BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja keadaan sejahtera fisik, mental, sosial secara utuh. Pengertian sehat disini tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan (Yani Widyastuti, 2009). Di dalam kesehatan reproduksi para remaja kususnya kaum wanita terutama dalam menjaga dan merawat kebersihan organ reproduksi yang dipengaruhi oleh pengetahuan tentang organ reproduksi, fungsi-fungsi serta upaya merawat organ reproduksi termasuk didalamnya membersihkan daerah kewanitaan (Daru Wijayanti, 2009). Merawat organ reproduksi wanita yaitu dengan pemeriksaan secara rutin oleh dokter sangatlah penting, untuk menjaga kesehatan secara menyeluruh dan agar dokter mengetahui kalau ada perubahan-perubahan yang kita alami, sehingga dapat segera ditangani. Melakukan pemeriksaan kesehatan seksual secara khusus juga sangat penting. Prawatan kesehatan reproduksi dan seksual untuk perempuan dikenal dengan sebutan ginekologi. Dokter ahlinya disebut dokter Spesialis Obstetri dan Genekologi (DSOG). Pemeriksaan secara rutin akan bermanfaat untuk : Mencegah berbagai penyakit dan keluhan yang berhubungan dengan reproduksi, memberikan deteksi dini pada penyakit kanker payudara dan leher rahim, mendeteksi secara dini penyakit menular 1
2 seksual dan kondisi lain sebelum menimbulkan dampak yang lebih berbahaya, dapat mencegah kemandulan, memperlancar kehamilan dan kelahiran bayi (Daru Wijayanti, 2009). Di Indonesia, wanita yang mengalami keputihan ini sangat besar, 75% wanita mengalami keputihan minimal satu kali dalam hidupnya. Angka ini berbeda tajam dengan Eropa yang hanya 25% saja. Kondisi cuaca Indonesia yang lembab menjadi salah satu penyebab banyaknya wanita Indonesia yang mengalami keputihan, hal ini berbeda dengan Eropa yang hawanya kering sehingga wanita tidak mudah terinfeksi jamur (Elistyawaty, 2006). Menurut Wiwit (2008) berdasarkan hasil penelitianya di SMA Negari 2 Semrang, didapatkan bahwa 48 (96%) siswi mengalami keputihan dan sekitar 23 (47%) di akibatkan kurang pengetahuan tentang merawat organ genetalia eksterna. Badan Litbang Kesehatan menyatakan, hasil pengumpulan dan analisa pada tahap pertama (1999/2000) di enam (Dati II Semarang, Surakarta, Surabaya, Denpasar, Bandung). Total lokasi penelitia sebanyak 18 puskesmas. Responden terdiri 900 remaja, 180 orang tua remaja, 180 guru sekolah, 90 tokoh masyarakat dan 90 petugas kesehatan. Penlitian menunjukan bahwa 60% petugas kesehatan, 65% orang tua remaja, 83,3% guru sekolah dan 77,3% remaja kurang pengetahuanya tentang perkembangan reproduksi remaja, perubahan sikologis dan emosional remaja, penyakit menular seksual dan tentang bahaya kehamilan remaja serta abortus. Hasil penelitian menunjukan bahwa 45 % remaja mendapat informasi dari teman sekolah, 16,5
3 % dari guru, 12,8 % dari petugas kesehatan, 8,7 % dari orang tua dan 6,8 % dari tokoh agama (Suwondo, 2002). Salah satu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan pemahaman tentang perawatan organ genetalia eksterna yaitu dengan dilakukan penyuluhan kesehatan yang direncanakan untuk menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga siswi tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang diharapkan untuk meningkatkan status kesehatan, mencegah timbulnya penyakit, mempertahankan derajat kesehatan, memaksimalkan fungsi dan peran siswi menjaga organ reproduksi kewanitaannya (Machfoedz. Et al, 2009). Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan pengampu bidang studi biologi SMA Muhamadiyah Gubug, grobogan. Didapatkan masih kurangnya pendidikan tentang kesehatan reproduksi yang diberikan di SMA tersebut serta belum pernah mendapatkan penyuluhan dan seminar kesehatan khususnya mengenai kasehatan reprodukasi dan pengetahuan tentang perawatan organ genetalia eksterna. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada siswi SMA Muhammadiyah Gubug, Grobogan bulan April 2011 sebanyak 20 siswi, untuk diberikan pertanyaan mengenai kesehatan reproduksi dan pengetahuan tentang perawatan organ genetalia eksterna. 16 dari 20 siswi kurang mengetahui tentang kesehatan reproduksi dan dari 17 siswi tidak pernah melakukan perawatan organ genetalia dengan benar. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya peningkatan tentang pengetahuan, sikap, dan praktik
4 kesehatan reproduksi tentang perawatan organ genetalia eksterna di kalangan remaja putri dalam hal ini siswi SMA Muhammadiyah Gubug, Grobogan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka perlu diadakan penelitian untuk mengetahui lebih lanjut Bagaimanakah pengaruh penyuluhan kesehatan reproduksi terhadap pengetahuan tentang perawatan organ genetalia eksterna (studi pada siswi SMA Muhammadiyah Gubug, Grobogan 2011). C. Tujuan penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui Pengaruh penyuluhan kesehatan reproduksi terhadap pengetahuan tentang perawatan organ genetalia eksterna(studi pada SMA muhammadiyah gubug,grobogan 2011) 2. Tujuan Khusus a. Mendiskripsikan pengetahuan tentang perawatan organ genetalia eksterna studi pada siswi di SMA muhammadiyah gubug sebelum penyuluhan. b. Mendiskripsikan pengetahuan perawatan organ genetalia eksterna pada siswi di SMA muhammadiyah gubug sesudah penyuluhan. c. Menganalisis pengaruh penyuluhan kesehatan reproduksi terhadap pengetahuan perawatan organ genetalia eksterna pada siswi di SMA muhammadiyah gubug sebelum dan sesudah penyuluhan.
5 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman serta mengaplikasikan materi yang di peroleh selama perkuliahan dalam studi kesehatan reproduksi remaja khususnya perawatan organ genetalia eksternal. 2. Bagi responden Dapat menambah pengetahuan dan wawasan terhadap pentingnya perawatan organ genetalia eksterna khususnya pada remaja. 3. Bagi Tempat Penelitian Dapat digunakan sebagai sumber informasi dan menambah pengetahuan bagi pihak sekolah untuk mengetahui pentingnya masalah perawatan genetalia eksterna pada remaja putri. 4. Bagi Institusi pendidikan Hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai sumber dan bahan informasi bagi peneliti selanjutnya. 5. Bagi pemerintah Dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan khususnya di bidang kasehatan reoroduksi remaja putri terutama di SMA muhammadiyah gubug.
6 E. Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Keaslian Penelitian NO Nama Judul Penelitian Hasil Rancangan penelitian 1. Wiwi Putri Novita (2008) 2. Eni Retno Purwanti (2009) Hubungan antara tingkat pengetahuan dan perilaku merawat organ genetalia eksterna wanita dengan keputihan yang di alami siswa SMA Negeri 2Semrang Hubungan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan praktik perawatan organ reproduksi eksternal studi pada siswa SMA Negeri 2 Mranggen Demak Sebanyak (47,14%) mengalami keputihan. Pengetahuan mayoritas baik (57,14%) dan perilaku mayoritas baik (58,57%).Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dan perilaku merawat organ genetalia eksterna dengan keputihan dengan p volue 0,006. Sebanyak 82,5% siswi mempunyai pengetahuan cukup, 11,1% kurang dan 6,3% baik.dan sebanyak 84,1% mempunyai praktik cukup, 11,1% kurang dan 4,8% baik terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengethuan tentang kesehatan reproduksi dengan praktik perawatan organ reproduksi eksternal dengan p volue 0,000. Metode survai analitik dengan cross sectional Penelitian kuantitatif yaitu studi korelasi dengan cross sectional