BAB I PENDAHULUAN. manusia sejak zaman Yunani kuno sampai dewasa ini. Gerakan-gerakan yang

dokumen-dokumen yang mirip
2015 DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX.

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Kemajuan olahraga dipengaruhi oleh kemajuan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dasar yang dinamis dan harmonis, yaitu jalan, lari, lompat dan lempar. Bila

HUBUNGAN KEKUATAN MAKSIMAL OTOT TUNGKAI DAN FREKUENSI LANGKAH (CADENCE) TERHADAP KECEPATAN SPRINT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. para atlet sepak bola yang berkualitas. Namun masih banyak yang harus dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang tertua didunia, karena

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian Heri Muhammad Saefullah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan penjelasan ketentuan umum undang-undang. keolahragaan No. 5 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh Latihan ladder drill Terhadap kelincahan dan Power Tungkai

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif sepanjang hari pada saat melakukan aktifitas, biasanya pada saat

BAB I PENDAHULUAN. dasar yang dinamis dan harmonis, yaitu jalan, lompat, lari, dan. lempar (Eddy Purnomo, 2007:1). Bila dilihat dari arti atau istilah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kegiatan manusia sehari-hari seperti jalan, lari, lompat, dan lempar

BAB I PENDAHULUAN. prestasi dan juga sebagai alat pendidikan. Olahraga memiliki peranan penting dalam

I. PENDAHULUAN. unsur yang berpengaruh terhadap semua jenis olahraga. Untuk itu perlu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammad Fahmi Hasan, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yogie Hary Kusumah, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Latihan kondisi fisik yang tepat memegang peranan penting dalam sukseskan

2015 UJI VALID ITAS D AN RELIABILITAS KONSTRUKSI ALAT UKUR POWER END URANCE TUNGKAI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. olahraga tidak akan datang dengan sendirinya, melainkan prestasi tertinggi hanya

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini, gerakan-gerakan yang terkandung didalam olehraga atletik adalah gerakan yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada faktor, kondisi,dan pengaruh-pengaruh dalam menuju sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 PENGARUH LATIHAN BARBELL LUNGES D AN D UMBELL ONE-ARM SHOULD ERS PRESS TERHAD AP HASIL TOLAK PELURU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai prestasi yang maksimal, banyak. Harsono (2000:4) mengemukakan bahwa: Apabila kondisi fisik atlet dalam

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini telah menjadi kebutuhan setiap individu karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan modern manusia tidak dapat dipisahkan dari olahraga,

2014 HUBUNGAN KEMAMPUAN LARI KECEPATAN MAKSIMAL DENGAN KEMAMPUAN CADENCEPADA ATLET SPRINT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rissa Metia Putri, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. SEA Games, Asian Games dan Olimpiade. Berdasarkan data dari KONI, PON terakhir

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembinaan kondisi fisik merupakan syarat mutlak untuk mencapai prestasi

BAB I PENDAHULUAN. memasyarakat dan digemari hampir semua orang. Orang bukan saja gemar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH LATIHAN HOLLOW SPRINT TERHADAP HASIL LARI SPRINT 50 METER PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 KOTA JAMBI

PROFIL KONDISI FISIK MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN TAHUN ANGKATAN 2014 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kegiatan-kegiatan seperti: Sea Games, Asean Games, dan Olimpiade, PON,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perkembangan Prestasi Indonesia pada Sea Games (Tahun ) (Sumber: Dikdik Zafar Sidik, 2010: 1)

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga futsal kini menjadi olahraga permainan yang diminati dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. olahraga secara otomatis menjadi ukuran ketertinggalan prestasi olahraga.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang olahraga atletik adalah salah satu nomor cabang yang tumbuh dan berkembang seiring dengan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa dipisahkan. Didalam hidup manusia dituntut untuk dapat menjaga

2016 PENGARUH LATIHAN POWER LENGAN MENGGUNAKAN MODEL LATIHAN PULL OVERPASS DAN PULL OVER TERHADAP HASIL LEMPARAN PADA ATLET LEMPAR LEMBING JAWA BARAT

2015 PENGARUH BENTUK LATIHAN ENVELOPE RUN DAN LATIHAN BOOMERANG RUN DENGAN METODE LATIHAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PEMAIN SEPAK BOLA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

UNIVERSITAS SEBELAS MARET Oleh : Arif Nur Setyawan A BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

sama maka diadakan babak tambahan untuk menentukan pemenang.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan upaya peningkatan kesehatan jasmani seluruh masyarakat, pemupukan

2015 UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LARI JARAK PENDEK MELALUI TAG GAMES

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2014 Profil Kondisi Fisik Pemain Tim Persib Bandung U-21

merupakan olahraga pertama kali yang ada di dunia menurut Eddy Purnomo dimulai dari negara Yunani, negara negara dibenua Eropa sampai Amerika dan

BAB I PENDAHULUAN. kejuaraan atletik. Pelaksanaan lompat dalam perlombaan atletik memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 DAMPAK PENERAPAN POLA LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. membuat progam latihan untuk pembinaan kondisi fisik seorang atlet. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. kerjasama yang baik untuk membentuk suatu tim. Kecerdasan dalam mangatur

BAB I PENDAHULUAN. yang melelahkan selama waktu tertentu. Kemudian tujuan olahraga prestasi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk menjaga kondisi fisik agar tetap fit dan bisa bekerja lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. Atletik dalam perkembangan di zaman modern ini semakin dapat diterima

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa atletik adalah ibu dari semua cabang olahraga (mother of

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepak bola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan salah satu sarana dalam pembangunan bangsa, khususnya pembangunan dalam bidang jasmani

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akbar Ghufron Maftuhaddin, 2014

BAB I PENDAHULUAN. adalah salah satu wujud yang bisa mengembangkan sumber daya manusia serta

2015 PROFIL KONDISI FISIK ATLET BOLA BASKET PUTRI TINGKAT SMA SE-JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN Yusni Arie Apriansyah, 2013

I. PENDAHULUAN. dalam proses belajar melatih harus selalu dilakukan. Hal ini sesuai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu kegiatan olahraga yang cukup populer, digemari dan paling

BAB I PENDAHULUAN. kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENGARUH LATIHAN VARIASI SPEED LADDER DRILL TERHADAP HASIL LARI SPRINT 60 METER PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 6 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

2016 PERBAND INGAN LATIHAN LARI UPHILL D AN LARI D OWNHILL TERHAD AP PENINGKATAN KECEPATAN LARI PAD A ATLET FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan adalah melalui pendekatan ilmiah. Menurut Cholik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Septian Try Ardiansyah 2014

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dan olahraga, mulai dari pemilihan calon atlet sampai pada metode latihan

KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN LARI CEPAT (SPRINT) 100 METER PUTRA

2015 HUBUNGAN ANTARA POWER TUNGKAI D AN KESEIMBANGAN D ENGAN KECEPATAN SPRINT 300 METER PAD A OLAHRAGA SEPATU ROD A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profil kondisi fisik adalah keadaan atau potensi dan gambaran dalam diri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manusia untuk pembangunan. Olahraga merupakan kebutuhan manusia yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang tertua, yang dilakukan oleh manusia sejak zaman Yunani kuno sampai dewasa ini. Gerakan-gerakan yang terdapat dalam cabang olahraga atletik adalah gerakan-gerakan yang dilakukan oleh manusia di dalam hidup dan kehidupannya sehari-hari. Oleh karena itu, berdasarkan atas sejarah, atletik adalah sebagai ibu dari semua cabang olahraga. Menurut Hendrayana (2007: 3) atletik adalah: Cabang olahraga yang meliputi jalan, lari, lompat dan lempar. Di dalam setiap penyelenggaraan pesta olahraga seperti PON, Asian Games, Sea Games, Olimpiade, atletik adalah salah satu cabang olahraga yang selalu dijadikan acara pokok yang diperlombakan dalam penyelenggaraan pestapesta olahraga tersebut. Atletik boleh dibilang sebagai olahraga yang paling bergengsi dan populer dari semua cabang olahraga Olimpiade. Dalam olahraga atletik, banyak nomor yang dipertandingkan, salah satu nomor yang dipertandingkan dalam cabang olahraga atletik ini adalah nomor lari jarak pendek (sprint). Nomor lari jarak pendek (sprint) terbagi kedalam beberapa bagian, sebagaimana dikemukakan oleh Dikdik (2010: 2) bahwa: Nomor lari sprint adalah salah satu nomor dalam cabang atletik yang terdiri dari jarak lari 60 m sampai 400 meter ditambah dengan nomor lari gawang. Begitu juga pendapat

2 dari Jonath et al. (1987: 55) tentang lari jarak pendek yaitu: Semua jarak lari cepat dari 100 sampai 400 m disebut sebagai jarak lari cepat atau jarak sprint. Salah satu nomor dalam atletik yang mendapat perhatian lebih dari mata dunia adalah nomor lari, terutama lari sprint atau lari jarak pendek. Dikatakan demikian karena sejak zaman Athena sebelum masehi, adu lari cepat khususnya jarak pendek ini sudah sangat terkenal. Nomor yang paling bergengsi dalam lari jarak pendek adalah lari 100 meter, menurut Yuwono et al. (2010: 22) tentang lari jarak pendek (sprint) adalah: Lari 100 meter merupakan salah satu nomor lari jarak pendek yang terdapat dalam cabang atletik. Nomor ini merupakan nomor yang sangat menarik dan bergengsi, karena pelari yang menjuarai nomor ini akan cepat dikenal oleh masyarakat dan menjadi ukuran kemampuan manusia untuk mengatasi keterbatasan alamiah. Komponen kondisi fisik dalam nomor lari jarak pendek (sprint) antara lain kecepatan, fleksibilitas, kekuatan dan daya tahan. Berdasarkan karakteristik tersebut maka sprinter harus dilatih komponen-komponen tersebut terutama kecepatan, hal itu dijelaskan oleh Dikdik (2010: 2) sebagai berikut:... yang paling dibutuhkan untuk semua nomor lari sprint dan gawang adalah kecepatan (speed), sesuai dengan pengertian sprint yang berarti lari dengan tolakan secepat-cepatnya. Kondisi fisik atlet memegang peranan penting dalam program latihannya. Program latihan kondisi fisik haruslah direncanakan secara baik dan sistematis dan ditujukan untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kemampuan fungsional dari sistem tubuh sehingga memungkinkan atlet untuk mencapai prestasi yang lebih baik.

3 Satriya, et al. (2007: 57) menjelaskan bahwa: Latihan kondisi fisik (physical conditioning) memegang peranan sangat penting untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical fitness). Derajat kesegaran jasmani seseorang sangat menentukan kemampuan fisiknya dalam pelaksanaan tugas sehari-hari. Kian tinggi derajat kesegaran jasmani seseorang maka kian tinggi pula kemampuan kerja fisiknya. Senada dengan pendapat tersebut, Harsono (1988: 153) menjelaskan bahwa kondisi fisik baik maka: 1. Akan ada peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung. 2. Akan ada peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, kecepatan dan lain-lain komponen kondisi fisik. 3. Akan ada ekonomi gerak yang lebih baik pada waktu latihan. 4. Akan ada pemulihan yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh setelah latihan. 5. Akan ada respons yang cepat dari organisme tubuh kita apabila sewaktuwaktu respons demikian diperlukan. Untuk itu program latihan kondisi fisik harus ditata, dirancang, dan dilaksanakan secara baik, dan sistematis sehingga bisa meningkatkan kesegaran jasmani, dan meningkatkan kemampuan biomotorik atlet yaitu kekuatan, kecepatan, daya tahan, dan fleksibilitas. Mengenai latihan kondisi fisik Harsono (1998: 154) mengemukakan bahwa: Saat-saat paling berbahaya dalam latihan biasanya adalah tiga atau empat minggu pertama dari musim latihan, oleh karena pada saat itu atlet biasanya belum memiliki kekuatan, kelentukan, daya tahan dan keterampilan yang cukup. Oleh karena itu, melalui latihan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan intensitas serta kompleksitasnya sedikit demi sedikit ditingkatkan, maka atlet akan berubah menjadi lebih kuat, lebih lincah, lebih tahan, dan terampil, dengan sendirinya akan menjadi lebih efisien dan efektif dalam kerjanya.

4 Berdasarkan pendapat tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa latihan kondisi fisik dapat menunjang atlet dalam performanya. Sehingga apabila seorang atlet mempunyai performa yang bagus pada saat bertanding, maka sudah dipastikan atlet tersebut mempunyai kondisi fisik yang bagus. Dengan kata lain, hasil kerja kian produktif jika kemampuan jasmaninya kian meningkat. Prestasi yang optimal dapat dicapai oleh seorang atlet apabila atlet tersebut memiliki tingkat kualitas kondisi fisik yang baik, sehingga perlunya latihan kondisi fisik yang terprogram secara sistematis dan terencana. Hal ini tidak lepas dari peran seorang pelatih dan program latihan yang baik serta penataan (management) organisasi yang baik. Pelatih yang berpengalaman dan berpengetahuan memiliki peran yang penting dalam proses pembinaan kondisi fisik atlet atletik khususnya lari jarak pendek, dikarenakan dalam proses kondisi fisik diperlukan berbagai pengetahuan pendukung agar latihan kondisi fisik dapat berhasil sesuai dengan yang diharapkan. Kondisi fisik yang baik harus dimiliki seorang atlet karena merupakan syarat yang tidak dapat diabaikan dan penting sekali dalam mencapai prestasi yang tinggi. Disamping itu, kondisi fisik yang baik merupakan kunci keberhasilan dalam berbagai cabang olahraga. Jadi, sebelum atlet diturunkan ke dalam situasi pertandingan, atlet harus sudah berada dalam suatu kondisi fisik dan tingkat fitness yang baik atau prima untuk menghadapi intensitas kerja dan segala macam kondisi yang akan dihadapinya selama pertandingan dilaksanakan. Dalam hal ini Harsono (1988: 153) mengatakan bahwa: Karena sukses dalam olahraga sering menuntut keterampilan yang sempurna dalam situasi stress fisik yang tinggi, maka

5 semakin jelas bahwa kondisi fisik memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan prestasi atlet. Berdasarkan pendapat tersebut, latihan kondisi fisik (physical conditioning) memegang peranan yang sangat penting untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical fitness). Agar atlet lari jarak pendek menjadi atlet yang baik, seorang atlet dituntut untuk memiliki komponen fisik sesuai dengan nomornya masing-masing. Untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki atlet, perlu dilakukannya sebuah tes. Salah satu tes yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan fisik atlet adalah tes parameter fisik. Dikdik (2010: 43) mengungkapkan bahwa: Parameter adalah sesuatu yang harus ada. Berdasarkan pendapat tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa tes parameter sangat penting untuk melihat kualitas kondisi fisik atlet agar dapat mengetahui sejauh mana kemampuan atlet, dan tes parameter fisik atlet juga sangat bermanfaat agar pelatih bisa membuat program yang baik untuk membentuk kondisi fisik atlet. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merasa tertarik untuk meneliti kondisi fisik yang dimiliki oleh atlet lari jarak pendek yang berada di sentra pembinaan atlet atletik SMPN Cisarua Kabupaten Bandung Barat, karena sejauh ini belum ada hasil yang konkret mengenai profil kondisi fisik atlet atletik nomor lari jarak pendek Kabupaten Bandung Barat. Di samping itu, nomor lari jarak pendek atau sprint adalah nomor lari yang paling bergengsi diantara nomor-nomor yang lain, hal ini dikarenakan apabila seseorang yang mampu memenangkan lomba di nomor ini dengan catatan waktu yang sangat baik dalam artian bahwa waktu yang diperolehnya sangat cepat atau singkat bisa jadi orang itu disebut

6 sebagai orang tercepat di dunia seperti sprinter dunia asal Jamaika yaitu Usain Bolt. Usain Bolt Sampai saat ini masih memegang rekor manusia tercepat di dunia, karena sampai saat ini belum ada atlet-atlet yang bisa mengalahkan rekor dunia miliknya. Atlet lari jarak pendek yang berada di sentra pembinaan atlet atletik SMPN Cisarua KBB adalah atlet-atlet yang bagus. Hal itu dapat dilihat dari hasil PORKAB KBB I yang diadakan tahun 2012 kemarin, banyak atlet-atlet muda yang sangat berpotensi di nomor lari jarak pendek. Dengan demikian penulis termotivasi untuk meneliti nomor lari jarak pendek yang berada di sentra pembinaan atlet atletik SMPN Cisarua Kabupaten Bandung Barat. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis ingin merumuskan masalah penelitian ini dalam bentuk pertanyaan penelitian yaitu: Bagaimanakah profil kondisi fisik atlet atletik nomor lari jarak pendek berdasarkan hasil tes parameter kondisi fisik?. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini memiliki tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk mengetahui bagaimana profil kondisi fisik atlet atletik nomor lari jarak pendek berdasarkan hasil tes parameter kondisi fisik.

7 D. Metode Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan oleh penulis pada penelian ini adalah metode deskriptif. Metode ini digunakan atas dasar bahwa sifat penelitian ini yaitu melakukan satu kali tes untuk melihat profil kondisi fisik atlet atletik nomor lari jarak pendek berdasarkan hasil tes parameter kondisi fisik di sentra pembinaan atlet atletik SMPN Cisarua Kabupaten Bandung Barat. Mengenai metode deskriptif Surakhmad (1982: 139) menjelaskan: Penyelidikan deskriptif tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang. Karena banyak sekali ragam penyelidikan demikian, metode penyelidikan deskriptif lebih merupakan istilah umum yang mencakup berbagai teknik deskriptif. Di antaranya ialah penyelidikan yang menuturkan, menganalisa, dan mengklasifikasi; penyelidikan dengan teknik survey, dengan teknik interviu, angket, observasi, atau dengan teknik test; studi kasus, studi komperatif, studi waktu dan gerak, analisa kuantitatif, studi kooperatif atau operasional. Dari berbagai uraian tersebut, maka untuk meneliti pada penelititan kali ini penulis menggunakan metode deskriptif, karena penulis langsung memperoleh data pada saat itu juga. E. Manfaat penelitian Berdasarkan uraian latar belakang masalah, rumusan masalah, dan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka manfaat yang penulis harapkan adalah : 1. Manfaat Teoritis a. Dapat dijadikan sebagai informasi dan sumbangan ilmu yang berarti dalam bidang kepelatihan olahraga, khususnya mengenai kondisi fisik pada atlet

8 atletik nomor lari jarak pendek sentra pembinaan atlet atletik SMPN Cisarua Kabupaten Bandung Barat. b. Hasil penelitian ini dapat berguna bagi pelatih atletik khususnya nomor lari jarak pendek (sprint) dalam memberikan materi yang benar dan sesuai kepada atlet, dan dapat dijadikan bagi para pelatih atletik untuk memberikan bentuk tes yang sesuai untuk kondisi fisik para atlet sesuai dengan nomor nya masingmasing. 2. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi pelatih, pelatih dapat mengetahui sejauh mana tingkat kondisi fisik atlet, sehingga pelatih dapat mengembangkan dan meningkatkan kondisi fisik atlet yang dilatihnya, dan dapat menjadi acuan sejauh mana kondisi fisik para atlet. b. Manfaat bagi atlet, atlet dapat mengetahui sejauh mana kemampuan atlet, sehingga atlet dapat termotivasi untuk meningkatkan kondisi fisik atlet tersebut. c. Manfaat bagi peneliti, kondisi fisik atlet dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam pelaksanaan penelitian khususnya di daerah Kabupaten Bandung Barat. F. Batasan Penelitian Berdasarkan masalah yang diangkat oleh penulis yaitu profil kondisi fisik atlet atletik nomor lari jarak pendek berdasarkan hasil tes parameter kondisi fisik maka untuk menghindari salah tafsir maka penulis membatasi penelitian ini sebagai berikut:

9 1. Penelitian ini hanya mengungkap gambaran tingkat kondisi fisik atlet atletik putra dan putri pada nomor lari jarak pendek, untuk dijadikan dasar dalam melihat kualitas program pelatihan di sentra pembinaan atlet atletik SMPN Cisarua Kabupaten Bandung Barat. 2. Kajian parameter fisik untuk atlet putra dan putri hanya dilihat pada kemampuan fleksibilitas, kecepatan, daya tahan, dan power. 3. Populasi penelitian adalah atlet atletik nomor lari jarak pendek di sentra pembinaan atlet atletik SMPN Cisarua Kabupaten Bandung Barat dengan sampel atlet sebanyak 25 atlet yang terdiri dari 15 atlet putra dan 10 atlet putri.