BAB I PENDAHULUAN. melalui interaksi kemampuan berbahasa. Hal ini dimaklumi karena berkomunikasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yaitu: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. membaca, dan menulis. Berbicara merupakan salah satu dari empat aspek

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan berkomunikasi peserta didik dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROUND TABLE DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nadhira Destiana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. deskripsi, eksposisi, argumentasi, proposal, surat resi, surat dinas, rangkuman,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2016 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mardwitanti Laras, 2014 Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. oleh siswa kelas X. Hal ini sesuai dengan kurikulum yang saat ini berlaku di

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, pendapat, dan perasaan yang bahasanya bersifat produktif-aktif

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan gagasan, keyakinan, pesan, pandangan hidup, cita-cita, serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan pendapat, gagasan, atau ide yang sedang mereka. muka bumi ini harus diawali dengan bahasa.

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan sifat sosial yang dimilikinya tentu mereka akan saling berinteraksi. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PESAN SINGKAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE KOLABORASI PADA SISWA KELAS VII

BAB 1 PENDAHULUAN. terampil berbahasa. Adapun keterampilan berbahasa itu mencakup empat

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Stella Talitha, 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang beragam. Selain bahasa Inggris di SMA, SMK dan MA, peserta didik juga

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. baca-tulis bangsa Indonesia. Budaya baca-tulis di Indonesia masih kurang

BAB I PENDAHULUAN. saling berkaitan satu sama lain. pada dasarnya belajar bahasa diawali dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

I PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia dikenal empat aspek keterampilan

I. PENDAHULUAN. di sekolah. Dalam KTSP Bahasa Inggris 2006 dijelaskan bahwa dalam belajar

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa tersebut mempunyai. hubungan yang erat satu dengan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang terdiri atas menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan emosional peserta didik dan menerapkan fungsi penunjang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan siswa dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tulis. Penggunaan bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan Metode Shatred Reading Dalam Pembelajaran Membaca Teks Cerita Anak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Melalui pendidikan, diharapkan setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sarana komunikasi dalam kehidupan manusia. Hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kemampuan berbahasa mencakup empat aspek yaitu menyimak, berbicara,

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional mempunyai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. sarana untuk berkomunikasi. Setiap anggota masyarakat dan komunitas tertentu

BAB I PENDAHULUAN. membangun rasa percaya diri, dan sarana untuk berkreasi dan rekreasi. Di

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

BAB I PENDAHULUAN. (2005:3-4), Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

I. PENDAHULUAN. penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi sehingga bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Alpiah, 2014 Penerapan Pendekatan Kontekstual Dalam Pembelajaran Menulis Berita

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang wajib dilaksanakan dari jenjang sekolah dasar

BAB I PENDAHULUAN. juga merupakan alat komunikasi dengan sesama manusia. Sementara bahasa

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi menulis dalam KTSP SD yang berbunyi sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan tidak dapat di pisahkan

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DENGAN MEDIA KARTU PELENGKAP DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA TEKS CERITA ANAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dipergunakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan ini dapat diperoleh dengan latihan yang intensif dan bimbingan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. ke jenjang menengah itu, pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan

BAB II LANDASAN TEORI PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MENULIS DIALOG SEDERHANA MELALUI METODE KONTEKSTUAL

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kebudayaan suatu daerah. Pasal 22 Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terbagi menjadi empat, yaitu mendengarkan,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan seseorang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sejak dahulu pepatah Membaca adalah Jendela Dunia sudah sangat sering

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan

PEMBELAJARAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FIELD TRIP

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis. Apabila menguasai keempat

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya setiap individu memiliki kemampuan berkomunikasi, baik kemampuan berkomunikasi lisan maupun tulisan. Kemampuan tersebut diperoleh melalui interaksi kemampuan berbahasa. Hal ini dimaklumi karena berkomunikasi yang paling efektif adalah menggunakan bahasa sebagai medianya. Komunikasi melalui bahasa memberikan peluang bagi manusia untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan fisik dan lingkungan moral masyarakat. Oleh karena itu, lingkungan berbahasa baik lisan maupun tulisan sangat penting. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah, setiap siswa akan belajar empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Hal tersebut tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang digunakan dari tahun 2006 sampai dengan sekarang. Dari empat aspek keterampilan berbahasa tersebut, keterampilan menulis merupakan keterampilan terakhir yang dipelajari seseorang.keterampilan menulis merupakan keterampilan yang perlu dilatih. Setiap siswa memiliki peluang untuk terampil menulis walaupun tidak semua siswa memiliki bakat dan minat dalam menulis. Menurut Tarigan (1994: 4) menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Penulis harus terampil memanfaatkan kosakata, grafologi, dan struktur bahasa dalam kegiatan menulis. Menulis menuntut pengalaman, Desi Dwiyarti, 2012 Penggunaan Teknik Latihan Praktik Berpasangan (Practice_Rehecrsal Pairs) Dalam Pembelajaran Menulis Pesan Singkat (Studi Eksperimen Semu Terhadap Siswa Kelas VII SMP H3 Lembang Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

2 waktu, kesempatan, latihan, keterampilan-keterampilan khusus, dan pengajaran langsung menjadi seorang penulis. Jadi, seharusnya di sekolah pun diterapkan latihan dan keterampilan-keterampilan khusus dalam menulis. Seperti yang disampaikan oleh Tarigan (1994: 1), keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak latihan. Untuk tingkat SMP kelas VII semester 2, salah satu kompetensi dasar menulis yang harus dicapai siswaadalah menulis pesan singkat sesuai dengan isi dengan menggunakan kalimat efektif dan bahasa yang santun. Dalam penelitian ini, penulis akan melakukan penelitian pada materi menulis pesan singkat. Pesan singkat juga biasa disebut dengan memo. Memo ini ada dua jenis, yaitu memo resmi dan tidak resmi.dari kedua jenis memo tersebut yang jarang digunakan oleh siswa adalah jenis memo resmi. Masalah memo resmi biasanya dalam segi penulisan. Dalam menulis memo resmi, terkadang apa yang ingin disampaikan oleh penulis belum sepenuhnya dimaknai sama oleh pembaca. Hal tersebut bisa terjadi karena bahasa pesan yang disampaikan masih belum jelas sehingga menimbulkan keambiguan. Unsur-unsur yang terdapat dalam memo resmi juga masih banyak yang belum diperhatikan penulisannya. Masalah penulisan memo yang terjadi di SMP Negeri 3 Lembang memiliki persamaan dengan permasalahan yang sudah dipaparkan penulis di atas. Hal tersebut didapat dari hasil wawancara yang telah penulis lakukan dengan beberapa guru mata pelajaran bahasa Indonesia SMP Negeri 3 Lembang. Berdasarkan hasil wawancara tersebut pembelajaran menulis memo masih sulit untuk siswa terutama dalam segi penggunaan bahasa. Menurut guru yang

3 bersangkutan,penulisan memo masih sulit bagi siswa karena memo hanya dikenal dalam dunia perkantoran. Padahal, menulis memo masih ada dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Menurut beberapa siswa, menulis memo juga merupakan hal yang tidak menyenangkan karena siswa menganggap memo sebagai alat komunikasi yang sudah tidak digunakan pada zaman sekarang. Mereka lebih suka menggunakan alat komunikasi berbasis teknologi seperti SMS,BBM, email, twitter,dan facebook. Oleh karena itu, siswa beranggapan bahwa belajar memo merupakan hal yang tidak diperlukan sehingga dalam pembelajaran menulis memo mereka cenderung merasa bosan. Berdasarkan hal tersebut, penulis ingin memberikan inovasi teknik pembelajaran yang menyenangkan agar siswa lebih tertarik mengikuti pembelajaran memo dan kesulitan yang dihadapi siswa dapat teratasi. Penulis memilih teknik latihan praktik berpasangan untuk diujicobakan dalam pembelajaran menulis pesan singkat sebagai suatu inovasi teknik pembelajaran. Teknik berpasangan yang terdapat dalam strategi active learning dinamakan teknik practise-rehearsal pairsatau dalam bahasa Indonesia disebut teknik latihan praktik berpasangan (Silberman, 2011). Teknik latihan praktik berpasangan di sini melibatkan orang pertama sebagai demonstrator (pengirim) dan orang kedua sebagai pengecek. Sebelum pesan disebarluaskan ke orang lain, pesan tersebut diperiksa terlebih dahulu oleh pasangannya yang berperan sebagai pengecek. Setelah itu, mereka saling bertukar peran. Hal ini dimaksudkan agar siswa memahami peran sebagai pengirim dan pengecek.

4 Dalam penelitian sebelumnya, teknik latihan praktik berpasangan pernah diterapkanoleh Anita (2011) dalam pembelajaran keterampilan berbicara untuk membawakan acara.berdasarkan hasil penelitian, diperoleh rata-rata prates di kelas eksperimen sebesar 51 dan rata-rata pascates di kelas eksperimen 87,56. Hal ini menunjukkan peningkatan yang sangat tajam. Pada kelas kontrol rata-rata yang didapatkan pada saat prates 42,35 dan rata-rata pada pascates sebesar 82,62. Ada juga penelitian yang dilakukan oleh Khasanah (2009) yang menggunakan teknikpractice rehearsal pairsdalamkemampuan menulis laporan pengamatan. Berdasarkan hasil analisis, t hitung lebih besar daripada t tabel yang berarti Ho ditolak dan Hi diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh strategi practice rehearsal pairs terhadap kemampuan menulis laporan pengamatan siswa kelas VIII SMPN 77 Jakarta Pusat. Sihyanti (2011) juga pernah melakukan penelitian menggunakan teknik practice rehearsal pairs (praktik berpasangan) dalam pembelajaran IPS. Peningkatan proses pembelajaran ini mampu meningkatkan hasil belajar IPS pada siklus I sebesar 52.5 pada siklus II 66.25 pada siklus III 86.25. Sementara itu, penelitian mengenai kemampuan menulis pesan singkat sebelumnya pernah dilakukan oleh Purwati (2008)dengan menggunakan metode kolaborasi. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan sesudah menggunakan metode kolaborasi. Selain penelitian diatas, ada juga penelitian yang dilakukan oleh Sulistyowati (2008) tentangpembelajaran menulis pesan singkat berdasarkanktsp. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perencanaan

5 pembelajaran menulis pesan singkat di kelas VII MTsN Malang I ditinjau dari penyusunan silabus dan RPP sudah sesuai dengan komponen-komponen pengembangan RPP dan silabus dalam KTSP. Berdasarkan tinjauan pustaka di atas dapat disimpulkan bahwa teknik latihan praktik berpasanganbelum pernah digunakan dalam pembelajaran menulis pesan singkat. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengujicobakan teknik tersebut dalam pembelajaran menulis pesan singkat melalui sebuah penelitian yang berjudul Penggunaan Teknik Latihan Praktik Berpasangan (Practicerehearsal Pairs) dalam Pembelajaran Menulis Pesan Singkat (Studi Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Lembang Tahun Ajaran 2011/2012). B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian di atas, penulis mengidentifikasi masalah penelitian sebagai berikut. 1) Penggunaan teknik dalam pembelajaran menulis pesan singkat belum inovatif. 2) Siswa masih mengalami kesulitan dalam menulis pesan singkatdengan menggunakan kalimat efektif dan bahasa yang santun. C. Batasan Masalah Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada beberapa hal berikut. 1) Penelitian ini difokuskan pada pembelajaran menulis pesan singkat. 2) Teknik yang digunakan adalah teknik latihan praktik berpasangan.

6 3) Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 3 Lembang. D. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Bagaimana kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 3 Lembang dalam menulis pesan singkat sebelum menggunakan teknik latihan praktik berpasangan? 2) Bagaimana kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 3 Lembangdalam menulis pesan singkat sesudah menggunakan teknik latihan praktik berpasangan? 3) Apakah terdapat perbedaan kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 3 Lembangdalam menulis pesan singkat sebelum dan sesudah menggunakan teknik latihan praktik berpasangan? E. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dan manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut: 1) kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 3 Lembangdalam menulis pesan singkat sebelum menggunakan teknik latihan praktik berpasangan;

7 2) kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 3 Lembangdalam menulis pesan singkat sesudah menggunakan teknik latihan praktik berpasangan; 3) perbedaan kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 3 Lembangdalam menulis pesan singkat sebelum dan sesudah menggunakan teknik latihan praktik berpasangan. 2. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini ada dua yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis. a. Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat mempermudah siswa dalam memahami materi pembelajaran menulis pesan singkat. Hasil penelitian ini akan memperkaya wawasan guru mengenai teknik yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis pesan singkat sehingga proses pembelajarannya pun dapat lebih inovatif dan tidak monoton. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis, siswa, dan guru. 1) Bagi penulis, penelitain ini dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan prestasi belajar peserta didik setelah dilakukan proses pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan teknik latihan praktik berpasangan.

8 2) Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat membantu meningkatkan prestasi belajar dalam hal keterampilan menulis, khususnya dalam menulis pesan singkat. 3) Bagi guru, teknik latihan praktik berpasangandiharapkan dapat memberikan masukan atau alternatif dalam kegiatan belajar mengajar terutama pembelajaran menulis pesan singkat. F. Anggapan Dasar Dalam penelitian ini, penulis mempunyai anggapan dasar sebagai berikut. 1) Kemampuan menulis pesan singkat diperlukan setiap orang karena dapat mempermudah seseorang dalam menyampaikan sebuah informasi. 2) Kemampuan menulis pesan singkat merupakan salah satu bahan pengajaran bahasa dan sastra Indonesia yang ada di dalam KTSP. 3) Teknik latihan praktik berpasangandapat digunakan dalam kemampuan menulis pesan singkat. G. Hipotesis Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) H I = Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar menulis pesan singkat sebelum dan sesudah menggunakan teknik latihan praktik berpasangan (practice-rehearsal pairs).;

9 2) H 0 = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar menulis pesan singkat sebelum dan sesudah menggunakan teknik latihan praktik berpasangan (practice-rehearsal pairs). H. Definisi Operasional Agar tidak terjadi salah tafsir dari pihak pembaca terhadap judul penelitian, penulis mendefinisikan istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini. 1) Teknik latihan praktik berpasanganadalah teknik berpasangan. Setiap pasangan ditugaskan dua peran: (1) penjelas atau demonstrator dan (2) pengecek. Penjelas atau demonstator di sini berperan sebagai pengirim pesan singkat, dan pasangannya, yaitu pengecek, berperan sebagai penerima pesan dan menilai isi, bahasa, dan ejaan dari pesan singkat tersebut. Kemudian, mereka bertukar peran. 2) Kemampuan menulis pesan singkat adalah kemampuan siswa dalam menulis pesan singkat dengan menggunakan kata secara efisien yang bertujuan untuk menyampaikan informasi dari pengirim pesan singkat kepada penerima pesan singkat. 3) Pesan singkat sering juga disebut dengan memo. Memo merupakan kependekan dari memorandum. Jenis surat ini digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan kedinasan dari seorang pejabat ke pejabat lain atau pejabat ke bawahannya. Isi memo berupa pesan-pesan padat dan ringkas.