BAB II GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. anikwidiastuti@uny.ac.id



dokumen-dokumen yang mirip
Perekonimian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

1. Pembentukan Badan Perencana Pembangunan Nasional

KRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA

PEREKONOMIAN INDONESIA

SISTEM EKONOMI INDONESIA

SEJARAH BANK INDONESIA : MONETER Periode

BAB I PENDAHULUAN. 2. untuk mencapai tingkat kestabilan harga secara mantap. 3. untuk mengatasi masalah pengangguran.

Perekonomian Indonesia Pada Masa Reformasi

BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE

SISTEM EKONOMI INDONESIA. Ilmu Hubungan Internasional Semester III

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia. Fluktuasi kurs rupiah yang. faktor non ekonomi. Banyak kalangan maupun Bank Indonesia sendiri yang

KEBIJAKAN SELAMA PERIODE

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

SEJARAH BANK INDONESIA : MONETER Periode

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga,

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

Perekonomian Indonesia

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan pinjaman luar negeri merupakan sesuatu yang wajar untuk negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. Meskipun pertumbuhan ekonomi setelah krisis ekonomi yang melanda

ekonomi K-13 KEBIJAKAN MONETER DAN KEBIJAKAN FISKAL K e l a s A. PENGERTIAN KEBIJAKAN MONETER Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan salah satu

PEREKONOMIAN INDONESIA

KEBIJAKAN EKONOMI INDONESIA

Universitas Sumatera Utara

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

KEBIJAKAN PENGUATAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kamis, 16 Juli 2009

BAB I PENDAHULUAN. Hutang luar negeri Indonesia memiliki sejarah yang sangat panjang.

BAB 3 KERANGKA EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

DIREKTIF PRESIDEN PERCEPATAN DAN PENINGKATAN EKONOMI NASIONAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu

PERTEMUAN KE 12 Peran dan Kebijakan Pemerintah. B. Uraian Materi PERAN DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH. pemerintah haruslah diarahkan untuk:

International Monetary Fund UNTUK SEGERA th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C USA

KEBIJAKAN FISKAL. Sayifullah, SE., M.Akt

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

PEREKONOMIAN INDONESIA

PEREKONOMIAN 4 SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA) : RUMAH TANGGA + PERUSAHAAN + PEMERINTAH + PERDAGANGAN LUAR NEGERI

PEREKONOMIAN INDONESIA

PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian uang merupakan bagian yang integral dari kehidupan kita. sehari-hari. Ada yang berpendapat bahwa uang merupakan darahnya

BAB I SEJARAH DAN SISTEM EKONOMI INDONESIA

DAFTAR ISI... HALAMAN DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR BOKS... KATA PENGANTAR...

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015

BAB II PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO TAHUN

VII. SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. internasional tidak bisa lepas dari hal-hal yang sedang dan akan berlangsung di

Vegitya Ramadhani Putri, SH, S.Ant, MA, LLM

ABSTRAK. Kata kunci: PDB, Kurs, Impor, Utang luar negeri

I. PENDAHULUAN. yang merata baik material/spiritual berdasarkan Pancasila di dalam Negara

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB 34 KERANGKA EKONOMI MAKRO

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN III/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001

perimbangan, pajak dan retribusi daerah, pinjaman daerah, serta pengelolaan keuangan daerah.

Perekonomian Suatu Negara

Pengaruh utang luar negeri dan defisit anggaran terhadap kondisi makro ekonomi OLEH: Siti Hanifah NIM.F BAB I PENDAHULUAN

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

BAB I PENDAHULUAN. yang artinya masih rentan terhadap pengaruh dari luar. Oleh karena itu perlu adanya fundasi

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar Pembangunan Nasional difasilitasi oleh

Anggaran yang Menyejahterakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara berkembang yang menggunakan sistem perekonomian terbuka.

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

PERTEMUAN III ASPEK EKONOMI, POLITIK,

SUKSES TAHUN INI, TAHUN DEPAN LEBIH SUKSES LAGI PENGARAHAN PRESIDEN R.I. PADA MUSRENBANGNAS TAHUN 2012

Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si.

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN II/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

SEJARAH BANK INDONESIA : MONETER Periode

1. Tinjauan Umum

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

APBN 2008 dan Program Kompensasi. Freddy H. Tulung Dirjen SKDI

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

I. PENDAHULUAN. membangun infrastruktur dan fasilitas pelayanan umum. pasar yang tidak sempurna, serta eksternalitas dari kegiatan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan stabilitas di bidang ekonomi yang sehat dan dinamis, pemeliharaan di bidang ekonomi akan tercipta melalui pencapaian

Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

BAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

UMKM & Prospek Ekonomi 2006

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 mengakibatkan

Perekonomian Indonesia

KEBIJAKAN EKONOMI PADA MASA PEMERINTAHAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO (SBY) DAN JUSUF KALLA TAHUN

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001

BAB I PENDAHULUAN. tabungan paksa dan tabungan pemerintah (Sukirno dalam Wibowo, 2012).

Perekonomian Indonesia

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

INFLASI.

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

Periode Pengakuan Kedaulatan RI s.d. Nasionalisasi DJB

Transkripsi:

BAB II GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA

TUJUAN PERKULIAHAN Mampu mendeskripsikan kondisi perekonomian pada masa orde lama Mampu mendeskripsikan kondisi perekonomian pada masa orde baru

ERA SEBELUM 1966 (ORDE LAMA) 20 Th pertama perekonomian kurang berkembang baik Sistem politik tidak stabil sering ganti kabinet Kebijakan ekonomi sering berubah Defisit anggaran pemerintah membengkak Harga membubung Inflasi s/d 650% 1966 hiperinflasi

ORDE LAMA Nasionalisasi perusahaan asing Kebijakan anti investasi asing Pangsa pasar komoditas perdagangan internasional banyak yang hilang Depresiasi rupiah Th 1958 BEJ ditutup Keluar dari IMF Penerimaan ekspor <10% PDB Penggabungan bank bank berjuang sbg pelaksana gagasan ekonomi terpimpin

MASA PERALIHAN (1966-1968) Orde baru mewarisi keadaan perekonomian: Tidak mampu membayar utang LN US $ 2M Ekspor = ½ impor Tidak mampu mengendalikan anggaran belanja Laju inflasi 30-50% per bulan Prasarana ekonomi buruk Kapasitas produksi sektor industri & ekspor menurun

MASA PERALIHAN Kebijakan yg ditempuh: Kebijakan yg ditempuh: 1. memerangi hiperinflasi 2. Mencukupkan stok pangan (beras) 3. Rehabilitasi sarana perekonomian 4. Meningkatkan ekspor 5. Menciptakan lapangan kerja 6. Mengundang kembali investasi asing 7. IGGI=negara donatur 8. Kebijakan anggaran berimbang 9. Reformasi perbankan masuk IMF lagi

PELITA (Pembangunan Lima Tahun) Trilogi pembangunan: 1. stabilitas perekonomian 2. pertumbuhan ekonomi 3. pemerataan hasil-hasil pembangunan

PELITA I&II (April 1969) Perekonomian tumbuh 7% per tahun Th 1973: boom minyak Anggaran pemerintah tergantung pajak minyak, bantuan & utang LN Rupiah didevaluasi 50% Impor nonmigas meningkat terus surplus neraca berjalan menjadi defisit

PELITA IV Meneruskan debirokratisasi & deregulasi Perekonomian lebih diliberalkan Peran swasta ditambah Merangsang investasi asing 1986: rupiah didevaluasi utk menggenjot ekspor nonmigas Awal 1984: swasembada beras Pasar modal & sektor perbankan berkembang pesat

PELITA V Indonesia negara industri baru Paket deregulasi dlm bentuk UU: tentang koperasi, perbankan, perpajakan Pertumbuhan rata-rata 6,7% per tahun Ekspor nonmigas meningkat pesat Menekan ekonomi biaya tinggi Pakto 88 paket deregulasi perbankan

KABINET HATTA (Des 49 Sept 50) Konsentrasi: penyatuan politis wilayah Indonesia dalam RIS Revaluasi moneter melalui devaluasi mata uang secara serempak & pemotongan uang yg beredar pada Maret 50 uang keluaran De Javasche Bank yg bernilai >2,5 gulden Indonesia Pengurangan deposito bank yg bernilai > 400 gulden mjd separuhnya pemegang deposito diganti rugi dg obligasi jangka panjang pemerintah

KABINET SUKIMAN (April 1951-Februari 1952) Nasionalisasi De javasche Bank mjd Bank Indonesia Situasi fiskal memburuk Ekspor menurun Peghapusan sistem kurs berganda Surplus anggaran Kabinet Natsir mjd defisit

KABINET WILOPO (April 1952-Juni 1953) Wilopo: Mentri Urusan perekonomian pada Kabinet Sukiman konsep anggaran berimbang (balanced budget) Impor diperketat dg cara harus melakukan pembayaran di muka Rasionalisasi angkatan bersenjata melalui modernisasi & pengurangan personil Mampu menekan pengeluaran pemerintah s/d 25% Cadangan devisa merosot tajam Program Benteng: membentuk kelas menengah nasional dg membatasi alokasi impor kpd pengusaha nasional diskriminatif & rasial shgg pengusaha non pribumi dirugikan

KABINET ALI (Agustus 1953-Juli 1955) Dipimpin: Ali Sastroamidjojo Defisit anggaran belanja & neraca pembayaran Mentri Urusan Perekonomian:Iskaq Tjokroadisurjo penganjur Indonesianisasi plg gigih Melindungi importir pribumi importir benteng melonjak Reshufle kabinet kondisi tidak stabil pembatasan impor Pengendalian uang beredar kurang sukses

KABINET DJUANDA (Maret 1957-Agustus 1959) Djuanda Kartawidjaja:Mentri Perencanaan dalam kabinet Ali II Djuanda Kartawidjaja:Mentri Perencanaan dalam kabinet Ali II Disebut kabinet karya krn dibentuk bukan karena politis kepartaian Disebut juga kabinet kerja darurat ekstra parlementer:krn dibentuk presiden pada pemberlakuan perang & darurat perang Perekonomian terpimpin Pengambilalihan/nasionalisasi perusahaan belanda Defisit anggaran s/d 5,5 M Upaya kabinet banyak pada pengembalian Irian Barat Pergolakan politik memicu inflasi &mengganggu penanaman modal, distribusi & produksi

MASA KEPEMIMPINAN SBY

3 STRATEGI YANG MENDASAR PRO POOR PRO JOB PRO GROWTH

PROGRAM MEMPERBAIKI KEHIDUPAN RAKYAT MELALUI 3 KLASTER Klaster 1 ibarat pemberian ikan bagi rakyat miskin dan hampir miskin yang membutuhkan bantuan perlindungan sosial. Klaster 2 ibarat memberi kail agar masyarakat lebih mandiri Klaster 3 ibarat memberikan perahu

Klaster 1 ibarat pemberian ikan bagi rakyat miskin Memberi bantuan kepada keluarga kurang mampu/kelompok sasaran: raskin, program keluarga harapan (PKH)/bantuan langsung bersyarat, BOS, bantuan lansia dan cacat ganda terlantar, bantuan bencana alam,, BLT, beasiswa anak dari rumah tangga sasaran.

KLASTER 2 ibarat memberi kail agar masyarakat lebih mandiri Menggulirkan program dan anggaran berbasis masyarakat yang diwadahi dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM) mandiri pendampingan desa yang masih memiliki kelompok miskin. Masyarakat diberdayakan untuk memanfaatkan fasilikas sesuai kebutuhan desanya untuk membangun infrastruktur fisik/sosial

KLASTER 3 ibarat memberikan perahu Meningkatkan pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) termasuk iklim berusaha dan penyediaan kredit usaha rakyat (KUR)