Prarancangan Pabrik Amonium Klorida dengan Proses Amonium Sulfat - Natrium Klorida Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
Prarancangan Pabrik Amonium Klorida dengan Proses Amonium Sulfat-Sodium Klorida Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Trisodium Fosfat dari Asam Fosfat, Sodium Karbonat, dan Sodium Hidroksida dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

II. DESKRIPSI PROSES. Pembuatan kalsium klorida dihidrat dapat dilakukan dengan beberapa macam proses:

PRARANCANGAN PABRIK DIBUTYL PHTHALATE DARI PHTHALIC ANHYDRIDE DAN N-BUTANOL KAPASITAS TON/TAHUN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Natrium Nitrat dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdirinya Pabrik

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Natrium Nitrat dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Sodium Silikat Dari Natrium Hidroksida Dan Pasir Silika Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Sodium Tetra Silikat (Waterglass) dari Sodium Karbonat dan Pasir Silika Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Asam Sulfat Dan Natrium Nitrat Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN

1.2 Kapasitas Pabrik Untuk merancang kapasitas produksi pabrik sodium silikat yang direncanakan harus mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu:

Prarancangan Pabrik Disodium Phosphate Heptahydrate Dari Sodium Carbonate dan Phosphoric Acid Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN D

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prarancangan Pabrik Disodium Phosphate Heptahydrate Dari Sodium Carbonate dan Phosphoric Acid Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Natrium Difosfat Heptahidrat Dari Natrium Klorida dan Asam Fosfat Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Kalsium Klorida dari Kalsium Karbonat dan Asam Klorida Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Laporan Tugas Akhir PRARANCANGAN PABRIK NATRIUM NITRAT DARI NATRIUM KLORIDA DAN ASAM NITRAT KAPASITAS TON/TAHUN

PRARANCANGAN PABRIK GIPSUM DARI KALSIUM HIDROKSIDA DAN ASAM SULFAT KAPASITAS TON PER TAHUN

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Asam Sulfat Dan Natrium Nitrat Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

PRARANCANGAN PABRIK NATRIUM NITRAT DARI NATRIUM KLORIDA DAN ASAM NITRAT KAPASITAS TON/TAHUN

BAB I PENGANTAR. Prarancangan Pabrik Amonium Sulfat dari Amonia dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/Tahun

Prarancangan Pabrik Isobutil palmitat dari Asam palmitat dan Isobutanol Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Alumunium Sulfat dari Asam Sulfat dan Kaolin Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Sodium Dodekilbenzena Sulfonat dari Dodekilbenzena dan Oleum 20% Kapasitas Produksi ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Isopropanolamin dari Propilen Oksida dan Amonia Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Aluminium Fluorida dari Asam Fluosilikat dan Aluminium Hidroksida Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Amar Ma ruf D

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan dalam menghadapi persaingan perdagangan internasional.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pendirian Pabrik

II. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Sodium DodekilBenzena Sulfonat Dari DodekilBenzena Dan Oleum 20% dengan Kapasitas ton/tahun.

Prarancangan Pabrik Aluminium Fluorida dari Asam Fluosilikat dan Aluminium Hidroksida Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Borat dari Boraks dan Asam Sulfat dengan Proses Asidifikasi Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

<Pra (Rancangan (pabri^ metil'klorida dari <MetanoCdan asam Florida ton/tafiun PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Kiswari Diah Puspita D

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai bahan baku maupun bahan penunjang. Benzil alkohol banyak. solvent, dan sebagai bahan untuk industri kimia yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan Pabrik Mononitrotoluena dari Toluena dan Asam Campuran dengan Proses Kontinyu Kapasitas 25.

Prarancangan Pabrik Asam Fosfat dengan Proses Nissan, Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asetanilida dari Anilin dan Asam asetat Kapasitas ton/tahun Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

Laporan Tugas Akhir Prarancangan Pabrik Monochlorobenzene dari Benzene dan Chlorine Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

II. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa proses

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

1 Prarancangan Pabrik n-butil Metakrilat dari Asam Metakrilat dan Butanol dengan Proses Esterifikasi Kapasitas ton/tahun Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. adalah produksi asam akrilat berikut esternya. Etil akrilat, jenis ester

PABRIK AMMONIUM SULFAT DENGAN PROSES NETRALISASI PRA RENCANA PABRIK

Prarancangan Pabrik Amil Asetat dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. desinfektan, insektisida, fungisida, solven untuk selulosa, ester, resin karet,

PABRIK AMMONIUM NITRAT DARI AMMONIA DAN ASAM NITRAT DENGAN PROSES FAUSER

Prarancangan Pabrik Kloroform dari Sodium hidroksida, Klorin, dan Aseton dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik

PRARANCANGAN PABRIK N-BUTIL METAKRILAT DARI ASAM METAKRILAT DAN BUTANOL DENGAN PROSES ESTERIFIKASI KAPASITAS TON/TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asetat Anhidrid dari Aseton dan Asam Asetat Kapasitas Ton/Tahun A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Borat Dengan Proses Asidifikasi Kapasitas Ton per Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Gliserol dari Epiklorohidrin dan NaOH Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

PABRIK AMMONIUM SULFAT DENGAN PROSES NETRALISASI PRA RENCANA PABRIK

Prarancangan Pabrik Asam Asetat dengan Proses Monsanto Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Impor Amonium Sulfat di Indonesia (

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Mononitrotoluen dari Toluen dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas 55.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mengakibatkan konsumsi minyak goreng meningkat. Selain itu konsumen

LAPORAN TUGAS PRARANCANGAN PABRIK PRA RANCANGAN PABRIK ASAM BENZOAT DENGAN PROSES HIDROLISIS BENZO TRIKLORIDA KAPASITAS 60.

Prarancangan Pabrik Nitrogliserin dengan Proses Biazzi Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini Indonesia sedang mengalami perkembangan di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Dimetil Eter Proses Dehidrasi Metanol dengan Katalis Alumina Kapasitas Ton Per Tahun.

PABRIK PUPUK ZA (AMONIUM SULFAT) DARI AMONIAK DAN ASAM SULFAT DENGAN PROSES NETRALISASI

1.2. Kapasitas Perancangan Penentuan kapasitas produksi pabrik hexamine, didasarkan pada beberapa pertimbangan, antara lain:

BAB II. DESKRIPSI PROSES

PABRIK CAUSTIC SODA DARI LIMESTONE DAN SODA ASH DENGAN PROSES CONTINUOUS DORR CAUSTICIZING PRA RENCANA PABRIK

Prarancangan Pabrik Asam Oksalat dari Tetes dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. dalam alkohol (Faith and Keyes,1957).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN PROSES. Benzil alkohol dikenal pula sebagai alpha hidroxytoluen, phenyl methanol,

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prarancangan Pabrik Gipsum dengan Proses Desulfurisasi Gas Buang PLTU dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Bromopropiopenon dari Propiopenon dan Bromida Kapasitas ton/tahun

NAMA : CRISTOPEL L TOBING NIM : UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Universitas Sumatera Utara

Prarancangan Pabrik Mononitrotoluena dari Toluena dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

PABRIK PUPUK KALIUM SULFAT DENGAN PROSES DEKOMPOSISI KALSIUM SULFAT DAN KALIUM KLORIDA DENGAN MENGGUNAKAN KRISTALIZER SINGLE STAGE Disusun oleh :

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

1 Prarancangan Pabrik Sodium Nitrat dari Sodium Klorida dan Asam Nitrat Kapasitas ton/tahun Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. sangat pesat. Setiap tahunnya berdiri industri-industri baru yang berskala besar.

BAB I PENDAHULUAN Kapasitas Pabrik Dalam pemilihan kapasitas pabrik acetophenone ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yaitu:

Tugas Akhir Prarancangan Pabrik Asam Fenil Asetat dari Benzil Sianida dan Asam Sulfat Kapasitas ton/tahun. Pendahuluan

BAB II DESKRIPSI PROSES. sodium klorat dilakukan dengan 2 cara, yaitu: Larutan NaCl jenuh dielektrolisa menjadi NaClO 3 sesuai reaksi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi. Intisari. BAB I. Pengantar 1. I. Latar Belakang 1 II. Tinjauan Pustaka 3. BAB II.

PRARANCANGAN PABRIK FERRO SULFAT HEPTAHIDRAT DARI BESI DAN ASAM SULFAT DENGAN KAPASITAS TON PER TAHUN

PABRIK SODIUM HEXAMETAPHOSPHATE DARI ASAM PHOSPHATE DAN SODIUM CARBONATE DENGAN PROSES GRAHAM S PRA RENCANA PABRIK

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Perkembangan industri kimia tiap tahunnya mengalami peningkatan yang begitu cepat dan mempunyai dampak terhadap tumbuhnya berbagai industri yang terkait. Industri amonium klorida adalah salah satu industri yang cukup baik dikembangkan. Tujuan dari pendirian pabrik amonium klorida ini untuk merangsang industri industri yang menggunakan amonium klorida sebagai bahan baku dan bahan pembantu. Hal ini secara tidak langsung dapat menambah devisa negara, mengurangi impor, pemecahan masalah lapangan kerja dan memperkuat perekonomian negara. Amonium klorida digunakan sebagai bahan baku dalam industri pembuatan sel baterai kering. Sedangkan kegunaan lainnya adalah sebagai bahan baku dalam industri pupuk, bahan penunjang dalam industri farmasi, pembuatan berbagai senyawa amoniak, elektroplating, bahan pencuci, pembersih logam dalam industri soldering, senagai pelapis dalam industri logam timah dan galvani, bahan pengasam dalam industri pelapisan seng serta sebagai bahan untuk memperlambat melelehnya salju. Amonium klorida yang diproduksi di Indonesia adalah sebagai produk samping, sehingga sebagian besar kebutuhan masih harus impor. Impor amonium klorida di Indonesia dalam beberapa tahun ini dapat dilihat pada Tabel 1 dan Gambar 1. 1.2 Penentuan Kapasitas Rancangan Penentuan kapasitas produksi suatu industri senantiasa diupayakan dengan memperhatikan segi teknis, finansial, ekonomis, dan kapasitas minimal. Dari segi teknis, industri amonium klorida yang direncanakan memperhatikan peluang pasar, segi ketersediaan dan kontinyuitas bahan baku. Selain itu 1

2 penentuan kapasitas rancangan pabrik yang akan didirikan harus berada diatas kapasitas minimum atau sama dengan kapasitas pabrik yang sudah berjalan. Secara detail faktor faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan kapasitas pabrik Amonium Klorida yaitu : 1. Perkiraan kebutuhan amonium klorida di Indonesia Dari segi ekonomis pendirian industri amonium klorida harus memperhatikan profitabilitas selain modal yang harus disediakan yang pada akhirnya harus melihat kondisi finansial nasional. Berdasarkan data import, data ekspor, proyeksi kebutuhan amonium klorida dalam industri baterai kering, dan data dari proyeksi konsumsi amonium klorida, dapat ditentukan kapasitas pra rancangan pabrik amonium klorida pada tahun 2020 sebesar 40.000 ton/tahun. Besarnya kapasitas ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan amonium klorida di dalam negeri dan sisanya diekspor ke luar negeri. Tabel 1 Perkembangan Impor Amonium Klorida di Indonesia No. Tahun Jumlah (ton) 1. 2003 4.310,672 2. 2004 5.199,217 3. 2005 6.821,455 4. 2006 8.611,380 5. 2007 5.018,745 6. 2008 4.330,136 7. 2009 4.841,622 8. 2010 7.590,584 9. 2011 5.658,109 10. 2012 19.690,883 ( BPS, 2013)

Jumlah Import (Ton) Prarancangan Pabrik Amonium Klorida 3 25,000.00 20,000.00 y = 1479.x - 2E+03 15,000.00 10,000.00 5,000.00 0.00 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014 Tahun Gambar 1 Grafik Impor Amonium Klorida di Indonesia Dari Tabel 1 diperoleh persamaan regresi: Jumlah impor pada tahun ke-20 = 1479 (tahun) 2000 Dengan persamaan regresi tersebut, pada tahun 2020 adalah tahun ke-20, diperkirakan kebutuhan amonium klorida di Indonesia pada tahun 2020 adalah 27.580 ton. Impor amonium klorida terutama berasal dari China. Impor lainnya berasal dari India, Malaysia, USA dan Jepang sama seperti yang terlihat pada Tabel 2. Tabel 2 Negara - negara Pengekspor Amonium Klorida di Dunia No. Negara Jumlah (ton) Nilai (US$ 000) 1. China 592.992,317 103.282 2. India 32.815,270 6.139 3. Malaysia 5.057,274 1.669 4. USA 2.925,803 2.561 5. Jepang 1.905,025 1.587

4 Besarnya kebutuhan amonium klorida di Indonesia dapat dilihat dari jumlah impornya, karena selama ini produksi amonium klorida secara khusus masih belum ada. Sedangkan amonium klorida yang merupakan produk samping dari industri lain telah diekspor seluruhnya. 2. Ketersediaan bahan baku Bahan baku amonium sulfat didapatkan dari PT. Petrokimia Gresik dengan kapasitas 600.000 ton/tahun. Sedangkan bahan baku garam (NaCl) diperoleh dari PT Garam Persero dengan kapasitas 385.000 ton/tahun. Dengan demikian bahan baku mudah diperoleh dan sudah tersedia. 3. Kapasitas pabrik amonium klorida yang sudah beroperasi Tabel 3 Data Pabrik Amonium Klorida di Dunia Pabrik Kapasitas (Ton/tahun) Dahua Group Dalian, China 600.000 Tuticorin Alkali Chemical, India 105.000 Tianjin Soda Ash Plant, China 800.000 Xiangtan Soda Ash Industrial Co Ltd, China 340.000 Tamilnandu Petroproduct Ltd, India 21.000 (Icis,2013) Pabrik amonium klorida dengan kapasitas terkecil adalah Tamilnandu Petroproduct Ltd, India dengan kapasitas produksi sebesar 21.000 ton/tahun. Atas pertimbangan prediksi kebutuhan tahun 2020, ketersediaan bahan baku dan kapasitas pabrik yang sudah beroperasi, maka dalam pra rancangan ini dipilih kapasitas 40.000 ton/tahun untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan sebagian di ekspor. Kapasitas tersebut sudah diatas kapasitas pabrik minimum yang telah berdiri. 1.3 Penentuan Lokasi Pabrik Salah satu faktor utama yang berpengaruh menentukan kelangsungan suatu pabrik untuk beroperasi adalah pemilihan lokasi pabrik. Pendirian pabrik

5 direncanakan di Kawasan Industri Gresik, Jawa Timur. Dasar pertimbangan pemilihan lokasi pabrik ini didasarkan pada beberapa faktor antara lain: 1. Pemasaran produk Dipilih lokasi pabrik di kawasan Industri Gresik karena Jawa Timur merupakan salah satu daerah sentral industri di Indonesia. Dengan prioritas utama pasar dalam negeri maka diharapkan lokasi ini tidak jauh dari konsumen, sehingga biaya pengangkutan akan lebih murah dan harga jual dapat ditekan lebih rendah, sehingga dapat diperoleh hasil penjualan yang maksimal. 2. Letak sumber bahan baku Bahan baku yang digunakan yaitu NaCl dan (NH 4 ) 2 SO 4, dapat diperoleh dengan mudah karena lokasi pabrik tidak begitu jauh dengan letak sumber bahan baku. NaCl dibeli dari PT. Garam Persero yang mempunyai cabang di daerah Gresik, sedangkan (NH 4 ) 2 SO 4 dibeli dari PT. Petrokimia Gresik. 3. Utilitas Sarana utilitas telah memadai karena kawasan tersebut memang dibangun untuk kawasan yang infrastrukturnya telah disesuaikan dengan kebutuhan industri. Di daerah Gresik, air dapat diperoleh dengan mudah dari sungai Brantas. Begitu juga sarana listrik yang merupakan bagian terpenting dalam sentra industri. 4. Buruh dan Tenaga Kerja Lokasi pabrik yang dekat dengan pusat pendidikan dan banyaknya jumlah tenaga kerja usia produktif yang belum tersalurkan serta banyaknya industriindustri baru yang dibangun di sekitar pendirian pabrik menjadikan daerah Gresik sebagai salah satu daerah tujuan pencari kerja, sehingga buruh dan tenaga kerja yang terampil dan berkualitas dapat diperoleh dengan mudah. 5. Transportasi dan Telekomunikasi Daerah lokasi pabrik di kawasan industri Gresik merupakan daerah yang mudah dijangkau oleh sarana transportasi dan telekomunikasi antara lain karena dekat dengan pelabuhan (Pelabuhan Tanjung Perak) dan sarana jalan raya dan jalan tol yang memadai. Lokasi pabrik dapat dilihat pada Gambar 2.

6 Gambar 2 Lokasi Pabrik Amonium Klorida dengan Proses Amonium Sulfat- Sodium Klorida Kapasitas 40.000 ton/tahun. 1.4 Tinjauan Pustaka 1.4.1 Macam macam Proses Pembuatan Amonium Klorida Amonium klorida dapat diproduksi dengan beberapa macam proses, sehingga diperlukan seleksi untuk mendapatkan hasil yang paling optimal. Ada 4 macam proses untuk memproduksi amonium klorida secara komersial yaitu : 1.4.1.1 Proses Amonium-Soda Amonium Klorida dibuat sebagai produk samping dari proses Solvay yang digunakan untuk membuat natrium karbonat. Reaksi: NaCl + NH 3 + CO 2 + H 2 O NaHCO 3 + NH 4 Cl..(1) Natrium bikarbonat mengendap dari larutan dan dipisahkan dengan filtrasi. Amonium klorida kemudian dikristalkan dari filtrat, dipisahkan, dicuci, dan dikeringkan. Proporsi amonium klorida tergantung pada

7 permintaan pasar. Jika diinginkan amonium klorida yang lebih banyak, dapat diperoleh dengan mereaksikan CaCl 2. Reaksi: CaCl 2 + 2NH 3 + CO 2 + H 2 O CaCO 3 + 2NH 4 Cl.(2) (Kirk and Othmer, 1963) 1.4.1.2 Proses Amonium Sulfit-Sodium Klorida Reaksi: 2NaCl + SO 2 + 2NH 3 + H 2 O Na 2 SO 3 + NH 4 Cl.(3) Proses ini hanya praktis ketika bahan baku tersedia semua dan dalam kemurnian tinggi. Sodium sulfit mengendap pertama kali dan dipindahkan dengan sentrifugasi, dicuci dan dikeringkan. Cairan induk yang mengandung amonium klorida dikirim ke tangki kristalisasi dan garam amonium klorida yang terbentuk dicuci dan dikeringkan. Kemurnian produk yang diperoleh cukup tinggi (lebih dari 99%) (Kirk and Othmer,1998). 1.4.1.3 Netralisasi Langsung Reaksi : NH 3 (g) + HCl (g) NH4Cl ΔH = - 175,7 kj/mol ( 4) Reaksi dari proses ini sangat eksotermis, dan panas yang dibangkitkan digunakan untuk menguapkan sebagian besar air yang ada ketika HCl cair digunakan. Amonium klorida dihasilkan lewat kristalisasi. 1.4.1.4 Proses Amonium Sulfat-Sodium Klorida Proses ini dilakukan dengan cara mereaksikan larutan amonium sulfat dan sodium klorida dalam reaktor berpengaduk yang dijaga pada suhu 100 0 C. Konversi reaksi dalam reaktor 95 %. (NH 4 ) 2 SO 4(l) + 2NaCl (l) 2 NH 4 Cl (l) + Na 2 SO 4(s) ( 5) Amonium sulfat dan sodium klorida (5% excess) ditambahkan ke larutan amonium klorida recycle. Campuran direksikan dalam tangki berpengaduk dengan suhu 100 o C. Hasil reaksi berupa pasta karena sodium sulfat yang sedikit larut dalam air. Hasil sodium sulfat yang merupakan padatan yang tersuspensi dalam cairan kemudian dipisahkan melalui

8 proses filtrasi, filtrat yang banyak mengandung amonium klorida kemudian dipisahkan kandungan airnya dengan proses evaporasi kemudian dikristalisasi, dicuci dan dikeringkan. Cairan induk Amonium sulfat Air pencuci Air Natrium klorida Reaktor Filter Kristaliser Filter Pencucian Natrium sulfat Pencucian Aminum klorida Gambar 3 Diagram Blok Sederhana Proses Amonium Sulfat-Sodium Klorida (Faith and Keyes, 1957) 1.4.2 Alasan Pemilihan Proses Proses yang dipilih dalam pembuatan amonium klorida dalam pabrik ini adalah proses yang ke-4 atau proses Amonium Sulfat Sodium klorida. Pemilihan proses ini didasarkan pada beberapa pertimbangan sebagian dirangkum dalam Tabel 4.

9 Tabel 4 Perbandingan Proses Proses Pembuatan Amonium Klorida No. Jenis Proses Kelebihan Kekurangan Hasil amonium klorida Amonium klorida hanya dapat ditingkatkan dengan merupakan produk samping, 1 Amonium Soda mereaksikan dengan lebih sehingga hasilnya hanya banyak kalsium klorida sedikit (CaCl 2 ) Bahan baku dari proses ini Kemurnian produk yang Amonium Sulfit harus berada pada kemurnian 2 dihasilkan sangat tinggi Sodium Klorida yang tinggi, sehingga sulit (lebih dari 99%) memperoleh bahan baku - Proses ini sangat eksotermis sehingga Netralisasi Ketersediaan bahan baku 3 beresiko tinggi Langsung cukup melimpah - Bahan baku gas amoniak yang lumayan mahal - Kondisi operasi mudah Memerlukan alat pemisahan dicapai yaitu 1 atm, Amonium Sulfat produk utama dan produk 4 100 o C Sodium Klorida samping yang lebih rumit - Kemurnian hasil yang pengoperasiannya diperoleh cukup tinggi 1.4.3 Kegunaan Produk Amonium klorida mempunyai kegunaan yang amat luas di dalam industri kimia, baik sebagai bahan baku dan sebagai bahan pembantu. Sebagai bahan baku terutama digunakan pada pembuatan sel baterai kering. Sedangkan kegunaan lain adalah sebagai bahan baku dalam industri pupuk dan bahan penunjang dalam industri farmasi, pembuatan berbagai macam senyawa, elektroplating, bahan pencuci, serta bahan untuk memperlambat melelehnya salju (Kirk and Othmer, 1998).

10 1.4.4 Sifat Fisis dan Kimia 1.4.4.1 Sifat Fisis dan Kimia Bahan Baku 1. Amonium Sulfat a. Sifat Fisis Rumus kimia : (NH 4 ) 2 SO 4 BM : 132,14 Titik leleh : 513 0 C Warna : Putih Bentuk : Kristal Specific gravity pada 20 o C : 1,769 Kelarutan pada 100 0 C : 103,8 g/100 g air b. Sifat Kimia Tidak larut dalam alkohol dan aseton Tidak korosif terhadap kaca Korosif terhadap carbon steel, cast iron (Kirk and Othmer,1998) 2. Sodium Klorida a. Sifat Fisis Rumus : NaCl BM : 58,45 Titik leleh : 800,4 0 C Titik didih : 1413 0 C Warna : Putih Bentuk : Kristal Specific gravity pada 20 o C : 2,163 b. Sifat Kimia Larut dalam air dan gliserol Sedikit larut dalam alkohol Tidak larut dalam HCl Tidak korosif terhadap semua logam dan kaca

11 Korosif terhadap carbon steel,cast iron, dan sedikit korosif terhadap stainless steel 302 dan 304 (Perry, 2008) 1.4.4.2 Sifat Fisis dan Kimia Produk Amonium Klorida a. Sifat Fisika Rumus kimia : NH 4 Cl BM : 53,49 Titik didih : 520 0 C Titik leleh : 350 0 C (terdekomposisi) Densitas pada 17 o C : 1,527 g/cm 3 Warna : Putih Bentuk : Kristal b. Sifat Kimia Sangat korosif terhadap tembaga, baja dan stainless steel (304) Sedikit korosif terhadap alumunium dan stailess steel (316) Larut dalam air dan amoniak Sedikit larut dalam etanol dan metanol (Perry, 2008) 1.4.4.3 Sifat Fisis dan Kimia Produk Samping Sodium Sulfat a. Sifat Fisika Rumus kimia : Na 2 SO 4 BM : 142,05 Titik leleh : 500 0 C Warna : Putih Bentuk : Kristal Specific gravity : 2,698 Kelarutan pada 30 0 C : 40,8 g/100 g air

12 b. Sifat Kimia Reaktifitas Na2SO4 cukup rendah pada suhu kamar dan sebaliknya sangat reaktif pada suhu tinggi. Kristal Na2SO4 peka terhadap besi, senyawa besi dan beberapa senyawa organik. (Perry, 2008) 1.4.5 Tinjauan Proses Secara Umum Amonium klorida atau yang lebih dikenal sebagai sel amoniak telah ditemukan sejak awal abad pertengahan. Proses yang terjadi pada pembuatan amonium klorida adalah proses Amonium Sulfat Sodium Klorida pada Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB). Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut : (NH 4 ) 2 SO 4(l) + 2 NaCl (l) 2 NH 4 Cl (l) + Na 2 SO 4(s) ( 6) (Faith and Keyes,1957) Proses ini berlangsung pada suhu 100 o C. Produk keluaran reaktor yang berupa padatan natrium sulfat dan larutan amonium klorida dipisahkan dengan rotary vacuum filter, produk keluaran rotary vacuum filter yang berupa kristal basah natrium sulfat dikeringkan oleh rotary dryer dengan udara panas. Filtrat dari rotary vacuum filter yang mengandung amonium klorida dipekatkan dengan menggunakan evaporator, larutan jenuh dari evaporator dialirkan ke crystallizer untuk membentuk kristal amonium klorida. Kristal amonium klorida dan cairan induknya dipisahkan dengan menggunakan centrifuge, dan mengurangi kadar air yang terdapat pada amonium klorida digunakan rotary dryer.