BAB I PENDAHULUAN. seperti apa yang akan dibentuk di masa yang akan datang. Media massa pun mampu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial sangatlah penting untuk bisa berkomunikasi secara global

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. secara berbeda.usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status sosio-ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

BAB I PENDAHULUAN. Dunia Broadcasting (penyiaran) adalah dunia yang selalu menarik

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang memenuhi kriteria media massa adalah radio siaran, televisi, film, media online

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih,

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit

BAB I PENDAHULUAN. elektronik, audio dan masih banyak lagi. Contoh kongkrit jenis media elektronik

BAB I PENDAHULUAN. bagian internal dari sistem tatanan kehidupan sosial manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula

BAB I PENDAHULUAN. katanya dari bahasa latin communicatio yang berarti proses penyampaian suatu. pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.

BAB 1 PENDAHULUAN. paling berpengaruh dalam kehidupan manusia. kekuatan terbesar dalam membuat agenda setting bagi permisanya.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audiovisual baru merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu sarana untuk mendapatkan informasi. Informasi yang diterima pun harus

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman ini manusia sangat bergantung dengan media massa. Semua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi antar umat manusia satu sama lain. Komunikasi begitu sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat kita sebagai suatu kebutuhan, dari hanya sekedar untuk tahu

BAB 1 PENDAHULUAN. banyaknya program acara variety show, reality show, infotainment menjadi

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti setiap manusia tidak dapat hidup sendiri dan sangat dianjurkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dan kepentingannya. Seperti yang diibaratkan oleh Djafar Assegaf. sarana untuk mendapatkan informasi dari luar.

ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN IMTV)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan hal paling mendasar dalam setiap tindakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Televisi di Indonesia saat ini sangat pesat. Ini terlihat dari

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu

BAB I PENDAHULUAN. luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. baik yang berada di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan sekalipun sangat

BAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. Ketika mendengar Berita Kriminal Sergap di RCTI, sekilas. dan penjelasan yang panjang sehingga membuat pendengar atau pemirsa

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial. Pendek kata, komunikasi adalah bagian dimensi sosial yang khusus membahas

BAB I PENDAHULUAN. memahami kedudukannya serta peranannya dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia telah menjadi sistem pertukaran informasi yang pesat dan

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat

BAB I PENDAHULUAN. yang hanya dapat dilihat sepintas, juga sangat mempengaruhi cara-cara penyampaian

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisai ini, media merupakan suatu alat yang tidak pernah lepas dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Media massa sudah menjadi sumber informasi masyarakat dewasa ini.

BAB I PENDAHULUAN. Perangkat televisi menjadi suatu kebiasaan yang popular dan hadir secara luas

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk

ABSTRAK. kawasan/tempat, kuliner, dan tradisi yang ada di kota Semarang dan sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Televisi atau yang sering disebut TV merupakan salah satu media massa yang

Karya Bidang Program Tayangan Gitaran Sore-Sore Pro TV sebagai Penulis Naskah (Script Writer)

BAB I PENDAHULUAN. mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu

BAB I PENDAHULUAN. cara yang ditempuh untuk dapat berkomunikasi seperti melalui media massa,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menggabungkan antara unsur audio dan visual. Dengan adanya unsur tersebut

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Televisi berasal dari kata tele dan vision yang berarti tele yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi membuat dunia komunikasi menjadi luas dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 1962 adalah TVRI ( Televisi Republik Indonesia). Selama 27

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan masyarakat. Sekarang ini, media memiliki andil yang. budaya yang bijak untuk mengubah prilaku masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konteks-konteks lainnya, yaitu organisasi, publik, kelompok, dan interpersonal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Komunikasi merupakan kegiatan sehari-hari yang sangat penting.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dibanding dengan makhluk lainnya, karena manusia memiliki naluri dan akal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi kepada

BAB I PENDAHULUAN. pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang. pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi massa,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. majalah, radio, televise dan film. Komunikasi massa merupakan produksi dan

BAB I PENDAHULUAN. Pesan bisa menjadi sebuah informasi yang sangat penting untuk

I. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. media elektronik televisi; hal ini dapat diamati dari munculnya berbagai macam stasiun

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Media massa diyakini memiliki kekuatan yang maha dahsyat untuk memengaruhi sikap dan perilaku masyarakat. Bahkan media massa bisa menentukan perkembangan masyarakat seperti apa yang akan dibentuk di masa yang akan datang. Media massa pun mampu mengarahkan, membimbing dan memengaruhi kehidupan di masa kini dan masa datang. Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak, sedangkan pengertian media massa sendiri alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak dengan menggunakan alat-alat komunikasi. Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni media massa cetak dan media massa elektronik. Media cetak yang dapat memenuhi kriteria sebagai media massa adalah surat kabar dan majalah. Sedangkan media elektronik yang memenuhi kriteria media massa adalah radio siaran, televisi, film, media on line (internet). Setiap media massa memiliki karakteristik yang khas (Elvinaro, 2007: 103). Media cetak memiliki karakteristik, di antaranya media cetak biasanya lebih bersifat fleksibel, mudah dibawa ke mana-mana bisa disimpan (dikliping), bisa dibaca kapan saja, tidak terikat waktu. Dalam hal penyajian iklan, walaupun media cetak dalam banyak hal kalah menarik dan atraktif dibanding media elektronik, namun di segi lain bisa disampaikan secara lebih informatif, lengkap dan spesifik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat konsumen. Selain itu dalam hal penyampaian kritik sosial melalui media cetak akan lebih berbobot atau

lebih efektif karena diulas secara lebih mendalam dan bisa menampung sebanyak mungkin opini pengamat serta aspirasi masyarakat pada umumnya. Sedangkan media elektronik adalah media yang menggunakan elektronik atau energi elektromekanis bagi pengguna akhir untuk mengakses kontennya. Isi dari jenis media massa ini umumnya disebarluaskan melalui suara (audio) atau gambar dan suara (audio-visual) dengan menggunakan teknologi elektro. Yang menjadi kekuatan dari media elektronik tidak hanya pada tata tulis berita, tapi juga pada tata suara penyiar yang harus enak didengar. Media elektronik memiliki beberapa karakteristik, yaitu cepat dalam menyampaikan informasi, dapat menjangkau khalayak yang lebih luas, dapat menampilkan proses terjadinya suatu peristiwa yang disertai pelaporan langsung dari tempat kejadian dan lebih menarik karena dikemas dengan memadukan audio dan visual. Walau dalam penyajian informasi media elektronik tidak melakukan pengulasan masalah secara mendalam karena terkendala proses produksi yang tinggi, namun melalui media elektronik ini akses akan informasi bisa di dapatkan masyarakat lebih cepat. Sulit dibayangkan masyarakat modern tanpa media massa: surat kabar, majalah, buku, radio, TV, dan film. Media massa memiliki arti yang bermacam-macam bagi masyarakat dan memiliki banyak fungsi, tergantung pada jenis sistem politik dan ekonomi dimana media itu berfungsi, tingkat perkembangan masyarakat, dan minat serta kebutuhan individu tertentu. Saat ini televisi merupakan media massa yang terpopuler di kalangan masyarakat dunia termasuk masyarakat Indonesia. Hampir 90 persen penduduk di negara-negara berkembang mengenal dan memanfaatkan televisi sebagai sarana hiburan, informasi, edukasi dan lain sebagainya. Televisi tidak membatasi diri hanya untuk konsumsi kalangan tertentu saja namun telah menjangkau konsumen dari semua kalangan masyarakat tak terkecuali remaja dan anak-anak. Sebuah survey yang dilakukan terhadap anak-anak di Amerika Serikat menemukan bahwa setengah dari anak-anak tersebut memiliki televisi sendiri di kamar mereka.

Ini mengakibatkan sebagian besar hari mereka dihabiskan di kamar dengan menonton acara televisi. Program televisi yang makin bervariatif menyebabkan mereka melupakan kebutuhan akan pendidikan mereka. Televisi seakan magnet bagi setiap orang untuk menontonnya. Orang akan mampu melupakan kegiatannya demi menonton sebuah tayangan televisi favoritnya. Inilah salah satu dampak buruk dari sekian dampak buruk televisi bagi masyarakat kita. Kritikus sosial Michael Novak menjelaskan Televisi adalah pembentuk geografis jiwa. Televisi membangun struktur ekspektasi jiwa secara tahap. Televisi melakukan hal itu persis seperti sekolah memberi pelajaran secara bertahap, selama bertahun-tahun. Televisi mengajari pikiran yang belum matang dan mengajari mereka cara berpikir. (Vivian, Al 2008: 225). Apa yang kita lihat pada tayangan televisi setiap waktu bisa membuat efek langsung maupun tidak langsung. Televisi bisa jadi sekolah bila tayangannya positif, yang tadinya tidak tahu jadi tahu, namun televisi juga bisa berdampak buruk jika tidak pada kadarnya. Maksudnya tayangan dewasa yang biasa di siarkan lewat jam 10 malam, bisa di tonton oleh anak-anak yang masih di bawah umur yang seharusnya sudah tidur tanpa adanya pengawasan orang tua. Dengan perkembangan dunia pertelevisian yang banyak di konsumsi masyarakat pada saat ini, maka akan semakin banyak pula perkembangan atau inovasi yang di tayangkan, seperti halnya program-program dokumenter pada televisi. Program dokumenter merupakan rancangan sebuah tayangan yang berdasarkan kisah nyata/kejadian yang sebenarnya dan sebelumnya melakukan observasi terlebih dahulu dan biasanya dalam sebuah tayangan dokumenter gambaran yang direkam apa adanya dengan kejadian yang benar-benar terjadi pada waktu itu juga. Dokumenter juga bisa disebut sinematografi (cinematography). sinematogafi adalah kata serapan dari bahasa Inggris dan bahasa Latin Kinema (gambar) dan Graphou (menulis). Sinem sebagai ilmu terapan merupakan bidang ilmu yang membahas tentang teknis menangkap

gambar tersebut sehingga menjadi rangkaian gambar yang dapat menyampaikan ide (dapat mengembang cerita) (Andi, 2012: 313-314). Tayangan dokumenter merupakan karya jurnalistik yang dikemas sedemikian rupa dan berbeda dengan tayangan lainnya. Namun pengerjaan kejurnalistikannya tetap sama disebar luaskan kepada khalayak. Informasi yang didapat diberikan kepada khalayak dengan menggunakan suara (audio) - gambar (visual). Pemirsa televisi dengan mudah memahami dan merasakan apa yang ditayangkan. Tayangan televisi yang mampu menggugah emosi, menghibur, memunculkan empati dan keharuan adalah feature. Karena feature termasuk kategori soft news (berita ringan) yang pemahamannya lebih menggunakan emosi. Berbeda dengan hard news (berita keras), yang isinya mengacu kepada dan pemahamannya lebih banyak menggunakan pemikiran Feature merupakan karangan yang bebas dari pendapat (seperti berita). Feature umumnya dimaksudan untuk memberi hiburan sebagai bacaan atau tontonan yang sedap, mendidik, rileks, dan ringan pengutarannya. Oleh sebab itu, feature selalu memberi penekanan pada elemen human interest atau daya tarik kemanusiaannya. (Sedia, 2010: 173). Salah satu tayangan yang mengandung human interest dan yang menarik hati masyarakat untuk berempati dan simpati yang ditayangkan ditelevisi swasta adalah program Orang Pinggiran di Trans7. Program ini ditayangkan pada Rabu-Kamis pukul 15.45-16.15 WIB dengan genre mellow. Orang Pinggiran merupakan program feature di Trans7 yang di angkat dari kisah nyata, mengenai perjuangan orang pinggiran untuk bisa bertahan hidup. Kehidupan yang serba keterbatasan mereka tetap berusaha mencari nafkah tidak dengan meminta-minta (ngemis) dan pemulung, melainkan pekerjaan yang unik dan halal seperti, menyisipkan proses pembuatan barang atau makanan menjadi sumber rezeki baginya. Sehingga menjadi inspirasi tersendiri bagi penonton.

Orang Pinggiran menyuguhkan tontonan yang lengkap. Dari sebuah lingkungan pedesaan yang masih hijau dan natural, mampu meyejukan mata dan membuat penonton tidak bosan menonton tayangan tersebut. Lebih dari itu, emosi kita akan terbangun melihat keceriaan, marah dan di tekankan kesedihan narasumber membuat penonton terhipnotis. Namun dari semua itu, kita tidak tahu bagaimana proses mengerjakan peliputan Orang Pinggiran tidaklah singkat, melainkan melalui proses yang panjang. Redaksi harus mempersiapkan sebaik mungkin, semua konstruksi liputan melalui persiapan-persiapan untuk mendapatkan narasumber, peliputan dan naskah hanya ke feature. Maksud dari kompleksnya peliputan Orang Pinggiran, maka peneliti sangat tertarik memilih liputan Orang Pinggiran di Trans7. Penelitian ini menggunaan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Metode ini dirasa tepat untuk peliputan human interest yang selama ini masih dinilai rumit dan kompleks. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang diangkat oleh penulis yaitu mengenai konstruksi peliputan pada Program Orang Pinggiran di Trans7. Adapun pertanyaan yang lebih rinci adalah: 1. Bagaimana proses peliputan Human Interest Orang Pinggiran di Trans7? 2. Bagaimana penentuan/pemilihan narasumber pada program liputan Human Interest Orang Pinggiran di Trans7? 3. Bagaimana reporter mentransformasi fakta hasil liputan menjadi struktur penulisan Human Interest Orang Pinggiran di Trans7? 1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mencapai tujuan yang berkaitan dengan permasalahan yang telah dirumuskan. Tujuan penilian ini adalah untuk mengetahui tentang: a. Proses peliputan feature human interest Orang Pinggiran di Trans7. b. Pemilihan narasumber pada program Orang Pinggiran di Trans7. c. Reporter dalam mentransformasi fakta hasil liputan menjadi feature human interest. 1.4 Kegunaan Penelitian Adapun beberapa manfaat atau kegunaan yang dapat di ambil dari penelitian ini adalah: 1.4.1 Kegunaan Akademik Kegunaan akademis berpungsi sebagai bahan pengetahuan dari hasil penelitian, menambah wawasan, pengetahuan dengan berkaitan komunikasi, jurnalistik, pertelevisian dan lebih khususnya lagi mengetahui tentang realitas yang sebenarnya pada tayangan Orang Pinggiran di Trans7. 1.4.2 Kegunaan Praktis Kegunaan praktis berfungsi sebagai bahan masukan bagi praktisi sebagai pertimbangan dalam penerapan suatu pengambilan keputusan dalam organisasi/perusahaan. Penelitian ini diharapkan berguna bagi pengembangan lembaga sosial swasta yang mengelola media elektronik, terutama dalam hal program yang di tayangkan materi yang ditekankan khususnya penayangan Orang Pinggiran yang berpengaruh terhadap motivasi mahasiswa dikalangan masyarakat. 1.5 Kerangka Pemikiran Penelitian ini merupakan kajian ilmu sosial secara umum, psikologi komunikasi dalam komunikasi massa. Khususnya komunikasi bermedia melalui media televisi melalui media massa dan media massa yang bersifat audiovisual. Dalam hal ini yang di bahas adalah cara

pembuatan suatu program dokumenter hingga tayangan program orang pinggiran layak untuk ditayangkan. Ada bebeparapa jenis studi kasus, tetapi yang peneliti gunakan yaitu studi kasus analisis situasi. Jenis studi kasus analisis situasi ini mencoba menganalisis situasi terhadap peristiwa atau kejadian tertentu. Karena teori dan konsep mempunyai kedudukan yang sama, penulis menggunakan konsep sebagai gambaran atau penyusunan utama dalam pembentukan pengetahuan ilmiah. Pada tayangan Orang Pinggiran di Trans7 pendekatan terhadap konsep ini di dasarkan pada proses produksi yang terjadi di lapangan selama peliputan. 1.6 Langkah-Langkah Penelitian 1.6.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan jenis penelitian kualitatif yang berupa metode Studi Kasus. Menurut Sukmadinata (2005) dasar penelitian kualitatif adalah konstruktifisme yang berasumsi bahwa kenyataan itu berdimensi jamak, interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial yang diinterpretasikan oleh setiap individu. Peneliti kualitatif percaya bahwa kebenaran adalah dinamis dan dapat ditemukan hanya melalui penelaahan terhadap orang-orang melalui interaksinya dengan situasi sosial mereka (Danim, 2002). Sementara itu metode studi kasus merupakan salah satu contoh dari penelitian kualitatif yang dilakukan secara eksplanatif. Melalui studi kasus tersebut, peneliti tidak hanya meneliti bagaimana proses peliputan dilapangan, tetapi juga bagaimana pemilihan narasumber yang tepat sesuai kriteria yang telah ditentukan. Sehingga menjadikan sebuah produksi dapat di tayangkan di stasiun televisi Trans7.

Dari berbagai jenis studi kasus yang ada, peneliti memilih menggunakan metode studi kasus model analisis situasi. Model tersebut dipilih karena pada proses peliputan berlangusng ada sesi wawancara yang menanyakan tentang kehidupan narasumber, mulai dari, kisah hidup serba kekurangan namun narasumber tetap berusaha dalam keterbatasannya, kegiatan seharihari, konflik keluarga, hingga setelah proses peliputan selesai. Studi kasus ini, peneliti ingin memahami objek reporter pada peliputan Orang Pinggiran. Karena peneliti tidak hanya akan menjelaskan emosi yang dikeluarkan naraumber, tetapi kriteria seperti apa saja yang bisa dipilih sebagai bagaian peliputan narasumber yang pas untuk tayangan Orang Pinggiran di Trans7. 1.6.2 Jenis Data Data yang diidentifikasikan oleh penelitian ini adalah: 1. Data informan dalam Program Orang Pinggiran di Trans7. 2. Data wawancara Program Orang Pinggiran di Trans7. 3. Data pengemasan berita human interest dalam Program Orang Pinggiran di Trans7. 1.6.3 Sumber Data 1. Untuk data informan sumber data yang di dapatkan pada saat observasi lapangan 2. Untuk data wawancara sumber data yang di dapatkan dari Reporter Program Orang Pinggiran di Trans7 3. Untuk data pengemasan berita human interest di dapatkan dari kepala produksi/produser Program Orang Pinggiran Trans7 1.6.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik-teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian ini antara lain: 1. Observasi

Peneliti mengumpulkan data dengan cara observasi, yaitu mengumpulkan data dengan mengikuti jalannya proses peliputan Program Orang Pinggiran di Trans7 dari awal hingga akhir peliputan. Observasi ini bertujuan untuk memperkuat data yang ada dengan kondisi yang objektif. 2. Wawancara Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara langsung kepada narasumber, reporter maupun semua yg terlibat dalam proses peliputan Program Orang Pinggiran di Trans7, mengenai hal-hal yang berhubungan dengan data yang diperlukan dalam penelitian ini. Analisis data merupakan suatu usaha untuk menemukan jawaban atas pertanyaanpertanyaan dari rumusan masalah yang telah disusun. Data-data yang diperoleh dari dalam penelitian kemudian di jabarkan dan di interpretasikan berdasarkan hubungan-hubungan ketegorisasi di dalamnya (Bungin,2007:144), lebih jelasnya sebagai berikut: 1. Melakukan identifikasi dan pengecekan ulang terhadap data yang ada. 2. Reduksi data. Dengan menelusuri data dan menjelaskan berbagai kategorisasi data yang terkumpul dan terbentuk dalam laporan data yang diperlukan serta menyisihkan data yang tidak diperlukan. 3. Deskriptif data. Seteleh data deskriptif kemudian di uraikan dan dipetakan dengan menjelaskan hubungan-hubungan ketegorisasi yang berpijak pada teori-teori kejurnalistikan, sehingga tersusun secara sistematis sesuai kriteria tersebut. 4. Interpretasi data. Selanjutnya data dianalisi dan diinterpretasikan oleh peneliti dengan menarik kesimpulan umum. Analisi tersebut menjadi sebuah konsep dan hipotesis berdasarkan kriteria tersebut.

5. Kesimpulan. Setelah semua proses dilakukan, kemudian ditarik kesimpulan berdasarkan penafsiran logika dari hasil yang telah disepakati antara temuan penelitian (antithesis) dengan teori yang digunankan (tesis). Milles dan Huberman (1984) mengemukakan, bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktifitas dalam analisi data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Agar lebih jelas sebagai berikut: 1. Data Reduction (Reduksi Data). Data yang diperoleh dari lapangan cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. 2. Data Display (Penyajian Data). Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplay data. Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan erat dengan kategori, flowchart dan sejenisnya. 3. conclusion drawing/verification (Kesimpulan). Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah menarik kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan buktibukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh valid dan konsisten saat penelitian kembali kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang ditemukan merupakan kesimpulan yang kredibel.