PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PENGATURAN, PENERTIBAN DAN PENGAWASAN PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALANGKA RAYA Menimbang : a. bahwa untuk melakukan suatu kegiatan usaha ekonomi baik sektor formal maupun non formal dan atau Pedagang Kaki Lima adalah hak dari masyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhan pokok; b. bahwa keberadaan suatu usaha kegiatan ekonomi sektor non formal dan atau Pedagang Kaki Lima perlu diatur, ditertibkan dan diawasi agar tertata baik, tertib dan teratur sesuai ketentuan yang bberlaku; c. bahwa disamping mempunyai hak, masyarakat juga berkewajiban untuk berperan aktif menjaga, memelihara, menunjang, dan mewujudkan Kota Palangka Raya sebagai Kota Cantik, Terencana, Aman, Nyaman, Tertib, Indah dan Keterbukaan; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,b,dan c perlu menetapkan Peraturan Daerah Kota Palangka Raya tentang Pengaturan, Penertiban dan Pengawasan Pedagang Kaki Lima. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1965 tentang Pembentukan Kotapradja Palangka Raya (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2753); 2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1980 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1980 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3486); 3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3480); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699); 5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undanagan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4389); 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4139); 8. Peraturan Daerah Kota Palangka Raya Nomor 14 Tahun 1999 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan (Lembaran Daerah Kota Palangka Raya Tahun 1999 Nomor 22); 9. Peraturan Daerah Kota Palangka Raya Nomor 17 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum Kota Palangka Raya (Lembaran Daerah Kota Palangka Raya Tahun 2007 Nomor 17); 10. Peraturan Daerah Kota Palangka Raya Nomor 11 Tahun 2007 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Palangka Raya (Lembaran Daerah Kota Palangka Raya Tahun 2007 Nomor 11). Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PALANGKA RAYA dan WALIKOTA PALANGKA RAYA Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA TENTANG PENGATURAN, PENERTIBAN DAN PENGAWASAN PEDAGANG KAKI LIMA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 a. Daerah Otonom, selanjutnya disebut Daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas daerah tertentu berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia; b. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah Otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah; c. Walikota adalah Walikota Palangka Raya; d. Pedagang kaki lima adalah pedagang yang melakukan usaha perdagangan non formal dengan menggunakan lahan terbuka atau tertutup, sebaian fasilitas umum yang ditentukan oleh Pemerintah Daerah sebagai tempat kegiatan usahanya baik dengan menggunakan peralatan bergerak atau peralatan bongkar pasang sesuai waktu yang telah ditentukan; e. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja adalah Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Plaangka Raya; f. Jalan adalah suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas; g. Bahu jalan adalah bagian dari jalan diluar jalur lalu lintas; h. Trotoar adalah bahu jalan yang dipertinggi dengan konstruksi untuk pejalan kaki;
i. Jalur hijau adalah jalur tanah terbuka yang meliputi taman, lapangan olah raga, taman monumen yang pengelolaanya dilakukan oleh Pemerintah Daerah; j. Fasilitas Umum adalah lahan, bangunan dan peralatan atau perlengkapan yang disediakan oleh Pemerintah Daerah untuk dipergunakan oleh masyarakat secara luas; k. Kawasan adalah batasan-batasan wilayah tertentu sesuai dengan pemanfaatan wilayah tersebut yang dapat digunakan untuk melakukan kegiatan usaha bagi Pedagang Kaki Lima; l. Pening adalah Kartu Kendali yang diberikan kepada Pedagang Kaki Lima oleh Walikota Palangka Raya; m. Peralatan bongkar pasang adalah suatu peralatan bagi Pedagang Kaki Lima, disaat mau dipakai peralatan ini harus bisa dipasang, dan saat selesai menggelar jualannya peralatan ini bisa dibongkar; n. Peralatan bergerak adalah sarana yang dipergunakan Pedagang Kaki Lima berupa tenda, kios, meja, gerobak dorong, sepeda, kendaraan roda empat (pick up) dan sejenisnya. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 (1) Maksud, mengatur pedagang kaki lima di Kota Palangka Raya sesuai dengan Motto Kota Cantik Palangka Raya. (2) Tujuan, membina pedagang kaki lima sesuai yang telah ditetapkan Walikota Palangka Raya. BAB III PENGATURAN Pasal 3 Kegiatan Usaha Pedagang Kaki Lima diatur dengan Peraturan Walikota Palangka Raya. Pasal 4 (1) Setiap kegiatan usaha Pedagang Kaki Lima tidak diperbolehkan : a. melakukan kegiatan usahanya dijalan, trotoar, jalur hijau dan atau fasilitas umum kecuali di kawasan dan waktu tertentu yang ditetapkan lebih lanjut oleh Walikota Palangka Raya. b. melakukan kegiatan usaha dengan mendirikan tempat usaha yang bersifat semi permanen dan atau permanen. c. melakukan kegiatan usaha yang menimbulkan kerugian dalam hal kebersihan, keindahan, ketertiban dan keamanan. d. melaksanakan kegiatan yang dapat menghambat kelancaran lalu lintas umum,arus sungai dan pejalan kaki. e. menggunakan bahan yang melebihi ketentuan yang telah diizinkan oleh Walikota Palangka Raya. f. berpindah tempat dan memindahtangankan izin tanpa sepengetahuan dan seizin Walikota Palangka Raya. g. menelantarkan dan atau membiarkan kosong tanpa kegiatan secara terus menerus selama 1 (satu) bulan. h. tempat usaha dijadikan tempat penyimpanan, penimbunan barang dan atau tempat tinggal. i. memperdagangkan barang-barang yang dilarang oleh Pemerintah berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku. (2) Pelaksanaannya harus sesuai dengan desain Tata Ruang Dinas Tata Kota, Bangunan dan Pertamanan Kota Palangka Raya. (3) Dalam menetapkan kawasan, Walikota Palangka Raya mempertimbangkan kepentingankepentingan umum, sosial, pendidikan, ekonomi, kebersihan, ketertiban, keamanan di lingkungan sekitarnya. (4) Kegiatan usaha Pedagang Kaki Lima harus mampu menjadi daya tarik Pariwisata Daerah dan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta kesejahteraan masyarakat.
(5) Untuk mewujudkan sebagaimana ayat (3) pasal ini, maka harus diatur dengan baik tempat jualan, lokasi jualan, jenis jualan dan tenda jualan yang diatur dengan keputusan Walikota Palangka Raya. Pasal 5 Penataan Lokasi, waktu dan pengaturan umum lainnya pedagang kaki lima akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Walikota Palangka Raya, dengan terlebih dahulu mendapatkan pertimbangan DPRD Kota Palangka Raya. BAB IV PENERTIBAN Pasal 6 (1) Untuk keindahan, kebersihan dan keamanan, maka setiap orang yang berjualan pada jalur hijau, trotoar dan bahu jalan di Wilayah Kota Palangka Raya wajib ditertibkan oleh Walikota Palangka Raya atau pejabat yang ditunjuk; (2) Tata cara penertiban dimaksud pada ayat (1) pasal ini diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota Palangka Raya. Pasal 7 (1) Pemerintah Kota Palangka Raya harus memiliki data pedagang kaki lima di Kota Palangka Raya. (2) Pemerintah Kota Palangka Raya wajib membina pedagang kaki lima. (3) Supaya memiliki daya tarik (wisata) / Pramuwisata, Adat istiadat. Pasal 8 (1) Biaya Pening (Tanda Nomor Plat) atau Kartu Kendali per tahun sebesar : a. Pedagang Kaki Lima berupa tenda, warung makan dan minuman sebesar Rp. 20.000,- b. Pedagang Kaki Lima berupa kios sebesar Rp. 15.000,- c. Pedagang Kaki Lima berupa gerobak dorong, sepeda dan sejenisnya sebesar Rp. 12.500,- (2) Tata cara pembayaran Uang Pening (Tanda Nomor Plat) atau Kartu Kendali akan diatur dengan Peraturan Walikota Palangka Raya. (3) Semua penerimaan tersebut ayat (1) disetor ke Kas Daerah melalui Bendaharawan Pembantu Penerima. BAB V PEMBINAAN Pasal 9 (1) Pemerintah Kota Palangka Raya wajib melakukan pembinaan kepada Pedagang Kaki Lima (2) Pembinaan pada ayat (1) dimaksud : a. Bimbingan Teknis b. Management c. Ketertiban Umum d. Kualitas Makanan BAB VI PENGAWASAN Pasal 10 (1) Pengawasan dilakukan oleh Pemerintah Kota Palangka Raya. (2) Petugas yang ditunjuk sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan Dinas terkait.
Pasal 11 (1) Pejabat yang ditunjuk untuk melaksanakan tugas pengawasan dapat meminta bantuan kepada instansi-instansi terkait sepengetahuan Walikota Palangka Raya dan Wakil Walikota Palangka Raya. (2) Semua Pedagang Kaki Lima (PKL) harus tunduk pada ketentuan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku demi terciptanya keindahan Kota Palangka Raya. BAB VII KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 12 (1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Pemerintah Kota Palangka Raya berwenang untuk melakukan penyidikan atas pelanggaran pasal 4 ayat (1) huruf a sampai i. (2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatas adalah: a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang pengaturan, penertiban dan pengawasan Pedagang Kaki Lima agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas. b. Meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana di bidang pengaturan, penertiban dan pengawasan pedagang kaki lima. c. Menerima keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau bidang sehubungan dengan tindak pidana dibidang pengaturan, penertiban dan pengawasan pedagang kaki lima. d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain yang berkenaan dengan tindak pidana dibidang pengaturan, penertiban dan pengawasan pedagang kaki lima. e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti, pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain. Serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut. f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka melaksanakan tugas penyidikan tindak pidana dibidang pengaturan, penertiban dan pengawasan pedagang kaki lima. g. Menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan berlangsung dan memeriksa identitas orang atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf (d). h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana dibidang pengaturan, penertiban dan pengawasan pedagang kaki lima. i. Memanggil orang untuk didengar keterangan dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi. j. Menghentikan penyidikan. k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana dibidang pengaturan, penertiban dan pengawasan pedagang kaki lima menurut hokum yang dapat dipertanggungjawabkan. (3) Penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikan kepada Penuntut Umum melalui Penyidik Polisi Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan yang dimuat dalam Undang-Undang No.8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.
BAB VIII KETENTUAN PIDANA Pasal 13 (1) Pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan Peraturan Daerah ini dan atau ketentuan-ketentuan lain diancam pidana kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda setinggi - tingginya Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah). (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini adalah pelanggaran. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 14 (1) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Walikota Palangka Raya paling lambat 6 (enam) bulan. (2) Dengan ditetapkan Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kota Palangka Raya Nomor 11 Tahun 2003 dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 15 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah tentang Pengaturan, Penertiban dan Pengawasan Pedagang Kaki Lima ini dengan penetapannya dalam Lembaran Daerah Kota Palangka Raya. Diundangkan di Palangka Raya pada tanggal 15 September 2009 SEKRETARIS DAERAH KOTA PALANGKA RAYA ttd CHARLES M.HAMUN Ditetapkan di Palangka Raya pada tanggal 15 September 2009 LEMBARAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2009 NOMOR 13 WALIKOTA PALANGKA RAYA, ttd H.M RIBAN SATIA