BAB I PENDAHULUAN. budaya-akademis. Selain itu, Mahsun (2014:97) berpendapat:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa. atau kaidah kebahasaan. Selain itu, Mahsun (2014:97) berpendapat:

BAB I PENDAHULUAN. tentang berbagai genre teks bahasa Indonesia sesuai dengan jenjang pendidikan. bahasa Indonesia (Permendikbud, No 60 tahun 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 diimplementasikan di sekolah secara bertahap mulai tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran, Hamalik (2008: 3) Pembelajaran adalah proses interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lahirnya kurikulum 2013 sebagai penerapan kurikulum yang baru ternyata

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan pada pendidikan di Indonesia. Kurikulum 2013 menempatkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sudah diatur dalam Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa ditempuh disekolah adalah jalur pendidikan formal. Pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. berisi usaha-usaha yang dapat membawa serangkai keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN. dan guru yang menerapkan komponen-komponen pembelajaran seperti strategi

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

BAB I PENDAHULUAN. mengkomunikasikan ide-ide kita kepada orang lain. Sesuai dengan moto kurikulum 2013 yang berusaha mengedepankan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis adalah suatu aspek keterampilan berbahasa dengan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan. Pelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya mengajarkan tentang materi

BAB I PENDAHULUAN. terampil dan berkepribadian serta siap berperan dalam pembangunan nasional. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Standard Kualifikasi Akademik dan Kompetensi, guru sebagai pendidik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia masih sering dilaksanakan dengan

BAB I PENDAHULUAN. mampu berinteraksi dengan lingkungan dengan selayaknya. meningkatkan dan mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. segenap aspek organisme atau pribadi (Djamarah, 1996:11). Pembelajaran adalah

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan struktur kebahasaannya dengan baik (penggunaan kosa kata, tatabahasa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang diterapkan oleh pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan salah satu bagian dari empat keterampilan

I. PENDAHULUAN. Warna lokal adalah kelokalitasan yang menggambarkan ciri khas dari suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menulis merupakan salah satu keterampilan dari empat aspek kebahasaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun pelajaran 2013/2014, pemerintah sudah menerapkan kurikulum yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yulianti, 2015

BAB I PENDAHULUAN. yaitu tujuan kurikulum (Rahmat, 2011:51). Tujuan Kurikulum 2013 adalah untuk

KOMPETENSI INTI (KI) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.

BAB I PENDAHULUAN. oleh siswa. Sastra terbagi menjadi beberapa jenis misalnya puisi, cerpen, novel,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pada Pasal 3 menetapkan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang unggul. Banyak hal yang harus disempurnakan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan ini dapat diperoleh dengan latihan yang intensif dan bimbingan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi. Kehadiran

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi

BAB I PENDAHULUAN. serta pengetahuan yang dimilikinya untuk diketahui oleh orang lain. Kurikulum 2013 yang diberlakukan oleh pemerintah juga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. terjadi proses belajar pada diri siswa. Secara implisit, di dalam pembelajaran, ada

BAB I PENDAHULUAN. baru tersebut, maka badan bahasa bertindak menjadi agen perubahan

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari (Dalman, 2015: 1). Dengan bahasa itulah manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bidang

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi harus melibatkan semua komponen (stakeholders), termasuk. komponen keterampilan bahasa adalah menulis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

K BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 memuat peran penting bahasa sebagai wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi baik secara lisan, tulisan, maupun isyarat yang bertujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam kurikulum satuan tingkat

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN BACAAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GATAK MELALUI PEMBELAJARAN MEMBACA CEPAT DAN EFEKTIF

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada kurikulum 2013 berbasis teks, bahasa

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau bisa disebut dengan bahasa tulis.

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam dunia pendidikan mengalami perubahan konsep. Diawali dengan

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Disusun oleh: Ajeng Wulandari A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Guru dituntut mampu memotivasi siswa agar mereka tertarik terhadap

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan yang sangat penting untuk menuangkan ide pokok

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan saat ini adalah lemahnya para pendidik dalam menggali

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa dimiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran

BAB I PENDAHULUAN. tertulis dapat dilihat dari kemampuan menulisnya. manusia yang lengkap yang di dalamnya memiliki situasi dan konteks.

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam penerapan pendekatan, metode, dan teknik dalam pengajaran

Oleh Rini Turnip Drs. H. Sigalingging, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran puisi di sekolah sering menekankan pada teori-teori puisi dan

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. karya sastra, baik karya sastra lama maupun karya sastra baru. Kondisi yang

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 mengalami perubahan mendasar. Perubahan dimaksud terjadi pada paradigma penetapan satuan kebahasaan yang menjadi basis materi pembelajaran. Adapun satuan bahasa yang menjadi basis pembelajarannya adalah teks. Dengan berbasis teks, pembelajaran bahasa akan terhindar dari prosedur pembelajaran kata, kalimat atau kaidah-kaidah bahasa semata, melainkan juga sebagai teks yang mengemban fungsi untuk menjadi sumber aktualisasi diri penggunanya pada konteks sosial budaya-akademis. Selain itu, Mahsun (2014:97) berpendapat: Ada beberapa alasan yang dapat dikemukakan untuk hal tersebut. Pertama,melalui teks kemampuan berpikir siswa dapat dikembangkan; kedua, materi pembelajaran berupa teks lebih relevan dengan karakteristik Kurikulum 2013 yang menetapkan capaian kompetensi siswa yang mencakupi ketiga ranah pendidikan: pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Berdasarkan uraian di atas tampak jelas bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 diwarnai dengan berbagai jenis teks. Jenisteks yang harus dikuasai oleh siswa untuk satuan pendidikan Sekolah Menengah Pertama kelas VII, yakni teks laporan hasil observasi, teks tanggapan deskriptif, teks eksposisi, teks eksplanasi, dan teks cerita pendek yang lebih dikenal dengan akronim cerpen. 1

2 Tujuan akhir dari pembelajaran teks ialah menjadikan pembelajar memahami serta mampu memproduksi atau menyusun sendiri teks yang diajarkan dan menggunakan teks tersebut sesuai dengan tujuan sosialnya. Demikian juga dalam pembelajaran Bahasa Indonesia untuk satuan pendidikan SMP Kelas VII, salah satu capaian kompetensi yang harus dicapai oleh siswa adalah mampu menyusun teks cerpen. Teguh, dkk (2014:2) berpendapat: Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, pembelajaran menulis teks cerita pendek menjadi sangat penting sebab dapat merangsang siswa menjadi gemar menulis dan tentunya akan meningkatkan kemampuan siswa dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Selain itu, kegiatan menulis cerita pendek akan dapat menumbuhkembangkan kecintaan siswa pada sastra sehingga apresiasi siswa terhadap sastra akan meningkat. Selain alasan di atas, pentingnya keterampilan ini juga diuraikan oleh Kemendikbud (2013) melalui penjabaran Kompetensi Dasar 4.2 yaitu Menyusun teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan. Kemampuan menyusun teks cerpen ini kemudian lebih dispesifikasi lagi oleh peneliti menjadi kemampuan menyusun teks cerpen secara tertulis (kemampuan menulis teks cerpen). Keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh siswa. Kegiatan menulis ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam proses pembelajaran. Dalman (2012:1)menyatakan, Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Menulis juga merupakan

3 keterampilan ekspresif, yaitu proses yang melibatkan emosi dan perasaan hati yang diekspresikan dalam bentuk tulisan dan disusun secara kreatif. Cerpen merupakan karya sastra berbentuk prosa yang relatif pendek. Relatif dalam pengertian bahwa pendeknya cerpen tidak begitu jelas ukurannya. Ada yang mengartikan bahwa cerpen adalah bacaan sekali duduk. Dalam arti cerpen dapat dibaca selagi duduk dengan waktu yang kurang dari satu jam. Ada juga yang mengartikan pendek dengan melihat jumlah kata yang terdapat di dalamnya. Pendek dalam hal ini lebih tepatnya mengarah pada penguraian unsurunsur cerita yang sederhana dibanding dengan karya sastra jenis prosa lain, misalnya novel ataupun roman. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kemampuan menulis siswa, khususnya dalam menulis teks cerita pendek masih jauh dari harapan. Hal ini dapat dibuktikan melalui penelitian yang dilakukan oleh Girsang (dalam Wahyuni, 2009:2) dengan hasil penelitian yang memperlihatkan bahwa kemampuan menulis cerpen didominasi oleh siswa yang memiliki kemampuan dalam kategori cukup, yakni mencapai 23 siswa (57,50%) dari keseluruhan jumlah siswa. Tidak satu pun siswa yang memiliki kemampuan dalam kategori sangat baik. Sementara itu, masih ditemukan siswa yang memiliki skor dalam kategori kurang, yakni mencapai 6 siswa (15,00%), dan 1 siswa yang memiliki skor dalam kategori sangat kurang (2,50%). Lebih lanjut, Nurjanah (2014:3) mengemukakan hasil penelitiannya yang menyatakan bahwa kemampuan menulis teks cerpen siswa juga masih dengan nilai rata-rata 50-70 (masih di bawah KKM).Dari hasil penelitian ini, diperoleh informasi bahwa rendahnya

4 kemampuan menulis teks cerpen siswa disebabkan karena anggapan siswa bahwa kegiatan menulis cerpen tidak menarik, kesulitan siswa dalam menemukan ujung cerita dalam cerpennya, serta kesulitan siswa dalam menentukan dan mengembangkan tema menjadi sebuah cerita. Mengingat Kurikulum 2013 sebagai kurikulum yang baru dengan pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis pada teks yang mengharuskan siswa memahami isi, struktur, dan ciri kebahasaan teks untuk dapat menyusun teks dimaksud, maka peneliti berniat melihat bagaimanakah hubungan antara pemahaman struktur dan ciri kebahasaan teks cerpen terhadap kemampuan menulis teks cerpen itu sendiri. Struktur teks dalam Kurikulum 2013 berfungsi untuk mengarahkan siswadalam merangkai kejadian demi kejadian dalam cerpennya. Menulis cerpen sesuai dengan strukturnya dapat lebih memudahkan siswa untuk membangun satu karya tulis yang utuh dan terarah. Struktur teks dapat juga dijadikan sebagai penanda teks yang membedakannya dengan teks jenis lain. Di samping itu, ciri kebahasaan dalam teks digunakan sebagai sarana pengungkapan isi cerita. Sarana yang dimaksud terwujud dalam penguasaan majas/gaya bahasaserta penguasaan kata bermakna konotasi. Penguasaan terhadap ciri kebahasaan ini dapat mempermudah siswa dalam meningkatkan kemampuan menulisnya. Penelitian tentang pemahaman struktur dan ciri kebahasaan teks cerpen ini merupakan langkah awal untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teks cerpen. Selanjutnya, hasil penelitian diharapkan memberikan sumbangan

5 pemikiran kepada guru untuk menentukan langkah ke depan dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis teks cerpen siswa. Berdasarkan uraian di atas, dilaksanakan penelitian dengan judul Hubungan Pemahaman Struktur dan Ciri KebahasaanTeks Cerpen Terhadap Kemampuan Menulis Teks Cerpen OlehSiswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sirombu Tahun Pembelajaran 2014/2015. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut. 1. Kemampuan siswa dalam menulis teks cerpen. 2. Pemahaman siswa tentang isi teks cerpen. 3. Pemahaman siswa tentang ciri kebahasaan teks cerpen. 4. Pemahaman siswa tentang struktur teks cerpen. 5. Rendahnya kemampuan siswa dalam mengakhiri cerita dalam cerpen. 6. Rendahnya kemampuan siswa dalam menentukan dan mengembangkan tema suatu cerpen. C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah perlu dijelaskan dalam suatu penelitian. Dengan adanya pembatasan masalah, akan memperjelas dan memusatkan arah pembahasan penelitian.

6 Melihat luasnya permasalahan yang diuraikan dalam identifikasi masalah di atas, perlu dilakukan pembatasan masalah yang akan dibahas, yakni pada pemahaman siswa tentang struktur dan ciri kebahasaan teks cerpen sertakemampuan siswa dalam menulis teks cerpen. Untuk menjawab permasalahan yang telah dibatasi ini, kemudian dilakukan sebuah penelitian dengan judul Hubungan Pemahaman Struktur dan Ciri KebahasaanTeks Cerpen Terhadap Kemampuan Menulis Teks Cerpen Oleh Siswa Kelas VII SMP N 1 Sirombu Tahun Pembelajaran 2014/2015. D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dilakukan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana pemahaman struktur teks cerpen siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sirombu Tahun Pembelajaran 2014/2015? 2. Bagaimana pemahaman ciri kebahasaan teks cerpen siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sirombu Tahun Pembelajaran 2014/2015? 3. Bagaimana kemampuan menulis teks cerpen siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sirombu Tahun Pembelajaran 2014/2015? 4. Apakah adahubungan pemahaman strukturteks cerpen terhadap kemampuan menulis teks cerpen siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sirombu Tahun Pembelajaran 2014/2015?

7 5. Apakah adahubungan pemahaman ciri kebahasaan teks cerpen terhadap kemampuan menulis teks cerpen siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sirombu Tahun Pembelajaran 2014/2015? 6. Apakah ada hubungan pemahaman struktur dan ciri kebahasaanteks cerpen terhadap kemampuan menulis teks cerpen siswa kelas VII SMP N 1 Sirombu Tahun Pembelajaran 2014/2015? E. Tujuan Penelitian Bertolak dari rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. untuk mengetahui pemahaman struktur teks cerpen siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sirombu Tahun Pembelajaran 2014/2015, 2. untuk mengetahui pemahaman ciri kebahasaan teks cerpen siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sirombu Tahun Pembelajaran 2014/2015, 3. untuk mengetahui kemampuan menulis teks cerpen siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sirombu Tahun Pembelajaran 2014/2015, 4. untuk mengetahui hubungan pemahaman struktur teks cerpen terhadap kemampuan menulis teks cerpen siswa kelas VII SMP N 1 Sirombu Tahun Pembelajaran 2014/2015, 5. untuk mengetahui hubungan pemahaman ciri kebahasaan teks cerpen terhadap kemampuan menulis teks cerpen siswa kelas VII SMP N 1 Sirombu Tahun Pembelajaran 2014/2015,

8 6. untuk mengetahui hubungan pemahaman struktur dan ciri kebahasaan teks cerpen terhadap kemampuan menulis teks cerpen siswa kelas VII SMP N 1 Sirombu Tahun Pembelajaran 2014/2015. F. Manfaat Penelitian Setelah tercapainya tujuan penelitian di atas, diharapkan dari hasil penelitian ini dapat diperoleh beberapa manfaat sebagai berikut. 1. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi guru bidang studi bahasa Indonesia dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis teks cerpen siswa. 2. Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan memperkaya khasanah pendidikan khususnya mengenai pembelajaran menulis teks cerpen siswa. 3. Secara akademis, hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi mereka yang berminat untuk menindaklanjuti hasil penelitian dengan sampel penelitian yang berbeda dan yang lebih praktis.