BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah penduduk yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Usia bayi merupakan kondisi yang rentan baik terhadap kesakitan maupun kematian (Profil Kesehatan, 2012). Angka Kematian Bayi (AKB) terutama di Negara berkembang masih dikatakan tinggi namun sudah mengalami penurunan. Menurut hasil SDKI penurunan AKB cukup tajam antara tahun 1991 sampai 2003 yaitu dari 68 per 1.000 kelahiran hidup menjadi 35 per 1.000 kelahiran hidup kemudian terjadi penurunan AKB yang melambat antara tahun 2003 sampai 2012 yaitu dari 35 menjadi 32 per 1.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan, 2012). Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2007), penyebab kematian neonatal adalah asfiksia, prematuritas dan \BBLR, sepsis, hipotermi, kelainan darah/ikterus, postmatur dan kelainan kongenital. Salah satu bentuk kelainan darah adalah defisiensi vitamin K (PDVK) yang dapat menyebabkan perdarahan intracranial apabila terjadi dalam proses persalinan sehingga berakibat kematian atau kecacatan pada bayi baru lahir (Kemenkes RI, 2011. hlm. 1). Di Amerika Serikat, frekuensi Perdarahan Defisiensi Vitamin K (PDVK) dilaporkan antara 0,25 sampai 1,7 %, di Inggris 10 kasus dari 27 penderita atau sebesar 37 %, dan di beberapa Negara Asia angka kesakitan bayi karena Perdarahan Akibat Defisiensi Vitamin K berkisar 1:1.200 sampai 1:1.400 kelahiran hidup. Sedangkan di Thailand dilaporkan sebanyak 82 % atau 524 kasus dari 641 penderita PDVK, dan di Jepang menemukan kasus ini pada 1:4.500 bayi 81 % di antaranya 1
2 ditemukan komplikasi perdarahan dalam otak (midwifery, 2009 dalam dalam Ervinawati, 2010. hlm. 2). Angka kejadian PDVK di Indonesia berkisar antara 1:200 sampai 1:400 kelahiran bayi yang tidak mendapat vitamin K profilaksis. Di Indonesia, data mengenai PDVKsecara nasional belum tersedia. Hingga tahun 2004 didapatkan 21 kasus di RSCM Jakarta, 6 kasus di RS Dr.Sardjito Yogyakarta dan 8 kasus di RSU Dr.Soetomo Surabaya (Permono, dkk. 2005. hlm. 1 ). Dalam beberapa kali Kongres Nasional Ilmu Kesehatan Anak (KONIKA), dan Kongres Perhimpunan Hematologi dan Transfusi Darah Indonesia (PHTDI) ke VIII tahun 1998 dan ke IX tahun 2001 telah direkomendasikan pemberian profilaksis vitamin K pada bayi baru lahir. Hal ini mendorong dilakukannya kajian oleh Health Technology Assesment (HTA) Depkes bekerjasama dengan organisasi profesi terhadap pemberian injeksi vitamin K1 profilaksis pada bayi baru lahir, yang merekomendasikan bahwa semua bayi baru lahir harus mendapat profilaksis vitamin K, regimen vitamin K yang digunakan adalah vitamin K1, dan cara pemberian secara intramuskular (Rekomendasi A) (KEMENKES RI, 2011. hlm. 2). Bidan merupakan profesi yang diakui secara nasional maupun internasional dengan sejumlah praktisi diseluruh dunia, maka dari itu bidan mempunyai tugas penting dalam memberikan bimbingan, asuhan dan penyuluhan kepada ibu hamil, persalinan, nifas dan menolong persalinan dengan tanggung jawab sendiri serta memberikan asuhan pada bayi baru lahir (Sofyan, dkk. 2006. hlm. 124). Berdasarkan hasil penelitian Kasmawati (2012), tentang hubungan pengetahuan dan penyediaan obat terhadap pemberian vitamin K pada bayi baru lahir yang dilakukan di kecamatan Linge kabupaten Aceh Tengah menunjukkan bahwa pengetahuan bidan tentang pemberian vitamin K, mayoritas pada ketegori baik yaitu 2
3 sebanyak 17 responden (56.7%). Namun sebagian besar bidan tidak memberikan obat vitamin K pada bayi baru lahir yaitu berjumlah 16 orang (53.3 %) dari 30 jumlah responden. Sedangkan berdasarkan hasil penelitian Suwarnisih (2011), menunjukkan bahwa tigkat kepatuhan bidan dalam pelaksanaan pemberian suntikan vitamin K1 termasuk dalam ketegori patuh semua sebanyak 31 bidan (100%) dari 31 sampel yang ada. Penanganan bayi baru lahir oleh bidan dengan melakukan atau tidak pemberian vitamin K pada bayi dengan baik dan benar tergantung dari pengetahuan yang didapatkan oleh bidan sehingga bidan dapat bersikap dan bertindak benar dalam pemberian vitamin K pada setiap bayi baru lahir. Namun tanpa adanya sikap yang baik tentang pemberian vitamin K oleh bidan akan mempengaruhi kemampuan bidan itu sendiri dalam melaksanakan tindakannya. Ini merupakan suatu masalah yang harus merupakan suatu masalah yang harus menjadi tanggung jawab dari tenaga kesehatan khususnya bidan. Berdasarkan latar belakang diatas, dengan alasan masih kurangnya informasi dan kesadaran bidan praktik swasta terhadap pemberian vitamin K pada bayi baru lahir maka peneliti tertarik untuk meneliti Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Terhadap Tindakan Bidan Praktik Swasta dalam Pemberian Vitamin K pada Bayi Baru Lahir di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Terhadap Tindakan Bidan Praktik Swasta dalam Pemberian Vitamin K pada Bayi Baru Lahir di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai 3
4 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk Mengidentifikasi Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Terhadap Tindakan Bidan Praktik Swasta Dalam Pemberian Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir Di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui karakteristik bidan praktik swasta dalam pemberian b. Untuk mengetahui pengetahuan bidan praktik swasta dalam pemberian c. Untuk mengetahui sikap bidan praktik swasta dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir berdasarkan sikap di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai d. Untuk mengetahui tindakan bidan praktik swasta dalam pemberian e. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan terhadap tindakan bidan praktik swasta dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai f. Untuk mengetahui pengaruh sikap terhadap tindakan bidan praktik swasta dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir dikecamatan Binjai Timur Kota Binjai 4
5 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Sebagai bahan masukan yang bermanfaat dan untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang luas serta mendapat pengalaman yang nyata dalam melakukan peneletian serta penerapan ilmu pelayanan kesehatan dan asuhan kebidanan yang di dapat penulis selama pendidikan. 2. Bagi Bidan Sebagai bahan masukan bagi bidan khususnya Bidan Praktik Swasta agar dapat meningkatkan pelayanan kesehatan bagi Ibu dan Bayi khususnya dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir sehingga dapat menurunkan angka kejadian dan kematian penyakit perdarahan akibat defisiensi vitamin K (PVDK). 3. Bagi Pendidikan Dapat dijadikan referensi untuk kepentingan kepustakaan pendidikan serta dapat menjadi sumber informasi untuk melakukan penelitian lebih lanjut yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan penulis. 5