BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi pada diri seseorang yang meliputi tiga aspek

dokumen-dokumen yang mirip
Dalam mewujudkan tujuan pendidikan Islam perlu adanya kerjasama dari berbagai pihak, diantaranya keluarga, sekolah dan masyarakat sebagai lembaga

perbuatan buruk disebut akhlak tercela sesuai dengan pembinaannya masyarakat dan bangsa. Sebab jatuh dan bangunnya, sejahtera dan rusaknya

BAB I PENDAHULUAN. Islam. Akhlak dapat merubah kepribadian muslim menjadi orang yang

BAB I PENDAHULUAN. kemuliyaan akhlaknya. Manusia yang dikehendaki Islam adalah manusia

BAB I PENDAHULUAN. untuk melaksanakan proses belajar mengajar yang diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat. Setiap orang sejak awal sampai akhir sangat berurusan

BAB I. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 pasal 3. 2

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan

BAB I PENDAHULUAN. untuk dihafal. Karena keaslian dan kemurnian Al-Qur'an haruslah tetap

BAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pesantren merupakan lembaga pendidikan tradisional Islam untuk memahami,

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DAN SOLUSINYA PADA SISWA KELAS VIII DI SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. tertua sekaligus merupakan ciri khas yang mewakili Islam tradisional

BAB I PENDAHULUAN. menjadi permasalahan serius, maraknya kasus-kasus yang dilakukan

BAB I. masyarakat yang maju, adil dan makmur, serta memungkinkan warganya. berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. dan mendidik anaknya terutama dalam pendidikan agamanya. Pendidikan. pondasi atau landasan dalam diri seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB I PENDAHULUHAN. untuk mengenal Allah swt dan melakukan ajaran-nya. Dengan kata lain,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Guru merupakan pihak yang bersinggungan langsung dengan

Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (Rindang, 2004: 2). Situasi dan kondisi sekolah mencerminkan keadaan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KLASIKAL DALAM PENGAJARAN MEMBACA AL-QURAN

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I) di Fakultas Agama Islam

KESIAPAN SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SEKOLAH DASAR ISLAM AL HILAL RAWA LUMBU, BEKASI Tahun Ajaran 2008/2009

BAB IV ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH KELURAHAN SAMPANGAN KOTA PEKALONGAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LEMBAGA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING. DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI MTs NEGERI SURAKARTA 1 TAHUN 2007/2008

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. bahwa dalam proses pendidikan, peserta didik/siswa menjadi sentral

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di. dalam kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang

BAB I PENDAHULUAN. etimologis adalah bentuk jamak dari kata khuluq. Khuluq di dalam Kamus

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang tua, yang harus disyukuri, dijaga dan dididik agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah Islamiyah merupakan suatu kegiatan yang bersifat menyeru,

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an,

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di

BAB I PENDAHULUAN. dan menciptakan suasana kondusif yang mendorong siswa untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I. keistimewaan yang tidak dimiliki kitab kitab lain. Beberapa keistimewaannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. diberbagai belahan dunia terutama Negara-negara yang sedang berkembang banyak

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan akhlak mulia bukanlah menjadi tugas semata-mata dari

Pendidikan Agama Islam

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan manusia yakni al-qur'an dan al-hadits yang di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. manusia yang lebih utama untuk dibina dan dikembangkan secara

BAB I PENDAHULUAN. social sebagai pedoman hidup. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd I)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2003), hlm Jalaluddin, Teologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN. manusia menurut Islam. Pada dasarnya manusia adalah makhluk Allah,

A. Latar Belakang Masalah

PANDUAN BELAJAR CARA MEMBACA AL-QUR AN (TAJWID) BERBASIS MACROMEDIA FLASH 8

BAB I PENDAHULUAN. L.W. Stren (dalam Baharuddin, 2009: 73) mengatakan bahwa bakat dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. bahwa masyarakat dunia semakin dinamis dan komplek dikarenakan adanya. saling tukar menukar informasi dengan cepat.

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. Qur an dan hadis memiliki komitmen yang besar dan sungguh-sungguh

BAB I PENDAHULUAN. Cipta, 2005), hlm.14. akhlak siswa kelas VII MTs MDI Jatirejo kecamatan Ampelgading Pemalang (Semarang: IAIN Walisongo), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. sempurna yang bertaqwa pada Allah SWT. Serta untuk mencapai kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. generasi mendatang. Dengan pendidikan diharapkan dapat menghasilkan. pendidikan itu merupakan suatu tuntutan dan keharusan.

BAB I PENDAHULUAN. dibatasi oleh waktu, kapan pun dan dimanapun disepanjang hayatnya. dan yang terpenting adalah mempunyai akhlak dan moral yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan manusia yang cerdas dan berkarakter. Pendidikan sebagai proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas

PERAN GURU PAMONG DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAMI DI SMP ISALM TERPADU AT-TAQWA KECAMATAN MIRI KABUPATEN SRAGEN

KOMPETENSI GURU BAHASA ARAB DALAM MENINGKATKAN. MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI MTs. MUHAMMADIYAH WARU BAKI SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010

kognitif (intelektual), dan masyarakat sebagai psikomotorik.

BAB I PENDAHULUAN. ketahun maka sekolah dasar harus dipersiapkan dengan sebaik baiknya. genersi yang unggul dari sekolah dasar.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan merupakan hal yang penting dalam perjalanan hidup

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki secara tetap, malainkan hanya beberapa saat sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. didik ke arah kedewasaan, kemandirian dan bertanggung jawab. Untuk. hal itu terjadi walaupun memakan waktu lama.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

PENERAPAN KTSP (KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN) DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDIT DARUL FALAH LANGENHARJO SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DAN PEMECAHANNYA

BAB I PENDAHULUAN. dalam setiap kehidupan tersebut, di satu sisi sangat bermanfaat bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001),

BAB I PENDAHULUAN. (bacalah) yang tertera dalam surat al- Alaq ayat 1-5. manusia dari segumpal darah melalui proses yang telah ditetapkan oleh Allah

BAB I PENDAHULUAN. membawa kemaslahatan bagi umat manusia (rahmat lil alamin), baik di dunia

BAB I PENDAHULUAN. mudanya untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidup secara

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diartikan sebagai proses yang berkaitan dengan upaya untuk mengembangkan potensi pada diri seseorang yang meliputi tiga aspek kehidupan, yaitu pandangan hidup, sikap hidup dan ketrampilan hidup. Ketiga aspek tersebut dalam bahasa yang sering digunakan adalah kognitif, afektif dan psikomotor. Di era modernisasi dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) menimbulkan perubahan-perubahan sosial yang sangat cepat, dan tidak semua orang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan tesebut. Ada beberapa nilai, sikap atau tingkah laku individu dan masyarakat modern yang sejalan dengan ajaran Islam, dan mendukung keberhasilan pembangunan. Adapula nilai dan sikap modernitas yang berlawanan dengan ajaran Islam. Misal, lemahnya keyakinan keagamaan, sikap individualitas, materialitas, dan sebagainya. Perlunya pendidikan agama sebagai landasan bagi setiap insan dalam menjalani kehidupan untuk meraih kebahagiaan hidup didunia dan akhirat. Dimana yang menjadi landasan dalam pendidikan agama adalah Al-Qur an dan As-Sunah. Yang dinyatakan dalam Hadist berikut : Dari Anas bin Malik berkata, Rasulullah saw bersabda: Telah kutinggalkan atas kamu sekalian dua 1

2 perkara yang apabila kamu berpegang pada keduanya maka tidak akan tersesat yaitu kitab Allah dan Rasulnya (HR. Bukhori Muslim) (Muhaimin, 1994: 15) Pendidikan agama berkaitan dengan pendidikan akhlak, tidaklah berlebihan kalau dikatakan bahwa pendidikan akhlak dalam pengertian Islam adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pendidikan agama. Pendidikan Islam menurut (Ahmad Tafsir dalam Abdullah, 2002: 37) adalah bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam. Bila disingkat, pendidikan Islam ialah bimbingan terhadap seseorang agar ia menjadi muslim semaksimal mungkin. Sesuai dengan tujuan tertinggi pendidikan Islam yaitu pembentukan akhlak karimah. Tujuan pendidikan Islam antara lain dalam rangka menjadikan manusia utama dan bijaksana, menjadi warga negara yang baik, menjadi orang dewasa yang bertanggungjawab, bisa hidup sejahtera, bahagia dan seterusnya. Oleh karenanya, tujuan pendidikan selalu dikaitkan dengan yang lebih luas yaitu tujuan hidup manusia, kemudian dihubungkan dengan tujuan filosofi, tujuan ekonomi, politik dan sosial budaya bangsa itu sendiri (Kartini dalam Abdullah, 2002: 41) Untuk mewujudkan tujuan pendidikan Islam perlu adanya kerjasama dari berbagai pihak, diantaranya keluarga, sekolah dan msyarakat sebagai lembaga yang bertanggung jawab terhadap pendidikan agar lahirlah generasi muda yang Islami dan berwawasan luas. Dengan pembinaan dan pendidikan akhlak diharapkan siswa tidak hanya memahami teori tentang pendidikan agama Islam saja namun mampu merealisasikannya dalam kehidupan seharihari.

3 Akhlak berperan memberikan panduan kepada manusia agar mampu menilai dan menentukan suatu perbuatan untuk selanjutnya menetapkan bahwa perbuatan atau tindakan tersebut baik atau buruk, akhlak membersihkan diri dari perbuatan dosa dan maksiat sehingga melahirkan perbuatan terpuji yang pada akhirnya akan dapat membedakan antara akhlak terpuji dan akhlak tercela serta dapat membentengi diri dari perbuatan tercela yang akan membawa kepada kejahatan dan kemaksiatan. Menurut Ismail Thaib (1992 : 5) akhlak adalah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk atau menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia kepada lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia kepada lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melaksanakan apa yang harus diperbuat. Ahmad Syauki Bey (seorang penyair) mengatakan sesungguhnya suatu umat akan tetap memiliki nama harum selama umat tersebut memiliki akhlak terpuji. Manakala akhlak yang terpuji telah lenyap, lenyap pulalah nama harum umat tersebut (Ibrahim dan Darsono, 2008: 68). Pondok pesantren sebagai sebuah lembaga pendidikan berperan dalam proses pembentukan kepribadian anak didik atau santri. Dengan sistem pembelajaran yang berlangsung terus menerus selama hampir 24 jam sehari. Dengan aktivitas dan interaksi pembelajaran yang berlangsung secara terpadu yang memadukan antara suasana keguruaan dan kekeluargaan. Pendidikan pesantren sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

4 secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara yang dilakukan oleh lembaga pondok pesantren. Pada dasarnya manusia dilahirkan membawa fitrah beragama dan kemudian bergantung pada pendidikan yang diperolehnya. Kalau mereka mendapatkan pendidikan yang baik, maka mereka cenderung menjadi orang yang baik dan taat beragama. Tetapi sebaliknya, bila benih agama tidak dipupuk dan dibina dengan baik maka benih itu tidak bisa tumbuh dengan baik pula, sehingga potensi-potensi yang dimiliki itu merupakan modal awal yang perlu dikembangkan, diarahkan dan dibina sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam sehingga kepribadian yang dimiliki bisa sesuai dengan ajaran agama Islam. Keluarga merupakan sumber utama pendidikan seorang anak, dari keluargalah seorang anak mendapatkan pendidikan dan pengalamanpengalaman yang nantinya akan menjadi sumber kepribadiannya dimasa depan. Keluarga harus membekali seorang anak dengan pengetahuan bahasa dan agama, mengajarkan anak tentang berbagai perilaku Islami. Pentingnya pendidikan Islami dalam keluarga akan menjadi pondasi dasar dalam pembentukan pribadi seorang muslim. Pendidikan pesantren dalam pembentukan kepribadian muslim ini menjadi semakin penting. Pendidikan pesantren yang menggunakan sistem fullday school yang didalamnya diajarkan ajaran-ajaran Islam, sehingga

5 diharapkan kepribadian anak didik bisa terbentuk dalam dunia pendidikan pesantren tersebut. Sesuai dengan tujuan pendidikan pesantren adalah menciptakan dan mengembangkan kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang beriman dan bertakwa kepada Allah swt, berakhlak mulia, bermanfaat bagi masyarakat dan negara. Pendidikan di pesantren menjadi salah satu alternatif sistem pendidikan yang akan melahirkan lulusan-lulusan yang berbekal ilmu agama dan intelektualitas yang tinggi. Alasan kenapa masalah ini layak diteliti atau diangkat untuk sebuah penelitian karena : 1. Pentingnya pembinaan, pendidikan dan pembentukan akhlak yang menjadi landasan hidup untuk meraih kebahagiaan hidup didunia dan akhirat. 2. Akhlak merupakan pilar utama (setelah aqidah) dalam membangun sebuah tatanan kehidupan manusia. 3. Masalah akhlak sangat penting yang merupakan salah satu misi diutusnya nabi Muhammad saw untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak manusia di muka bumi. Maka dari itu perlu diadakan pembinaan dan pendidikan terutama pendidikan akhlak atau moral di lingkungan pondok pesantren agar para santri dapat lebih potensial dan bertanggungjawab secara nyata dalam mengamalkan ilmunya, baik secara individu, anggota masyarakat, hamba Allah, dan tentunya sebagai warga negara. Berbijak dari uraian diatas, penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh mengenai pembentukan akhlakul karimah santri melalui penelitian dengan

6 judul Pembentukan Akhlakul Karimah Santri Di Pondok Pesantren Ta mirul Islam Surakarta Tahun Pelajaran 2010/ 2011 B. Penegasan Istilah Untuk menghindari kemungkinan penafsiran yang berbeda dari maksud judul penelitian diatas, maka disini penulis merasa perlu untuk memberikan penjelasan dan penegasan seperlunya, sebagaimana tersebut dibawah ini : 1. Pembentukan Pembentukan adalah proses, perbuatan, cara membentuk (Kamus Besar Bahasa Indonesia,1989: 104). Maksud dari pengertian tersebut adalah pembentukan akhlakul karimah santri di pondok pesantren Ta mirul Islam Surakarta. 2. Akhlakul Karimah Secara bahasa (etimologi), perkataan akhlak dalam bahasa arab adalah bentuk jamak dari khulk, khulk didalam kamus Al- Munjid berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Dengan pengertian lain bahwa akhlak adalah sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya. Sifat itu dapat lahir berupa perbuatan baik atau disebut dengan akhlak mulia, dan dapat berupa perbuatan jelek atau akhlak tercela. Akhlak disini berupa akhlak terhadap Allah SWT, terhadap Rasululloh saw, terhadap sesama manusia (terhadap orangtua, terhadap tetangga, terhadap masyarakat), terhadap diri sendiri, terhadap lingkungan sekitar (binatang dan tumbuhan).

7 3. Pondok Pesantren Kata pondok berasal dari bahasa arab yang berarti funduq artinya tempat menginap (asrama), yang merupakan tempat penampungan sederhana bagi para pelajar yang jauh dari tempat asalnya. Sedangkan pesantren adalah asrama tempat santri atau tempat murid-murid belajar mengaji (Depdikbud, 1988: 677). Jadi pondok pesantren adalah sebuah tempat bagi para santri belajar mengaji dan mendalami ilmu agama. 4. Pondok pesantren Ta mirul Islam Pondok Pesantren Ta mirul Islam merupakan sebuah lembaga pendidikan Islam yang didalamnya mengajarkan ilmu keagamaan dan juga ilmu pengetahuan umum. Sistem yang digunakan dalam pendidikan dan pengajarannya menggunakan model klasikal atau madarasah. Dari penegasan istilah tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pondok pesantren sebagai sebuah lembaga pendidikan Islam memiliki peran penting dalam pembentukan akhlakul karimah santri dan penanaman pendidikan agama melalui upaya bimbingan dan pelatihan yang dilakukan oleh pendidik, untuk mencapai kebahagiaan hidup didunia dan akhirat. Dikarenakan dalam pesantren dapat diperoleh bekal pengetahuan yang bersifat ukhrowiyah maupun duniawiyah.

8 C. Rumusan Masalah Setelah melihat dan mengetahui latar belakang dan penegasan istilah penulisan ini, maka permasalahan yang akan dibahas adalah : Bagaimanakah pembentukan akhlakul karimah santri di Pondok Pesantren Ta mirul Islam Surakarta? D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian Untuk mengetahui bagaimana pembentukan akhlakul karimah santri di Pondok Pesantren Ta mirul Islam Surakarta. 2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis Untuk menambah wawasan keilmuan dan pengetahuan konkrit tentang akhlak dan pembentukan akhlakul karimah pada anak didik. b. Manfaat Praktis 1. Bagi Pondok Pesantren Ta mirul Islam 1.1 Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran bagi pondok pesantren Ta mirul Islam di dalam mengembangkan diri dengan model pendidikannya kearah yang lebih baik. 1.2 Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan dorongan kepada pondok pesantren Ta mirul Islam untuk bisa memacu diri menjadi sebuah lembaga pendidikan unggulan yang

9 mampu memberikan kontribusi terbaiknya bagi kemajuan bangsa dan negara ini. 2. Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi masyarakat dengan masalah pendidikan agama dan akhlak, karena pentingnya ilmu agama sebagai landasan hidup bagi anak didik. E. Kajian pustaka Kajian Pustaka merupakan uraian singkat tentang hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya tentang masalah sejenis sehingga diketahui secara jelas. Beberapa penelitian yang juga pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, diantaranya : 1. Azizah (UMS, 2006) dengan judul skripsi Tanggung Jawab Keluarga dan Sekolah dalam Pembentukan Akhlak Anak (Studi Kasus di SD Muhammadiyah 16 Surakarta Tahun Pelajaran 2005/2006) menerangkan bagaimana keluarga dan sekolah sangat berperan dalam membina anak dengan memberikan latihan, mengajarkan tingkah laku yang baik dengan sungguh-sungguh agar anak menjadi baik dalam akhlak dan pelajarannya disekolah. Hal ini bisa dilakukan dengan cara ikhlas yang dimulai dari diri sendiri. 2. Dimas Arie Sukmono (UMS, 2008) dengan judul skripsi Penanggulangan Kenakalan Siswa Melalui Pendidikan Akhlak (Studi Kasus di SDN Carangan No 22 Baluarti Surakarta). Memaparkan bahwa

10 Pendidikan Akhlak adalah proses si pendidik dengan sengaja dan penuh tanggung jawab memberikan pengaruhnya terhadap anak didik, demi kebahagiaan anak didik yang bertujuan dalam pembentukan akhlak anak yang dilakukan melalui proses pembinaan dapat menanggulangi kenakalan. 3. Dwi Mahrussalim (UMS, 2008) dengan judul skripsi Partisipasi Pondok Pesantren Al-Manar Salatiga Dalam Pendidikan Kemasyarakatan Terhadap Santri. Telah dipaparkan bahwa bentuk dari Pendidikan Kemasyarakatan adalah Pendidikan Keagamaan dan Pendidikan ketrampilan yang ditujukan kepada para peserta didik (santri) Pondok Pesantren Al-Manar, dengan tujuan memberikan bekal kepada santri agar tampil, memiliki pengetahuan dan memiliki kemampuan yang memadai dalam bidang keagamaan maupun ketrampilan. a) Faktor pendukung kegiatan di PonPes Al-Manar : 1. Pemimpin yang mampu menciptakan suasana yang baik, kerjasama yang baik, harmonis dan komunikatif. 2. Faktor santri yang mengembangkan ilmu pengetahuan baik itu dalam bidang keagamaan maupun dalam bidang ketrampilan. 3. Faktor Ustadz 4. Faktor kerjasama dengan lembaga swasta.

11 b) Faktor Penghambat kegiatan di PonPes Al-Manar : Kurangnya fasilitas yang memadai, kurangnya tenaga pembina yang profesional, faktor santri seringnya terjadi pelanggaran terhadap peraturan pondok. Berdasarkan pada beberapa penelitan diatas, dapat dikemukakan bahwa penelitian tentang Pembentukan Akhlakul karimah Santri di Pondok Pesantren Ta mirul Islam Surakarta belum pernah diteliti, oleh karena itu penelitian ini memiliki unsur kebaruan. F. Metode Penelitian Metode penelitian sangat penting dalam penelitian. Menurut Kartini (1996 : 20), metode penelitian adalah cara-cara berpikir dan berbuat yang dipersiapkan dengan baik-baik untuk mengadakan penelitian dan untuk mencapai tujuan pendidikan. 1. Jenis penelitian Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research), dengan menggunakan pendekatan deskriptif yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan data dan menguraikannya secara menyeluruh dan diteliti sesuai dengan persoalan yang akan dipecahkan (Hasan, 2002 : 33). 2. Metode penentuan subjek a) Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2006: 130). Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Santri Pondok Pesantren Ta mirul Islam Surakarta.

12 b) Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006 : 131), adapun sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 20 % dari jumlah populasi pengambilan sampel. Hal ini didasarkan pada pendapat Suharsini Arikunto (2006: 134) yang mnyebutkan bahwa apabila subjeknya kurang dari 100 alangkah baiknya bila sampelnya diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15 % atau 20 25 % atau lebih. Dalam hal ini penulis mengambil sampel 20 % dari 286 santri yaitu 57 santri. 3. Metode pengumpulan data a) Metode Interview Interview yang seringjuga di sebut dengan wawancara atau kuesioner lisan adalah sebuah dialog yang di lakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewer) (Arikunto, 2006: 155). Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang pembentukan akhlakul karimah santri. Sedangkan objek yang di wawancarai adalah kepala sekolah KMI Putri, pendidik/ guru dan santri di Pondok Pesantren Ta mirul Islam. b) Metode Observasi Metode Observasi adalah sebagai pengamatan dan pencatatan sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki (Hadi, 1992: 136).

13 Kartini Kartono menambahkan bahwa observasi adalah studi yang sengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan psikis dengan jalan melakukan pengamatan dan pencatatan (Kartono, 1983 : 143). Dalam penelitian ini, data diperoleh dari observasi adalah situasi sekolah, pelaksanaan kegiatan keagamaan di Pondok Pesantren Ta mirul Islam surakarta. c) Metode Dokumentasi Metode Dokumentasi adalah mengadakan penelitiaan yang bersumber pada sumber tertulis atau dokumen (Hadi, 1992 : 134). Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang letak geografis Pondok Pesantren Ta mirul Islam surakarta, keadaan guru, siswa, serta struktur organisasi Pondok Pesantren Ta mirul Islam Surakarta. 4. Metode Analisis Data Metode analisa data dalam penelitian ini, digunakan untuk mengetahui bagaimana pembentukan akhlakul karimah santri di Pondok Pesantren Ta mirul Islam Surakarta. Setelah data terkumpul maka penelitian akan menarik kesimpulan yang berkaitan dengan data yang diperoleh. Dalam hal ini maka peneliti menggunakan analisis deskriptif non statistik. Adapun metode berpikir yang digunakan dalam menganalisis penelitian ini adalah metode deduktif-induktif. Metode deduktif yaitu metode yang menganalisis sesuatu maksud dari hal-hal yang bersifat umum kemudian di tarik kesimpulan yang bersifat khusus. Sedangkan metode induktif adalah metode yang menganalisis suatu maksud dari persoalan yang

14 bersifat khusus ke yang bersifat umum (Hadi, 1987: 36). Metode tersebut untuk menarik kesimpulan dari data yang di peroleh dalam penelitian di Pondok Pesantren Ta mirul Islam Surakarta. G. Sistematika Penulisan Skripsi Dalam sistematika pembahasan skripsi ini akan digambarkan secara singkat dalam beberapa bab yang terdiri dari dari uraian-uraian sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan yang terdiri dari : Latar belakang masalah, Penegasan istilah, Rumusan masalah, Tujuan dan Kegunaan penelitian, Tinjauan pustaka, Metode penelitian, dan Sistematika Penulisan Skripsi. BAB II : Pendidikan Agama Islam. Dalam bab ini membahas teoriteori yang berhubungan dengan objek penelitian, yang terdiri dari : A). Pendidikan Agama Islam, meliputi: Pengertian Pendidikan Agama Islam, Dasar Pendidikan Islam dan Ruang Lingkup Pendidikan Islam. B). Hakikat PembentukanAkhlak, meliputi: Pengertian Akhlak, Pengertian Pembentukan Akhlak, Metode Pembentukan Akhlak, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendidikan Akhlak, Dasar Pembentukan Akhlak dan Ruang Lingkup Akhlak C). Pondok Pesantren, meliputi : Pengertian Pondok Pesantren, Sejarah Pondok Pesantren dan Pola Pendidikan di Pondok Pesantren. BAB III: Gambaran Umum Pondok Pesantren dan Pembentukan Akhlakul Karimah Santri, meliputi: A) Gambaran Umum Pondok Pesantren Ta mirul Islam Surakarta, meliputi : Latar Belakang dan Sejarah Berdirinya, Letak Geografis, Visi dan Misi, Motto, Panca Jiwa, Pendidikan dan

15 Pengajaran, Kurikulum, Struktur Kepemimpinan, Keadaan Pimpinan, Keadaan Guru dan Santri, Sarana dan Prasarana. B) Pembentukan akhlakul karimah santri di Pondok Pesantren Ta mirul Islam meliputi : Upaya Pondok Pesantren Ta mirul Islam Surakarta Dalam Pembentukan Akhlakul karimah Santri, Kurikulum Pondok Pesantren Ta mirul Islam Surakarta, Peranan Pimpinan Pondok Dalam Pembentukan Akhlakul karimah Santri, Peranan Guru Atau Ustadzah Dalam Pembentukan Akhlakul karimah Santri, Metodologi Pondok Pesantren Dalam Pembentukan Akhlakul karimah Santri. BAB IV : Analisis Data. Dalam bab ini membahas tentang Analisis Pembentukan Akhlakul Karimah Santri di Pondok Pesantren Ta mirul Islam Surakarta. BAB V : Penutup. Berisi tentang Kesimpulan, saran dan kata penutup.