BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal. Berikut pernyataan tentang pendidikan anak usia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai makhluk individu yang unik dan memiliki karakteristik yang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh orang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Juwita Mega Ningsih, 2015 Meningkatkan Kreativitas Menari Anak D engan Menggunakan Properti Tari

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masa depan. Perkembangan masyarakat dalam pendidikan sekarang banyak

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak

BAB I PENDAHULUAN. membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan fisik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan sumber daya manusia merupakan faktor kunci

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul sehingga nantinya akan

Menstimulasi Kecerdasan Kinestetik dan Musikal pada Anak-anak Prasekolah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. mandiri ilmu yang dipelajarinya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia

2014 PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN MATEMATIKA-LOGIS SISWA

DIRJEN PMPTK DEPDIKNAS.R.I YAYASAN PENGEMBANGAN PEREMPUAN DAN ANAK AMRIHSAE

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SURAKARTAA. SKRIPSI persyaratan. Sarjana S-1. Disusun Oleh : DWI A USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sosok yang unik. Anak usia dini mengalami suatu proses. perkembangan anak selanjutnya ( Santoso 2005:2.

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. tersebut adalah dengan membuat UU. No. 20 tahun 2003 tentang. SISDIKNAS pasal 1 butir 14 yang bunyinya :

PERANAN METODE BERCAKAP-CAKAP DALAM PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA TERPADU PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. karakter dan kepribadian anak. Berdasarkan Undang - undang Sistem. Pendidikan Nasional NO.20 Tahun 2003 BAB I ayat 14, menyatakan

54. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Abdulhak, 2007 : 52). Kualitas pendidikan anak usia dini inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 butir 1 tentang Sistem. Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan modalitas belajar sebagai jaringan untuk pembelajaran dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial di samping sebagai makhluk

BAB 1 PENDAHULUAN. (tumbuh dan kembang) terjadi bersama dengan golden age (masa peka).

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. guru. Diantaranya permasalahan yang dialami di Taman Kanak-Kanak. TK

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu potensi yang dimiliki manusia adalah potensi kreatif. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI. Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Anak Usia Dini.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Usia kanak-kanak yaitu 4-5 tahun anak menerima segala pengaruh yang diberikan

I. PENDAHULUAN. mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan agar mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihanpelatihan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

59. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B)

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: ESTI UTAMI A PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PEMBELAJARAN TARI KREASI BALI

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. manusia sepanjang hidupnya dan dapat terjadi kapan di mana saja, proses

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada anak usia dini dilakukan melalui pemberian rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. untuk stimulasi potensi-potensi anak, sehingga secara nature dan nurture anak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya Meningkatkan Nilai-Nilai Keagamaan Anak Usia D ini Melalui Metode Bernyanyi

BAB I PENDAHULUAN. keinginan orang tua untuk memberikan bimbingan belajar kepada anak-anaknya

53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A)

BAB I PENDAHULUAN. pola-pola baku, sehingga siswa hanya meniru tarian dari guru, misalnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

BABI PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. usia dini yang merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem. Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan verbal - linguistik (cerdas kata-kata), logika matematika (cerdas angka), visual

Bentuk-bentuk Gejala Jiwa dan Implikasinya dalam Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Entar Tarji, 2014 Efektivitas Permainan ORFF Percussion Terhadap Kecerdasan Musikal Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu kegiatan pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan selanjutnya. Pendidikan memegang peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Bealakang Norma Egi Rusmana, 2013

2014 PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN INTRAPERSONAL SISWA

Latar Belakang Pembelajaran Terpadu

58. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB-A)

BAB I PENDAHULUAN. yang di miliki. Di dalam diri mereka telah melekat harkat dan martabat sebagai

Munandar dalam Satriani (2011, hlm. 2) bahwa Kreativitas merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti perkembangan tersebut. Berdasarkan perkembangan tersebut, baik

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

60. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013

61. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini (AUD) merupakan kelompok usia yang berada dalam. proses perkembangan unik, karena proses perkembangannya (tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan pendidikan awal yang akan sangat berpengaruh terhadap pendidikan selanjutnya, tujuan dari pendidikan anak usia dini adalah untuk memfasilitasi perkembangan anak agar berkembang secara optimal. Berikut pernyataan tentang pendidikan anak usia dini yang dinyatakan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tetang Sistem Pendidikan Nasional (SPN) Pasal 1 butir 14, bahwa : Pendidikan adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pentingnya pendidikan anak usia dini didukung oleh penelitianpenelitian tentang kecerdasan otak. Seorang bayi yang baru lahir memiliki kurang lebih 100 miliar sel otak. Sel-sel saraf ini harus rutin distimulasi dan didayagunakan supaya terus berkembang jumlahnya. Karena dengan stimulasi terhadap perkembangan sel otak dapat meningkatkan kecerdasan otak anak. Stimulasi yang diberikan dapat menjadikan sel otak lebih produktif dan berkembang dengan cepat, stimulasi yang diberikan dapat berupa sentuhan, merangsang kemampuan berbahasa anak untuk kecerdasan bahasa, menari dan berjalan untuk kecerdasan fisik motorik dan lain sebagainya. Oleh karena itu

pendidikan anak usia dini banyak memberikan kegiatan-kegiatan yang menstimulasi kecerdasan anak agar kecerdasannya dapat selalu terasah dan berkembang dengan optimal, walaupun setiap anak memiliki kecerdasan yang berbeda-beda. Aspek-aspek perkembangan anak yang harus dikembangkan adalah aspek perkembangan kognitif, fisik motorik, bahasa, moral agama, sosial emosional, kemandirian dan seni. Howard Gardner (2003) mengemukakan delapan jenis kecerdasan yang berbeda sebagai satu cara untuk mengukur potensi kecerdasan manusia, kanak-kanak dan dewasa. Kecerdasan-kecerdasan yang dikenal pasti adalah sebagai berikut: kecerdasan linguistik, kecerdasan naturalis, kecerdasan matematik, kecerdasan spasial, kecerdasan musikal, kecerdasan kinestetik, kecerdasan intrapersonal dan kecerdasan interpersonal. Kecerdasan pada setiap anak tidak sama dan anak mempunyai kecerdasan serta keunikan masing-masing, dalam penelitian ini akan difokuskan pada kecerdasan spasial yang berarti pada keruangan karena hubungannya dengan pembelajaran seni tari. Semua jenis kecerdasan ini saling berhubungan antara satu dan lainnya, tetapi tetap bekerja sendiri-sendiri. Yang terpenting mereka tidak statis atau ditentukan sejak lahir, seperti otot, kecerdasan dapat berkembangan sepanjang rentang kehidupan manusia jika terus dikembangkan dan ditingkatkan.

Kedelapan kecerdasan yang dicetuskan oleh Howard Gardner sering disebut kecerdasan jamak atau kecerdasan majemuk (Quantum Teaching, 2003: 96), berikut adalah penjelasan mengenai kecerdasan jamak tersebut : Untuk mengingat semua jenis kecerdasan secara mudah, yaitu SLIM-n- BIL. Penjelasan mengenai SLIM-n-BIL akan dijelaskan sebagai berikut; 1. Spasial, berfikir dalam citra dan gambar. 2. Linguistik-Verbal, berfikir dalam kata-kata 3. Interpersonal, berfikir lewat berkomunikasi dengan orang lain. Ini mengacu pada keterampilan manusia -dapat dengan mudah membaca, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain. 4. Musik-Ritmik, berfikir dalam irama dan melodi. 5. Naturalis, berfikir dalam acuan alam. 6. Badan-Kinestetik, berfikir dalam sensasi dan gerakan fisik 7. Interpersonal, berfikir secara reflektif. Ini mengacu pada kesadaran mengenai perasaan dan proses pemikiran diri sendiri. 8. Logis-Matematis, berfikir dengan penalaran. Kedelapan jenis kecerdasan tersebut sebenarnya telah ada pada seseorang, namun kecerdasan manakah yang paling menonjol pada seorang anak, bahkan ada seorang anak yang memiliki dua kecerdasan yang menonjol secara bersamaan. Oleh karena itu tingkat kecerdasan pada setiap anak tidaklah sama. Kecerdasan spasial ini sangat erat kaitannya dengan aspek kognitif, sebagaimana yang tertulis dalam Bagus (2011), menyatakan bahwa: Kecerdasan spasial merupakan salah satu aspek dari kognisi. Dalam kemampuan visual spasial diperlukan adanya pemahaman kiri-kanan dan pemahaman perspektif, pada anak usia sekolah kecerdasan spasial ini sangat ini penting karena kecerdasan spasial erat hubungannya dengan aspek kognitif secara umum.

Menurut pendapat diatas, Kecerdasan spasial cukup erat kaitannya dengan aspek kognitif karena kemampuan yang ada pada kecerdasan spasial ini mengasah kemampuan berfikir dan konsentrasi, seperti dalam konsep tilikan ruang saat menggunting pola, mencari jejak, menari, mengenal arah dan lain sebagainya. Penelitian tentang cara meningkatkan kecerdasan spasial anak melalui pembelajaran seni tari ini diakukan atas dasar permasalahan yang muncul di PAUD Nurul Hikmah, yaitu pada umumnya anak-anak memiliki kecerdasan spasial yang rendah. Kesimpulan tersebut dapat diambil dari hasil pengamatan / observasi di kelas dalam kegiatan belajar mengajar. Penelitian dilakukan pada anak kelompok A. Kegiatan berolah pengalaman seni dalam hal ini dapat dijadikan suatu pengalaman yang menyenangkan bagi siswa. Dalam hal ini dapat mengekspresikan dirinya secara bebas, misalnya dalam tari mengetahui bagaimana ia bergerak, memanfaatkan gerak, dan menemukan kekuatannya sebagai alat komunikasi dan dapat bermanfaat bagi anak dalam memaknai kehidupannya. Belajar menari khususnya pada anak jangan terpatok pada tarian yang sudah jadi dengan tahapan-tahapan bakunya, namun kegiatan menari dijadikan suatu kegiatan berekspresi dan bereksplorasi melalui pengalaman gerak yang kegiatannya mengarah atau berpusat pada anak (Heni Komalasari, 2011: 466).

Pembelajaran seni tari dapat melatih kecerdasan anak, seperti yang diungkapkan oleh Dina Agustina (2010:25) bahwa, menari ialah bentukan dari intelegensi artistik kinestetik. Umumnya anak mengekspresikan diri diawali dengan gerakan tubuh seperti mimik wajah, bahasa tubuh. Diawali dengan arah (kanan-kiri) merupakan konsep dasar koordinasi tubuh seiring perkembangannya anak belajar bergerak ke atas bawah dan ke depan belakang yang merupakan gerakan tiga dimensi desebut kinesphere. Selain itu, pembelajaran seni tari memiliki peranan untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan pada peserta didik seni untuk dapat lebih mengekspresikan kreativitas dengan lebih bebas dan terbuka (Dina Agustina, 2010:25). Pembelajaran seni tari dapat menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan kecerdasan dan kemampuan otak kanan, berikut adalah pernyataan Kepala Dinas Pendidikan Dasar dan Psikolog Anak, Sylviana Murni (Dina Agustina, 2010: 29) menurutnya, meski perkembangan otak secara keseluruhan juga penting, orang tua hendaknya memberikan stimulasi yang mengembangkan fungsi otak kanan antara lain melalui kegiatan seni khususnya seni tari. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Nurul Hikmah mendapati kondisi, umumnya anak sukar membedakan konsep kanan-kiri saat ada intruksi menggunakan tangan kanan atau kiri dalam kegiatan memasukan air ke dalam botol pada setiap hari Selasa, dan belum dapat memahami hubungan jauh, dekat, sempit dan luasnya aspek ruang antara keberadaan dirinya dengan

keberadaan teman atau benda lain saat kegiatan permainan maze atau mencari jejak. Permasalahan-permasalahan tersebut akan berdampak kurang baik jika dibiarkan terutama pada masa anak setelah anak dewasa. Guru yang melihat permasalahan tersebut harus banyak memberikan stimulasi agar permasalahan tersebut dapat diatasi sejak dini. Faktor penyebab permasalahan tersebut yang peneliti lihat bahwa dampak dari kurangnya rangsangan atau kegiatan yang dapat meningkatkan kecerdasan spasial pada saat pembelajaran di PAUD Nurul Hikmah, misalnya kurangnya penerapan permainan hadap mana, mencari jejak, mengenal arah, dan permainan yang mengenalkan tentang konsep kanan kiri. Adapun pembelajaran seni tari yang dilakukan di PAUD Nurul Hikmah pada biasanya tidak melakukan perencanaan tematik terlebih dahulu, namun langsung fokus pada mengajarkan gerakan tari yang sudah guru buat tanpa menjelaskan makna dari gerakan tersebut. Biasanya belajar menari diberikan guru untuk kegiatan pentas seni dan olah raga saja. Sedangkan pembelajaran seni tari yang akan peneliti terapkan, berbeda dengan kegiatan menari biasanya karena melakukan metode bercerita terlebih dahulu, kemudian anak mengeksplorasi gerakan-gerakan tari dari cerita sesuai tema yang sebelumnya guru berikan. Pembelajaran Seni Tari pada Anak Usia Dini sebaiknya menggunakan metode rangsang atau stimulus. Ben Sunarto (1985) dalam Heni Komalasari (2011:469) Suatu rangsang dapat didefinisikan sebagai suatu yang

membangkitkan daya fikir, atau semangat, atau pendorong kegiatan. Rangsang bagi komposisi tari dapat berupa auditif, visual, gagasan, rabaan atau kinestetika. Stimulus atau rangsang visual, yang berbentuk objek alam, berupa lingkungan alam seperti memperagakan gerakan pohon tertiup angin kencang, memperagakan gerakan hewan, seperti angsa terbang, bebek berenang, dan lain-lain. Seperti yang dikemukakan oleh Smith (Masunah dan Narawati, 2003: 254) bahwa...rangsang visual diperoleh melalui indera penglihatan yang dapat timbul dari gambar, patung, objek alam, topengtopengan dan sebagainya yang kemudian divisualisasikan kedalam gerakgerak tari yang diperoleh. Tujuan mempelajari seni tari bagi anak diharapkan dapat meningkatkan kemampuan spasial dengan menumbuhkan kepekaan unsurunsur tari, yaitu: volume, level dan pola lantai. Dalam Desfina (2005:6), volume adalah besar atau kecilnya gerakan yang berhubungan dengan jangkauan gerak seorang penari (luas atau sempit), level adalah tinggi rendahnya tubuh penari di atas pentas contoh adalah gerakan duduk, setengah duduk dan berdiri (rendah, sedang, tinggi), Pola lantai adalah garis yang dilalui oleh penari untuk posisi yang tepat dalam melakukan gerak tari, misalnya pola lantai zig zag, circle, lurus, maju, mundur, ke kanan, ke kiri, diagonal, horizontal dan vertikal. Pembelajaran seni tari yang akan diterapkan pada PAUD Nurul Hikmah adalah melalui pembelajaran tematik yaitu tarian binatang dengan subtema tari angsa. Berdasarkan latar belakang diatas maka penelitian ini

memfokuskan kajian untuk Meningkatkan kecerdasan spasial siswa kelompok A PAUD Nurul Hikmah melalui pembelajaran seni tari. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini dituangkan kedalam pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana kondisi objektif / gambaran awal kecerdasan spasial anak sebelum diterapkan pembelajaran seni tari pada kelompok A PAUD Nurul Hikmah ajaran tahun 2012-2013? 2. Bagaimana penerapan pembelajaran seni tari untuk meningkatkan kecerdasan spasial pada kelompok A PAUD Nurul Hikmah Tahun ajaran 2012-2013? 3. Bagaimana peningkatan kecerdasan spasial anak setelah diterapkan pembelajaran seni tari pada kelompok A PAUD Nurul Hikmah Tahun ajaran 2012-2013? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui kondisi objektif / gambaran awal kecerdasan spasial anak sebelum diterapkan pembelajaran seni tari pada kelompok A di PAUD Nurul Hikmah Tahun ajaran 2012-2013. 2. Untuk mengetahui penerapan pembelajaran seni tari pada kelompok A PAUD Nurul Hikmah Tahun ajaran 2012-2013.

3. Untuk mengetahui peningkatan tingkat kecerdasan spasial anak setelah diterapkan pembelajaran seni tari pada kelompok A PAUD Nurul Hikmah Tahun ajaran 2012-2013. D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah adalah sebagai berikut : 1. Untuk Anak Pendidikan Anak Usia Dini a. Anak dapat meningkatkan kecerdasan spasial sejak dini, melalui pembelajaran seni tari yang menarik bagi anak dan bermakna. b. Agar anak dapat bergerak spotan dan ekspresif melalui tarian yang dapat mengembangkan kecerdasan spasial. c. Anak diberikan pembelajaran yang bermakna melalui rangsang visual dan ide melalui cerita apersepsi mengenal tema secara mendalam sebelum menari. 2. Untuk Guru Pendidikan Anak Usia Dini a. Menambah wawasan kepada guru yang berkaitan dengan metode, cara dan strategi pembelajaran yang baru untuk meningkatkan kecerdasan spasial anak. b. Membuat guru lebih kreatif dalam memberikan pembelajaran tematik melalui pembelajaran seni tari tarian binatang untuk anak di Pendidikan Anak Usia Dini agar pembelajaran tidak monoton.

c. Memberikan pembelajaran yang menarik dan bermakna bagi anak dengan memberikan cerita apersepsi dan rangsang visual serta ide sesuai tema sebelum pembelarajaran, sehingga dapat meningkatkan kecerdasan anak khususnya kecerdasan spasial. 3. Untuk Pendidikan Anak Usia Dini a. Memberikan suatu cara metode dan strategi pembelajaran yang baru bagi Pendidikan Anak Usia Dini untuk berkembang b. Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini sebagai alat untuk memfasilitasi perkembangan dan kecerdasan anak, mendapat konstribusi yang dapat meningkatkan dan mengembangkan program pembelajaran khususnya dalam meningkatkan kecerdasan spasial pada anak di Pendidikan Anak Usia Dini. c. Mengaplikasikan ilmu demi meningkatkan kualitas pendidikan anak usia dini khususnya dalam meningkatkan kecerdasan spasial anak. E. Asumsi Asumsi yang menjadi acuan dan pedoman dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kecerdasan spasial adalah kemampuan seorang anak untuk memahami secara lebih mendalam mengenai hubungan antara objek dan ruang, juga dalam kecerdasan ini anak mampu mengubah bentuk suatu objek menjadi

bentuk 3 dimensi yang kompleks dan memvisualisasikan dalam bentuk baru (Campbell, 1996: 97). 2. Pembelajaran seni tari untuk anak usia dini adalah penerapan seni tari yang sesuai dengan kodrati anak-anak atau selaras dengan karakteristik anak-anak, baik berkaitan dengan jasmaniah maupun rohaniahnya. Adapun temanya digali dari permainan, alam dan binatang, pekerjaan dan yang menyangkut budi pekerti (Iyus Rusliana, 2008:12).