III. METODE PENELITIAN. LKS berbasis keterampilan generik sains pada materi laju reaksi untuk SMA

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa

III. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa

III. METODE PENELITIAN. LKS kimia model inkuiri terpimpin pada materi pokok kelarutan dan hasil kali

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA YP Unila Bandar Lampung dengan kelas XI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lampung yang berjumlah 38 siswa. Waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 6 Bandar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini pengambilan subyek didasarkan pada pertimbangan kelas yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. materi, sarana, serta prasarana belajar. Variabel bebas adalah lembar kerja siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan metode penelitian weak eksperimen dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek penelitian ini terdiri dari subjek studi lapangan, subjek penelitian, dan subjek

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan subyek didasarkan pada pertimbangan tertentu, yaitu kelas yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. atau Research and Development (R&D). Penelitian ini digunakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013, dengan jumlah siswa sebanyak 29

III. METODOLOGI PENELITIAN. memiliki kemampuan kognitif heterogen, sehingga dipilih teknik purposive sampling

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi. eksperimen dengan one group pre-test and post-test design.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari subjek penelitian studi lapangan, subjek

III.METODE PENGEMBANGAN. A. Metode Pengembangan dan Subjek Pengembangan. Metode pengembangan yang digunakan pada pengembangan ini adalah penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan media animasi kimia yang berbasis

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penentuan subyek penelitian didasarkan pada pertimbangan kelas yang memiliki

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X MIA SMA Negeri 3

III. METODOLOGI PENELITIAN. LKS ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lampung yang terdiri dari 28 siswa. Penelitian ini dimulai sejak bulan Maret

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penentuan subyek penelitian dilakukan berdasarkan pertimbangan kelas yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan subyek dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri I Bandar Sribhawono

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Sukmadinata (2011)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Gajah Mada Bandar Lampung. Penentuan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Muhammadiyah 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya (Suryabrata, 2005 : 38). Dalam penelitian ini peneliti ingin

METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2002). Metode yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan beberapa

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan. Menurut Sugiyono (2010), metode penelitian dan pengembangan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Kelas XI IPA tahun ajaran 2012/2013 di MAN 1 Bandar Lampung terdapat 4 kelas.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA N 2 Metro dengan kelas X yang berjumlah 8

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Bandar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

III. METODOLOGI PENELITIAN. (LKS) stoikiometri berbasis keterampian proses sains. Oleh karena itu, metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Gajah Mada Bandar Lampung. Sampel

III. METODOLOGI PENELITIAN. representasi kimia ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA N 2 Metro dengan kelas X yang berjumlah 8

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode

DAFTAR TABEL. Tabel 1.1 Nilai Rata-Rata Hasil Tes Diaknostik Materi Kimia... 3

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XIA 4 SMA Negeri 3 Bandar Lampung

METODOLOGI PENELITIAN. Subyek pada penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Swadhipa Natar Lampung

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan performance assessment berbasis

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Oktober 2010 di SMA AL-Azhar 4. Banjar Agung, Kabupaten Tulang Bawang.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 13 Bandar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penentuan subyek penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling, yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen ini belu memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre eksperiment dengan desain pretespostes

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap buku teks terjemahan adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 pada bulan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7

III. METODE PENELITIAN. dalamnya merupakan kegiatan perancangan desain intruksional.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini ditujukan pada pengembangan model pembelajaran kimia

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penentuan subyek penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling yaitu berdasarkan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 7 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan Lembar Kerja Siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. METODE DAN DESAIN PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan menggunakan metode

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan (Research and Development). Menurut Sugiyono (2013)

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Kelas XI IPA tahun ajaran 2012/2013 di MAN 1 Bandar Lampung terdapat 4 kelas.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sebagai penelitian lebih lanjut dari penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA N 7 Bandar

O 1 X O 2. Gambar 3.1 One Group Pretest-Posttest Design

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengumpulan data, dan teknik analisis data. Penjelasan dari masing-masing

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pada satu kelompok siswa (kelompok eksperimen) tanpa ada kelompok

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

O 1 X O 2 Pre-test Treatment Post-test

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa LKS berbasis keterampilan generik sains pada materi laju reaksi untuk SMA sesuai dengan standar isi BSNP. Sasaran pengembangan adalah materi laju reaksi. Subjek uji coba terdiri atas ahli bidang isi atau materi, dan uji coba terbatas. Uji ahli materi dilakukan oleh ahli bidang isi untuk mengevaluasi isi materi pada LKS berbasis keterampilan generik sains. Kemudian uji coba terbatas untuk mendapatkan informasi tentang tingkat keterbacaan dan keterlaksanaan LKS berbasis KGS. Uji coba kelompok kecil dilakukan pada kelas XI IPA2 SMA YP Unila Bandar Lampung yang berjumlah 37 orang. B. Pelaksanaan Penelitian Penelitian diawali dengan observasi di berbagai SMA di Bandar Lampung, melaksanakan pre-test, uji coba LKS berbasis KGS, selanjutnya dilakukan posttes dan pengisian angket. Pengambilan angket dilakukan setelah guru menyelesaikan proses belajar mengajarnya.

C. Alur Penelitian 18 Alur penelitian ini disusun berdasarkan model penelitian pengembangan Borg and Gall (Ikhsanuddin, 2007). Analisis Kebutuhan (Identifikasi masalah) Penyusunan LKS Berbasis Keterampilan Generik Sains Uji Ahli Revisi LKS Tahap I Uji Coba Terbatas (Pretes, Uji coba LKS, angket siswa, dan pos-tes) Temuan dan Analisis Data Keterbacaan dan Keterlaksanaan LKS, N-gain Revisi LKS Tahap II Produk Gambar 1 : Alur penelitian Berdasarkan uraian di atas alur penelitian yang dikembangkan dalam penelitian ini mengikuti model penelitian pengembangan Borg and Gall (Ikhsanuddin, 2007). Alur penelitian pengembangan ini hanya dilakukan sampai revisi LKS kedua, seharusnya setelah dilakukan revisi LKS kedua dilanjutkan tahap implementasi (uji coba utama) menggunakan kelas kontrol dan kelas eksperimen lalu dilanjutkan dengan tahap diseminasi. Namun, untuk penelitian

19 pengembangan seperti yang peneliti lakukan cukup hanya sampai pada revisi LKS kedua karena penelitian tersebut akan menggunakan waktu yang relatif lama jika dilanjutkan pada tahap implementasi dan tahap diseminasi. D. Instrumen Penelitian Instrumen adalah alat yang berfungsi untuk mempermudah pelaksanaan sesuatu. Instrumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan oleh pengumpul data untuk melaksanakan tugasnya mengumpulkan data (Arikunto, 1997). Berdasarkan pada tujuan penelitian dan bagan alur penelitian, dirancang dan disusun 4 jenis instrumen sebagai berikut: a. Instrumen uji kesesuaian LKS berbasis keterampilan generik sains, berupa angket uji kesesuaian yang mencakup uji kesesuaian materi LKS dan uji kesesuaian desain LKS. b. Instrumen uji keterbacaan LKS berbasis keterampilan generik sains, berupa angket siswa. c. Instrumen uji keterlaksanaan LKS berbasis keterampilan generik sains, berupa angket siswa. d. Soal pre-tes dan post-tes untuk menjaring pemahaman konsep dan keterampilan generik sains siswa sebelum dan sesudah penerapan LKS berbasis keterampilan generik sains. e. Pedoman wawancara terhadap guru dan siswa untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan pembelajaran menggunakan LKS berbasis keterampilan generik sains.

E. Prosedur Pengumpulan Data 20 Secara umum model pengembangan ini terdiri atas tiga tahap, yaitu sebagai berikut: 1. Tahap persiapan Kegiatan dalam tahap persiapan meliputi: a. Analisis kebutuhan dan analisis kurikulum. Analisis kebutuhan yang dimaksud adalah analisis kebutuhan belajar siswa berupa sumber belajar terkait sarana dan prasarana yang mendukung proses pembelajaran. Analisis ini dilakukan di berbagai SMA di Bandar Lampung dengan menggunakan pedoman wawancara untuk mengidentifikasi apakah sekolah ini membutuhkan suatu bahan ajar yang berupa LKS. Analisis ini dilakukan melalui wawancara terhadap guru bidang studi khususnya kimia dan siswa untuk mengetahui media yang digunakan yang mendukung proses pembelajaran. Selanjutnya analisis kurikulum yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dilakukan untuk mendapatkan analisis materi pelajaran. b. Membuat LKS berbasis KGS yang dibuat melalui kisi-kisi indikator keterampilan generik sains. c. Membuat instrumen penelitian berupa angket uji kesesuaian materi dan angket uji kesesuaian desain, angket uji keterbacaan dan keterlaksanaan (angket siswa), soal pre-tes dan post-tes, serta pedoman wawancara untuk menjaring data tanggapan guru dan siswa mengenai penggunaan LKS berbasis KGS dalam pembelajaran.

21 d. Uji ahli. Uji ahli ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian materi LKS dan kesesuaian desain LKS. Uji ahli ini dilakukan oleh 1 orang dosen diluar pembimbing. Langkah-langkah dalam uji ahli materi adalah sebagai berikut : 1) Menentukan indikator penilaian untuk validitas LKS kimia berbasis keterampilan generik sains. 2) Membuat instrumen uji ahli yang berupa angket uji kesesuaian materi dan desain LKS. 3) Melaksanakan uji ahli. 4) Melakukan analisis terhadap hasil uji ahli. 5) Melakukan perbaikan berdasarkan analisis hasil uji ahli. 6) Mengkonsultasikan hasil perbaikan. 2. Tahap pelaksanaan (Uji coba terbatas) Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah One Group Pre-test and Post-test Design (Arikunto, 2002). Di dalamnya terdapat langkah-langkah yang menunjukkan suatu urutan kegiatan penelitian yaitu: O X O Pre-tes Perlakuan Post-tes O adalah Pre-tes dan Post-tes yang berfungsi untuk mengukur pemahaman konsep, dan keterampilan generik sains siswa sebelum dan sesudah uji coba LKS. X adalah perlakuan berupa uji coba LKS berbasis keterampilan generik sains. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Di dalam penelitian ini tes dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum dan

22 sesudah eksperimen. Tes yang dilakukan sebelum eksperimen disebut pre-test dan sesudah eksperimen disebut post-tes. Kegiatan dalam tahap pelaksanaan meliputi: a. Pelaksanaan pre-test untuk mendapatkan pengetahuan sains awal siswa sebelum diterapkannya LKS kimia berbasis keterampilan generik sains. Soal pre-tes terdiri dari 20 soal pilihan berganda. b. Uji coba LKS kimia berbasis keterampilan generik sains disesuaikan dengan jadwal penyajian materi pokok dan dilaksanakan dalam rentang waktu yang telah ditentukan. LKS diujicobakan pada siswa kelas XI IPA2 SMA YP Unila Bandar Lampung dengan menggunakan prosedur sebagai berikut: 1) Melakukan uji keterbacaan dan keterlaksanaan LKS menggunakan angket siswa yang telah disusun. 2) Menganalisis hasil uji keterbacaan dan keterlaksanaan untuk memperoleh desain LKS pembelajaran yang lebih baik. 3) Melakukan perbaikan berdasarkan hasil uji keterbacaan dan keterlaksanaan. 4) Mengkonsultasikan hasil yang telah diperbaiki. Hasil evaluasi menggunakan angket siswa ini digunakan untuk merevisi LKS yang ada yang merupakan produk akhir pengembangan. c. Pelaksanaan post-tes untuk menjaring pemahaman konsep siswa setelah diterapkannya LKS berbasis KGS. Soal post-tes terdiri dari 20 soal pilihan berganda yang sama dengan soal pre-tes.

d. Wawancara untuk menjaring data tanggapan guru dan siswa mengenai 23 penggunaan LKS berbasis KGS dalam pembelajaran dilaksanakan kepada guru dan siswa setelah penerapan pembelajaran kimia menggunakan LKS berbasis KGS. 3. Tahap analisis data Kegiatan dalam tahap analisis data meliputi: a. Mengolah angket uji keterbacaan dan keterlaksanaan (angket siswa) dengan cara : 1) Mengkode atau klasifikasi data, bertujuan untuk mengelompokkan jawaban berdasarkan pernyataan angket. Dalam pengkodean data ini dibuat buku kode yang merupakan suatu tabel berisi tentang substansisubstansi yang hendak diukur, pernyataan-pernyataan yang menjadi alat ukur substansi tersebut serta kode jawaban setiap pernyataan tersebut dan rumusan jawabannya. 2) Tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket dan banyaknya sampel. 3) Menghitung frekuensi jawaban, berfungsi untuk memberikan informasi tentang kecenderungan jawaban yang banyak dipilih siswa dalam setiap pernyataan angket. Untuk setiap siswa yang memilih satu jawaban maka diberi point satu. 4) Menghitung persentase jawaban siswa, bertujuan untuk melihat besarnya persentase setiap jawaban dari pernyataan sehingga data yang diperoleh dapat dianalisis sebagai temuan. Rumus yang digunakan

24 untuk menghitung persentase jawaban siswa per item adalah sebagai berikut: Ji % J in 100% (Sudjana, 2002) N Keterangan : % Jin = Persentase pilihan jawaban-i pada LKS ke-n Ji = Jumlah siswa yang memilih pilihan jawaban-i N = Jumlah seluruh siswa 5) Menghitung rata-rata persentase jawaban siswa per item pada tiap LKS dengan rumus berikut: % J in % J i (Sudjana, 2002) n Keterangan : % Ji = Rata-rata persentase jawaban-i % Jin = Jumlah persentase jawaban-i pada tiap LKS n = Jumlah LKS 6) Memvisualisasikan data untuk memberikan informasi berupa data temuan dengan menggunakan analisis data non statistik yaitu analisis yang dilakukan dengan cara membaca tabel-tabel, grafik-grafik atau angka-angka yang tersedia (Marzuki, 1997). 7) Menafsirkan data, harga persentase setiap jawaban pernyataan dalam angket dapat di tafsirkan dengan menggunakan tafsiran harga persentase jawaban menurut Arikunto (1997) berikut :

Tabel 2. Tafsiran harga persentase tiap jawaban pernyataan 25 Persentase 80,1%-100% 60,1%-80% 40,1%-60% 20,1%-40% 0,0%-20% Kriteria Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah 8) Menghitung skor jawaban siswa. Penskoran setiap jawaban siswa dalam kesesuaian adalah: Tabel 3. Penskoran pada angket keterbacaan dan keterlaksanaan NO Pilihan Jawaban Skor 1 A 1 2 B 2 3 C 3 4 D 4 9) Menghitung persentase jawaban angket pada tiap LKS dengan menggunakan rumus sebagai berikut: % S X in 100% (Sudjana, 2002) S maks Keterangan : % Xin = Persentase angket-i pada LKS ke-n S = Jumlah skor jawaban Smaks = Skor maksimum yang diharapkan 10) Menghitung rata-rata persentase angket siswa untuk mengetahui tingkat keterbacaan dan tingkat keterlaksanaan siswa terhadap LKS kimia berbasis keterampilan generik sains dengan rumus sebagai berikut: % X in % X i (Sudjana, 2002) n

Keterangan : % Xin = Rata-rata persentase angket-i 26 % Xin = Jumlah persentase angket-i pada tiap percobaan n = Jumlah LKS 11) Menafsirkan persentase angket untuk mengetahui kemampuan siswa secara keseluruhan dengan menggunakan tafsiran Arikunto (1997) Tabel 4. Tafsiran rata-rata persentase tiap jawaban angket Persentase 80,1%-100% 60,1%-80% 40,1%-60% 20,1%-40% 0,0%-20% Kriteria Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah b. Mengolah data pre-tes dan post-tes siswa dengan cara uji N-gain Data yang diolah yaitu data yang diperoleh pada tahap pre-tes dan post-tes (20 soal pilihan berganda) yaitu data tentang pemahaman konsep siswa terhadap pokok bahasan laju reaksi sebelum dan setelah pembelajaran menggunakan LKS sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan yang ditetapkan maka pengolahan data dilakukan dengan tahap sebagai berikut : 1) Menentukan kunci jawaban dari soal-soal yang diberikan. 2) Menentukan skor pada jawaban dengan skor maksimal 20. 3) Memeriksa jawaban siswa, kemudian mengolah skor yang diperoleh siswa dengan cara uji N-gain. Pengujian N-gain dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar antara sebelum dan sesudah pembelajaran, dihitung dengan rumus : S g S post maks S S pre pre

Keterangan : Spre = Skor pre-test Spost = Skor post-test Smaks = Skor maksimum 27 Menurut Hake (1998), tingkat perolehan skor dikategorikan atas tiga kategori, yaitu : 1) Tinggi : g > 0,7 2) Sedang : 0,3 g 0,7 3) Rendah : g < 0,3