BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan

BAB 1 PENDAHULUAN. anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. tahun Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu

BAB V HASIL PENELITIAN. Telah dilakukan penelitian observasional dengan disain cross sectional pada Ibu

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN. apabila seorang ibu hamil dapat mengatur makanan yang dikonsumsinya. secara sempurna. Kehamilan yang sehat dapat diwujudkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) tahun 2010 menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian. Anemia defisiensi besi (ADB) masih menjadi. permasalahan kesehatan saat ini dan merupakan jenis

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting. dalam menentukan derajat kesehatan masyatakat.

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi vitamin A, dan defisiensi yodium (Depkes RI, 2003).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. kapasitas/kemampuan atau produktifitas kerja. Penyebab paling umum dari anemia

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan gagalnya pertumbuhan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. SDKI tahun 2007 yaitu 228 kematian per kelahiran hidup. (1)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anemia pada ibu hamil merupakan salah satu masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masalah gizi yang paling tinggi kejadiannya di dunia sekitar 500 juta

BAB 1 PENDAHULUAN. tanah untuk proses pematangan sehingga terjadi perubahan dari bentuk non-infektif

BAB I PENDAHULUAN. panjang badan 50 cm (Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI (2005), menyatakan salah satu faktor baik sebelum dan saat hamil yang

BAB I PENDAHULUAN. dan untuk memproduksi ASI bagi bayi yang akan dilahirkannya (Francin, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan gizi antara lain anemia. Anemia pada kehamilan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) masih merupakan masalah di bidang

BAB I PENDAHULUAN. anemia masih tinggi, dibuktikan dengan data World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan mempunyai arti yang sangat penting bagi manusia, karena

BAB 1 : PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuabaet al., 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. cadangan besi kosong yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) tahun

22,02%, 23,48% dan 22,45% (Sarminto, 2011). Kejadian anemia di Provinsi DIY pada tahun 2011 menurun menjadi 18,90%. Berbeda dengan provinsi, kejadian

BAB Ι PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang terjadi pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan fisiknya dan perkembangan kecerdasannya juga terhambat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melalui alat indra (Lukaningsih, 2010: 37). Dengan persepsi ibu hamil dapat

BAB I PENDAHULUAN. vitamin B12, yang kesemuanya berasal pada asupan yang tidak adekuat. Dari

BAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan. Dalam periode kehamilan ini ibu membutuhkan asupan makanan sumber energi

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mortalitas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan dan merupakan masalah gizi utama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang. Berdasarkan Riskesdas (2013), dilaporkan bahwa angka

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat sehingga perlu dipersiapkan kualitasnya dengan baik. Gizi dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. 2012, angka kematian ibu di Indonesia masih sangat tinggi yaitu 359 per

BAB I PENDAHULUAN. dan Afrika. Menurut World Health Organization (dalam Briawan, 2013), anemia

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh masalah Kurang Energi

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kontribusi penting dalam Millenium Development Goals (MDGs)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asupan gizi yang baik selama kehamilan merupakan hal yang penting,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan suatu keadaan dimana kadar Hemoglobin (Hb) ambang menurut umur dan jenis kelamin (WHO, 2001).

! 1! BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait

BAB I PENDAHULUAN. berbagai negara, dan masih menjadi masalah kesehatan utama di. dibandingkan dengan laki-laki muda karena wanita sering mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. dibawah 11 gr% (Saifuddin, 2001), sedangkan menurut Royston (1993) anemia

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Indonesia. Pertama, kurang energi dan protein yang. kondisinya biasa disebut gizi kurang atau gizi buruk.

BAB I PENDAHULUAN. Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fisik maupun mental, sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan. perkembangan janin dalam kandungannya (Pinem, 2009).

STATUS GIZI IBU HAMIL SERTA PENGARUHNYA TERHADAP BAYI YANG DILAHIRKAN

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan. seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periode Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi besi, etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan yaitu hemodilusi. 1

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut World Health Organization (WHO) (2008), angka prevalensi anemia

BAB 1 PENDAHULUAN. relatif tinggi yaitu 63,5% sedangkan di Amerika 6%. Kekurangan gizi dan

STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET BESI DI POLINDES BENDUNG JETIS MOJOKERTO.

I. PENDAHULUAN. terpenting dalam pertumbuhan anak dimasa datang (Rodhi, 2011) World Health Organization (WHO) 2008, telah membagi umur kehamilan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Menurut data World

BAB I. antara asupan (intake dengan kebutuhan tubuh akan makanan dan. pengaruh interaksi penyakit (infeksi). Hasil Riset Kesehatan Dasar pada

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

BAB 1 PENDAHULUAN. yang kurang bersih. Infeksi yang sering berkaitan dengan lingkungan yang kurang

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat ( Public Health Problem) adalah anemia gizi.

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan. perkembangan kecerdasan, menurunkan produktivitas kerja, dan

TINJAUAN PUSTAKA. a. Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterine mulai

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Konstipasi adalah kelainan pada sistem pencernaan yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa ibu hamil yang terkena anemia mencapai 40%-50%. Prevalensi. sebanyak 63% (Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas, istilah. pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (SDKI) tahun 2012 AKI di Indoensia mencapai 359 per jumlah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kualitas SDM yang dapat mempengaruhi peningkatan angka kematian. sekolah dan produktivitas adalah anemia defisiensi besi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu

BAB I PENDAHULUAN. hamil. Anemia pada ibu hamil yang disebut Potensial danger of mother and. intra partum maupun post partum (Manuaba, 2008).

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ibu hamil merupakan penentu generasi mendatang, selama periode kehamilan ibu hamil membutuhkan asupan gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012 dari laporan Kota/Kabupaten

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan dimana kebutuhan ibu terhadap zat besi mengalami peningkatan dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang sedang tumbuh dan berkembang (Arisman, 2010). Pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam kandungan sangat dipengaruhi oleh keadaan gizi ibu sebelum dan selama kehamilan (Gibney et al, 2009). Untuk mewujudkan kehamilan yang sehat dibutuhkan asupan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan ibu hamil dan janinnya. Kecukupan asupan nutrisi pada ibu hamil dilihat dari status gizi pada ibu hamil salah satunya dapat di gambarkan dengan ukuran lingkar lengan atas (Arisman, 2010). Pengukuran ini merupakan cara untuk mendeteksi terjadinya kekurangan energi protein secara kronis (Almatsier, 2011). Kejadian Kurang Energi Kronis (KEK) pada wanita hamil memiliki resiko terjadinya abortus, perdarahan pervaginam, partus lama, resiko infeksi dan penyebab kematian maternal secara tidak langsung (Cunningham et al, 2012). Kekurangan energi kronis yang terjadi di Indonesia masih menjadi masalah yang membutuhkan perhatian, karena kondisi ini bisa meningkatkan resiko terjadinya anemia. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2007 angka kejadian KEK sebanyak 21,6 % tahun 2010 sebanyak 24,2 % dan pada tahun 2013 sebesar 20,8 %. Penelitian yang dilakukan Syariffudin di Kabupaten Bantul Yogyakarta didapatkan hasil bahwa wanita hamil dengan KEK akan memiliki resiko 4 kali lipat untuk melahirkan bayi dengan Berat Lahir Rendah (BBLR) dibandingkan

dengan wanita yang tidak KEK. Berdasarkan data yang didapatkan dari Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2013 kejadian KEK di Kota Padang sekitar 4,4 % (Dinas Kesehatan Kota Padang, 2013). Kurang Energi Kronis yang terjadi akibat asupan yang kurang dan tidak sesuai dengan kebutuhan juga bisa menyebabkan terjadinya gangguan pada kehamilan yang salah satunya adalah anemia (Paath Erna F, 2004). Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh beberapa faktor yaitu, zat besi yang masuk melalui makanan tidak mencukupi kebutuhan, meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi terutama ibu hamil, masa tumbuh kembang pada remaja, penyakit kronis, seperti tuberkulosis dan infeksi lainnya serta perdarahan yang disebabkan oleh infeksi cacing, malaria, haid yang berlebihan dan melahirkan (Cunningham et al, 2012). Anemia dalam kehamilan yang paling sering dijumpai ialah anemia akibat kekurangan zat besi. Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat kosongnya cadangan besi tubuh (depled iron store) sehingga penyediaan zat besi untuk eritropoesis berkurang, yang pada akhirnya pembentukan hemoglobin berkurang (Sudoyo, 2007). Anemia pada ibu hamil berisiko mengakibatkan hambatan pertumbuhan janin, persalinan lama, Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), perdarahan sebelum dan pada saat persalinan (Manuaba, 2002). Hal ini sesuai dengan penelitian yang di lakukan oleh Klebanoff dkk, (1991) yang melibatkan 27.000 wanita dimana terjadi peningkatan resiko persalinan kurang bulan pada ibu hamil dengan anemia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Renee dkk, (2005) menyatakan bahwa konsentrasi hemoglobin yang rendah pada trimester pertama kehamilan

meningkatkan resiko berat lahir rendah, persalinan kurang bulan dan bayi kecil untuk usia kehamilan. Dalam sebuah penelitian di Tanzania, Kidanto dkk, (2009) melaporkan bahwa insiden persalinan kurang bulan dan berat lahir rendah meningkat seiring dengan keparahan anemia (Cunningham et al, 2012). Di seluruh dunia frekuensi anemia dalam kehamilan cukup tinggi berkisar antara 10% sampai dengan 20% (Prawirohardjo, 2011). Menurut WHO, 40% kematian ibu dinegara berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Diperkirakan 95% dari kasus anemia selama kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi (Porter dan Kaplan, 1999) dan kehilangan darah kronis yang disebabkan oleh infeksi cacing (Brooker et al, 2008). Berbagai upaya penanggulangan anemia defisiensi besi pada ibu hamil telah dilakukan oleh pemerintah yaitu dengan memberikan tablet besi 90 tablet selama kehamilan (Kementerian Kesehatan Direktorat Bina Gizi, 2014). Untuk mengatasi masalah anemia kekurangan zat besi pada ibu hamil pemerintah Depkes RI sejak tahun 1970 telah melaksanakan suatu program pemberian tablet zat besi pada ibu hamil di Puskesmas dan Posyandu dengan mendistribusikan tablet tambah darah. Dimana 1 tablet berisi 200 mg fero sulfat dan 0,25 mg asam folat (setara dengan 60 mg besi dan 0.25 mg asam folat). Setiap ibu hamil dianjurkan minum tablet tambah darah dengan dosis satu tablet setiap hari selama masa kehamilannya dan empat puluh hari setelah melahirkan (Depkes RI, 2003). Berdasarkan data dari RISKESDAS tahun 2013 cakupan pemberian zat besi sudah mencapai angka 89,1% namun pada kenyataannya masih banyak ditemukan

ibu hamil dengan anemia. Sehingga perlu dilakukan penanggulangan masalah dimulai dari faktor penyebab. Berdasarkan hasil dari Riskesdas tahun 2013 angka kejadian anemia di Indonesia masih menunjukkan nilai yang tinggi yaitu 37,1% (Riskesdas, 2013). Berdasarkan Profil kesehatan Sumatera Barat 2011 angka kejadian anemia 24,63% (Dinkes Sumbar, 2012). Data dari dinas Kesehatan kota Padang tahun 2012 kejadian anemia yaitu 24,5% (Dinkes Kota Padang, 2013). Data statistik yang diperoleh dari dinas Kesehatan kota Padang angka kejadian anemia tertinggi terdapat di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya dimana jumlah ibu yang diperiksa sebanyak 2187 dari jumlah tersebut terdapat 429 atau (19,61%) yang mengalami anemia baik yang terjadi pada trimester I, II dan III dan hal ini menunjukkan bahwa kejadian anemia di kota Padang masih tinggi (Profil Dinas Kesehatan Kota Padang, 2013). Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan status gizi dan Infeksi soil transmitted helminth terhadap kadar feritin dan hemoglobin ibu hamil yang di suplementasi besi 90 tablet diwilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya. Masih tingginya kejadian anemia ini selain kurangnya asupan juga terjadi akibat kehilangan darah kronis yang disebabkan oleh infeksi cacing (Brooker et al, 2008). Diperkirakan sepertiga dari semua wanita hamil di negara-negara berkembang terinfeksi cacing tambang, 56% dari mereka menderita anemia (Gyorkos et al, 2008). Sebuah penelitian yang dilakukan di Mali terhadap 190 wanita hamil yang dipilih secara acak didapatkan sebanyak 8% menderita anemia yang disebabkan oleh infeksi cacing tambang (Ayoya et al, 2007). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Baido et al, 2010 di Ghana menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan

antara infeksi cacing tambang dan zat besi yang rendah dimana Baido menyebutkan bahwa cacing tambang adalah prediktor kuat status zat besi ibu hamil. Infeksi parasit merupakan masalah penting sebagai salah satu penyebab terjadinya defisiensi mikronutrien. Infeksi cacing pada kehamilan akan berpengaruh terhadap status gizi ibu hamil (Brooker et al, 2008). Infeksi cacing akan mengakibatkan terjadinya penurunan metabolisme. Malabsorpsi nutrisi dan pada infeksi cacing tambang akan mengakibatkan kehilangan darah dari jalur gastrointestinal (Steketee, 2003). Diperkirakan sekitar 25% penduduk dunia terinfeksi cacing dan parasit. Di Afrika sekitar 44 juta wanita hamil terinfeksi cacing (Obiezue et al, 2013). Umumnya infeksi cacing pada manusia disebabkan oleh cacing T. trichura, A lombuicoides, N americanus, A. doudenale. Infeksi cacing tambang dan cacing gelang akan menyebabkan terjadinya malnutrisi pada penderita (Awasthi et al, 2003). Penelitian yang dilakukan oleh Baiq pada tahun 2015 di Puksemas Ambacang dengan judul hubungan status gizi dengan berat badan lahir bayi dimana dari hasil penelitian didapatkan 8 % ibu hamil yang terinfeksi Soil Transmitted Helminth. Baiq menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan berat badan lahir bayi pada ibu yang terinfeksi dengan ibu yang tidak terinfeksi soil transmitted helminth.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan hal tersebut diatas maka dirumuskan masalah yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah : 1.2.1 Apakah terdapat hubungan status gizi dengan kadar feritin ibu hamil yang disuplementasi besi 90 tablet diwilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang tahun 2015? 1.2.2 Apakah terdapat hubungan status gizi dengan kadar hemoglobin ibu hamil yang disuplementasi besi 90 tablet diwilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang tahun 2015? 1.2.3 Apakah terdapat hubungan infeksi Soil Transmitted Helminth dengan kadar feritin ibu hamil yang disuplementasi besi 90 tablet diwilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang tahun 2015? 1.2.4 Apakah terdapat hubungan infeksi Soil Transmitted Helminth dengan hemoglobin ibu hamil yang disuplementasi besi 90 tablet diwilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang tahun 2015? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan status gizi dan infeksi soil transmitted helminth dengan kadar feritin dan hemoglobin ibu hamil yang di suplementasi besi 90 tablet di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya tahun 2015.

1.3.2 Tujuan Khusus 1.3.2.1 Mengetahui status gizi ibu hamil yang di suplementasi besi 90 tablet diwilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya tahun 2015 1.3.2.2 Mengetahui Infeksi Soil Transmitted Helminth ibu hamil yang di suplementasi besi 90 tablet diwilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya tahun 2015 1.3.2.3 Mengetahui kadar feritin ibu hamil yang di suplementasi besi 90 tablet diwilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya tahun 2015 1.3.2.4 Mengetahui kadar hemoglobin ibu hamil yang di suplementasi besi 90 tablet diwilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya tahun 2015 1.3.2.5 Mengetahui hubungan status gizi dengan kadar feritin ibu hamil yang di suplementasi besi 90 tablet diwilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya tahun 2015 1.3.2.6 Mengetahui hubungan status gizi dengan kadar hemoglobin ibu hamil yang di suplementasi besi 90 tablet diwilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya tahun 2015 1.3.2.7 Mengetahui hubungan infeksi Soil Transmitted Helminth dengan kadar feritin ibu hamil yang di suplementasi besi 90 tablet diwilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya tahun 2015 1.3.2.8 Mengaetahui hubungan Soil Transmitted Helminth dengan kadar hemoglobin ibu hamil yang di suplementasi besi 90 tablet diwilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya tahun 2015

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Akademisi Memberikan informasi dan menambah dasar ilmiah tentang anemia dan faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada kehamilan. 1.4.2 Bagi Aplikasi Klinis Memberikan masukan dalam upaya promotif dan preventif terhadap kejadian anemia dalam kehamilan serta faktor yang berpengaruh terhadap kejadian anemia dalam kehamilan. 1.4.3 Bagi Penelitian Selanjutnya Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi peneliti lain untuk mengembangkan penelitian selanjutnya.