GAMBARAN GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA ORANG YANG KURANG TIDUR DI USIA PRODUKTIF

dokumen-dokumen yang mirip
Meti Kusmiati, Danil Muharom Program Studi DIII Analis Kesehatan STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan

PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH PADA WANITA PENGGUNA KONTRASEPSI ORAL DAN PADA WANITA HAMIL TRIMESTER III

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif.. Tempat pengambilan sampel dan pemeriksaan sampel di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik. Laboratorium MITRA SEHAT JEPARA. sampel di ambil secara total populasi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu menggambarkan perbedaan

GAMBARAN KADAR KALIUM PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2. Rianti Nurpalah, Dini Aryanti ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam hati dan otot rangka (Kee Joyce LeFever, 2007).

GAMBARAN KADAR GLUKOSA, PROTEIN DAN NATRIUM PADA ANAK DENGAN STATUS GIZI BURUK

LAPORAN PRAKTIKUM 3 METABOLISME GLUKOSA TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI SISKA MULYANI (NIM: ) HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : KAMIS / 4 Agustus 2016

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam pembuatan karya ilmiah adalah. Waktu penelitian dimulai dari bulan Maret 2009

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, dan kerja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Analitik, mengingat

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit dimana terjadi gangguan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah analitik. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen, dimana uji coba

BAB I PENDAHULUAN. tipe 2. Diabetes tipe 1, dulu disebut insulin dependent atau juvenile/childhoodonset

Penyakit Diabetes (Kencing Manis)

tumbuh tumbuhan, madu, sirup jagung, dan tetesan tebu. Pada manusia dan dan laktosa ( Hertog Nursanyoto, dkk, 1992 ).

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan ini adalah eksperimen karena dalam

BAB II DESKRIPSI DAN PROFIL PENDERITA DIABETES

DIABETES MELLITUS (PENYAKIT GULA)

DIABETES MELITUS. Bila nialai hasil pemeriksaan laboratorium lebih tinggi dari angka normal,maka ia dapat dinyatakan menderita DM.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. mengidap diabetes. Baik pria maupun wanita, tua maupun muda, tinggal di kota

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik. UNIMUS, Jl. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang. Waktu penelitian yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. total dalam serum dan plasma pada balita yang dirawat inap di RS.Telogorejo.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. primitif sampai manusia. Pembuluh darah mempunyai peranan penting bagi. tubuh. Darah terdiri atas dua komponen utama yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada sel beta mengalami gangguan dan jaringan perifer tidak mampu

MODUL PRAKTIKUM KEPERAWATAN KLINIK VI A : Pemeriksaan Kadar Gula Darah dan Tes Toleransi Glukosa Oral

yang dihasilkan oleh pankreas dan berperan penting dalam proses penyimpanan Gangguan metabolisme tersebut disebabkan karena kurang produksi hormon

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) adalah penyakit akibat adanya gangguan

Pengukuran Laju Metabolisme Berdasarkan Konsumsi O2. Tujuan: Mengukur laju metabolisme berdasarkan konsumsi O2 102CO2 + 92H2O

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN KADAR TRIGLISERIDA (METODE GPO- PAP) PADA SAMPEL SERUM DAN PLASMA EDTA

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia, dan Geriatri.


DIABETES MELITTUS APAKAH DIABETES ITU?

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik. Waktu penelitian adalah Desember April 2010.

3 KUESIONER PENELITIAN

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Efek Diabetes Pada Sistem Ekskresi (Pembuangan)

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

Obat Diabetes Paling Ampuh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERBANDINGAN HITUNG JUMLAH LEUKOSIT METODE MANUAL DAN AUTOMATIK MIFTAHUL FARID P

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. metabolisme gula akibat kurangnya sekresi hormon insulin sehingga terjadi

GAMBARAN KADAR KALSIUM DARAH PADA PEROKOK. Rianti Nurpalah, Rinrin Hariyanti Prodi DIII Analis Kesehatan STIKes BTH Tasikmalaya ABSTRAK

7 Kebiasaan Penyebab Kadar Gula Darah Melonjak

BAB I PENDAHULUAN. 1,5 juta kasus kematian disebabkan langsung oleh diabetes pada tahun 2012.

I. PENDAHULUAN. masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American. Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes melitus merupakan suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitis.

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme dengan. yang disebabkan oleh berbagai sebab dengan karakteristik adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. kekurangan secara absolut atau relatif dari kerja dan atau sekresi insulin. (Awad,

Gejala Diabetes pada Anak yang Harus Diwaspadai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seseorang dengan katarak akan melihat benda seperti tertutupi kabut, lensa mata

Pengaruh Soft Drink Pada Penggunaan Obat Herbal Untuk Penyakit Diabetes

BAB 2 DATA DAN ANALISA. mendukung Tugas Akhir ini, seperti : Literatur berupa media cetak yang berasal dari buku-buku referensi yang

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

HASIL DAN PEMBAHASAN. Nilai Karbohidrat dan Kalori Ransum, Madu dan Kayu Manis

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

BAB I PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

glukosa darah melebihi 500 mg/dl, disertai : (b) Banyak kencing waktu 2 4 minggu)

BAB I PENDAHULUAN. diatas atau sama dengan 126 mg/dl (Misnadiarly, 2006). Gangguan. jaringan tubuh. Komplikasi DM lainnya adalah kerentanan terhadap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Diabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Tanya-Jawab seputar. Diabetes

DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen

BAB I PENDAHULUAN. insulin secara relatif maupun absolut (Hadisaputro & Setyawan, 2007).

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) MASSAGE PADA KAKI PASIEN DM. Disusun oleh Intan Yunitasari NPM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. pemeriksaan di Unit Transfusi Darah Cabang Palang Merah Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

LAPORAN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di lakukan adalah penelitian analitik. Tempat penelitian cara manual dan automatik dilakukan di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

berkembang akibat peningkatan kemakmuran di Negara bersangkutan akhir-akhir ini banyak disoroti. Peningkatan perkapita dan perkembangan gaya hidup

BAB I PENDAHULUAN. penduduk di seluruh dunia. DM juga disebut dengan penyakit kencing manis dapat

Definisi Diabetes Melitus

BAB I PENDAHULUAN. tua, Tipe III disebut Malnutrition Related Diabetes Mellitus (MRDM) dan Tipe IV

BAB I PENDAHULUAN. Association, 2013; Black & Hawks, 2009). dari 1,1% di tahun 2007 menjadi 2,1% di tahun Data dari profil

Transkripsi:

GAMBARAN GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA ORANG YANG KURANG TIDUR DI USIA PRODUKTIF Meti Kusmiati, Dimas Adi Pradana Prodi DIII Analis Kesehatan STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya ABSTRAK Penyakit Diabetes Mellitus (DM), yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis atau penyakit gula darah adalah golongan peyakit kronis yang di tandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah. Sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh, dimana pankreas tidak mampu lagi memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh. Kurang tidur dapat memicu meningkatkan risiko obesitas dan diabetes. Penelitian menunjukkan bahwa pola tidur berpengaruh pada kadar glukosa dalam darah, hormon yang mengatur nafsu makan, bahkan persepsi otak akan makanan berkalori tinggi. Kurang tidur akan mengurangi kemampuan sel lemak untuk merespon insulin, hormon yang berperan dalam metabolisme dan berperan besar terhadap diabetes Metodologi penelitian ini bersifat deskriptif, Tehnik Pengumpulan data dilakukan dengan cara analisa laboratorium dan studi literatur. Prinsip pemeriksaan glukosa teroksidasi oleh glukosa oksidase (GOD) menjadi asam glukonat, dan hidrogen peroksida, kemudian bereaksi dengan suatu senyawa 4- aminophenazone dan fenol membentuk senyawa yang berwarna. Intensitas warna yang terjadi berbanding lurus dengan kadar glukosa yang di uji. Diperoleh hasil penelitian yang dilakukan pada 20 orang pasien kurang tidur yang berprofesi sebagai satpam, diperoleh sebanyak 80% kadar glukosa darah sewaktu normal dan 20% kadar glukosa darah sewaktu meningkat. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh sebanyak 80% kadar glukosa darah sewaktu normal dan 20% kadar glukosa darah sewaktu meningkat dan diklasifikasikan sebagai prediabetes. Kata kunci : glukosa darah sewaktu, kurang tidur, obesitas, diabetes mellitus PENDAHULUAN Penyakit diabetes melitus (DM), yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis atau penyakit glukosa darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa dalam darah. Sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh, dimana pankreas tidak mampu lagi memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh (Prasetyono Dwi Sunar, 2012). Di Indonesia, orang dikatakan menderita diabetes bila pada pemeriksaan glukosa darah sewaktu mencapai 200 mg/dl atau lebih atau kadar glukosa puasa mencapai 126 mg/dl (Iskandar Munadjad, 2010). Salah satu penyebab diabetes melitus yaitu kurang tidur, sudah banyak penelitan yang menyatakan pentingnya tidur untuk kesehatan, penelitian terbaru menyatakan orang yang tidurnya kurang dari 8 jam sehari berisiko mengalami peningkatan glukosa darah atau kondisi prediabetes. Kurang tidur akan mempengaruhi glukosa darah, diluar faktor lain seperti usia, gender, pola makan, akitivitas fisik, berat badan, dan penyakit yang diderita (Nabci Margaretha, 2008) Tidur kurang dari 6,3 jam semalam mengakibatkan 14% lebih rentan 221

terjadi diabetes. Menurut para peneliti university of Chichago, kurang tidur meningkatkan hormon stress kortisol sampai 37% yang menghambat kemampuan tubuh menggunakan insulin pengatur glukosa. Selain itu kita merasa lebih lapar dan makan lebih banyak cemilan. Akibatnya, kita sulit mengendalikan berat badan pada kisaran sehat yang merupakan salah satu cara mencegah diabetes. Selain itu penelitian pendahuluan di university of Chichago menyatakan adanya hubungan kecukupan tidur dari kadar hormon leptin. Hormon leptin mengatur nafsu makan sehingga memudahkan mengendalikan keinginan memakan makanan karbohidrat dari menjaga berat badan dalam keadaan normal (Matizih, 2007). METODE PENELITIAN Alat Peralatan yang digunakan berupa Biolyzer analyzer 100, Klinipet, Disposible syiringe, sentrifuge, tabung reaksi, Tip, Torniquet dan alat gelas rutin lainnya. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Reagen Glukosa, Sampel serum, Serum kontrol PROSEDUR PENELITIAN Metode Pemeriksaan : GOD-PAP Prinsip Pemeriksaan : Glukosa teroksidasi oleh glukosa okidase (GOD) menjadi asam glukonat, dan hidrogen peroksida, kemudian bereaksi dengan suatu senyawa 4-aminophenazone dan fenol membentuk senyawa yang berwarna. Intensitas warna yang terjadi berbanding lurus dengan kadar glukosa yang di uji. Prosedur Pemeriksaan Pengambilan Darah Vena Tentukan letak vena yang akan diambil kemudian pasang tourniquet, kepalkan tangan pasien. Bersihkan kulit vena yang akan diambil dengan kapas alkohol 70% biarkan kering. Tusuk vena yang akan diambil dengan posisi spuit ± 30 o dari permukaan kulit sampai ujung jarum masuk ke dalam lumen vena lalu lepaskan atau renggangkan pembendungan dan perlahan-lahan tarik pengisap semprit sampai jumlah darah yang dikehendaki didapat. Kemudian tourniquet dibuka, simpan kapas di atas bagian yang ditusuk dengan perlahan-lahan jarum ditarik dari vena pasien (Gandasoebrata, R, 2001). Pembuatan Serum Darah yang telah didapatkan didiamkan selama 15-30 menit kemudian di sentrifuge selama 20 menit dengan kecepatan 3000rpm. Serum yang telah terpisah di pipet dengan klinipet untuk dilakukan pemeriksaan (Gandasoebrata, R, 2001). Prosedur Kerja Persiapkan alat dan bahan pemeriksaan. Masukan reagen Glukosa sebanyak 1000µL dan sampel serum sebanyak 10µL ke dalam tabung reaksi dengan 222

menggunakan klinipet. Campurkan, jalankan stopwatch. Inkubasi selama 10 menit pada suhu 37 o C. Baca menggunakan fotometer Bioanalyzer dengan panjang gelombang 546 nm (manual prosedur, Rajawali). Nilai normal : 70-110 mg/dl HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Sebelum dilakukan pemeriksaan terhadap sampel, terlebih dahulu di lakukan pemeriksaan serum kontrol, diperoleh kadar sebesar 89,5 mg/dl. Hasil pemeriksaan serum kontrol masuk dalam rentang yang dipersyaratkan. Tabel 1 Hasil pemeriksaan Glukosa darah sewaktu pada pasien yang berprofesi sebagai satpam Labkesda Tasikmalaya Jenis Hasil Nama Umur NO kelamin (mg/dl) Ket 1 A 35 L 76 N 2 B 22 L 98 N 3 C 27 L 83 N 4 D 40 L 108 N 5 E 25 L 91 N 6 F 41 L 120 N 7 G 31 L 79 N 8 H 29 L 95 N 9 I 22 L 102 N 10 J 33 L 80 N 11 K 38 L 87 N 12 L 45 L 125 TN 13 M 34 L 85 N 14 N 35 L 112 TN 15 O 45 L 123 TN 16 P 30 L 95 N 17 Q 38 L 141 TN 18 R 27 L 96 N 19 S 30 L 88 N 20 T 32 L 78 N Ket. N = Normal TN = Tidak Normal Nilai normal Glukosa darah sewaktu 70 110 mg/dl Persentase kadar glukosa darah sewaktu normal dan tidak normal Rumus Perhitungan Persentase π= x x 100% n (Sudjana, 1996 : 205) Ket: π = Persentase x = Jumlah sampel yang dihitung persentasenya n = Jumlah sampel 1. Persentase glukosa darah sewaktu normal sebanyak 16 orang, dengan perhitungan: % = jumlah sampel p dengan kadar normal = 16 20 x 100% = 80% jumlah seluruh sampel x 100 223

2. Persentase glukosa darah sewaktu tidak normal sebanyak 4 orang % = jumlah sampel dengan kadar tidak normal = 4 8 x 100% = 20% jumlah seluruh sampel x100 Tabel 2 Persentase kadar glukosa darah sewaktu Pada pasien yang berprofesi menjadi satpam Labkesda Tasikmalaya No Kriteria X n Π 1 Normal 16 20 60% 2 Tidak normal 4 20 20% Dari hasil penelitian terhadap pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu pada 20 sampel satpam, didapat 80% sampel yang menunjukan kadar normal dan 20% sampel yang menunjukan kadarnya di atas nilai normal. Berdasarkan hasil penelitian terhadap pasien yang berprofesi sebagai satpam yang kurang tidur mengalami peningkatan kadar glukosa darah sewaktu sebesar 20%, hal ini bisa dikatakan sebagai prediabetes. Adanya indikasi peningkatan kadar glukosa darah karena pola tidur yang tidak baik dan dapat menyebabkan adanya pengaruh pada kadar glukosa dalam darah sehingga mengurangi sel lemak untuk merespon insulin. Serta ditinjau dari hasil kuisoner, lama waktu kerja, lama waktu tidur, dan pola makan ketika bartugas dapat mempengaruhi. Selain faktor tersebut faktor seperti usia, berat badan dapat berpengaruh terhadap kadar glukosa dalam darah. Sedangkan pada pasien dengan kadar glukosa darah normal sebesar 80%, hal ini bisa disebabkan oleh pola tidur atau waktu istirahat yang baik serta di imbangi dengan pola makan yang teratur, serta tidak memliki riwayat penyakit diabetes. Glukosa darah yang tinggi ini pada awalnya tidak menimbulkan keluhan. Namun, keluhan akan timbul seiring dengan menumpuknya glukosa didalam darah, seperti keluhan pada kulit, seperti gatal, bisul, atau luka yang sukar sembuh, keputihan, keluhan pada tungkai seperti kesemutan, termasuk juga tubuh yang selalu haus sehingga sering minum dan sering buang air kecil. Akibatnya, tubuhpun semakin lemah. Glukosa yang ada dalam darah kelebihannya tidak dapat diubah oleh hormon insulin, akibatnya terjadi penumpukan glukosa dalam darah. Salah satu sebabnya adalah kepekaan terhadap insulin berkurang, walaupun insulin tersebut dihasilkan cukup oleh kelenjar anak ginjal. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 20 orang pasien kurang tidur yang berprofesi sebagai satpam diperoleh 80% pasien kadar glukosa darah normal dan 20% pasien kadar glukosa darah meningkat DAFTAR PUSTAKA Chaput at all, Short sleep duration is associated with reduced leptin level and increased adipocity, jurnal obesitas, vol. 15. 2007 224

Iskandar, Munadjad. Health Triad. Cetakan 1. Jakarta : PT.elex Media Komputindo Matizih, seri diet korektif, elex media komputindo. Jakarta : 2007 Nabci Margaretha, Efek kebiasaan kurang tidur terhadap manifestasi diabetes mellitus tipe 2, penerbit fakultas Kedokteran unair, 2008) Prasetyono, Dwi Sunar. Daftar Tanda Dan Gejala Ragam Penyakit. Cetakan 1. Jogjakarta : Flashbooks, 2012. R. gandasoebrata. Penuntun laboratorium klinik. Jakarta : Dian Rakyat. 2001. 225