BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang harus dilalui yang dimulai sejak lahir sampai meninggal.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutia Faulia, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) termasuk individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. remaja, yakni masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Menurut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak

Kata Kunci : Layanan Informasi Karir, Pemilihan Karir

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, telah berdampak kepada munculnya bidang-bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan kata lain SMK dapat menghasilkan lulusan yang siap kerja.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat

BAB I PENDAHULUAN. (dalam Jurnal Anisah: 2015.) menyebutkan bahwa siswa SMA berada pada masa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pemenuhan tugas perkembangan tersebut, banyak remaja yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhibbu Abivian, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Dunia sedang memasuki zaman informasi, bangsa-bangsa yang belum maju ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang perekonomian, perindustrian, dan pendidikan. yang diambil seseorang sangat erat kaitannya dengan pekerjaan nantinya.

2013 PROGRAM BIMBINGAN KARIR BERDASARKAN PROFIL PEMBUATAN KEPUTUSAN KARIR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Manusia senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain untuk berinteraksi

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XII SMK AHMAD YANI JABUNG

BAB I PENDAHULUAN. individu untuk menuju kedewasaan atau kematangan adalah masa remaja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menimbulkan banyak masalah bila manusia tidak mampu mengambil

BAB I PENDUHULUAN. masa depan bangsa, seperti tercantum dalam Undang-Undang RI. No 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Artinya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah suatu masa bagi individu untuk mempersiapkan diri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tingkat pekerjaan yang sesuai. Serta mengimplementasikan pilihan karir

remaja memiliki kebutuhan-kebutuhan psikologis diantaranya adalah keinginan untuk studi serta mulai memikirkan masa depannya dengan lebih serius.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Hubungan Persepsi Layanan Informasi Karir Dengan Kematangan Karir Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Yayasan LPIM Walisongo Gempol

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. maka akan dijelaskan pengertian dari variabel-variabel tersebut sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Narbuko dan Achmadi (2004: 2) metode penelitian adalah :

BAB I PENDAHULUAN. kerja dengan pemenuhan kompetensi diberbagai pengembangan. Pada masa

BAB I PENDAHULUAN. Deasy Yunika Khairun, Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja dipandang sebagai masa permasalahan, frustrasi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja cenderung mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan

PENINGKATAN KEMATANGAN KARIER SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK. Lutiyem SMP Negeri 5 Adiwerna, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN. remaja. Pertanyaan Apa yang akan kulakukan? dan Aku akan jadi apa? sering

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK MODELING UNTUK MENGURANGI PERILAKU AGRESIF PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 WERU TAHUN PELAJARAN 2017/2018

THE PROFILE OF CAREER INTEREST TEDENCY ELECTION BASED ON THE TYPE OF STUDENTS PERSONALITY AT CLASS OF XI SENIOR HIGH SCHOOL OF BENGKULU CITY

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari, di seluruh dunia, jutaan orang harus bekerja atau sekolah.

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI PSYCHOLOGICAL CAPITAL PADA SISWA KELAS XII SMA DAN SEDERAJAT DI WILAYAH KECAMATAN JATINANGOR SHABRINA SYFA ABSTRAK

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan pada bab1.

diri yang memahami perannya dalam masyarakat. Mengenal lingkungan lingkungan budaya dengan nilai-nilai dan norma, maupun lingkungan fisik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PERTEMUAN 12 VARIABEL, POPULASI, SAMPEL, DAN TEKNIK SAMPLING PENELITIAN. sampel, dan teknik sampling penelitian. Melalui ekspositori, Anda harus

BAB I PENDAHULUAN. dari hidup manusia dalam menghadapi berbagai masalah untuk pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tugas perkembangannya di periode tersebut maka ia akan bahagia, namun

BAB I PENDAHULUAN. untuk pembentukan konsep diri anak menurut (Burns, 1993). bagaimana individu mengartikan pandangan orang lain tentang dirinya.

Volume 5 No. 2 Juni 2017 ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang ingin berhasil dalam hidupnya dan semua orang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. juga komputer yang kini sudah mencapai generasi ke-lima (Ivan, 2003).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya. Pendidikan sudah dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan Konseling memiliki peranan yang sangat menentukan

2016 PROFIL ASPIRASI KARIR PESERTA DIDIK BERDASARKAN STATUS SOSIAL EKONOMI DAN GENDER:

Selamat Membaca dan Memahami Materi e-learning Rentang Perkembangan Manusia II

METODE PENELITIAN. nikah, peneliti menggunakan tipe penelitian eksplanatori dengan metode

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap orang pada umumnya memerlukan lapangan kerja untuk bertahan

2015 EFEKTIVITAS BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK JOHARI WINDOW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN DIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan manusia yang paling unik, penuh dinamika, sekaligus penuh dengan

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan melalui teknik pengukuran yang cermat terhadap variabel-variabel

EKSPLORASI KESIAPAN SISWA MEMASUKI DUNIA KERJA PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MENINGKATKAN EMPATI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI 1 BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK UNTUK MEMBANTU SISWA DALAM KEMANTAPAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN STUDI LANJUT

BAB I LATAR BELAKANG. masa dewasa, dan ini berarti merupakan masa menuju dunia pekerjaan atau karier

Disusun Oleh: PRIYONO NPM : P

HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 BANTUL TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dewasa yang sehat, di mana pun dan kapan pun mereka berada. Karir dipandang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tahun. Menurut Erickson masa remaja merupakan masa berkembangnya identity.

BAB I PE DAHULUA. Siswa sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk bisa mandiri, dewasa, dan juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. oleh citra diri sebagai insan religius, insan dinamis, insan sosial, dan insan

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyak pengalaman yang remaja peroleh dalam memantapkan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia melakukan kegiatan sehari-hari sebagai cara untuk memenuhi kebutuhannya dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hadi Wiguna Kurniawan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup dengan tugas yang dihadapi pada setiap masa

BAB III METODE PENELITIAN

PERBEDAAN PERENCANAAN KARIR SISWA SMK DAN SMU SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. Zaman modern menuntut bertambahnya minat siswa untuk meneruskan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan tertentu untuk tetap survive. Dunia kerja

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi lokasi penelitian dalam menulis skripsi ini adalah

HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK

PROFIL PENYESUAIAN DIRI REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DENGAN TEMAN SEBAYA DI KAMPUNG KAYU GADANG KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif melalui analisis regresi linier berganda. Menurut. menguji hipotesis yang akan ditetapkan.

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam rentang kehidupan manusia, terdapat tahap-tahap perkembangan yang harus dilalui yang dimulai sejak lahir sampai meninggal. Masa remaja merupakan salah satu fase perkembangan dari kehidupan individu, fase ini terjadi pada masa transisi atau peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Menurut Hurlock (2009: 207) masa remaja merupakan masa yang sangat berhubungan pada penentuan kehidupan di masa depan, karena perilaku dan aktivitas yang dilakukan pada masa remaja menjadi masa awal dalam mengukir kehidupan yang lebih baik dimasa depan mereka. Sementara Kanopka (Yusup, 2009: 71) menyatakan bahwa masa remaja adalah segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan individu, dan merupakan masa transisi yang dapat diarahkan kepada perkembangan masa dewasa awal. Dalam setiap fase perkembangan termasuk pada masa remaja individu dihadapkan pada tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi. Tugas-tugas perkembangan ini merupakan harapan-harapan masyarakat tentang apa yang harus dilakukan individu pada usia tertentu (Hurlock, 2009:). Keberhasilan individu dalam memenuhi tugas-tugas pada suatu fase akan menentukan keberhasilan individu dalam memenuhi tugas-tugas 1

2 perkembangan pada fase berikutnya. Menurut Havighurst (Yusuf, 2006: 83) salah satu tugas yang harus dipenuhi pada masa remaja adalah memilih dan mempersiapkan diri untuk berkarir. Karir merupakan suatu proses yang berlangsung terus menerus dalam kehidupan individu. Menurut Ginzberg (Santrock, 2003) pada usia 11 sampai 17 tahun, remaja berada dalam tahap tentatif dari perkembangn karir, yaitu sebuah transisi dari tahap fantasi masa kecil menuju tahap pengambilan keputusan realistis masa dewasa awal. Sementara menurut Super (Osipow, 1983:156) dalam tugas perkembangan karir remaja berada pada tahap eksplorasi. Pada tahap ini remaja mulai memikirkan berbagai alternatif pekerjaan, pencarían peran dan jati diri di sekolah. Kedua pendapat tersebut menggambarkan bahwa remaja pada tahap perkembangn karir, mulai mengidentifikasi jenis pekerjaan yang sesuai dengan bakat, minat, kecerdasan, serta potensi yang dimilikinya. Yusuf (2006: 84) menyatakan beberapa tugas perkembangan karir pada masa eksplorasi, yaitu: 1) mengenal keterampilan membuat keputusan karir dan memperoleh informasi yang relevan untuk membuat keputusan karir; 2) menyadari minat dan kemampuan dan menghubungkannya dengan kesempatan kerja; 3) mengidentifikasi bidang dan tingkat pekerjaan yang cocok dengan minat dan kemampuan; dan 4) memperoleh latihan untuk mengembangkan keterampilan dan mempercepat memasuki pekerjaan atau jabatan guna memenuhi minat dan kemampuannya.

3 Super (Tarsidi, 2007) berpendapat bahwa penyelesaian tugas-tugas yang sesuai pada masing-masing tahapan merupakan indikasi kematangan karir (vocational maturity). Dengan kata lain, individu yang berhasil menyelesaikan tugas-tugas perkembangan pada setiap tahapan cenderung memiliki tingkat kematangan yang lebih baik pada masa kehidupan selanjutnya. Sharf (1992: 155) mengungkapkan bahwa kematangan karir merupakan kesiapan individu untuk membuat keputusan karir dan kesiapan individu untuk membuat pilihan yang tepat. Masa usia sekolah menengah bertepatan dengan masa remaja, hal ini tentunya menunjukkan bahwa siswa sekolah menengah merupakan individu yang memiliki tugas untuk memilih dan mempersiapkan diri untuk berkarir. Pada kenyataanya banyak siswa yang belum sepenuhnya mencapai tugas perkembangan karir dengan baik. Hal ini didukung oleh pernyataan yang diungkapkan Yusuf (2009: 35), bahwa terdapat beberapa permasalahan karir yang di alami oleh para remaja usia SMA dan SMK, diantaranya: (1) kurang mengetahui cara memilih program studi; (2) kurang memiliki motivasi untuk mencari informasi tentang karir; (3) bingung dalam memilih pekerjaan; dan (4) belum memiliki pilihan perguruan tinggi tertentu jika setelah lulus tidak memasuki dunia. Permasalahan di atas sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Zakiyah Drajat (1977: 115) bahwa terdapat beberapa persoalan berkaitan dengan masa depan siswa sekolah di sekolah: Tidak jarang kita mendengar remaja mengeluh bahwa hari depannya suram,tidak jelas mau jadi apa nanti, dimana dia akan

4 bekerja nanti, profesi apa yang cocok baginya dan sebagainya. Akan tetapi dilain sisi dia tidak melihat jalan untuk menghadapinya karena kenyataan hidup dalam masyarakat dan lingkungan tidak memberikan kepastian kepadanya. Hal ini banyak hubungannya dengan jenis sekolah dan pendidikan yang diikuti. Beberapa permasalahan di atas diperkuat oleh hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti dengan guru BK dan beberapa siswa kelas XII SMA dan SMK PGRI Lembang, dari hasil wawancara diperoleh informasi bahwa sebagian besar siswa kelas XII SMA dan SMK masih bingung bila dituntut untuk memilih dan merencanakan karir, seperti meneruskan program studi atau bekerja, kurangnya informasi mengenai cara-cara perencanaan karir, dan kurangnya wawasan tentang karir yang akan dipilih. (Wawancara, 26 September 2011). Al-Mighwar (2006: 70) menyatakan bahwa bila remaja tidak mampu menghadapi dan menyelesaikan masalahnya, dia akan menjadi orang dewasa yang bergantung pada orang lain. Sebaliknya, apabila remaja mampu menghadapi dan menyelesaikan masalahnya, hal tersebut akan menjadi bekal untuk menghadapi berbagai masalah selanjutnya hingga dewasa. Pada pelaksanaan pembelajarannya terdapat perbedaan kurikulum dalam pendidikan SMA dan SMK. Pendidikan sekolah menengah atas (SMA) merupakan bentuk pendidikan umum yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (Ardan, 2008). Kurikulum pembelajaran yang digunakan oleh pendidikan SMA lebih mengutamakan teori dibandingkan praktek. Sedangkan sekolah menengah kejuruan (SMK) merupakan pendidikan

5 menengah yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat langsung terjun dalam dunia kerja. Kurikulum pembelajaran yang diberikan lebih mengutamakan bidang praktek dibanding teori (Ardan, 2008). Melihat beberapa fenomena diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Perbandingan Kematangan Karir pada Siswa SMA dan SMK. B. RUMUSAN MASALAH Siswa kelas XII SMA dan SMK berada pada rentang usia remaja. Pada masa remaja siswa dituntut untuk memenuhi beberapa tugas perkembangan, salah satunya adalah memilih dan mempersiapkan diri untuk berkarir. Fenomena yang terjadi di masyarakat menunjukkan bahwa remaja khususnya siswa SMA dan SMK belum sepenuhnya mampu memenuhi tugas tersebut dengan baik. Fakta ini didukung oleh hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap guru BK dan beberapa siswa kelas XII SMA dan SMK PGRI Lembang. Berdasarkan hasil wawancara diperoleh informasi bahwa sebagian besar siswa kelas XII SMA dan SMK masih belum siap dan merasa bingung bila dituntut untuk memilih dan merencanakan karir. Dalam pendidikan SMA dan SMK terdapat perbedaan dalam bentuk kurikulum. Kurikulum yang digunakan di SMA lebih mengutamakan teori dibanding praktek. Sedangkan, pada pendidikan SMK kurilum yang digunakan adalah untuk mempersiapkan siswa agar terjun langsung ke dunia kerja. Dengan adanya perbedaan

6 kurikulum yang digunakan di SMA dan SMK disinyalir akan membedakan kompetensi dan orientasi karir siswa. Dari latar belakang yang telah uraikan diatas, maka peneliti merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran kematangan karir pada siswa kelas XII SMA PGRI Lembang tahun ajaran 2011-2012? 2. Bagaimana gambaran kematangan karir pada siswa kelas XII SMK PGRI Lembang tahun ajaran 2011-2012? 3. Apakah terdapat perbedaan kematangan karir pada siswa kelas XII SMA dan SMK PGRI Lembang tahun ajaran 2011-2012? C. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai kematangan karir siswa kelas XII SMA dan SMK PGRI Lembang tahun ajaran 2011-2012. 2. Tujuan Khusus a. Memperoleh gambaran kematangan karir pada siswa kelas XII SMA PGRI Lembang tahun ajaran 2011-2012 b. Memperoleh gambaran kematangan karir siswa kelas XII SMK PGRI Lembang tahun ajaran 2011-2012

7 c. Mengetahui apakah terdapat perbedaan antara kematangan karir siswa kelas XII SMA dan SMK PGRI Lembang tahun ajaran 2011-2012 D. MANFAAT PENELITIAN Penelitian tentang perbedaan kematangan karir pada siswa SMA dan SMK, dirasa penting karena memiliki beberapa manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis. Berikut beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini: 1. Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan kontribusi dan memperkaya khazanah keilmuan dalam bidang Psikologi pendidikan dan perkembangan mengenai kematangan karir pada siswa SMA dan SMK. 2. Secara praktis, hasil dari penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi berbagai pihak, khususnya untuk pihak sekolah dan siswa kelas XII SMA dan SMK PGRI Lembang, sebagai masukan untuk upaya membantu siswa dalam mengoptimalkan karirnya. E. ASUMSI Asumsi atau anggapan dasar pada penelitian ini adalah jika dibandingkan dengan siswa kelas XII SMA, siswa kelas XII SMK tentunya harus sudah memiliki tingkat kematangan karir yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan oleh karakteristik siswa SMK yang dalam proses pembelajarannya selain dibekali pengetahuan mengenai keilmuan, namun

8 juga dibekali dengan kompetensi-kompetensi untuk memasuki dunia kerja atau meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. F. HIPOTESIS PENELITIAN Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah: Terdapat perbedaan kematangan karir pada siswa kelas XII SMA dan SMK PGRI Lembang tahun ajaran 2011-2012. G. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif, menurut menurut Sugiyono (2010:14) pendekatan kuantitatif adalah: Suatu pendekatan yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah komparatif. Menurut Kerlinger (Emzir, 2008:119) penelitian komparatif adalah penyelidikan empiris yang sistematis dimana peneliti tidak mengendalikan variabel bebas secara langsung karena eksistensi dari variabel tersebut pada dasarnya tidak dapat dimanipulasi. Model perbandingan yang digunakan adalah model komparasi dua sampel independen yaitu SMA dan SMK, model komparasi dua sampel independen digunakan karena penelitian ini akan menguji kemampuan generalisasi rata-rata dari data dua sampel yang tidak berkorelasi (Sugiono, 2009).

9 Teknikk analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik statistik Mann Whitney U-Test. Teknik ini digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif dua sampel independen dengan data berbentuk ordinal. Adapun rumusnya menurut Sugiono (2010: 56) adalah: U1= n 1 n 2 + R 1 U 2 = n 1 n 2 + Keterangan: n 1 : jumlah sampel 1 n 2 : jumlah sampel 2 U 1 : jumlah peringkat 1 U 2 : jumlah peringkat 2 R 1 : jumlah ranking pada sampel n 1 R 2 : jumlah rangking pada sampel n 2 H. LOKASI DAN SAMPEL Penelitian dilakukan di SMA dan SMK PGRI yang beralamat di jalan Baru Laksana Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII SMA dan SMK PGRI Lembang tahun ajaran 2011-2012, yang berjumlah 96 orang, terdiri atas 43 orang siswa kelas XII SMA dan 53 orang siswa kelas XII SMK. Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan rumus Slovin dan pendpat Arikunto (2006: 134) yang menyatakan bahwa apabila sampelnya kurang dari 100, lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya

10 merupakan penelitian populasi. Adapun teknik yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel pada masing-masing populasi adalah proportionate stratified random sampling. Teknik ini digunakan karena setiap unsur populasi (kelas XII SMA dan SMK) bersifat heterogen namun berstrata secara operasional.