BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sifatya pribadi, politis, maupun ideologi yang melatar belakanginya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya

PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya.

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN

Materi Sejarah Kelas XII IPS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang

PENDAHULUAN Setelah Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945, Belanda masih merasa mempunyai kekuasaan atas Hindia Belanda yaitu negara bekas

MASA REPUBLIK INDONESIA SERIKAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang

I. PENDAHULUAN. pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku

Pergolakan dan pemberontakan dalam negri yang mengancam disintegrasi bangsa TUGAS

BAB IV PENUTUP. identik dengan bacaan-bacaan liar dan cabul yang mempunyai corak realisme-sosialis.

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN A ZIZATUL MAR ATI ( )

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pentingnya Toleransi Umat Beragama Sebagai Upaya Mencegah Perpecahan Suatu Bangsa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

LATIHAN SOAL SEJARAH Perjuangan Bangsa ( waktu : 30 menit )

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA

Penyebarluasan Proklamasi yang cukup efektif dilakukan juga melalui media siaran radio.

BAB I PENDAHULUAN. berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

I. PENDAHULUAN. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

TUGAS KELOMPOK REPUBLIK INDONESIA SERIKAT ( )

BAB V KESIMPULAN. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan

BAB V KESIMPULAN. Masyarakat Jepang pada masa Tokugawa merupakan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Burma mempunyai catatan tersendiri dalam sejarah Burma karena AFPFL BAB V. Kesimpulan

I. PENDAHULUAN. Margakaya pada tahun 1738 Masehi, yang dihuni masyarakat asli suku Lampung-

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mula-mula kedatangan tentara Jepang disambut gembira dan diterima

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yanti Nurhayati, 2013

B A B III KEADAAN AWAL MERDEKA

BAB III ORGANISASI MILITER DAN SIASAT GERILYA TII. Pada tanggal 15 Januari 1950, pihak NII telah berhasil mengubah dan

BAB I PENDAHULUAN. cenderung ditulis sebagai fenomena yang tidak penting dengan alasan

BAB V KESIMPULAN. beradaptasi dengan situasi yang baru sebagai sebuah wilayah yang merdeka. Citacita

BAB 7: SEJARAH PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA. PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran.

PERANAN TNI-AD DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan

PERANAN APRIS DALAM MENJAGA STABILITAS KEAMANAN DAN KEUTUHAN RIS TAHUN

2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah selesai, tetapi proklamasi itu harus mendapatkan

Berkomitmen terhadap Pokok Kaidah Negara Fundamental

Nugroho Notosusasnto, Norma-Norma dalam Penulisan Sejarah, Jakarta: Departemen Pertahanan dan Keamanan, 1971, hlm. 17.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat

BAB I PENDAHULUAN. Utara di sebelah Tenggara dan Selatan. (Adan 2006: 3)

Dari pernyataan di atas, pernyataan yang merupakan hasil dari siding PPKI adalah.

I. PENDAHULUAN. Terbentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang dinyatakan dalam pidato

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG

BAB V KESIMPULAN. Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai

KISI KISI UJIAN SEKOLAH BERBASIS KOMPUTER TAHUN NO. KOMPETENSI DASAR KLS NO SOAL Memahami corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara

2 2. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

Tanggal 17 Agustus Assalamu alaikum Wr. Wb. Selamat pagi dan Salam sejahtera bagi kita sekalian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah

tanggal 19 Januari Perjanjian Renville antara lain mengenai garis demarkasi dan TNI yang masih berada dalam daerah pendudukan Belanda.

BAB I PENDAHULUAN. Cikal bakal lahirnya TNI (Tentara Nasional Indonesia) pada awal

1. Arti pancasila sebagai way of life (pandangan hidup)

Kata pengantar. Daftar Isi. Halaman Judul...(i) Kata pengantar... (ii) Daftar Isi... (iii) BAB I

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

BAB V KESIMPULAN. dari posisinya sebagai kanpaku untuk melancarkan jalan bagi Hideyori menjadi

REPUBLIK INDONESIA SERIKAT ( )

BAB 5 PERJUANGAN BERSENJATA DAN DIPLOMASI MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA

I. PENDAHULUAN. telah menjadi bangsa yang merdeka dan terbebas dari penjajahan. Namun pada. khususnya Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. dan peri-keadilan (MPR RI, 2012: 2).

BAB V KESIMPULAN. permasalahan yang dibahas. Dalam kesimpulan ini penulis akan memaparkan. telah dikaji. Kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut.

BAB I PNDAHULUAN. Jepang dalam Perang Raya Asia Timur tahun Namun, ditengah tengah

46. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEJARAH INDONESIA SMA/MA/SMK/MAK

BAB I PENDAHULUAN. Eros Rosinah, 2013 Gerakan Donghak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

NOMOR 20 TAHUN 1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAHANAN KEMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses menurut Koentjaraningrat (1984:24) adalah berlangsungnya pristiwa dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah nasional Indonesia tidak lepas dari pemerintahan Soekarno dan Soeharto, seperti

BAB II GAMBARAN UMUM

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing.

Kedudukan Pembukaan UUD Anggota Kelompok : -Alfin Anthony -Benadasa -Jeeva Laksamana -Nicolas Crothers -Steven David -Lukas Gilang

2015 KUNINGAN PADA MASA REVOLUSI : CIWARU SEBAGAI PUSAT KERESIDENAN CIREBON TAHUN

PERADABAN AMERIKA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dan politik memiliki definisinya masing-masing. Secara sederhana

TERBENTUKNYA GAM DAN RMS SEBAGAI BUKTI LEMAHNYA PENERAPAN PANCASILA

BAB V PENUTUP. Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun , penulis

BAB I PENDAHULUAN. hampir bersamaan muncul gerakan-gerakan pendaulatan dimana targetnya tak

Bab I : Kejahatan Terhadap Keamanan Negara

BAB 7 KESIMPULAN. Sejajar dengan perkembangan ideologi komunis di Soviet Union, fahaman komunis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

Pemberontakan Militer dan Ideologi Peristiwa Madiun, DI/TII, G 30 S/PKI

BAB I PENDAHULUAN. dirinya dari suatu keadaan dan sifat masyarakat yang tradisional, dengan keadaan ekonomi yang

Dikdik Baehaqi Arif, M.Pd

POLITIK LUAR NEGERI. By design Drs. Muid

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pembrontakan Pembrontakan terjadi karena adaya konflik, konflik antar kelompok sering kali timbul karena adanya sejarah persaingan, prasangka, dan rasa benci, baik itu sifatya pribadi, politis, maupun ideologi yang melatar belakanginya Menurut W.J.S. Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, pemberontakan adalah perlawanan atau penentangan kepada kekuasaan (pemerintah, dan sebagainya) (W.J.S. Poerwadarminta, 1982:129). Sedangkan menurut Ricklefs M.C pemberontakan dapat terjadi karena adanya sebab umum terjadinya konflik seperti adanya berbagai tuntutan untuk diperlakukan secara adil, sehingga muncul rasa tidak puas terhadap suatu keadaan dan menginginkan sebuah perubahan yang biasa diikuti oleh rasa diskriminasi dalam politik, ekonomi dan budaya, dan kehadiran kelompok yang menggalang pemberontakan. Selain itu berdasarkan pendapat L.M Sitorus pemberontakan adalah gambaran jiwa yang mau merdeka menurut cara-caranya sendiri atau proses sosial dari kaum yang tertindas. (L.M. Sitorus, 1987:4). Hal tersebut merupakan reaksi nyata atas keinginan kaum-kaum tradisional yang menginginkan sebuah kemerdekaan.

Penegertian pemberontakan diartikan sebagai perjuangan untuk mencapai kemerdekaan, kebebasan dari segala tekanan yang dihadapinya. Perjuangan dalam mencapai sebuah kebebasan dan kemerdekaan, suatu kelompok akan melakukan pemberontakan atau perlawanan secara non fisik dan fisik. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemberontakan adalah penolakan terhadap otoritas dan penentangan terhadap kekuasaan yang sah, pembebasan dari segala bentuk tekanan yang dihadapi. B. Konsep Ratu Adil Westerling menggunakan nama Ratu Adil dalam gerakan yang dibentuknya, hal tersebut cukup mengherankan mengingat Westerling adalah seorag Belanda dan tidak mempuyai kaitan emosionl dengan ramalan Ratu Adil. Konsep Ratu Adil termasuk dalam gerakan millenarian. Tipe gerakan ini ditandai dengan adanya sosok pemimpin yang identik sebagai seoang Nabi atau seorang Ratu Adil yang membawa kelompoknya pada kemenagan dan kesejahteraan. Pada umumnya gerakan ini muncul sebagai reaksi terhadap tekanan dan kebijakan penguasa yang menyengsarakan kelompok yang bersangkutan Ratu Adil merupakan gerakan millenarian, Gerakan ini merupakan akibat dari adanya rasa ketidak puasan dari golongan masyarakat terhadap para penguasa yang dianggap telah menidas mereka, sehingga muncul reaksi perlawanan (Ekadjati,E.1984:24) Ratu adil sendiri sudah sangat melekat dalam masyarakat Indonesia, hal ini merupakan sebuah kepercayaan masyarakat yang ada sejak dulu, terbukti dengan adanya ramalan jayabaya, adanya kepercayaan akan hadirnya. Erucakra, Ratu Adil, Satria Paningit dan sebagainya.

Jayabaya adalah seorang raja dan peramal yang meramalkan bencanabencana dan penghinaan-penghinaan yang akan dialami oleh orang-orang jawa sebelum mereka memperoleh kekuasaan dan kehormatan dan akan datang seorang pemimpin yang disebut Ratu Adil, yang akan memerintah rakyat dengan adil dan bijaksana, sehingga keadaan aman damai dan rakyat akan makmur dan sejahtera. (Bernhard Dahm,1987:3) Kepercayaan ini merupakan sebuah harapan masyarakat yang tidak puas terhadap kondisi social dan ekonomiya dan kekecewaan mereka terhadap penguasa yang diaggap telah menindas mereka. Fenomena tersebut dimanfaatkan oleh Westerling dengan memanfaatkan symbol Ratu Adil sebagai nama gerakannya untuk menampung golongan-golongan yang tidak puas terhadap Republik Indonesia Serikat sekaligus untuk menarik masyarakat (Matanasi,2007:8-9) Jadi dapat disimpulkan bawa Ratu Adil merupakan sebuah kepercayaan turun temurun dari nenek moyang yang datang dari sebuah ramalan Jayabaya yang menjelaskan bahwa akan datang seorang juru selamat yang akan melepaskan rakyat dari tirani, dan kesengsaraan. Ratu Adil akan membawa pengikutnya pada kejayaan dan kemakmuran C. Konsep Angkata Perang Ratu Adil (APRA) Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) adalah milisi dan tentara swasta pro-belanda yang didirikan pada masa Revolusi Nasional Indonesia. Milisi ini didirikan oleh mantan Kapten DST KNIL Raymond Westerling setelah demobilisasinya dari kesatuan Depot Speciale Troepen (depot pasukan khusus KNIL) pada tanggal 15 Januari 1949. Nama milisi ini berasal dari bagian dari kitab ramalan Jawa Kuna Ramalan Jayabaya yang meramalkan kedatangan seorang "Ratu Adil" yang

merupakan keturunan Turki. Karena mempunyai warisan darah campuran Turki, Westerling memandang dirinya sebagai sang "Ratu Adil" yang diramalkan akan membebaskan rakyat Indonesia dari "tirani". Ajakan yang dibuat Westerling untuk menarik simpati dari masyarakat yang berlandaskan kepada kepercayaan masyarakat merupakan suatu metode yang hampir mirip dengan ajakan dari para nabi pemimpin spiritual dari gerakan millenarian seperi gerakan gerakan Pai Maire di Selandia Baru pada tahun 1864-1867, gerakan Munda dan Birsa di Chotta Nagpur, India pada tahun 1899-1900, Pemberontakan Maji-Maji di Afrika Timur, Tanzania pada tahun 1905-1906 dan Pemberontakan Saya San di Birma pada tahun 1930-1932 (Adas:1979: 1-51). Model ajakan yang dilakukan Westerling adalah mengajak semua lapisan masyarakat untuk menganggap bahwa misi yang akan dijalankan oleh tentaratentara APRA adalah misi suci untuk menggulingkan ketidak adilan di Indonesia. Westerling berusaha untuk mempertahankan adanya negara-negara federal dalam Republik Indonesia Serikat melawan kesatuan Republik Indonesia yang dipimpin oleh Sukarno dan Hatta yang dianggapnya didominasi oleh orang Jawa. APRA direkrut dari 18 faksi anti-republik yang beragam, termasuk personel mantan gerilyawan Republik, Darul Islam, Ambon, Melayu, Minahasa, KNIL yang telah didemobilisasi, Regiment Speciale Troepen (Resimen Pasukan Khusus KNIL), dan Tentara Kerajaan Belanda. Tahun 1950, APRA telah berevolusi dari serangkaian unit pertahanan diri pedesaan menjadi kekuatan tempur berjumlah 2.000 personel.

Jadi dapat ditarik kesimpuan bahwa Gerakan Angkatan Perang Ratu Adil yang di pimpim oleh Westerling merupakan sebuah gerakan millenarian yang pada umumnya akan membawa pengikutnya pada kesejahteraan, akan tetepi Klaim dari westerling sebagai seorang ratu adil yang akan membawa rakyat pada kesejahteraan merupakan suatu langkah yang berani mengingat dia adalah seorang belanda yang pernah menjajah Indonesia, namun dengan kecerdasannya westerling dapat menarik simpati rakyat pasundan untuk ikut bergabung dengan Gerakan Angkatan Perang Ratu Adil. D. Kerangka Pikir Pembentukan APRIS ternyata telah menimbulkan ketegangan-ketegangan yang mengakibatkan terjadinya serentetan pertumpahan darah. Dikalangan TNI sendiri ada tentangan dan keengganan untuk bekerja sama dengan bekas anggota tentara Belanda KNIL yang dilebur ke dalam APRIS. Sebaliknya, di pihak KNIL ada tuntutan agar bekas-bekas kesatuannya ditetapkan sebagai alat dari negara bagian. Ketegangan ini dipertajam oleh pertentangan politik antara golongan "federalis" yang ingin tetap mempertahankan eksistensi negara bagian dengan golongan "unitaris" yang menginginkan negara kesatuan. Di Bandung apa yang menamakan dirinya " Angkatan Perang Ratu Adil (APRA)" yang didirikan oleh kapten Raymond Westerling. Tujuan APRA dan kaum kolonialis yang ada di belakangnya ialah mempertahakan betuk federal di Indonesia dan mempertahankan adanya tentara tersendiri pada Negara-negara bagian RIS. Padahal pada konferensi antara-indonesia di Yogya telah disetujui

bahwa APRIS adalah Angkatan Perang Nasionalmemberikan "ultimatum" kepada Pemerintah RIS dan Negara Pasundan supaya mereka diakui sebagai "Tentara Pasundan" dan menolak usaha-usaha untuk membubarkan negara boneka tersebut. Ultimatum itu dengan sendirinya tidak dihiraukan oleh Pemerintah RIS. Pada pagi hari tanggal 23 Januari 1950 gerombolan APRA melancarkan serangannya terhadap kota Bandung. Gerombolan ini dipimpin oleh Kapten Raymond Westerling, yang pada bulan Desember tahun 1946 telah memimpin gerakan pembunuhan massal terhadap rakyat Sulawesi Selatan. Gerombolan yang menyerang kota Bandung berjumlah kurang lebih 800 orang dan terdiri dari bekas KNIL, Setiap anggota APRIS (TNI) yang mereka temui -baik itu bersenjata atau tidak ditembak mati di tempat. Perlawanan dapat dikatakan tidak ada, karena penyerbuan tersebut tidak terduga sama sekali. Pun mengingat kesatuan-kesatuan Siliwangi baru beberapa saat saja memasuki kota Bandung, setelah perdamaian terdapat sebagai hasil KMB. Staf Divisi Siliwangi yang pada hari itu hanya dijaga 15 prajurit, diserang dengan tak terduga. Pada hari itu juga TNI dapat mengkonsolidasi kekuatannya, dan akhirnya gerombolan APRA dapat dipaksa mengundurkan diri kota Bandung.

E. Paradigma Pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil di Bandung Tahun 1950 1. Persiapan APRA dalam Melakukan Aksi Perlawanan Pelaksanaan 1. Penyerangan APRA ke Markas Devisi Siliwangi 2. Penyerbuan Ke Jakarta D Dampak dari pemberontakan APRA Keterangan: = garis proses = garis Tahapan