desa Teluk Batil Kecamatan Sungai Apit.

2. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah masyarakat yang mengelola kebun nenas Pemerintah Kabupeten Siak di Desa Teluk Batil Kecamatan Sungai Apit. Sedangkan Objek penelitian adalah kontribusi usaha perkebunan nenas Pemerintah Kabupaten Siak di Desa Teluk Batil Kecamatan Sungai Apit. 3. Populasi dan sampel Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Teluk Batil yang mengelola perkebunan nenas Pemerintah Kabupaten Siak. Adapun masyarakat yang mengelola kebun nenas Pemerintah Kabupaten Siak di Desa Teluk Batil berjumlah 92 orang. Sedangkan sampel dalam penelitian ini di ambil 25% dari jumlah populasi yang ada, menggunakan teknik random sampling yaitu berjumlah 23 orang masyarakat pengelola kebun nenas Pemerintah Kabupaten Siak. 4. Sumber data Sumber data dalam penelitian ini adalah : a. Data Primer yaitu merupakan data yang diperoleh secara langsung dari lapangan melalui wawancara, observasi dan angket kepada masyarakat pengelola usaha perkebunan nenas Pemerintah Kabupate Siak. b. Data Sekunder, yaitu data yang dikumpulkan atau diperoleh dari sumbersumber yang telah ada, data ini biasanya diperoleh dari pustaka. 5. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Observasi, penulis akan melakukan pengamatan dilokasi penelitian untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai subjek dan objek kajian.

b. Wawancara, yaitu pengumpulan data untuk mengumpulkan data dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan kepada subjek. c. Angket, yaitu penulis membuat pertanyaan berupa daftar pertanyaan sekitar penelitian ini yang kemudian disebarkan untuk diisi oleh responden untuk memperkuat hasil penelitian. d. Studi Dokumentasi, yaitu dengan melihat dan menganalisa dari buku-buku yang berkaitan dengan penelitian ini. 6. Metode Analisa Data Teknik analisa data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah secara deskriptif analitik yaitu menggambarkan situasi, kondisi penelitian dengan jalan membahas data-data dan informasi yang diperoleh dengan menghubungkan teori-teori yang didapat, maupun literatur yang ada. 7. Teknik Penulisan a. Deduktif yaitu uraian yang diambil dengan menggunakan kaedah-kaedah umum dianalisa dan diambil kesimpulan secara khusus. b. Induktif yaitu uraian yang diambil dengan menggunakan kaedah-kaedah khusus dianalisa dan diambil kesimpulan secara umum. c. Deskriptif yaitu menggunakan uraian atas fakta yang diambil dengan apa adanya. F. Sistematika Penulisan Penulisan ini pada garis besarnya terdiri dari lima bab dan setiap bab terdiri dari beberapa bagian dengan penulisan sebagai berikut : BAB I : Pendahuluan

Terdiri dari : Latar Belakang Masalah, Batasan Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Metode Penelitian, serta Sistematika Penulisan. BAB II : Gambaran Umum Desa Teluk Batil Kecamatan Sungai Apit Bab ini menjelaskan gambaran secara umum mengenai Geografis, Demografis Desa Teluk Batil Kecamatan Sungai Apit, Mata Pencaharian, Agama, Pemerintahan dan Pendidikan, dan Adat Istiadat BAB III : Tinjauan Teoritis Dalam bab ini menjelaskan tentang pengertian ekonomi, usaha, kontribusi dan pendapatan, dan pemerintah dan fungsinya BAB IV : Kontribusi Usaha Perkebunan Nenas Pemerintah Kabupaten Siak Dalam Meningkatkan Pendapatan Ekonomi Masyarakat Dalam bab ini berisi tentang hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pelaksanaan pengelolaan usaha perkebunan nenas Pemerintah Kabupaten Siak, kontribusi usaha perkebunan nenas Pemerintah Kabupaten Siak dalam meningkatkan pendapatan ekonomi masyarkat dan tinjauan ekonomi Islam terhadap kontribusi usaha perkebunan nenas Pemerintah Kabupaten Siak dalam meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat di Desa Teluk Batil Kecamatan Sungai Apit. BAB V : Kesimpulan Dan Saran

Bab ini berisi tentang Kesimpulan dan Saran dari hasil penelitian