Negeri Jakarta. Kata Kunci: Joging, Kadar Gula dalam Darah, Mahasiswa.

dokumen-dokumen yang mirip
EFEK KERJA JOGING 30 MENIT TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DALAM DARAH PADA SISWA SMA MUTTAQIEN JAKARTA SELATAN

EFEK JOGGING SELAMA 45 MENIT TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DALAM DARAH PADA ANGGOTA POLRI SATPAMKOL KOMPI A DI CIRACAS JAKARTA TIMUR

I. PENDAHULUAN. masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American. Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes melitus merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH LATIHAN JOGING TERHADAP VO 2 MAX PADA KELOMPOK HEMOGLOBIN RENDAH DAN NORMAL SISWA SMA NEGERI 8 BOGOR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebanyak 17 orang dari 25 orang populasi penderita Diabetes Melitus. darah pada penderita DM tipe 2.

Vol. 1 No. 1 ISSN Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap VO2Max Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016

PERBANDINGAN LATIHAN JOGING DAN LOMPAT TALI TERHADAP DENYUT NADI ISTIRAHAT PADA ATLET KLUB BOLA VOLI TARUNA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Vol. 1 No. 1 ISSN Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap VO2Max Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

PENGARUH LATIHAN BEBAN FITNESS TAMAN TERBUKA DENGAN ASUPAN MINUMAN KEDELAI TERHADAP PERUBAHAN LINGKAR DADA PADA LAKI LAKI USIA TAHUN

Jurnal Ilmiah Sport Coaching And Education Vol. 2 Jaunari 2018

Kontraksi otot membutuhkan energi, dan otot disebut sebagai mesin. pengubah energi kimia menjadi kerja mekanis. sumber energi yang dapat

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB.

Tri Sutrisna 1 Yasep Setiakarnawijaya 2, Mansur Jauhari 2

*Yohanes Wahyu N, * Kristiana Puji P *) Dosen Akper GSH Wonogiri ABSTRAK

PERBANDINGAN PENGARUH ANTARA SENAM AEROBIK LOW IMPACT DENGAN JOGGING TERHADAP PERSENTASE LEMAK TUBUH

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan sekresi insulin yang progresif dilatar belakangi oleh resistensi insulin.

PENGARUH SUPLEMEN TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DARAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Glukosa merupakan sumber energi utama bagi seluruh manusia. Glukosa

BAB I PENDAHULUAN. wanita atau laki-laki sampai anak-anak, dewasa, dan orangtua bahwa dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bean Ken Giatarma 1, Yasep Setiakarnawijaya 2, Hendro Wardoyo 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di lapangan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Prayogi Guntara, 2014 Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH LATIHAN SPEED PLAY TERHADAP HASIL LARI SPRINT 60 METER PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 14 TEBO PROPINSI JAMBI

I. PENDAHULUAN. Senam Aerobik merupakan aktifitas fisik yang mudah dilakukan dengan

PROGRAM STUDI PENJASKESREK FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015

PERBEDAAN KAPASITAS VITAL PARU SEBELUM DAN SESUDAH BERENANG PADA WISATAWAN DI KOLAM RENANG TAMAN REKREASI KARTINI REMBANG

BAB 3 KERANGKA KONSEP

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

KONSUMSI PISANG AMBON PADA AKTIVITAS FISIK SUBMAKSIMAL MENINGKATKAN KADAR GLUKOSA DARAH. Alin Anggreni Ginting

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pandega wreksa 10 Jalan Kaliurang 5,6 Yogyakarta, latihan bertempat di

EFEKTIFITAS LATIHAN SPEED PLAY DAN INTERNAL TRAINING TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI LARI 1500 METER PADA KLUB INDONESIA MUDA ATLETIK JAKARTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik dengan

Desmon Trisandi 1, Eko Juli Fitrianto 2, Yasep Setiakarnawijaya 2

PERBEDAAN PENGARUH ANTARA LATIHAN JOGING DAN JALAN CEPAT TERHADAP TINGKAT KESEGARAN JASMANI. Sugeng Purwanto

BAB III METODE PENELITIAN. jasmani metode interval training dengan tugas latihan lompat segi-6, lompat segi-4

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena

SKRIPSI. Oleh. Indah Kusuma Wardani

NARASI KEGIATAN TES KEBUGARAN JANTUNG PARU DENGAN METODE ROCKPORT BAGI KARYAWAN DINAS KESEHATAN PROPINSI DIY

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengukuran diperoleh data hasil lompat jauh pre-test dan post-test.hasilnya

Oksidasi Asam Piruvat

Patogenesis Diabetes Melitus Tipe 2

Bayu Puspayuda*,Made Darmada**, Putu Citra Permana Dewi***

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakang Masalah. Lari jarak pendek (sprint) adalah lari yang menempuh jarak antara 100

Pengukuran Laju Metabolisme Berdasarkan Konsumsi O2. Tujuan: Mengukur laju metabolisme berdasarkan konsumsi O2 102CO2 + 92H2O

BAB I PENDAHULUAN. Association, 2013; Black & Hawks, 2009). dari 1,1% di tahun 2007 menjadi 2,1% di tahun Data dari profil

KARBOHIDRAT. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan makhluk hidup karbohidrat memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengukuran diperoleh data kemampuan lompat jauh gaya jongkok

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

direncanakan antara pembebanan dan recovery. Lari interval ini merupakan lari

Kesinambungan Energi dan Aktifitas Olahraga. (Nurkadri)

HUBUNGAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU DENGAN DAYA TAHAN CARDIORESPIRATORY PADA CABANG OLAHRAGA SEPAK BOLA

BAB III METODE PENELITIAN. design dengan pendekatan One Group pretest-posttest. dilakukan pada pre-test (sebelum perlakuan) dan post-test (setelah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PEMBERIAN PISANG (MUSA PARADISIACA) TERHADAP KELELAHAN OTOT (AEROB DAN ANAEROB) PADA ATLET SEPAK TAKRAW

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif.. Tempat pengambilan sampel dan pemeriksaan sampel di Laboratorium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental, dimana

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : Hal , Januari 2017

BAB III METODE PENELITIAN. Jasmani Melalui Bermain sirkuit 8 Pos Siswa kelas IV dan V SD Negeri

ABSTRAK PERBANDINGAN PERUBAHAN KADAR GLUKOSA DARAH SETELAH PUASA DAN DUA JAM SETELAH SARAPAN SELAMA MELAKUKAN TREADMILL PADA LAKI-LAKI DEWASA MUDA

PERBANDINGAN EFEK KERJA SENAM DIABETES DAN JALAN CEPAT SELAMA 45 MENIT TERHADAP PENURUNAN KADAR LDL (LOW DENSITY LIPOPROTEIN)

Pola hidup sehat untuk penderita diabetes

PENGARUH LATIHAN HOLLOW SPRINT TERHADAP HASIL LARI SPRINT 50 METER PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 KOTA JAMBI

BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSIS DATA. 1. Gaya Hidup (X1) yang berasal dari data responden

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berakibat pada usia harapan hidup yang diiringi oleh pertambahan jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik hiperglikemia yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Lokasi, Populasi, dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. metode yang tepat sehingga dapat memberikan kemudahan untuk memecahkan

PENETAPAN GOLONGAN DARAH

4/11/2015. Nugroho Agung S.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Rangkuman P-I. dr. Parwati Abadi Departemen biokimia dan biologi molekuler 2009

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical

MODUL 9 KEBUTUHAN ZAT GIZI DAN JUMLAH KALORI YANG DIPERLUKAN OLEH ATLET

PENGARUH BENTUK LATIHAN DAYA TAHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KETERAMPILAN RENANG 50 METER GAYA KUPU-KUPU

PENGARUH LATIHAN PUSH-UP DAN LATIHAN BEBAN DUMBBEEL TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN JODAN TZUKI PADA KENSHI KEMPO DI DOJO TADULAKO JUMAIN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ermita (2002 dikutip dari Devita, Hartiti, dan Yosafianti, 2007) bahwa fluktuasi

Mendesain Pangan untuk Atlit Berdasarkan Indek Glikemik. Oleh : Arif Hartoyo HP :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan tersebut ada beberapa hal yang dibutuhkan oleh. satu faktor yang penting lainnya adalah faktor fisik.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Tempat Penelitian dan Subyek Penelitian

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN

Pengaruh Latihan Aerobic Class dan Body Language terhadap Penurunan Persentase Lemak Tubuh

Transkripsi:

76 PENGARUH JOGING SELAMA 30 MENIT TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DALAM DARAH PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA Kuswahyudi 1, Fatah Nurdin 2 1 Program Studi Ilmu Keolahragaan Fakultas Ilmu Olahraga Universitas Negeri Jakarta, Kampus B, Jakarta Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh joging selama 30 menit terhadap penurunan kadar gula dalam darah pada mahasiswa program studi Ilmu Keolahragaan angkatan 2016 Universitas Negeri Jakarta. Penelitian ini dilaksanakan di lintasan Atletik Stadion Pemuda Rawamangun, Jakarta Timur. Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan One Group Pretest-Posttest Design. Sampel berjumlah 20 orang dari jumlah keseluruhan populasi mahasiswa program studi Ilmu Keolahragaan angkatan 2016. Instrumen penelitian yang digunakan adalah Glukometer. Teknik Analisis Data yang digunakan adalah uji-t dengan menghitung nilai t-hitung dibanding dengan t-tabel pada derajat kebebasan n-1 dan pada taraf signifikansi 0,05. Hasil perhitungan kadar gula dalam darah awal dan akhir setelah kerja joging diperoleh selisih rata-rata (Md) 14,47 dengan standar deviasi perbedaan (SDd) 7,86. Standar error perbedaan rata-rata (SEMd) 1,85, dalam perhitungan selanjutnya diperoleh nilai t-hitung 7,82 dan nilai t-tabel 2,10 pada taraf signifikan 0,05, dengan demikian nilai t-hitung > t- tabel yang menunjukkan bahwa hipotesa nihil (H 0 ) ditolak dan hipotesa alternative (H 1 ) diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa program joging selama 30 menit mempengaruhi penurunan kadar gula dalam darah pada mahasiswa program studi Ilmu Keolahragaan angkatan 2016 Universitas Negeri Jakarta. Kata Kunci: Joging, Kadar Gula dalam Darah, Mahasiswa. PENDAHULUAN Dewasa ini, seiring dengan perkembangan serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat, dapat mempengaruhi perubahan pola hidup pada manusia, dimana kita harus mengikuti dan menyesuaikan diri dengan perkembangan yang ada. Dengan semakin banyaknya tuntutan dalam memenuhi kehidupan, orang harus dapat memanfaatkan waktu, tenaga dan kesempatan dengan sebaik-baiknya. Agar semua dapat dijalankan dengan baik, tentu kita harus dapat mengatur waktu seefisien mungkin karena semakin meningkatnya kebutuhan hidup. Dengan tubuh yang sehat manusia dapat melakukan aktifitas sehari-harinya dengan baik. Seberapapun banyaknya harta seseorang, dia tidak akan merasa bahagia dan tentunya akan menderita jika dia dalam keadaan sakit. Sibuk dengan rutinitas kegiatan sehari-hari, serta kurangnya aktivitas fisik merupakan pola hidup mayoritas masyarakat kita saat ini tak terkecuali mahasiswa, dengan padatnya aktivitas

77 sehari-hari membuat mereka jarang mengkonsumsi makanan yang sehat, mereka lebih menyukai segala yang instant dan cepat saji. Namun ada juga sebagian mahasiswa yang menerapkan pola hidup yang sehat, selain makanmakanan yang alami juga dibarengi dengan berolahraga, seperti halnya mengikuti latihan olahraga di luar jam kuliah atau program dari tempat-tempat kebugaran seperti klub-klub kesehatan yang diadakan di luar kegiatan kampus. Pada zaman sekarang ini, dimana manusia dituntut mobilitas yang tinggi dengan segala kegiatannya setiap hari maka diperlukan kondisi tubuh yang sehat untuk melakukan berbagai kegiatan sehari-hari. Oleh karena itu banyak manusia di sela-sela kesibukannya menyempatkan diri untuk berolahraga agar mendapatkan tubuh yang sehat. Kesehatan adalah sesuatu yang sangat berharga dibandingkan dengan hal yang lain di dunia ini. Dengan tubuh yang sehat manusia dapat melakukan aktifitas sehari-harinya dengan baik. Seberapapun banyaknya harta seseorang, dia tidak akan merasa bahagia dan tentunya akan menderita jika dia dalam keadaan sakit. Banyak masyarakat Indonesia menggunakan beberapa alternatif untuk mensiasati pola hidup sehat dengan berolahraga dalam kesibukannya, seperti joging pada pagi dan sore hari atau pada waktu senggang dan hari libur. Olahraga ini sangat mudah dan paling banyak dilakukan oleh semua usia mulai dari anak-anak sampai lanjut usia. Aktifitas joging bisa dilakukan di lingkungan perumahan atau jalan-jalan komplek rumah yang aman untuk melakukannya, semua itu dilakukan hanya sebatas berolahraga agar tubuh menjadi sehat. Olahraga dapat menyebabkan terjadinya peningkatan pemakaian glukosa oleh otot yang aktif. Glukosa diserap ke dalam aliran darah dan bergerak keseluruh sel-sel dalam tubuh dan digunakan sebagai energi. Glukosa yang ada dalam aliran darah inilah yang disebut sebagai kadar gula dalam darah Jumlah glukosa biasanya terkontrol lebih cermat. Glukosa didapat dari makanan yang kita makan, baik yang langsung dari makanan yang manis atau dari karbohidrat (yang terdapat pada nasi, roti, kentang atau makanan lain). Olahraga yang mudah dilakukan, murah dan mudah dimengerti banyak sekali macamnya, salah satunya yaitu joging. Joging dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, baik itu dilapangan olahraga, pinggir pantai, dialam terbuka, dan lain-lain. Joging berasal dari bahasa Inggris, yaitu jogging yang artinya bergerak maju dengan setengah berlari, dengan kecepatan yang lebih tinggi dari berjalan biasa dan lebih rendah dari berlari. Yudha M. Saputra, dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar Keterampilan Atletik menjelaskan bahwa lari santai (joging) merupakan satu jenis keterampilan yang melibatkan proses pemindahan posisi badan, dari satu tempat ke tempat lainnya, dengan gerakan yang lebih cepat dari melangkah. Lebih lanjut Yudha M. Saputra menjelaskan bahwa lari santai (joging) memiliki karakteristik sebagai berikut: sikap badan harus condong sedikit ke depan, kepala tegak dengan pandangan selalu diarahkan ke depan, gerakan kaki saat melangkah tidak perlu panjang, saat mendarat kaki bagian yang kena yaitu harus bagian dari kedua ujung telapak kaki, posisi kaki harus selalu relaks, lengan diayun secara wajar dengan jarijari tangan tidak perlu dikepal cukup dengan membukanya sedikit dan irama saling bersilangan antara tangan dan kaki Alasan terpenting bagi kebanyakan orang untuk melakukan joging ialah untuk menjaga kesehatan jasmani, bagi mereka yang sudah tidak kuat untuk berlari. Joging dapat

78 dilakukan di taman, di jalan, di treadmill dan di mana saja asalkan aman untuk melakukannya. Perbedaan antara jalan, jalan cepat, joging, dan lari yaitu pada kecepatannya dan impact (perkenaan) kaki dengan tanah. Untuk joging menggunakan telapak kaki penuh saat mendarat, sedangkan untuk lari saat mendarat hanya menggunakan bagian depan telapak kaki dan untuk jalan cepat tidak ada saat melayang sehingga kaki selalu berada di tanah. Joging dilakukan dengan kecepatan 5-10 km/jam, dengan fase saat pertama kali melangkah lutut kaki yang mengayun tetap rendah, kemudian saat melangkah, ketika mendarat lebih dahulu bagian ujung telapak kaki. Posisi badan saat melangkah condong ke depan, dengan tangan diayunkan didepan dada dan gerakan lengan harus terkoordinasi dengan gerak kaki. Berikut ini adalah gambar dari gerakan joging: Gambar 1. Gerakan Joging Langkah utama dalam perubahan energi di sel otot pada metabolisme aerobik adalah: Glikogen dan FFA + P + ADP + O2 CO2 + H2O + ATP Reaksi aerobik merupakan reaksi kimia yang menggunakan 02 dan proses aerobik merupakan kondisi cukup oksigen, jadi di dalam mithokondria terjadi reaksi antara Glikogen dan Free Fatic Acid + Phospat + Adenosin Dwi Phospat + Oksigen akan menghasilkan CO2 sebagai sisa pembakaran, dan H2O akan menghasilkan ATP yang kemudian digunakan untuk kontraksi otot. Di dalam kontraksi otot ini akan menghasilkan tenaga yang bisa digunakan untuk beraktivitas salah satunya untuk berolahraga. Pada saat istirahat energi diperoleh dari pembakaran asam lemak dalam tubuh. Kemudian saat melakukan aktifitas olahraga keperluan energi mula-mula dipenuhi oleh glikogenolisis otot, setelah glikogen otot berkurang maka akan ada peningkatan ambilan glukosa dalam darah. Glukosa plasma mula-mula turun karena adanya pengambilan dari otot tetapi dapat normal kembali karena adanya glikogenolisis hati. Bila kegiatan jasmani berlangsung terus maka energi diperoleh dari glukosa yang didapat dari pemecahan simpanan glikogen hepar (glikogenolisis). Bila kegiatan jasmani berlangsung lebih dari 30 menit maka sumber energi utama adalah asam lemak bebas, yang berasal dari lipolisis jaringan adipose. Glukosa yang ada dalam aliran darah disebut sebagai kadar gula dalam darah. Glukosa yang ada di aliran darah ini nantinya akan masuk ke dalam sel-sel tubuh untuk diubah menjadi ATP di dalam mithokondria dengan bantuan insulin. Insulin dihasilkan oleh sel-sel β pankreas, fungsi dari insulin adalah membantu masuknya glukosa ke dalam sel agar dapat di oksidasi menjadi energi. Jika ada kelebihan glukosa maka insulin akan mengubah glukosa tersebut menjadi glikogen untuk disimpan pada otot (glikogen otot) dan hati (glikogen hati). Suatu saat ketika kadar gula darah menurun maka glikogen otot akan diubah kembali menjadi glukosa dengan bantuan glukagon. Hal yang sama juga terjadi pada hati, jika glukosa darah tinggi sejumlah tertentu akan diambil oleh hati dan jumlah ini akan dilepaskan kembali bila kadar glukosa menurun. Dengan demikian hati berfungsi sebagai glukostat yang mempertahankan kadar

79 glukosa darah. Fungsi ini tidak berjalan otomatis, pengambilan glukosa dipengaruhi oleh insulin sedangkan pelepasan glukosa dipengaruhi oleh glukagon. Berikut ini adalah tabel gula darah dalam beberapa keadaan: Tabel 1. Klasifikasi Kadar Gula Darah Waktu Atau Keadaan Kadar Gula Dalam Darah (mg/dl) Bangun Tidur 70-100 Sebelum makan 70-110 1 jam setelah makan < 160 2 jam setelah makan 110-140 3 jam setelah makan > 70 Pengaturan fisiologis gula darah sebagian besar tergantung dari (1) ekstraksi glukosa, (2) sintesis glikogen, dan (3) glikogenolisis dalam hati. Selain itu, jaringan perifer otot dan adipose juga mempergunakan glukosa sebagai sumber energi mereka. Jaringan-jaringan ini ikut berperan dalam mempertahankan kadar gula dalam darah, meskipun secara kuantitatif tidak sebesar hati. Dalam keadaan normal manusia membutuhkan glukosa untuk energi. Glukosa tersebut dibakar melalui proses oksidasi dengan menggunakan oksigen. Untuk bekerja dengan baik otak membutuhkan pasokan glukosa dan oksigen. Tanpa glukosa maka seseorang tidak akan dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik. Begitu pula jika tidak ada oksigen maka tidak akan ada kehidupan. Kadar glukosa darah yang meningkat menyebabkan insulin teraktifasi, dan aktivasi insulin merangsang GLUT (Glucose Transporter) untuk meningkatkan pemasukan glukosa darah ke dalam sel, melalui membran sel untuk diubah menjadi energi. Jika masih terdapat kelebihan glukosa darah sedangkan kita sudah memiliki cukup energi, maka kelebihan glukosa darah yang ada akan diubah menjadi glikogen dan disimpan sebagian besar di dalam hati, sisanya di otot. Sedangkan jika tubuh kekurangan glukosa darah sebagai sumber energi, maka yang akan teraktifasi adalah glukagon yang diproduksi oleh sel-sel alfa pulau langerhans di pankreas. Glukagon mengambil simpanan glukosa darah dalam bentuk glikogen di hati, glukagon terikat dengan reseptor spesifik dalam membran plasma di dalam sel hati, dan peristiwa ini mengaktifkan enzim yang memperantarai proses glikogenolisis. Dan glukosa darah dari hasil pemecahan glikogen itulah yang dipakai sebagai sumber energi. Seperti diketahui bahwa dengan melakukan kerja fisik seperti olahraga joging selama 30 menit, termasuk olahraga yang bersifat aerobik. Dimana dalam buku fisiologi manusia karangan Lauralee Sherwood dikatakan bahwa olahraga aerobik dapat dipertahankan dari 15-20 menit hingga beberapa jam dalam sekali latihan. Harsono dalam bukunya Prinsip-prinsip Pelatihan mengatakan bahwa takaran lamanya latihan untuk olahraga kesehatan dan seseorang yang bukan atlet antara 20-30 menit. Pada otot yang sedang bekerja, permeabilitas membran terhadap glukosa meningkat. Dengan demikian olahraga meningkatkan pengambilan glukosa untuk memenuhi kebutuhan tubuh yang sedang aktif. Joging termasuk jenis olahraga yang mampu meningkatkan ambilan glukosa dalam darah untuk diubah menjadi sumber energi. Dengan melakukan joging selama 30 menit dapat menyebabkan terjadinya peningkatan pemakaian glukosa oleh otot yang aktif. Glukosa diserap kedalam aliran darah dan bergerak keseluruh sel-sel dalam tubuh dan digunakan sebagai energi, sehingga terjadi penurunan kadar gula darah.

80 METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode experiment dengan desain penelitian menggunakan One Group Pre-Test And Post-Test Design (Pretest-Posttest Group Design). Yaitu untuk mengetahui variabel bebas dan variabel terikat, adapun yang menjadi variabel bebas adalah joging, sedangkan yang menjadi variabel terikat adalah kadar gula dalam darah. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa program studi Ilmu Keolahragaan angkatan 2016. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 20 orang dengan menggunakan teknik purposive sampling. Kriteria dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut: a) Mahasiswa program studi Ilmu Keolahragaan tahun angkatan 2007. b) Bersedia mengikuti penelitian. c) Usia 17 20 tahun. d) Jenis kelamin laki-laki. e) Sehat untuk berolahraga (surat keterangan dokter). f) Makan 2 jam sebelum penelitian. g) Kadar glukosa darah 2 jam setelah makan antara 110-140 mg/dl. Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan pengukuran terhadap variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini, adapun instrumen dalam penelitian ini adalah: 5 buah alat ukur kadar gula dalam darah (Glukometer). Strip untuk darah. Jarum dan Softclick. Alkohol. Kapas. Stopwacth. Pluit. Alat tulis. Lapangan Atletik. Dalam penelitian ini data yang diambil dengan cara, teste sebanyak 20 orang melakukan tes dengan waktu pelaksanaan yang sama. Kemudian teste melakukan tes pengukuran kadar gula dalam darah, diambil sampel darah kapiler sebelum dan sesudah joging dengan prosedur pelaksanaan sebagai berikut: 1) Makan bersama dengan menu yang sama jam 7 pagi. 2) Sampel diambil kadar glukosa darah 2 jam setelah makan, jam 9 pagi. 3) Melakukan pemanasan selama 5 menit. 4) Melakukan joging selama 30 menit. 5) Setelah melakukan joging selama 30 menit, barulah sampel diambil kembali kadar glukosa darah dalam keadaan post exercise tanpa ada interupsi untuk istirahat. 6) Melakukan pendinginan selama 5 menit. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini menggunakan teknik statistik uji-t menurut Anas Sujiono, dengan rumus sebagai berikut: Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: 1. Hipotesis H o : µ 1 = µ 2 H 1 : µ 1 > µ 2 2. Mencari nilai Mean perbedaan ratarata (M D ) D M D n 3. Mencari Standar Deviasi perbedaan rata-rata (SD D ) SD D n X 2 2 D n 4. Mencari nilai Standar Error dari Mean perbedaan rata-rata (SE MD ) SDD SEMD n 1

81 5. Mencari t hitung MD t SEMD 6. Mencari nilai t-tabel t-tabel dengan dengan derajat kebebasan (dk) = n-1 pada taraf signifikansi = 5 % 7. Menguji t-hitung dengan t-tabel t hitung t tabel, maka H 0 diterima t hitung > t tabel, maka H 0 ditolak 8. Kesimpulan Deskripsi data pada penelitian ini meliputi nilai tertinggi, nilai rata-rata, standar deviasi, standar error, serta distribusi frekuensi dari masing-masing variabel, berikut data lengkapnya: Tabel 2. Deskripsi data penelitian Variabel Nilai tertinggi Nilai terendah Kadar Glukosa Darah Awal (mg/dl) Kadar Glukosa Darah Akhir (mg/dl) 137 130 110 87 Rata-rata 123,74 109,26 Standar deviasi Standar error 9,17 10,73 2,16 2,53 Sumber : Hasil Pengolahan Data Data yang terkumpul mengenai kadar glukosa darah pada kerja joging didapati pada tes awal menunjukan rentangan nilai tertinggi 137 mg/dl dan nilai terendah 110 mg/dl dengan ratarata kadar glukosa darah awal 123,74 mg/dl, standar deviasi (SD) sebesar 9,17 standar error mean (SEM) sebesar 2,16 (lihat lampiran). Hal tersebut dapat terlihat pada tabel distribusi frekuensi berikut: (Perhatikan tabel 3) No 1 2 3 4 5 Tabel 3. Distribusi Frekuensi Tes Kadar Glukosa Darah Awal Kelas Interval 110 115 116 121 122 127 128 133 134 139 Nilai Tengah Frek. Absolut Frek. Relatif 112,5 5 26,2 % 118,5 3 15,8 % 124,5 4 21,1 % 130,5 3 15,8 % 136,5 4 21,1 % Jumlah 19 100 % Data yang terkumpul mengenai kadar glukosa darah pada kerja joging didapati pada tes akhir menunjukan rentangan nilai tertinggi 130 mg/dl dan nilai terendah 87 mg/dl dengan rata-rata kadar glukosa darah 109,26 mg/dl, standar deviasi (SD) sebesar 10,73 standar error mean (SEM) sebesar 2,53 (lihat lampiran). Hal tersebut dapat terlihat pada distribusi frekuensi yang diperlihatkan pada tabel berikut ini: Tabel 4. Distribusi Frekuensi Kadar Glukosa Darah Akhir No 1 2 3 4 5 Kelas Interval 87 95 96 104 105 113 114 122 123 131 Nilai Tengah Frek. Absolut Frek. Relatif 91 1 5,2 % 100 7 36,8 % 109 4 21,1 % 118 4 21,1 % 127 3 15,8 % Jumlah 19 100 %

82 Berdasarkan nilai rata-rata ( X ) dari hasil yang didapatkan pada tes awal 123,74 mg/dl dan pada tes akhir 109,26 mg/dl dari data rata-rata mengenai tes awal dan tes akhir pada kadar glukosa darah menunjukan adanya penurunan hasil yang didapat. Dari hasil analisis data diperoleh selisih rata-rata (Md) 14,47 dengan standar deviasi perbedaan (SDd) 7,86 standar error perbedaan ratarata (SEMd) 1,85 dalam perhitungan selanjutnya diperoleh nilai t-hitung sebesar 7,82 dan nilai t-tabel dengan derajat kebebasan (n-1) dan taraf signifikan α = 0,05 didapat sebesar 2,10 yang berarti t-hitung = 7,82 lebih besar dari t-tabel = 2,10. Hal ini menunjukan bahwa hipotesa nihil (Ho) ditolak dan hipotesa alternative (H1) diterima. Dari hasil perhitungan tersebut dinyatakan bahwa joging selama 30 menit mempengaruhi penurunan kadar gula dalam darah pada mahasiswa program studi Ilmu Keolahragaan angkatan 2016 Universitas Negeri Jakarta. PENUTUP Kesimpulan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa joging selama 30 menit berpengaruh terhadap penurunan kadar gula dalam darah pada mahasiswa program studi Ilmu Keolahragaan angkatan 2016 Universitas Negeri Jakarta. Saran. Dari hasil penelitian ini peneliti ingin menyampaikan saran-saran sebagai berikut: 1) Perlunya pengaturan kalori yang masuk sebelum olahraga secara personal hingga saat berolahraga kadar gula dalam darah pada keadaan yang seimbang. 2) Untuk yang ingin melakukan penelitian yang serupa agar memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil penelitian, seperti perbedaan waktu makan, jumlah kalori asupan makanan serta kesiapan sampel untuk melakukan penelitian. 3) Mensosialisasikan kepada seluruh mahasiswa fakultas olahraga khususnya dan masyarakat pada umumnya bahwa dalam melakukan olahraga sebaiknya yang bersifat aerobik seperti joging sebagai salah satu upaya pengontrol kadar gula dalam darah. 4) Sebaiknya kerja joging yang biasa dilakukan mahasiswa olahraga dan masyarakat pada umumnya sekarang ini mengacu pada kaidah-kaidah yang ada mulai dari kecepatannya sampai kepada fase-fase dalam melakukan kerja jogging tersebut, agar bisa didapat hasil yang maksimal. 5) Bagi yang ingin melakukan penelitian serupa, sebaiknya dibuat perbandingan penurunan kadar gula darah antara sampel yang melakukan joging selama 30 menit dengan sampel yang tidak melakukan joging selama 30 menit. DAFTAR RUJUKAN Astrand P, Rodhal K. 1970. Textbook of Work Physiology. USA: McGraw Hill Inc, International Student Edition. Gordon, Neil F. 1993. Diabetes: Your Complete Exercise Guide. Canada: Human Kinetics Publisher. Harsono. 1993. Prinsip-prinsip Pelatihan. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Penataran KONI Pusat. IAAF LEVEL I. 1994. Teknik-teknik Atletik dan Tahap-tahap mengajarkan. Jakarta: Program Pendidikan dan Sistem Sertifikasi Pelatih Atletik PB PASI.

M Saputra, Yudha. 2001. Dasar-dasar Keterampilan Atletik. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga, DEPDIKNAS. Schurink, Johan. 1987. Joging (Terjemahan Soeparmo). Jakarta: PT. Rosda Jayaputra Offset. Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia Edisi 2. Jakarta: EGC. Sujiono, Anas. 2003. Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV. Alfabeta. Suryabrata, Sumadi. 1983. Metodologi Penelitian. Jakarta: CV. Rajawali. Sylvia, Price. 1996. Patofisiologi Jilid 2 Edisi 4. Jakarta: EGC. 83