BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Program kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu prioritas

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan melihat indikator yang tercantum dalam Milenium

BAB I PENDAHULUAN. keadaan lingkungan tempat bidan bekerja (Soepardan & Hadi, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan adalah suatu keadaan fisiologis yang normal, dan selama

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan secara mandiri atau bersama-sama dalam satu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kalender atau 40 minggu atau 280 hari (Megasari, 2015). Kehamilan secara umum

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi merupakan suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 102/ kelahiran hidup (Visi Indonesia Sehat 2015). Penyebab tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) antenatal care selama

BAB I PENDAHULUAN. (Fraser, 2009 h. 635). Pada umumnya kehamilan berkembang dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan antenatal adalah upaya untuk menjaga kesehatan ibu pada masa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkedudukan di masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, hlm. 215).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berpengaruh tidah baik terhadap kehamilan tersebut (Prawiroharjo, 2010).

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap saat yang dapat membahayakan jiwa ibu dan bayi (Marmi, 2011:11).

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dalam meningkatkan derajat kesehatan masyara kat yang setinggitingginya.

BAB I PENDAHULUAN. yang menimbulkan respon ketidaknyamanan bagi ibu hamil (Bartini, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. spesialis kebidanan, dokter umum, dan bidan) pada ibu selama masa kehamilannya

BAB I PENDAHULUAN. menentukan derajat kesehatan masyarakat. Di Indonesia angka kematian ibu

BAB 1 PENDAHULUAN. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), tujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KINERJA BIDAN DESA TENTANG PELAYANAN ANTENATAL DI KABUPATEN PIDIE TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai penerus keturunan keluarga. Kehamilan menurut Manuaba (2010) adalah

BAB 5 HASIL PENELITIAN. n % n % Total % %

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur dan

BAB I PENDAHULUAN. dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan merupakan keadaan

BAB I PENDAHULUAN. bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

BAB 1 PENDAHULAN. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berdasarkan hasil Survei

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dwi Anggun Nugraeni, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. konsepsi sampai lahirnya janin. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu

BAB 1 PEDAHULUAN. Kehamilan merupakan proses yang alami artinya perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. hamil normal adalah 280 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir. Pada

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya

BAB 1 PENDAHULUAN. bayi yang di kandung (Saifuddin, 2009:284). (Hani, 2011:12). Berdasarkan pengalaman praktek di polindes Kradenan

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

BAB I PENDAHULUAN. proses selanjutnya. Proses kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir

BAB I PENDAHULUAN. wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas tahun 2009 sudah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. atau pembuahan yaitu meleburnya sel telur dan sel sperma yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. yaitu ibu hamil, ibu bersalin dan bagi pada masa perinatal. Hal ini ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. hamil sehingga dapat membahayakan ibu dan janin jika mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil perlu dilakukan pelayanan antenatal secara berkesinambungan, seperti

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENERAPAN STANDART PEMERIKSAAN KEHAMILAN

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016) Berdasarkan laporan Countdown bahwa setiap dua menit, disuatu

BAB I PENDAHULUAN. khususnya untuk indikator kesehatan ibu (Kementerian Kesehatan RI, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Karena itu kehamilan yang

INFOKES, VOL.5 NO.2 September2015 ISSN : KAJIAN PELAKSANAAN PELAYANAN ANTENATAL CARE OLEH BIDAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MASARAN SRAGEN

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI POLINDES KHARISMA DEPOK CONDONG CATUR

BAB I PENDAHULUAN. atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk. mendapatkan pelayanan ANC. Pada setiap kunjungan ANC, petugas

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat ringan sampai berat yang dapat memberikan bahaya terjadinya

EQUITY PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDOKAN AYU KOTA SURABAYA

HUBUNGAN PELAKSANAAN SENAM HAMIL DENGAN KETIDAKNYAMANAN IBU HAMIL TRIMESTER III DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI SUPADMI, KUNDEN BULU, SUKOHARJO ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jawa Tengah kotamadya Salatiga. Lokasi puskesmas Sidorejo

BAB I PENDAHULUAN Dari hasil survei yang telah dilakukan, AKI telah menunjukan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan antenatal yang ditetapkan. Pelayanan antenatal care ini minimum

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan dan persalinan adalah suatu proses fisiologis, diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. maupun janin yang di kandung. Berbagai macam kelainan yang timbul membuat

BAB I PENDAHULUAN. dihitung dari hari pertama haid terakhir. (Prawirohardjo, 2008, p. 89).

BAB I PENDAHULUAN. anak. Setiap prosesnya tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan kondisi

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih

BAB I. sel darah normal pada kehamilan. (Varney,2007,p.623) sampai 89% dengan menetapkan kadar Hb 11gr% sebagai dasarnya.

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

BAB I PENDAHULUAN. meliputi sebagai berikut : bayi terlalu besar, kelainan letak janin, ancaman

BAB 1 PENDAHULUAN. instrumental. Orang menghargai kesehatan karena kesehatan ikut mendasari

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KEPATUHAN PERIKSA KEHAMILAN DI PUSKESMAS 1 TOROH KABUPATEN GROBOGAN

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CAKUPAN K-4 PADA IBU HAMIL DI KLINIK SARI MEDAN TAHUN 2013

Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Dengan Frekuensi Kunjungan Antenatal Care

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu maupun perinatal (Manuaba 2010:109). Perlunya asuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat (Pantikawati dan Saryono,2010:1). Namun, dalam prosesnya terdapat

BAB I PENDAHULUAN. lahir sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh wanita di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. akan menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil, bersalin, post partum, bayi baru lahir (Lestari, 2014:34).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Antenatal care adalah pengawasan sebelum anak lahir untuk persiapan dalam

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. hamil. Anemia pada ibu hamil yang disebut Potensial danger of mother and. intra partum maupun post partum (Manuaba, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Angka Kematian Ibu. tertinggi bila dibandingkan dengan AKI di Negara ASEAN lainnya.

BAB 5 PEMBAHASAN. Asuhan Kebidanan pada Ibu dengan Letak Lintang Usia Kehamilan 38 minggu di

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi kesehatan dunia memperkirakan diseluruh dunia setiap hari

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dari konsepsi sampai lahirnya janin lamanya adalah 280 hari (40 minggu atau 9

59 KEPUASAN DALAM PELAYANAN ANTENATAL CARE (ANC) BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN USIA PADA IBU HAMIL

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ALI SADIKIN NIM : J

KEPUASAN IBU HAMIL TERHADAP PELAYANAN ANTENATAL CARE (ANC) OLEH BIDAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin. Lama hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan merupakan merupakan keadaan fisiologis dapat diikut proses patologis yang mengancam keadaan ibu dan janin (Prawiroharjo, 2007, p 89). Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta perubahan sosial di dalam keluarga. Pada umumnya kehamilan berkembangnya normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai yang diharapkan. Sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah. Sistem penilaian risiko tidak dapat memprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah selama kehamilanya. Oleh karena itu pelayanan/asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu kehamilan normal (Prawiroharjo, 2007, p.89). Pada umumnya kehamilan berkembang normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun ini kadang tidak sesuai yang diharapkan. Sulit sekali dikatahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah. Oleh karena itu pelayanan antenatal / asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu kehamilan normal (Kusmiyati et al, 2009, p.1). Tingginya angka kematian ibu antara lain disebabkan rendahnya tingkat pengetahuan ibu dan frekuensi antenatal care yang tidak teratur. Ada beberapa faktor penyebab mengapa ibu hamil kurang termotivasi dalam melakukan antara antenatal care yaitu : Kesibukan, tingkat sosial ekonomi yang rendah, dukungan

suami yang kurang, kurangnya kemudahan untuk pelayanan maternal, asuhan medik yang kurang baik, kurangnyan tenaga terlatih (Prawiroharjo, 2007, p.2). Salah satu indikator untuk menilai kualitas pelayanan antenatal care dapat dikaji dari tingkat pemanfaatan pelayanan antenatal care oleh masyarakat. Hal ini dapat dilihat pada cakupan kunjungan ibu hamil kesehatan yang keempat (atau lebih), untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar yang ditetapkan, syarat minimal satu kali pada trimester satu dan trimester dua, satu kali kontak pada trimester dua, dua kali kontak pada trimester tiga (K4) (Meilani et al, 2009). Wanita selama kehamilannya memerlukan waktu untuk beradaptasi berbagai perubahan yang terjadi dalam dirinya, perubahan-perubahan yang terjadi selama kehamilan umumnya menimbulkan ketidaknyamanan dan kekhawatiran bagi sebagian besar ibu hamil. Perubahan pada ukuran tubuh, bentuk. Payudara, pigmentasi kulit, serta pembesaran abdomen secara keseluruhan membuat ibu hamil tersebut tampak jelek dan tidak percaya diri, kekhawatiran dan ketakutan ini sebenarnya tidak berdasar, untuk itu ibu hamil memerlukan nasehat dan saran khususnya dari bidan dan dokter yang dapat menjelaskan perubahan yang terjadi selama kehamilan sehingga ibu tidak khawatir perubahan yang dialaminya (Helen, 2001). Kehamilan dibagi menjadi III trimester, selama kehamilan ibu hamil dianjurkan melakukan kunjungan antenatal minimal 4 kali untuk mengetahui masalah kesehatan selama kehamilan, apakah masalah tersebut bersifat ffisiologis atau masalah tersebut bersifat patologis yang dapat mengancam kehamilan. Komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan antara lain hiperemesis gravidarum, perdarahan, anemia, eklampsi, nyeri perut yang hebat (Sarwono, 2006). Resiko tinggi kehamilan dapat diantisipasi pada saat antenatal care (ANC). ANC atau perawatan antenatal care adalah perawatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilan secara teratur. ANC dapat tercapai apabila ada usaha bersama antara petugas dan wanita hamil, sehingga dibutuhkan kesadaran yang tinggi dalam memeriksakan kehamilan. Menurut Prawiroharjo (2002) pelayanan

ANC mencakup 7T,yaitu:(1) menimbang berat badan, (2) mengukur tekanan darah, (3) mengukur tinggi fundus uteri, (4) memberikan imunisasi (Tetanus Toksoid) TT lengkap, (5) memberikan tablet zat besi, minimum 90 tablet selama kehamilan, (6) tes terhadap penyakit Menular Seksual (PMS), (7) temu wicara dalam rangka persiapan rujukan. Dari ANC ini diharapkan kondisi kesehatan ibu hamil dapat dipantau dan bila terjadi kegawatdaruratan akan memudahkan pengambilan tindakan. Berdasarkan kebijakan program dari pemerintah, kunjungan ANC dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan, yaitu satu kali pada triwulan pertama, satu kali pda triwulan kedua dan duan kali pada triwulan ketiga (Prawiroharjo, 2002). Berdasarkan Ditjen Binkesmas, kemenkes RI pada tahun 2009, pada tahun 2009 K4 tertinggi adalah Jakarta (96,53%) dan terendah Papua barat (10,55%), sejak tahun 2004-2009 kesenjangan antara cakupan K1 dan K4 cenderung menyempit, artinya jumlah ibu hamil yang melakukan pemeriksaan pertama K1 terus melanjutkan kunjungan ke-4 (K4). Survei Kesehatan Provinsi Jawa Tengah untuk tahun 2009 berdasarkan laporan kabupaten atau kota ibu hamil yang mendapat pelayanan kesehatan sebesar 632,59/100.000 kelahiran hidup, dari 35 kabupaten terendah adalah Pati (8,9%), kedua pemalang (10,6%) dan jepara berada di peringkat 21 (14,6%) yaitu K1 23. 997 (23,766) dan K4 22.060 (91,93). Berdasarkan data ibu hamil yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara tahun 2009 dari 23.622 ibu hamil yang melakukan kunjungan K1 21.973 (97,26%) sedang cakupan K4 20.380 (89,61%) sedangkan data ibu hamil pada 2010 adalah 23.066 yang melakukan kunjungan K1 6.502 (28,2%) dan K4 3,470 (15,0%) (Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara tahun 2009 dan 2010). ata dari Puskesmas Nalumsari, ibu hamil pada tahun 2008 sebanyak 1412 yang melakukan K1 550 (18%) dan K4 174 ( 13%), tahun 2009 jumlah ibu hamil 1516 yang melakukan K1 1.377 (90,83%) dan K4 1.244 (82,06%) dari data tersebut tahun 2008-2009 mengalami peningkatan dalam pelayanan K1 dan K4 akan tetapi pada tahun 2010 jumlah ibu hamil 1580 yang melakukan K1 506 (32,0%) dan K4 230 (14,6%) malah mengalami penurunan dan data terakhir pada bulan Januari-Mei

2011 didapatkan 786 ibu hamil yang melakukan kunjungan K1 700 (50,8%) dan K4 (43,6%). Dari data yang telah didapatkan maka fenomena yang terjadi di lapangan terdapat ibu hamil tidak bersedia melakukan kunjungan antenatal dikarenakan tingkat pendidikan yang rendah dan kurangnya pengetahuan tentang antenatal care. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti ingin melakukan penelitian tengtang hubungan tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan kunjungan Antenatal Care pada ibu hamil primigravida. B. Rumusan Masalah Berdasarkan pemaparan di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan dan pengetahuan tentang kehamilan kunjungan Antenatal Care pada ibu hamil primigravida. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dan pengetahun tentang kehamilan kunjungan Antenatal Care pada ibu hamil primigravida. 2. Tujuan khusus a. Menggambarkan pendidikan pada responden. b. Menggambarkan pengetahuan mengenai Antanatal Care ibu hamil primigravida. c. Menganalisis kunjungan Antenatal Care ibu hamil primigravida. d. Menganalisis hubungan tingkat pendidikan kunjungan Antenatal Care pada ibu hamil Primigravida. e. Menganalisis hubungan pengetahuan kehamilan kunjungan Antenatal Care ibu hamil primigravida.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Memberikan tambahan referensi tentang hubungan tingkat pendidikan dan pengetahuan tentang kehamilan kunjungan Antenatal Care pada ibu hamil. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Menambah informasi dan pengetahuan tentang kehamilan dan kunjungan Antenatal Care, sekaligus menerapkan ilmu yang didapat. b. Bagi Institusi Pendidikan Memberi masukan dalam pendidikan terutama untuk memberi materi perkuliahan sehingga mahasiswa mempunyai gambaran mengenai kehamilan dan kunjungan Antenatal care. c. Bagi Tenaga Kesehatan Meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat, terutama ibu hamil dan dapat digunakan sebagai penyuluhan. d. Bagi Ibu Hamil Meningkatkan kesadaran untuk melakukan kunjungan Antenatal Care baik dan benar sehingga melakukanya secara teratur e. Bagi Masyarakat Ibu hamil dapat termotivasi untuk meningkatkan pengetahuan yang positif tentang Antenatal Care sehingga dapat menekan AKI serta meningkatkan kualitas kesehatan.

E. Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Keaslian Penelitian No Judul, Nama, Tahun Sasaran Variabel yang Diteliti Metode Hasil 1 2 3 Studi Deskriptif Kualitas ANC di Puskesmas Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarng, Maimunah Hidayati 2009 Hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang Antenatal Care Praktik ANC pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Halmahera Kota Semang. Hanifatur Rosyidah, 2009 Analisi Harapan dan kepuasan Pasien terhadap mutu pelayanan persalinan rumah sakit 35 ibu hamil yang melakukan ANC di Puskesmas Suruh Kota Semarang 37 ibu hamil yang melakukan ANC Puskesmas Kaloran Kabupaten Temanggung. di 47 pasien Melahirkan Rumah sakit Wilasa Citarum Variabel tunggal deskriptif kualitas Tingkat engetahuan Hamil Tentang ANC, Dengan frekuensi kunjungan ANC Mutu pelayanan persalinan, harapan dan Jenis penelitian : kuantitatif rancangan descriptife corelational pendekatan Cross Sectional Jenis penelitian : Analitik metode survei melalui pendekatan Cross Sectional. Jenis penelitian : Observational dan survei pendekatan Ditinjau dari kualitas karakteristik yang dievaluasi oleh paien di Puskesmas Suruh 65% baik sekali, 28,335% baik, 6,65% cukup. Penelitian yang diperoleh adalah sebagian besar ibu hamil berpendidikan tamat SMP, sebagian besar berpengetahuan ibu hamil praktek ANC, ada hubungan antara pendidikan frekuensi kunjungan antenatal. Ada hubungan pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care frekuensi kunjungan antenatal Tingkat kesesuain terbesar (74,52%) yaitu antara harapan dan kepuasan pasien terhadap kecepatan

Panti Wilasa Semarang. Caecillia Hendriani, 2006. Semarang. kepuasan pasien. Cross Sectional pelayanan persalinan. Perbedaan penelitian ini penelitian lain adalah terletak pada variabel penelitian yaitu Kualitas ANC pada ibu hamil, praktek ANC pada ibu hamil, mutu pelayanan persalinan, sedang penelitian ini adalah kunjungan Antenatal care. Metode yang digunakan dalam penelitian sebelumnya menggunakan jenis penelitian analitik dan deskriptif, penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik. Perbedaan lain yang terdapat pada waktu dan tempat penelitian dimana waktu sudah ditentukan sendiri dari institusi dari kampus.