BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

Laporan PELAKSANAAN SOSIALISASI ADIWIYATA PROV. GORONTALO TAHUN 2014 PROGRAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Isu tentang lingkungan hidup merupakan salah satu perhatian utama dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berakhlak mulia dan mampu menempatkan dirinya dalam situasi apapun. Karakter

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sragen yang telah berhasil mewujudkan sekolah adiwiyata dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. kewibawaan guru di mata peserta didik, pola hidup konsumtif, dan sebagainya

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan suatu tujuan pendidikan sebagaimana yang telah tercantum dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia ini. Setiap hari selalu mendapatkan berita-berita tentang kerusakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. karena itu dibutuhkan sistem pendidikan dan manajemen sekolah yang

dan nyaman untuk kegiatan belajar mengajar di sekolah. Karim (2012:5) menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter di sekolah memiliki peran yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional kabupaten hingga diimplementasikan langsung disekolah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENANAMAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DAN DISIPLIN MELALUI PROGRAM BERJUMPA (BERSIH JUM AT PAGI)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

ADIWIYATA MEWUJUDKAN SEKOLAH YANG BERBUDAYA LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Nasional dinyatakan bahwa Pendidikan nasional...bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah mempunyai tugas penting dalam menyiapkan siswa-siswi untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

SUPLEMEN 1 BUKU PANDUAN ADIWIYATA TENTANG PENJELASAN PENCAPAIAN SEKOLAH ADIWIYATA

BAB I PENDAHULUAN. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mendapatkan pekerjaan yang baik. Sekolah harus mampu mendidik peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

Surat Ijin Penelitian dari SDN 2 Tegowanu Wetan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyengsarakan orang lain bahkan bangsa lain. Oleh karena itu perlu mengolah

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari pengetahuan dan ketrampilan baru sehingga dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sangat dibutuhkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah pendidikan menjadi hal yang utama bahkan mendapat perhatian dari

BAB I PENDAHULUAN. diwujudkan sebagai bentuk kebersamaan antara dunia pendidikan dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu tujuan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB II. Deskripsi SMA N 1 Temon Kulon Progo. dan Kampanye Program Kawasan Tanpa Rokok

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dampak bagi gaya hidup manusia baik positif maupun negatif. Di sisi lain kita

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. dalam (Undang-Undang Dasar 1945 Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1) yang

Tersusunnya Visi, misi dan tujuan yang memuat upaya pelestarian fungsi lingkungan dan/ atau, mencegah terjadinya pencemaran dan/ atau

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. terpelajar dengan sendirinya berbudaya atau beradab. Namun kenyataan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sekolah dasar merupakan bagian dari pendidikan nasional yang mempunyai peranan sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, memberikan bekal kemampuan dasar kepada anak seperti pengetahuan dan keterampilan. Menurut Suharjo (2006:1), pendidikan memainkan peranan penting dalam mengembangkan aspek fisik, intelektual, religius, moral, sosial, emosi, pengetahuan dan pengalaman peserta didik. Pendidikan juga memainkan peranan yang penting dalam pembangunan dan kemajuan negara dan bangsa. Peranan pendidikan dalam memajukan bangsa yaitu tercermin dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan itu berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Salah satu pendidikan yang penting di sekolah dasar adalah pendidikan tentang lingkungan hidup. Penerapan Pendidikan Lingkungan Hidup atau yang biasa dikenal dengan istilah Adiwiyata, adalah salah satu program dari Kementerian Negara Lingkungan Hidup yang bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan Nasional. Program Adiwiyata merupakan amanah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang menyatakan: Setiap orang berhak mendapatkan pendidikan lingkungan hidup, akses informasi, akses partisipasi, dan akses keadilan dalam memenuhi hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat (Pasal 65 ayat 2). Undang-undang tersebut kemudian ditindaklanjuti melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 2 Tahun 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata yang menyatakan: Program Adiwiyata adalah salah satu program kerja berlingkup nasional yang 1

2 dikelola oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup dalam rangka mewujudkan pengembangan pendidikan lingkungan hidup (Pasal 1 ayat 2). Program Adiwiyata merupakan penghargaan kepada sekolah berbudaya lingkungan. Adiwiyata dikembangkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup bersama Kementerian Pendidikan Nasional sejak tahun 2006. Terdapat empat komponen pengembangan Adiwiyata yaitu (1) kebijakan berwawasan lingkungan, (2) pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan, (3) kegiatan lingkungan berbasis partisipatif, (4) pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan. Sekolah Adiwiyata Mandiri tahun 2015 diberikan kepada 95 sekolah dari 20 provinsi (Kementerian Lingkungan Hidup, 5 Juni 2015). Pembentukan sikap peduli terhadap lingkungan pada tataran pendidikan di sekolah dapat dikembangkan melalui pendidikan karakter kepada para siswa. Pentingnya pendidikan karakter di sekolah karena bertujuan untuk mengoptimalkan muatan-muatan karakter yang baik dan positif (baik sifat, sikap, dan perilaku budi luhur, akhlak mulia) yang menjadi pegangan kuat dan modal dasar pengembangan individu dan bangsa nantinya. Pendidikan karakter melalui sekolah, tidak semata-mata pembelajaran pengetahuan semata, tatapi lebih dari itu, yaitu penanaman moral, nilai-nilai etika, estetika, budi pekerti yang luhur. Pemberian penghargaan (prizing) kepada yang berprestasi, dan hukuman kepada yang melanggar, menumbuhsuburkan (cherising) nilai-nilai yang baik dan sebaliknya mengecam dan mencegah (discowaging) berlakunya nilai-nilai yang buruk. Selanjutnya menerapkan pendidikan berdasarkan karakter (characterbase education) dengan menerapkan ke dalam setiap pelajaran yang ada di samping mata pelajaran khusus untuk mendidik karakter, seperti pelajaran Agama, Sejarah, Moral Pancasila dan kebudayaan asli bangsa Indonesia (Yuliana, 2010:94-95). Pendidikan karakter peduli lingkungan diharapkan mampu menanamkan sikap peduli siswa terhadap lingkungan. Sikap peduli tersebut diharapkan mampu mengubah sikap siswa untuk lebih arif terhadap lingkungan. Pendidikan tentang lingkungan hidup dapat diajarkan di sekolah, dan perlu diajarkan sejak dini (Kresnawati, 2013). Peduli lingkungan merupakan salah satu nilai karakter yang penting untuk dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa di sekolah. Karakter peduli lingkungan, adalah sikap dan tindakan yang selalu

3 berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi (Hasan, 2010:9-10). Penanaman karakter sejak dini dapat menjadi dasar yang kuat bagi penanaman karakter peduli lingkungan. Karakter peduli lingkungan dapat ditanamkan berdasarkan kurikulum sekolah maupun program-program yang sudah direncanakan sekolah. Hasan (2010:15) menyatakan bahwa upaya penanaman pendidikan karakter peduli lingkungan melalui kurikulum sekolah dan proses pembelajaran. Ada berbagai perwujudan penanaman pendidikan lingkungan hidup di sekolah, seperti sekolah berbudaya lingkungan, sekolah hijau, dan sekolah sehat. Adapun istilah yang sedang digalakkan pemerintah yaitu Adiwiyata. Adiwiyata merupakan suatu tempat yang baik dan ideal untuk memperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup untuk mencapai cita-cita pembangunan berkelanjutan. Tujuan program Adiwiyata adalah mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan (Hidayati, dkk, 2013). Adapun prinsip dasar program Adiwiyata adalah: (1) Prinsip partisipatif, yaitu komunitas sekolah terlibat dalam manajemen sekolah yang meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai tanggung jawab dan perannya; (2) Prinsip berkelanjutan, berupa seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus secara komprehensif. Jadi bila sudah masuk dalam kategori Adiwiyata Mandiri, apalagi sebagai juara harus tetap mempertahankan kondisi lingkungan dan perilaku warga sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan menuju lebih baik (Hidayati, dkk, 2013). Program Adiwiyata diharapkan dapat menciptakan kondisi yang nyaman dalam pembelajaran serta timbulnya tanggung jawab lingkungan dalam rangka pembangunan berkelanjutan. Sebab lingkungan yang bersih, nyaman akan menambah semangat belajar serta menciptakan kondisi yang tidak membosankan. Adapun indikator sekolah Adiwiyata meliputi (1) Pengembangan kebijakan

4 sekolah yang berwawasan lingkungan, yang meliputi filosofi, visi misi sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan, kebijakan dalam pengembangan materi, pembelajaran lingkungan hidup, kebijakan tentang peningkatan kapasitas SDM, kebijakan penghematan sumber daya alam, kebijakan untuk mengalokasikan dana bagi kegiatan lingkungan hidup, kebijakan yang mendorong terwujudnya sekolah peduli dan berbudaya lingkungan; (2) Pengembangan kurikulum berbasis lingkungan yang meliputi pengembangan model pembelajaran lingkungan hidup (integrasi atau monolitik), penggalian dan pengembangan materi dan persoalan lingkungan hidup yang ada di masyarakat sekitar, pengembangan kegiatan kurikuler bertema lingkungan hidup, dan pengembangan metode pembelajaran; (3) Pengembangan kegiatan berbasis pertisipatif yang meliputi penciptaan kegiatan ekstrakurikuler atau kurikuler yang mendukung pengembangan PLH, partisipasi aktif dalam kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan pihak luar sekolah, membangun kemitraan dengan pemerintah, swasta dan LSM dalam pengembangan pendidikan lingkungan hidup; (4) Pengembangan dan pengelolaan sarana pendukung sekolah yang meliputi: pengembangan fungsi kualitas sarana pendukung sekolah yang ada untuk PLH, peningkatan kualitas pengelolaan lingkungan di dalam dan di luar kawasan sekolah, peningkatan upaya penghematan energi, air, alat tulis, pengembangan sistem pengelolaan sampah dan pengembangan apotik hidup serta taman sekolah (Hidayati, dkk, 2013). Pelaksanaan Adiwiyata di sekolah memiliki beberapa keuntungan. Menurut Tim Adiwiyata Nasional (2011:4) keuntungan mengikuti Program Adiwiyata mencakup(1) mendukung pencapaian standar kompetensi/ kompetensi dasar dan standar kompetensi lulusan (SKL) pendidikan dasar dan menengah; (2) meningkatkan efesiensi penggunaan dana operasional sekolah melalui penghematan dan pengurangan konsumsi dari berbagai sumber daya dan energi; (3) menciptakan kebersamaan warga sekolah dan kondisi belajar mengajar yang lebih nyaman dan kondusif; (4) menjadi tempat pembelajaran tentang nilai-nilai pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan benar bagi warga sekolah dan masyarakat sekitar; dan (5) meningkatkan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui kegiatan pengendalian pencemaran, pengendalian kerusakan dan pelestarian fungsi lingkungan di sekolah.

5 Adiwiyata bukanlah sebuah ajang lomba, tetapi lebih menitikberatkan pada terbentuknya karakter atau perilaku yang peduli dan berbudaya lingkungan secara berkelanjutan. Pelaksana program Adiwiyata terdiri dari tim nasional, propinsi, kabupaten/kota juga di sekolah.menurut Asmani (2011:19), karakter yang kuat merupakan prasyarat untuk menjadi seorang pemenang dalam medan kompetisi. Tidak hanya ilmu pengetahuan saja yang harus dimiliki siswa, akan tetapi kecakapan berpikir dan berperilaku siswa dalam berbagai lingkungan juga sangat penting. Kepedulian siswa di era sekarang terhadap hal yang ada disekitarnya dinilai sangat kurang serta sikap disiplin siswa dalam bertindak belum maksimal. Berdasarkan observasi awal peneliti pada tanggal 25 Maret 2016 di SD Plus Al-Kautsar Malang bahwa SD tersebut merupakan pemenang penghargaan Adiwiyata Mandiri 2015 untuk tingkat sekolah dasar. Prestasi tersebut merupakan buah hasil dari upaya penanaman karakter peduli lingkungan yang dilakukan oleh sekolah kepada seluruh siswa. Melalui penanaman karakter peduli lingkungan, maka siswa menjadi cinta terhadap lingkungan, termasuk lingkungan sekolah.artinya bahwa sekolah itu tidak hanya memberikan pembelajaran materi saja, tetapi juga memberikan pendidikan karakter. Hasil observasi awal tersebut pula peneliti menemukan fakta bahwa SD Plus Al-Kautsar Malang dikenal dengan sebutan Sekolah Hijau. Lingkungan sekolahnya yang sangat luas dan ditumbuhi berbagai tanaman dan pohon membuat suasana sekolah terasa sejuk sehingga siswa pun merasa nyaman di sekolah. Meski berada di lingkungan perumahan namun suasana sekolah sangat mendukung proses pembelajaran. SD ini ternyata memiliki area kebun sekolah yang ditanami pohon blimbing dan berbagai macam bunga sebagai ikon Kota Malang misalnya, pucuk merah, puring dan lain sebagainya. Selain itu juga dilaksanakan membuat taman dengan melibatkan wali siswa, guru dan siswa. Fakta lainnya menunjukkan bahwa siswa-siswa di SD Plus Al-Kautsar Malang asyik berkegiatan lingkungan. Para siswa sudah otomatis saling menegur saat ada temannya yang buang sampahnya meleset dari tong sampah. SD Plus Al- Kautsar Malang memang tidak berfokus pada sarana dan prasarana lingkungan, melainkan mengembangkan 12 kelompok kerja (pokja) yang melibatkan peran

6 aktif siswa. Di antaranya pokja kebun organik, bank sampah, kantin sehat, produksi tahu siap makan, green house, tanaman langka, dan lain-lain. Pelibatan siswa dalam berbagai kegiatan peduli lingkungan bertujuan untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap lingkungn. Siswa juga rajin menabung sampah yang bisa didaur ulang ke bank sampah pada setiap hari Kamis atau seminggu sekali. Para siswa pun tampak tidak canggung dalam membawa sampah plastik ke sekolah. Fakta-fakta tersebut menunjukkan bahwa pendidikan dasar merupakan hal yang fundamental dalam pembentuka karakter peduli lingkungan pada siswa. Jika sejak mula diarahkan menjadi pribadi peduli dan cinta lingkungan, maka setelah lulus dari sini pun diharapkan bisa menularkan rasa peduli lingkungan dimana pun berada. Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti terdorong untuk melakukan penelitian terkait dengan judul Analisi Penanaman Karakter Peduli Lingkungan Pada Siswa SD Plus Al-Kautsar Malang Pemenang Penghargaan Adiwiyata Mandiri 2015. 1.2 Identifikasi/Fokus Masalah Penelitian ini difokuskan pada penanaman pendidikan karakter peduli lingkungan kepada para siswa di SD Plus Al-Kautsar Malang. Hal ini dikarenakan peduli lingkungan merupakan salah satu dari 18 karakter dalam pendidikan karakter yang sangat menunjang kecintaan siswa kepada lingkungan dan menjadi dasar penilaian bagi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Pendidikan Nasional dalam menetapkan pemenang penghargaan Adiwiyata Mandiri. Fakta kemudian menunjukkan bahwa SD Plus Al-Kautsar Malang mampu meraih penghargaan Adiwiyata Mandiri 2015 dikarenakan adanya penanaman karakter peduli lingkungan kepada para siswa di sekolah tersebut. Penanaman pendidikan karakter difokuskan pada aktivitas guru dalam pembelajaran yang bertujuan untuk menanamkan karakter peduli lingkungan kepada para siswa. Aktivitas penanaman pendidikan karakter peduli lingkungan tersebut dapat ditunjang oleh adanya dukungan dari pihak sekolah misalnya fasilitas, media pembelajaran, dan sebagainya. Namun patut dikaji pula mengenai kendala-kendala yang dihadapi dalam upaya penanaman pendidikan karakter peduli lingkungan tersebut agar dapat diketahui permasalahan apa saja yang

7 timbul. Setiap kendala perlu upaya untuk mengatasinya (solusi), sehingga perlu pula diteliti bagaimana upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk mengatasi berbagai kendala yang ada dalam penanaman pendidikan karakter peduli lingkungan. Sinergi antara guru sebagai ujung tombak dan sekolah sebagai lembaga pendidikan sangat dibutuhkan untuk mensukseskan upaya penanaman karakter peduli lingkungan kepada para siswa di SD Plus Al-Kautsar Malang sehingga mampu meraih penghargaan Adiwiyata Mandiri 2015 dari Presiden RI di tahun 2015. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1) Bagaimana bentuk aktivitas penanaman karakter peduli lingkungan pada siswa SD Plus Al-Kautsar Malang? 2) Daya dukung apa saja dalam upaya penanaman karakter peduli lingkungan pada siswa SD Plus Al-Kautsar Malang? 3) Kendala apa saja yang dialami guru dalam upaya penanaman karakter peduli lingkungan pada siswa SD Plus Al-Kautsar Malang dan solusi untuk mengatasi kendala tersebut? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan pada perumusan masalah di atas, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Mengetahui bentuk aktivitas penanaman karakter peduli lingkungan pada siswa SD Plus Al-Kautsar Malang. 2) Mengetahui daya dukung dalam upaya penanaman karakter peduli lingkungan pada siswa SD Plus Al-Kautsar Malang. 3) Mengetahui berbagai kendala yang dialami guru dalam upaya penanaman karakter peduli lingkungan pada siswa SD Plus Al-Kautsar Malang dan solusi untuk mengatasi kendala tersebut.

8 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan berikut ini. 1) Manfaat Teoritis a. Dalam dunia pendidikan, hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu kontribusi pemikiran terutama di bidang manajemen pendidikan di sekolah dasar guna mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya pengembangan ilmu tentang manajemen pendidikan karakter yang berkenaan dengan karakter peduli lingkungan di sekolah dasar. b. Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi atau pedoman dalam kegiatan penelitian berikutnya dengan topik yang sama. 2) Manfaat Praktis a. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai masukan sekaligus bahan evaluasi terkait dengan pelaksanaan kegiatan penanaman karakter peduli lingkungan pada siswa di sekolah. b. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan rujukan dalam kegiatan penanaman karakter peduli lingkungan pada siswa di sekolah sekaligus sebagai alternatif bahan ajar tentang pendidikan karakter, khususnya karakter peduli lingkungan. c. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai motivasi dalam meningkatkan karakter peduli lingkungan sehinga dapat menjaga lingkungan sekolah maupun lingkungan yang ada di sekitarnya. d. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai tambahan wawasan dan ilmu pengetahuan yang berguna bagi masyarakat luas yang terkait dengan kegiatan penanaman karakter peduli lingkungan pada siswa tingkat sekolah dasar.

9 1.6 Definisi Istilah 1) Pendidikan karakter adalah sistem penanaman nilai-nilai karakter yang bertujuan membentuk kepribadian dan kebiasaan yang baik pada siswa sejak dini. 2) Karakter peduli lingkungan adalah sikap dan tindakan siswa yang mengarah pada upaya mencegah kerusakan lingkungan alam di sekitar sekolah dan memperbaiki kerusakan alam yang telah terjadi. 3) SD Plus merupakan Sekolah Nasional Plus di tingkat SD.Istilah ini pada umumnya mengacu pada sekolah-sekolah yang menggunakan kurikulum Nasional Indonesia dan atau kurikulum lain misalnya kombinasi dengan kurikulum dari negara lain atau dari badan akreditasi tertentu. 4) Penghargaan Adiwiyata Mandiri merupakan penghargaan yang diberikan oleh Menteri Lingkungan Hidup kepada sekolah adiwiyata tingkat nasional. Penghargaan tersebut diberikan kepada sekolah-sekolah yang dinilai berhasil mendidik siswa menjadi individu yang bertanggung jawab terhadap lingkungan hidup.