Monika Rianti, Yanita dan Arrival Rince Putri 2

dokumen-dokumen yang mirip
OLIMPIADE SAINS NASIONAL (MATEMATIKA) SMP

OLIMPIADE MATEMATIKA DAN IPA SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MATEMATIKA SMP KOTA SURAKARTA DALAM PEMBINAAN OLIMPIADE MATEMATIKA NASIONAL

PETUNJUK TEKNIS OLIMPIADE SAINS NASIONAL SEKOLAH DASAR TAHUN 2017

CERDAS, TERAMPIL, KREATIF, dan KOMPETITIF untuk MERAIH PRESTASI TERBAIK


KETUA PANITIA: TOTO SUPRIYANTO, S.T., M.T

Kajian Motivasi Belajar Mandiri Siswa Melalui Pembinaan dan Pendampingan Olimpiade Sains Nasional (OSN) Bidang Kimia pada Siswa SMA.

BAB I PENDAHULUAN. wawasan, ketrampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna. diyakini mampu menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk

03/02/2010. Mari kita renungkan bersama sama!!!

BAB I PENDAHULUAN. Baru-baru ini, banyak sekolah pada tingkat menengah atas di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. diabaikan, yang jelas disadari bahwa pendidikan merupakan salah satu faktor

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diartikan sebagai usaha atau kegiatan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Wajib belajar 9 tahun menjadi kebutuhan mendasar bangsa Indonesia

I. PENDAHULUAN. rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia seutuhnya baik secara jasmani maupun rohani seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pendidikan menuju kualitas yang lebih baik. Berbagai. Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun,

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PEMBINAAN MENGHADAPI OLIMPIADE MATEMATIKA TINGKAT SMA

LEMBAR INFORMASI OLIMPIADE SAINS TERAPAN TINGKAT KOTA BATAM TAHUN 2014 BIDANG LOMBA FISIKA TERAPAN

MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN PETUNJUK PELAKSANAAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Penerapan Metode Inkuiri Berbasis Sains Teknologi Masyarakat Terhadap Hasil Belajar Hasil Belajar IPS

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia

Ditulis oleh SMA PU Al Bayan Rabu, 23 Januari :38 - Pemutakhiran Terakhir Minggu, 26 Januari :25

SKRIPSI. Oleh : Wulan Sari Ningsih NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Olimpiade Sains Nasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEDOMAN PELAKSANAAN KOMPETISI SAINS MADRASAH ( KSM ) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2016 MADRASAH IBTIDAIYAH

KEGIATAN KEMAHASISWAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah cara yang dianggap paling strategis untuk mengimbangi

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pengembangan pendidikan. Dalam Undang Undang Nomor 20 Tahun. sesuai dengan karakteristik mata pelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB V PEMBAHASAN. penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Maka dari iru tugas seorang

BAB I PENDAHULUAN. generasi yang mampu bersaing di era globalisasi. Negara dengan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aspek strategis bagi suatu negara. Sifat pendidikan adalah

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional terdapat penjelasan mengenai standar nasional. dan afektif sesuai dengan karakteristik mata pelajaran.

PROSIDING ISBN :

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN, seperti AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dedi Abdurozak, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN TIPE JIGSAW DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

NARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai suatu proses untuk menyiapkan generasi masa depan

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar peserta didik, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian eksternal

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mella Tania K, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kehidupan sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal.

2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraannya, pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF. Dr. Syamsurizal

Implementasi Pengelolaan dan Sistem Perkuliahan di IAIN SU untuk Menciptakan Mahasiswa yang Bertaqwa, Intelektual, dan Profesional

BAB I PENDAHULUAN. maupun evaluasinya. Tuntutan terhadap kualitas semakin diperhatikan untuk. untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi masa depan.

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA TAHUN ANGGARAN 2015

BAB I PENDAHULUAN. seorang guru, dengan menciptakan kegiatan belajar mengajar yang

I. PENDAHULUAN. teknologi, pergeseran kekuatan ekonomi dunia serta dimulainya perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran. Kadang-kadang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembelajaran, antara lain adalah powerpoint dan internet. Kemajuan teknologi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Motivasi berprestasi memiliki peranan penting yang harus dimiliki oleh setiap

Jurnal Siliwangi Vol.2 No.2 Desember 2016 ISSN Seri Pengabdian Kepada Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini peranan sumber daya manusia berkembang semakin

KURIKULUM PROGRAM STUDI AGRIBISNIS YANG BERBASIS KOMPETENSI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dibutuhkan. pendidikan, karena pendidikan merupakan wahana untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Vita Rosmiati, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan proses yang kompleks yang terjadi pada setiap orang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan deskripsi dan analisis terhadap proses pembelajaran untuk

I. PENDAHULUAN. Matematika berperan sebagai induk dari semua mata pelajaran dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang telah diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN PANDUAN LOMBA KARYA JURNALISTIK SISWA (LKJS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN 2015

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi

PEDOMAN OLIMPIADE PENELITIAN SISWA INDONESIA (OPSI) TAHUN 2010

Transkripsi:

SOSIALISASI OLIMPIADE MATEMATIKA DI SMP NEGERI 1 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN 1 Monika Rianti, Yanita dan Arrival Rince Putri 2 ABSTRACT Public servant is one of mission that it must run by a University, beside education and research. Public servant that conducted by servant team was socialization mathematic olympiade at SMPN 1 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman. With this socialization can added knowledge student and teacher about mathematic olympiade. Key word : public servant, socialization, mathematic olympiade PENDAHULUAN Budaya kompetisi di kalangan siswa sekolah menengah akan memacu motivasi seluruh pelajar tanah air untuk meningkatkan kapasitas mereka di bidang keilmuan. Berbagai kompetisi keilmuan tersebut sudah berjalan cukup lama, salah satunya adalah olimpiade sains bidang studi matematika yang penyeleksiannya dilakukan mulai dari seleksi tingkat sekolah, kabupaten/kota, provinsi dan nasional hingga regional dan internasional. Soal-soal matematika yang diberikan sebagian besar adalah pengembangan teori yang sudah didapat di kelas I sampai III. Oleh karena itu tingkat kerumitan dan pemecahan masalahnya memerlukan suatu pemahaman yang lebih, dan karenanya di beberapa daerah sering diadakan pembinaan siswa-siswa yang akan mengikuti seleksi olimpiade matematika ini. Di Sumatera Barat sendiri, salah satu pembinaan yang diadakan adalah Pembinaan Peningkatan Kompetensi Siswa yang merupakan hasil kerjasama Departemen Pendidikan Nasional dengan Universitas Andalas Padang. Pembinaan ini meliputi siswa dan guru-guru matematika. 1 Dibiaya oleh Dana DIPA Unand Program Studi, TA 2007 2 Staf Pengajar Fakultas MIPA Universitas Andalas Untuk masuk

166 Warta Pengabdian Andalas Volume XIV, Nomor 21Desember 2008 dalam pembinaan ini diadakan seleksi bagi siswa dan guru. Pada tahun 2006 ini ada 15 SMP yang lolos seleksi untuk dapat masuk dalam pembinaan olimpiade. SMP Negeri 1 Batang Anai Kabupaten Pariaman adalah salah satu SMP yang tidak masuk dalam pembinaan olimpiade SMP ini. Ketidak ikutsertaan SMP ini dikarenakan tidak lolosnya SMP ini dalam seleksi pembinaan. SMP ini terletak di Jl. Padang Bukit Tinggi. SMP ini berdiri tahun 1984. Saat ini ada 20 kelas di SMP ini, yang terdiri dari tujuh lokal kelas I, tujuh lokal kelas II, dan enam lokal kelas III. Sebagai SMP yang bersifat umum dan reguler, matematika adalah salah satu mata pelajaran di SMP ini dengan beban SKS 6 jam perminggu. Adapun rata-rata nilai UAN untuk mata pelajaran matematika tahun 2006 adalah 7. Ini dapat dilihat dari tabel berikut: Tabel 2.1. Rata-Rata UAN dan Rata-Rata Nilai Matematika Tahun 2003-2006 Tahun Rata-Rata Nilai Matematika dalam UAN 2003 6,12 2004 4,72 2005 6,77 2006 7,2 Sumber: SMP Negeri 1 Batang Anai Dari tabel di atas terlihat bahwa pada kenyataannya kemampuan matematika siswa SMP ini tidak (terlalu) buruk dan terjadi peningkatan dari tahun ke tahun ke arah yang lebih baik. Dengan kenyataan ini dianggap sudah sewajarnya SMP ini dapat berpartisipasi dalam olimpiade matematika untuk tahun yang akan datang (2008).

Sosialisasi Olimpiade Matematika 167 Oleh karena itu dianggap perlu suatu pengenalan awal bagi siswa dan guru SMP Negeri 1 Batang Anai ini tentang olimpiade matematika SMP itu sendiri. Untuk langkah awal sosialisai tentang olimpiade kepada siswa dan guru adalah hal utama yang dianggap penting. Sosialisasi ini tidak hanya bersifat mengenalkan apa itu olimpiade, tetapi juga mengenalkan berbagai teori pendukung dan soal-soal olimpiade kepada siswa dan guru-guru. Langkah selanjutnya diadakan suatu pendekatan bahwa Pemda Sumbar cukup peduli dengan olimpiade ini, sehingga diadakan pembinaan untuk siswa dan guru-guru Salah satu arah kebijakan program pembangunan pendidikan nasional dalam bidang pendidikan salah satunya adalah mengembangkan kualitas sumber daya manusia sedini mungkin, secara terarah, terpadu dan menyeluruh melalui berbagai usaha proaktif dan reaktif oleh seluruh komponen bangsa agar generasi muda dapat berkembang secara optimal Era globalisasi memberikan inspirasi positif dalam masyarakat internasional. Sebagai bagian dari masyarakat internasional, masa depan Indonesia sangat membutuhkan kemampuan kompetitif di kalangan pelajar untuk bersaing secara sehat dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi Olimpiade Sains Nasional tingkat SMP yang telah dirintis sejak tahun 2003 merupakan salah satu wadah strategis untuk merealisasikan paradigma pendidikan di atas. Pelaksanaan olimpiade secara berkelanjutan akan berdampak positif pada pelaksanaan proses pembelajaran sehingga lebih kreatif dan inovatif. Pada gilirannya, siswa akan memiliki kesempatan mengembangkan seluruh aspek kepribadian dan kemampuannya melalui pembelajaran yang kreatif, efektif dan menyenangkan. Olimpiade Sains

168 Warta Pengabdian Andalas Volume XIV, Nomor 21Desember 2008 Nasional tingkat SMP merupakan langkah awal bagi siswa-siswa SMP yang berbakat yang nantinya diharapkan terus mengikuti Olimpiade di tingkat SMA Tujuan Olimpiade Sains Nasional Matematika SMP : 1. Umum : Meningkatkan mutu pendidikan matematika dan sains secara komprehensif melalui penumbuhkembangan budaya belajar, kreativitas dan motivasi meraih prestasi terbaik melalui kompetisi yang sehat serta menunjang nilai-nilai sportivitas 2. Khusus : Menyediakan wahana bagi siswa SMP untuk mengembangkan bakat dan minat di bidang matematika dan sains sehingga dapat berkreasi serta melakukan inovasi sesuai dengan kemampuannya Memotivasi siswa SMP agar selalu meningkatkan kemampuan intelektual, emosional dan spiritual berdasarkan norma-norma yang sehat sehingga dapat memacu kemampuan nalar Menumbuhkembangkan suasana kompetitif yang sehat dikalangan siswa SMP Meningkatkan wawasan pengetahuan, kemampuan, kreativitas serta menanamkan sikap disiplin dan kerja keras untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi Meningkatkan kecerdasan bangsa dan kesadaran ilmiah untuk mempersiapkan generasi muda dalam menghadapi masa yang akan datang. Materi dalam kegiatan ini adalah soal-soal Olimpiade Matematika dikelompokkan ke dalam empat bidang yaitu aljabar, geometri, kombinatorika dan teori bilangan. Orientasi soal adalah pemecahan masalah. Soal-soal Olimpiade Matematika memiliki karakteristik non rutin, memerlukan

Sosialisasi Olimpiade Matematika 169 pengetahuan Matematika tingkat sekolah menengah tetapi memerlukan kematangan matematika lanjut. Pembinaan 1. Peran Guru Menanamkan kemampuan dasar Matematika Menanamkan sikap dan kebiasaan Mengidentifikasi siswa potensial Memelihara potensi siswa 2. Kriteria Pembina Olimpiade Mempunyai pengalaman dengan matematika dalam tingkat kecanggihan yang tinggi Harus dapat memberikan masukan dan umpan balik ke siswa Memiliki komitmen yang tinggi untuk membina Kiat Untuk Berhasil dalam Olimpiade 1. Manajerial Mengerti sistem kompetisi Olimpiade Membentuk tim olimpiade sekolah Membuat jadwal pembinaan Membuat anggaran khusus untuk kegiatan pembinaan Kerjasama antara tim olimpiade, sekolah, komite sekolah, orang tua siswa, instansi terkait dan para pakar (perguruan tinggi) 2. Teknis Mengerti materi yang diujikan dalam Olimpiade Melakukan pembinaan secara kontinu Komitmen yang tinggi dari pembinan dan siswa

170 Warta Pengabdian Andalas Volume XIV, Nomor 21Desember 2008 Pembina harus aktif menambah wawasan keilmuan matematika Pembina harus aktif mencari materi soal Siswa harus didorong untuk aktif mencari materi sendiri Diskusi antara siswa dan pembina mengenai materi yang sedang dibahas METODE PENGABDIAN Kegiatan yang direncanakan disusun berdasarkan kaidah-kaidah pendidikan dan pengajaran dimana tim pengabdian menjadi fasilitator. Seorang fasilitator hanyalah berfungsi dan bertindak mengolah proses belajar para peserta pembelajar an berdasarkan kebutuhan dan pengalaman mereka sendiri atau pengalaman orang lain (structured experential learning cycle). Metode ini dianggap dapat memperkaya aspek kognitif, afektif dan psikomotorik peserta. Kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan memberikan ceramah oleh tim pengabdian yang terdiri dari tiga orang kepada peserta mengenai latar belakang Olimpiade Sains Nasional dan dilanjutkan dengan tanya jawab dan diskusi dengan para peserta. Kemudian diakhiri dengan dengan memberikan gambaran materi-materi dan contoh soal yang biasanya menjadi materi yang diujikan dalam olimpiade matematika SMP. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan pengabdian masyarakat dengan judul Sosialisasi Olimpiade Matematika di SMP 1 Batang Anai Padang Pariaman dilaksanakan pada hari selasa tanggal 31 Juli 2007. Kegiatan ini diikuti oleh siswa SMP Negeri 1

Sosialisasi Olimpiade Matematika 171 Batang Anai yang duduk di kelas 1 sebanyak 22 orang, siswa kelas 2 sebanyak 18 orang dan 5 orang guru matematika kelas 1, 2 dan 3. Sosialisasi diawali dengan memberikan gambaran dan latar belakang Olimpiade Sains Nasional, silabus materi yang digunakan dan diakhiri dengan memberikan contoh soal olimpiade matematika SMP. Walaupun sebagian besar peserta sudah pernah mendengar istilah olimpiade matematika tetapi istilah OSN (Olimpiade Sains Nasional) baru diketahui peserta pada saat sosialisasi ini diberikan. Antusias peserta juga terlihat pada saat tim pengabdian memberikan penjelasan tentang silabus materi yang digunakan dalam Olimpiade Sains Nasional bidang matematika. Pertanyaan muncul dari peserta guru mengenai istilah kombinatorika yang ada pada silabus dan materi pelajaran di SMP yang termasuk dalam silabus kombinatorika. Ketidaktahuan ini mungkin disebabkan karena guru-guru matematika di SMP Negeri 1 Batang Anai memang belum pernah mengikuti pembinaan pelatihan untuk menjadi pembina olimpiade. Sejauh ini pembinaan yang diberikan oleh guru kepada siswa yang akan diikutkan dalam seleksi kota/kabupaten untuk olimpiade matematika bersifat dadakan dan hanya diberikan seminggu sebelum kompetisi dilaksanakan. Belum pernah dilakukan pembinaan yang sifatnya permanen dan rutin. Tidak adanya pembinaan secara rutin ini lebih disebabkan karena kurangnya motivasi dari guru dan sekolah sendiri untuk melakukan pembinaan dan juga belum adanya sumber daya manusia dalam hal ini guru matematika yang mempunyai pengalaman dengan matematika dalam tingkat kecanggihan yang tinggi. Hal ini diketahui dari penjelasan seorang guru pada saat kegiatan sosialisasi ini dilakukan. Beragam pertanyaan juga muncul dari peserta siswa. Sama halnya dengan guru, siswa SMP Negeri 1 Batang Anai kelas 1 dan 2 yang menjadi

172 Warta Pengabdian Andalas Volume XIV, Nomor 21Desember 2008 peserta pada sosialisasi ini juga belum pernah mengikuti pembinaan olimpiade matematika. Di akhir pertemuan, tim pengabdian memberikan kuesioner (terlampir) kepada peserta siswa mengenai Olimpiade Sains Nasional, soal-soal Olimpiade Matematika dan harapan dari peserta untuk sekolah mereka. Dari 40 kuesioner yang dibagikan, sebanyak 30 responden mengembalikan kuesionernya dan dapat dilihat bahwa 90% peserta sosialisasi sudah pernah mendengar tentang Olimpiade Sains Nasional yang informasinya diperoleh dari guru di sekolah (60%).Tetapi hanya 20% dari peserta yang pernah melihat soal-soal olimpiade matematika di sekolah. Setelah peseta dikenalkan dengan beberapa tipe soal yang diberikan dalam Olimpiade Matematika, hampir seluruh peserta sosialisi mengatakan bahwa soal-soal yang diberikan sulit. Tetapi walaupun demikian 30% peserta menyatakan ketertarikannya pada Olimpiade Matematika dan 99% peserta menyatakan bahwa pengetahuan mereka tentang Olimpiade Matematika bertambah setelah diadakan sosialisasi ini. Dan harapan terbesar peserta untuk sekolah mereka adalah agar SMP Negeri 1 Batang Anai mendapatkan pelatihan dan pembinaan Olimpiadae Matematika sehingga nantinya dapat menjadi yang terbaik dan juara dalam Olimpiade Matematika SMP. KESIMPULAN DAN SARAN Sosialisai Olimpiade Matematika di SMP Negeri 1 Batang Anai mendapat respon positif baik dari pihak sekolah maupun dari peserta sosialisasi. Antusias peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada saat sosialisai diberikan baik dari peserta siswa maupun guru dan dari kuesioner yang diberikan, 99% peserta sosialisasi merasa bahwa

Sosialisasi Olimpiade Matematika 173 pengetahuan mereka tentang Olimpiade Matematika bertambah setelah diadakan sosialisasi ini Diharapkan setelah diadakannya sosialisasi ini, dapat memotivasi pihak sekolah, guru maupun siswa SMP Negeri 1 Batang Anai untuk memulai pembinaan olimpiade matematika secara kontinu dan bekerja sama dengan komite sekolah, orang tua siswa, instansi terkait dan pihak perguruan tinggi untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal UCAPAN TERIMA KASIH Kegiatan ini terlaksana atas bantuan dari berbagai pihak, terutama : 1. Lembaga Pengabdian Masyarakat Universitas Andalas Padang, selaku penyandang dana. 2. Dekan FMIPA Universitas Andalas Padang. 3. Ketua Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas Padang. 4. Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Batang Anai Padang Pariaman. 5. Guru-guru Matematika SMP Negeri 1 Batang Anai Padang Pariaman. 6. Siswa-siswa SMP Negeri 1 Batang Anai Padang Pariaman. DAFTAR PUSTAKA Muchlis, Achmad, 2005, Indonesia dan Kompetisi Matematika, Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. P3M SMP Science Center FMIPA,2006 Modul Matematika.