BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. oleh siswa kelas X. Hal ini sesuai dengan kurikulum yang saat ini berlaku di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia memerlukan bahasa untuk dapat berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia adalah bahasa Nasional/Negara yang sangat penting

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. lisan, sedangkan membaca dan menulis terjadi dalam komunikasi secara tertulis.

GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 9 GEMOLONG SRAGEN

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi. Oleh karena itu dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MODEL PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS III DI SEKOLAH DASAR BAWAMAI PONTIANAK KOTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang disampaikan secara terselubung atau tidak secara langsung.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Keempat keterampilan berbahasa tersebut memiliki keterkaitan yang sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. berbicara, membaca, dan menulis. keempat keterampilan tersebut memegang

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra. Sebuah karya sastra tidak lepas dari bahasa. dapat dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. lain dan meningkatkan kemampuan intelektual. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali, seperti yang telah diamanatkan dalam Undang undang Dasar. dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat aspek keterampilan yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu implikasi dari sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928,

BAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa tersebut mempunyai. hubungan yang erat satu dengan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengetahuan tentang kode bahasa, kode budaya dan kode sastra.

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2014 PENGARUH METODE FIELD TRIP TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU

BAB I PENDAHULUAN. terampil berbahasa Indonesia yang baik dan benar. ragam. Untuk memperoleh keterampilan berbahasa, mula-mula anak pada

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena

BAB I PENDAHULUAN. antar warga akan berlangsung dengan baik.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan pendapat, gagasan, atau ide yang sedang mereka. muka bumi ini harus diawali dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan aspek yang lain dalam seluruh proses belajar mengajar yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk yang bersifat individu juga sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa menduduki fungsi utama sebagai alat komunikasi dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan di Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memperhitungkan efek yang ditimbulkan oleh perkataan tersebut, karena nilai

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PHOTO STORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis. Apabila menguasai keempat

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui penguasaan keterampilan. jenis tulisan baik tulisan fiksi maupun nonfiksi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang menjawab tantangan masa depan menurut Semi (2008:

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan bahasa yang digunakan dalam kelompok terebut.

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. dan cipta serta pikir baik secara etis, estetis, dan logis.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan formal di sekolah memegang peranan yang sangat besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) secara umum dikembangkan menjadi keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa diarahkan untuk

KENDALA DAN SOLUSI PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI BERDASARKAN KTSP PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 SELOGIRI Tahun Ajaran 2009/2010

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Hal ini dikarenakan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran umum

sesuai dengan jenjang pendidikan (Depdiknas, 2006:1).

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi menulis dalam KTSP SD yang berbunyi sebagai berikut:

KEMAMPUAN MENYUSUN KARANGAN ARGUMENTASI OLEH SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 OLEH RAHMAT BULOYO NIM

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi paling penting untuk mempersatukan seluruh bangsa. Oleh sebab itu, bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan diri baik secara lisan maupun tertulis, dari segi rasa, karsa, dan cipta serta pikir baik secara etis, estetis, dan logis. Warga Negara Indonesia yang mahir berbahasa Indonesialah yang akan dapat menjadi warga negara yang dapat memenuhi kewajibannya di manapun mereka berada di wilayah tanah air dan dengan siapapun mereka bergaul. Oleh sebab itu, kemahiran berbahasa Indonesia menjadi bagian dari kepribadian Indonesia. (Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi, 2009: 1). Dalam kaitannya dengan pembelajaran bahasa di sekolah dasar, kemampuan yang harus dipenuhi oleh siswa diatur dalam kurikulum. Kemampuan tersebut dalam kurikulum tahun 2006 yang dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) diwujudkan dalam bentuk standar kompetensi pada masing-masing mata pelajaran. Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global (Mulyasa, 2007: 12-16). Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pembelajaran bahasa Indonesia pada jenjang SD/MI, mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang harus dikembangkan yang meliputi empat aspek ketrampilan, yaitu mendengarkan atau menyimak, berbicara, membaca, dan menulis (Zulela, 2012: 5). Lebih lanjut Tarigan (1986: 1) mengatakan bahwa setiap ketrampilan itu memiliki hubungan yang 1

sangat erat dengan ketrampilan yang lain. Dalam memperoleh ketrampilan bahasa, diawali dengan belajar menyimak bahasa kemudian berbicara, setelah itu belajar membaca dan menulis. Tarigan (2008: 3-4) berpendapat menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini maka sang penulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata. Demikian pula dengan menulis puisi, tidak semua orang mahir dalam menulis puisi terutama siswa sekolah dasar. Puisi memperhatikan 2 sangat unsur estetika dan pilihan kata sangat mempengaruhi keindahan sebuah puisi, karena dalam penulisan puisi perlu menempatkan sebuah kata secara tepat dalam bait-bait puisi, agar puisi tersebut memiliki keindahan dan sarat akan makna. Ketika anak mulai diajak untuk membuat atau menulis sebuah puisi, banyak dari mereka yang tidak dapat menuntaskan tulisannya, sehingga pada akhirnya mereka memutuskan untuk berhenti di tengah karangan. Ibarat sebuah teko yang digunakan untuk mengisi cangkir, maka isi dari teko tersebut telah habis, sehingga tidak ada lagi yang dapat dituangkan ke dalam cangkir. Selanjutnya Pradopo (2007: 7) mendefinisikan puisi sebagai ekspresi pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang merangsang imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama. Semua itu merupakan sesuatu yang penting, yang direkam dan diekspresikan, dinyatakan dengan menarik dan memberi kesan. Puisi itu merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang penting, digubah dalam wujud yang paling berkesan. Sedangkan menurut Mugijatna (2012: 1) puisi adalah genre sastra yang paling tua. Masyarakat primitif pada zaman dahulu mengungkapkan pikiran dan perasaan mereka, menceritakan kehidupan para pahlawan mereka, menyampaikan puji-pujian dan doa kepada Tuhan mereka melalui puisi. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan puisi adalah suatu hal yang ada di dalam hati seseorang dan dituangkan ke dalam untaian kata yang

3 sarat makna, tidak membutuhkan banyak kata, namun dapat mencerminkan isi hati yang sesungguhnya dari sang penulis. Dalam pembelajaran bahasa, anak-anak dikenalkan pula dengan bahasa baku dan bahasa tidak baku. Namun masih banyak dari mereka yang sukar menggunakan bahasa baku dan tidak baku sesuai dengan tempatnya. Selain itu mereka juga kurang mengerti perbedaan antara bahasa baku dan tidak baku sehingga mereka cenderung jarang menggunakan bahasa baku meskipun dalam situasi formal sekalipun. Baik dalam bahasa lisan maupun bahasa tulis. Menurut Keraf (2005: 21) kata merupakan suatu unit dalam bahasa yang memiliki stabilitas intern dan mobilitas posisional, yang berarti ia memiliki komposisi tertentu (baik fonologis maupun morfologis) dan secara relatif memiliki distribusi yang bebas. Distribusi yang bebas misalnya dapat dilihat dalam kalimat: saya memukul anjing itu; anjing itu kupukul; kupukul anjing itu. Pengertian yang tersirat dalam sebuah kata mengandung makna bahwa kata-kata adalah alat penyalur gagasan yang akan disampaikan kepada orang lain. Kata-kata ibarat pakaian yang dipakai oleh pikiran kita. Tiap kata memiliki jiwa. Setiap anggota masyarakat harus mengetahui jiwa setiap kata, agar ia dapat menggerakkan orang lain dengan jiwa dari kata-kata yang dipergunakannya. Bila kita menyadari bahwa kata merupakan alat penyalur gagasan maka hal itu berarti semakin banyak kata yang dikuasai seseorang, semakin banyak pula ide atau gagasan yang dikuasainya dan yang sanggup diungapkannya. Peserta didik yang menguasai banyak kosakata dapat dengan mudah dan lancar dalam mengadakan komunikasi dengan orang lain, khususnya dalam menulis. Karena pada dasarnya menulis juga merupakan suatu bentuk komunikasi secara tidak langsung (Keraf, 2005: 21-22). Pelajaran Bahasa Indonesia erat kaitannya dengan keterampilan yang menuntut siswa untuk mengeluarkan pendapat dan mengekspresikan diri

4 lewat komunikasi tidak langsung atau lewat bahasa tulis. Namun, tidak jarang beberapa siswa masih merasa kesulitan untuk merangkai kata-kata menjadi sebuah kalimat. Bahkan beberapa diantaranya masih kesulitan untuk memilih atau menggunakan kata yang tepat dan sesuai. Perasaan takut salah juga merupakan faktor penghambat kurang berkembangnya keterampilan menulis siswa. Padahal di kelas tinggi siswa dituntut untuk mengerjakan suatu fokus pembelajaran lewat keterampilan menulis. Fokus pembelajaran bahasa Indonesia pada aspek menulis di kelas tinggi berfokus pada menulis lanjutan, menulis dengan bantuan gambar, menulis karangan sederhana, menulis surat, dll (Zulela, 2012 : 9) Anak-anak perempuan yang rajin membaca buku di perpustakaan sekolah, mayoritas dapat dengan mudah membuat suatu karangan baik fiksi maupun nonfiksi, akan tetapi sebagian besar anak laki-laki yang jarang pergi ke perpustakaan untuk membaca buku nampak kesulitan dalam membuat suatu karangan, mereka kurang dapat mengeluarkan ide yang ada di benak mereka ketika ada ulangan membuat cerita. Permasalahan tersebut telah banyak kita jumpai mulai dari sekolah yang berkedudukan di desa bahkan juga di kota-kota besar. Seperti salah satu sekolah dasar yaitu MI Roudlatush Sholihin Kauman, Gemolong Sragen. Berdasarkan pengamatan secara umum terhadap siswa kelas V MI Roudlatush Sholihin Kauman, Gemolong Sragen, kebanyakan siswa masih kesulitan dalam membuat suatu karangan salah satunya adalah menulis puisi. Berdasarkan uraian di atas maka penulis mencoba mengadakan penelitian tentang HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V MI ROUDLATUSH SHOLIHIN KAUMAN, GEMOLONG SRAGEN TAHUN AJARAN 2014 / 2015.

5 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, peneliti dapat mengidentifikasi beberapa masalah antara lain: 1. Minimnya pengetahuan siswa tentang kata dalam bahasa Indonesia membuat peserta didik sering menggunakan bahasa daerah dipadukan dengan bahasa Indonesia secara bersama-sama. 2. Menulis sebuah puisi adalah suatu momok bagi siswa, karena menulis puisi tidak hanya sekedar merangkai kata, namun juga harus memperhatikan unsur unsur keindahan kata-kata yang digunakan dalam puisi tersebut. 3. Siswa kesulitan dalam membuat suatu karangan. C. Pembatasan Masalah Agar dalam pembahasan penelitian ini dapat lebih mendalam dikarenakan keterbatasan peneliti baik dari segi ilmu maupun kemampuan, maka masalah yang akan dibahas terbatas pada: Penguasaan kosakata kaitannya dengan kemampuan menulis puisi. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang ada maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Adakah hubungan antara penguasaan kosakata dengan kemampuan menulis puisi dalam pembelajaran bahasa Indonesia siswa kelas V MI Roudlatush Sholihin Kauman, Gemolong Sragen Tahun ajaran 2014/2015?. E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: Hubungan Antara Penguasaan Kosakata dengan Kemampuan Menulis Puisi dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas V MI Roudlatush Sholihin Kauman, Gemolong Sragen Tahun Ajaran 2014/2015.

6 F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun secara praktis. 1. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat guna menambah khasanah teori pembelajaran yang memiliki kaitan dengan kemampuan menulis puisi serta juga dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang pembelajaran Bahasa Indonesia. 2. Manfaat praktis a. Bagi peserta didik Dapat menjadi acuan untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi pada pembelajaran Bahasa Indonesia. b. Bagi guru Memberikan masukan pada guru agar penelitian ini dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam membuat inovasi pembelajaran khususnya pembelajaran Bahasa Indonesia. c. Bagi Sekolah Sebagai masukan agar dapat mendorong terciptanya iklim membaca di sekolah guna memperkaya kosakata peserta didik, sehingga akan timbul iklim menulis di sekolah, dengan menggunakan motto One Student One Essay maka peserta didik akan termotivasi untuk terus membaca dan menulis.