BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Tanaman Tebu (P3T) Universitas Muhammadiyah Gresik yang bekerja sama

dokumen-dokumen yang mirip
MATERI DAN METODE. Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada

BAB III MATERI DAN METODE. sampai panen okra pada Januari 2017 Mei 2017 di lahan percobaan dan

III. MATERI DAN METODE

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi

MATERI DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, terletak di jalan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN. Agustus Bertempat di green house Universitas Muhammadiyah Malang.

I. BAHAN DAN METODE. Soebrantas KM. 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

I.MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2013 hingga Februari. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

III. BAHAN DAN METODE

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dileksanakan dari bulan Juni sampai September 2013, lahan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Universitas Lampung, dari bulan

III. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di Green House Laboratorium Pertanian

III. MATERI DAN METODE. Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. MATERI DAN METODE. Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada

I. BAHAN DAN METODE. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru,

III. MATERI DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Serdang Bedagai dengan ketinggian tempat kira-kira 14 m dari permukaan laut, topografi datar

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House dan Laboratorium penelitian

III. MATERI DAN METODE

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

III. MATERI DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, terletak dijalan

MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2015 di Desa

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

III. MATERI DAN METODE

3. METODE DAN PELAKSANAAN

III. BAHAN DAN METODE. Tuan dengan ketinggian 25 mdpl, topografi datar dan jenis tanah alluvial.

MATERI DAN METODE. A 2 : 120 g/tanaman. A 3 : 180 g/tanaman

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini bertempat dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November Februari 2017, di

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Perternaka UIN Suska Riau. Pelaksanaan penelitian ini berlangsung dari tanggal

III. MATERI DAN METODE. Agronomi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan

MATERI DAN METODE. Perlakuan P 0 P 1 P 2 P 3 M 1 M 1 P 0 M 1 P 1 M 1 P 2 M 1 P 3 M 2 M 2 P 0 M 2 P 1 M 2 P 2 M 2 P 3

BAB IV METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: cangkul, parang, ajir,

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian. I. Pengujian Toleransi Salinitas Padi pada Stadia Perkecambahan di Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

III. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. MATERI DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, selama 3 bulan dimulai dari

III. MATERI DAN WAKTU

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 32 meter di atas permukaan

III. MATERI DAN METODE

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE. Soebrantas KM 15,5 Pekenbaru. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Mai

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

III. METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dimulai dari bulan Februari 2014 sampai dengan bulan Januari 2015.

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

III. MATERI DAN METODE

BAB III. METODE PELAKSANAAN. Tlasih, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, dengan ketinggian 600

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

III. MATERI DAN METODE. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Mei

I. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE. beralamat di Jl. H.R. Soebrantas No. 155 Km 18 Kelurahan Simpang Baru Panam,

III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House

III. MATERI DAN METODE

BAHAN DAN METODE 1.1. Tempat dan Waktu 1.2. Bahan dan Alat 1.3. Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

III. BAHAN DAN METODE. Laboratorium Produksi Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Dulomo Utara, Kecamatan Kota

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh konsentrasi dan lama perendaman IAA (Indole Acetic

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. MATERI DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Dulomo Utara Kecamatan

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan Kebun Percobaan BPTP Natar,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca laboratorium Lapangan Terpadu

Transkripsi:

24 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di kebun Pusat Penelitian Dan Pengembangan Tanaman Tebu (P3T) Universitas Muhammadiyah Gresik yang bekerja sama dengan PT Perkebunan Nusantara X (PTPN X), PG Gempol Krep Desa Perning, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, dengan ketinggian tempat ±40 meter diatas permukaan laut, yang berlangsung pada bulan Maret Juni 2016. 3.2 Alat dan Bahan Penelitian Alat yang digunakan didalam penelitian ini antara lain : Timbangan analitik Gelas ukur Sendok Cangkul Sabit Timba Gembor Pot tray Nampan plastik Air Tali rafia Bambu Label Kamera Penggaris Spidol Alat tulis Cetok Plastik Pisau/ Gunting

25 Bahan yang digunakan tiga macam jenis klon tebu yaitu SB 2, SB 3, dan SB 4, larutan NaCl, polibag ukuran 35x35 cm, dan tanah steril. 3.3 Rancangan Percobaan Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) disusun secara Faktorial yang terdiri dari 2 faktor, yaitu : Faktor 1 : Konsentrasi Cekaman Garam (G), perbandingan konsentrasi cekaman garam dengan 3 taraf, yaitu : G0 : Kontrol G1 : Konsentrasi 4 g/l G2 : Konsentrasi 8 g/l Faktor 2 : Jenis klon tebu (K), yang terdiri dari 3taraf jenis klon tebu, yaitu : K1 : SB 2 K2 : SB 3 K3 : SB 4 Klon tebu SB (Setyo Budi) merupakan koleksi dari plasma nutfah tebu yang dikelola oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Tebu (P3T) yang berlokasi di Desa Perning, Kecamatan Jetis, kabupaten Mojokerto Universitas Muhammadiyah Gresik yang bekerja sama dengan PG Gempol Krep Mojokerto sesuai dengan deskripsi klon tanaman tebu jenis SB2, SB3, dan SB4 (Lampiran 92-94).

26 Penelitian ini terdiri 9 kombinasi perlakuan yang ditanam pada polibag ukuran 35 X 35 cm. Setiap perlakuan ditanam 10 tanaman dalam polybag dan masing-masing kombinasi perlakuan diulang 3 kali sehingga terdapat 270 satuan percobaan. Penetapan perlakuan dan sampel pengambilan dilakukan secara acak. Peletakkan masing-masing kombinasi perlakuan dan ulangan dilakukan secara acak dengan jarak tanam antar dan dalam polibag adalah 70 cm x 70 cm sebagaimana tercantum dalam Gambar 3.1 sampai dengan 3.4.

27 U KELOMPOK 1 KELOMPOK 2 KELOMPOK 3 K1G1 K2G1 K1G0 70 cm K1G2 K3G1 K1G2 K2G1 K3G2 K3G0 K2G2 K1G0 K2G0 K1G0 K2G0 K3G1 K3G2 K2G2 K1G1 K3G1 K3G0 K2G2 K2G0 K1G2 K3G2 K3G0 K1G1 K2G1 Gambar 3.1 Denah Percobaan Keterangan : Jarak tanam antar polybag K1G0 K1G1 K1G2 K2G0 K2G1 K2G2 K3G0 K3G1 K3G2 : 70 cm : Klon SB-2 + kontrol : Klon SB-2 + garam 4 gr/lt : Klon SB-2 + garam 8 gr/lt : Klon SB-3 + kontrol : Klon SB-3 + garam 4 gr/lt : Klon SB-3 + garam 8 gr/lt : Klon SB-4 + kontrol : Klon SB-4 + garam 4 gr/lt : Klon BS-4 + garam 8 gr/lt

28 Tanaman Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 K1G1 K1G1 K1G1 K1G1 K1G1 K1G1 K1G1 K1G1 K1G1 K1G1 70 cm 2 K1G2 K1G2 K1G2 K1G2 K1G2 K1G2 K1G2 K1G2 K1G2 K1G2 3 K2G1 K2G1 K2G1 K2G1 K2G1 K2G1 K2G1 K2G1 K2G1 K2G1 Kombinasi Perlakuan 4 K2G2 K2G2 K2G2 K2G2 K2G2 K2G2 K2G2 K2G2 K2G2 K2G2 5 K1G0 K1G0 K1G0 K1G0 K1G0 K1G0 K1G0 K1G0 K1G0 K1G0 6 K3G2 K3G2 K3G2 K3G2 K3G2 K3G2 K3G2 K3G2 K3G2 K3G2 560 cm 7 K3G1 K3G1 K3G1 K3G1 K3G1 K3G1 K3G1 K3G1 K3G1 K3G1 8 K2G0 K2G0 K2G0 K2G0 K2G0 K2G0 K2G0 K2G0 K2G0 K2G0 9 K3G0 K3G0 K3G0 K3G0 K3G0 K3G0 K3G0 K3G0 K3G0 K3G0 70 cm 630 cm Gambar 3.2 Denah Petak Percobaan Kelompok 1 Keterangan : Jarak tanam antar polybag Panjang lahan tiap ulangan Lebar lahan tiap ulangan K1G0 K1G1 K1G2 K2G0 K2G1 K2G2 K3G0 K3G1 K3G2 : 70 cm : 630 cm : 560 cm : Klon SB-2 + kontrol : Klon SB-2 + garam 4 gr/lt : Klon SB-2 + garam 8 gr/lt : Klon SB-3 + kontrol : Klon SB-3 + garam 4 gr/lt : Klon SB-3 + garam 8 gr/lt : Klon SB-4 + kontrol : Klon SB-4 + garam 4 gr/lt : Klon BS-4 + garam 8 gr/lt

29 Tanaman Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 K2G1 K2G1 K2G1 K2G1 K2G1 K2G1 K2G1 K2G1 K2G1 K2G1 70 cm 2 K3G1 K3G1 K3G1 K3G1 K3G1 K3G1 K3G1 K3G1 K3G1 K3G1 3 K3G2 K3G2 K3G2 K3G2 K3G2 K3G2 K3G2 K3G2 K3G2 K3G2 Kombinasi Perlakuan 4 K1G0 K1G0 K1G0 K1G0 K1G0 K1G0 K1G0 K1G0 K1G0 K1G0 5 K2G0 K2G0 K2G0 K2G0 K2G0 K2G0 K2G0 K2G0 K2G0 K2G0 6 K2G2 K2G2 K2G2 K2G2 K2G2 K2G2 K2G2 K2G2 K2G2 K2G2 560 cm 7 K3G0 K3G0 K3G0 K3G0 K3G0 K3G0 K3G0 K3G0 K3G0 K3G0 8 K1G2 K1G2 K1G2 K1G2 K1G2 K1G2 K1G2 K1G2 K1G2 K1G2 9 K1G1 K1G1 K1G1 K1G1 K1G1 K1G1 K1G1 K1G1 K1G1 K1G1 70 cm 630 cm Gambar 3.3 Denah Petak Percobaan Kelompok 2 Keterangan : Jarak tanam antar polybag Panjang lahan tiap ulangan Lebar lahan tiap ulangan K1G0 K1G1 K1G2 K2G0 K2G1 K2G2 K3G0 K3G1 K3G2 : 70 cm : 630 cm : 560 cm : Klon SB-2 + kontrol : Klon SB-2 + garam 4 gr/lt : Klon SB-2 + garam 8 gr/lt : Klon SB-3 + kontrol : Klon SB-3 + garam 4 gr/lt : Klon SB-3 + garam 8 gr/lt : Klon SB-4 + kontrol : Klon SB-4 + garam 4 gr/lt : Klon BS-4 + garam 8 gr/lt

30 Tanaman Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 K1G0 K1G0 K1G0 K1G0 K1G0 K1G0 K1G0 K1G0 K1G0 K1G0 70 cm 2 K1G2 K1G2 K1G2 K1G2 K1G2 K1G2 K1G2 K1G2 K1G2 K1G2 3 K3G0 K3G0 K3G0 K3G0 K3G0 K3G0 K3G0 K3G0 K3G0 K3G0 Kombinasi Perlakuan 4 K2G0 K2G0 K2G0 K2G0 K2G0 K2G0 K2G0 K2G0 K2G0 K2G0 5 K3G1 K3G1 K3G1 K3G1 K3G1 K3G1 K3G1 K3G1 K3G1 K3G1 6 K1G1 K1G1 K1G1 K1G1 K1G1 K1G1 K1G1 K1G1 K1G1 K1G1 560 cm 7 K2G2 K2G2 K2G2 K2G2 K2G2 K2G2 K2G2 K2G2 K2G2 K2G2 8 K3G2 K3G2 K3G2 K3G2 K3G2 K3G2 K3G2 K3G2 K3G2 K3G2 9 K2G1 K2G1 K2G1 K2G1 K2G1 K2G1 K2G1 K2G1 K2G1 K2G1 70 cm 630 cm Gambar 3.4 Denah Petak Percobaan Kelompok 3 Keterangan : Jarak tanam antar polybag Panjang lahan tiap ulangan Lebar lahan tiap ulangan K1G0 K1G1 K1G2 K2G0 K2G1 K2G2 K3G0 K3G1 K3G2 : 70 cm : 630 cm : 560 cm : Klon SB-2 + kontrol : Klon SB-2 + garam 4 gr/lt : Klon SB-2 + garam 8 gr/lt : Klon SB-3 + kontrol : Klon SB-3 + garam 4 gr/lt : Klon SB-3 + garam 8 gr/lt : Klon SB-4 + kontrol : Klon SB-4 + garam 4 gr/lt : Klon BS-4 + garam 8 gr/lt

31 3.4 Pelaksanaan Penelitian 3.4.1 Persiapan Media Tanam a. Sterilisasi Tanah Sterilisasi tanah dilakukan agar media tanam yang digunakan steril dari bakteri dan organisme pengganggu. Kegiatan ini diimulai dengan pengayaan tanah, kemudian dikukus selama 1 jam dengan menggunakan drum didalam dapur steril. Setelah tanah dikukus kemudian diangin-anginkan selama 1 hari. b. Persiapan Perlakuan Cekaman Garam Persiapan polibag ukuran 35x35 dan 3 klon macam jenis klon tebu (SB 2, SB 3, dan SB 4)yang akan digunakan didalam penelitian. Polibag yang sudah disiapkan kemudian diisi dengan media tanam (tanah) yang sudah disterilkan dengan berat masing-masing 4 kg tanah. Peletakkan dan jarak tanam tiap polibag sesuai dengan denah percobaan. Jenis NaCl yang digunakan sebagai perlakuan adalah garam kristal yang dilarutkan sesuai konsentrasi perlakuan. Penelitian ini menggunakan 3 taraf perlakuan konsentrasi NaCl, yaitu 0 g/4 kg tanah (kontrol), 4 g/4 kg tanah, dan 8 g/4 kg tanah. masing-masing konsentrasi NaCl akan dilarutkan dalam 1 liter air (kapasitas lapang), kemudian larutan yang sudah tercampur disiramkan dalam polibag. Pada perlakuan tersebut diulang satu kali siraman. Hal ini berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Taminoto dan Nickell (1965). Dalam penelitiannya, Taminoto menambahkan NaCl dengan kenaikkan 3 gr yang dimulai 6 gr sampai 30 gr pada tanah yang digunakan dipolibag dengan perhitungan volume tanah 5 kg. Sehingga Taminoto dan Nickell menggunakan konsentrasi NaCl 9 g/5 kg tanah dan 21 g/5 kg tanah. Sedangkan pada penelitian ini dilakukan

32 dengan mengkolaborasikan pada perhitungan volume tanah menjadi berat tanah. Dalam penelitian ini 1 kg tanah keadaan kering udara diberikan 1 g NaCl, karena berat tanah yang digunakan didalam penelitian sebanyak 4 kg dan konsentrasi NaCl 4 g sehingga konsentrasi NaCl yang diberikan pada tanah kering udara sebanyak 16 g/lt, begitu pula pada konsentrasi NaCl 8 g dalam 4 kg tanah keadaan kering udara sehingga konsentrasi NaCl yang diberikan sebanyak 32 g/lt NaCl dengan dilarutkan air sebanyak 1 liter masing-masing konsentrasi. 3.4.2 Persiapan Klon Tebu Klon tebu yang sudah siap pindah tanam dari pot tray kemudian dipindah kedalam polibag yang sudah diisi dengan tanah. Setelah proses pemindahan klon tebu diletakkan di dalam Green House selama 4 bulan kemudian dikeluarkan dilingkungan bebas untuk proses aklimatisasi. 3.4.3 Penanaman Pada proses penanaman klon tebu yaitu dengan cara melubangi tanah dengan menggunakan skrop dengan kedalam ± 10 cm. Setelah itu klon tebu dari pot tray dipindah dan ditanam di polibag tersebut. Jadi menggunakan sistem cabut langsung tanam untuk mengurangi stres pada klon tebu. 3.4.4 Pemberian Perlakuan Perlakuan pemberian NaCL dilakukan pada tanaman berumur 2 bulan diluar Green House (lingkungan bebas). Sebagai kontrol adalah tanaman tanpa

33 perlakuan, yaitu konsentrasi NaCl 0g, sedangkan macam konsentrasi pemberian NaCl setelah dihitung yaitu 16 g/l dan 32 g/l. 3.4.5 Pemeliharaan Untuk menjaga kualitas bibit tebu yang baik dalam proses pertumbuhanya, diperlukan pemeliharaan tanaman dengan baik, meliputi :pengairan, pengendalian gulma dan OPT. a. Pengairan Setelah klon tebu dipindah ke dalam polibag, kemudian dilakukan penyiraman 2 hari sekali pada pagi hari atau jika musim penghujan dilakukan dalam kontrol mingguan. b. Pengendalian Gulma dan OPT Untuk menangani tumbuhan liar (gulma) yang tumbuh di sekitar media tanam dan lahan penelitian, dilakukan pembersihan dengan cara mencabut, memotong, dan mencangkul, agar tidak mengganggu pertumbuhan klon tebu.pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), dilakukan dengan cara mengambil atau menangkap secara manual. 3.5 Variabel Pengamatan Pengamatan dilakukan mulai dari umur satu minggu setelah pindah tanam (mspt) selama satu bulan dan setiap dua hari setelah pemberian perlakuan (hspp) selama dua minggu. Setelah pengamatan pemberian perlakuan selama dua minggu kemudian dilanjut pengamatan satu minggu sekali sampai umur pengamatan selesai. Peubah variabel yang diamati yaitu :

34 1. Tinggi Batang Tanaman (cm) Pengamatan tinggi tanaman dilakukan dengan cara mengukur batang tebu mulai dari permukaan tanah (diatas polybag) sampai dengan ujung batang tanaman tebu yang paling atas. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan penggaris atau meteran pada semua tanaman umur 7 hari setelah pindah tanam (hspt) sampai pada umur 121 hari setelah pindah tanam (hspt). 2. Jumlah Daun Pengamatan jumlah daun dilakukan dengan cara menghitung per helai daun yang membuka sempurna pada satu batang yang telah diamati. Pengamatan dilakukan pada masing-masing kombinasi perlakuan dimulai pada umur 7 hspt sampai umur 11 hspt. 3. Diameter Batang Pengamatan diameter batang dilakukan dengan cara mengukur diameter batang tebu (bagian bawah, tengah, dan atas) dengan menggunakan alat ukur jangka sorong. Pengamatan dilakukan pada masing-masing kombinasi perlakuan umur 7 hspt sampai umur 121 hspt. 4. Jumlah Anakan Pengamatan jumlah anakan dilakukan dengan cara menghitung satu persatu anakan yang telah tumbuh sempurna. Perhitungan jumlah anakan dilakukan pada masing-masing kombinasi perlakuan umur 7 hspt sampai umur 121 hspt. 5. Kecepatan Kelayuan Daun Pengamatan kecepatan kelayuan daun dilakukan pada pengelompokkan klon-klon tebu berdasarkan kategori dari nilai scoring. Scoring dilakukan

35 berdasarkan gejala yang terdapat pada daun tersebut. (Widyasari et al., 1996). Scoring tersebut ialah sebagai berikut : Skor 0 : apabila daun tetap normal, tidak terjadi penggulungan dan pengeringan Skor 1 : apabila daun mengalami penggulungan dan atau pengeringan hingga seperempat bagian Skor 2 : apabila daun mengalami penggulunga dan atau pengeringan hingga setengah bagian Skor 3 : apabila daun mengalami penggulungan dan atau pengeringan hingga tigaperempat bagian Skor 4 : apabila daun mengalami penggulungan dan atau pengeringan hingga seluruh bagian Pengamatan kecepatan kelayuan daun dilakukan pada umur 42 hspt sampai pada umur 89 hspt. 6. Pertumbuhan Akar Pengamatan pada pertumbuhan akar dilakukan dengan cara cabut akar (bongkat tanam) setelah pemberian perlakuan umur 68 hspt sampai pada umur 82 hspt. Pengamatan pertumbuhan akar meliputi bobot basah akar, bobot kering akar, dan panjang akar yang dilakukan pada tiga polybag disetiap masing-masing perlakuan.

36 3.6 Analisis Data 3.6.1 Analisis Sidik Ragam Data hasil penelitian akan dihitung dengan analisis sidik ragam dan menggunakan aplikasi minitab, dengan rumus model linear sebagai berikut : Yi j k = μ + αi + βj + (αβ)ij + pk + εi j k i = 1, 2 dan j = 1, 2 k = 1, 2,.... 5 Keterangan : Yi j k = hasil pengamatan utk faktor A taraf ke i, faktor B taraf ke j pada kelompok ke k μ αi βj (αβ)ij = nilai tengah umum = pengaruh faktor A pada taraf ke i = pengaruh faktor B pada taraf ke j = pengaruh interaksi AB pada taraf ke i (dari faktor A), dan taraf ke j (dari faktor B ). pk εi j k = pengaruh taraf dari kelompok ke k = pengaruh acak (galat percobaan) pada taraf ke i (faktor A), taraf ke j (faktor B), interaksi AB yang ke i dan ke j 3.6.2 Uji BNT 5 % (Beda Nyata terkecil) Uji BNT 5 % merupakan prosedur pengujian perbedaan rata-rata perlakuan yang paling sederhana dan yang paling umum dilakukan. Jika terdapat hasil yang berbeda nyata pada uji analisis sidik ragam, maka akan

37 dilakukan uji lanjut BNT (Beda Nyata Terkecil) 5%, dengan menggunakan rumus menurut Syahid (2009), sebagai berikut : Rumus BNT Interaksi Rumus BNT perfaktor BNTα= t(α,v). 2 KTG r BNTα= t(α,v). 2 KTG r.k Rumus BNT perfaktor BNTα= t(α,v). 2 KTG r.g Keterangan : t (α,v) KTG = Nilai tabel t dengan bebas db galat (derajat bebas galat) = Kuadrat Tengah Galat 2 KTG r r = Galat baku pengaruh interaksi = Jumlah ulangan pada tiap nilai tengah perlakuan yang dibandingkan. G K = Level Cekaman Garam = Klon Tanaman Tebu Cara menggunakan BNT adalah sebagai berikut : 1. Mengurutkan rata-rata perlakuan (rangking) dari yang terbesar ke yang terkecil.

38 2. Membandingkan selisih rata-rata dari sepanjang perlakuan dengan nilai hitung. 3. Jika nilai selisihnya lebih kecil, maka rata-rata perlakuan tersebut masih dalam satu garis. 3.6.3 Uji Scoring Uji scoring dilakukan untuk mengelompokkan klon-klon berdasarkan kriteria ketahanan terhadap perlakuan cekaman salinitas. Penilaian Scoring berdasarkan tingkat penggulungan daun dan kekeringan pada daun. Cepat lambatnya penggulungan dapat digunakan untuk melihat tingkat toleransi terhadap cekaman garam (Widyasari, et al., 1997). Pengelompokkan klon-klon tersebut dilakukan sebagai berikut : Klon sangat tahan : apabila tanaman memiliki skor 0. Klon tahan : apabila tanaman memiliki skor 1. Klon moderate : apabila tanaman memiliki skor 2. Klon peka : apabila tanaman memiliki skor 3. Klon sangat peka : apabila tanaman memiliki skor 4 (Widyasari et al., 1996).