SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

dokumen-dokumen yang mirip
USAHA PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ

BAB I PENDAHULUAN. belajar diantaranya motivasi belajar dan tingkat kemampuan awal siswa.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika. Disusun Oleh: RATNA HERAWATI A

I. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN GUIDED NOTE TAKING

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION)

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI MOTIVASI SISWA

BAB I PENDAHULUAN. usaha itu ternyata belum juga menunjukan peningkatan yang signifikan.

PENINGKATAN MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE MONTESSORI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA

WILLY MONARINDRA A

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

INOVASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENGGUNAAN MACROMEDIA FLASH

PEMBELAJARAN TEMATIK (LEARNING BY DOING) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA TEMA PEKERJAAN MENGHASILKAN SKRIPSI

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Oleh : Pratiwi Narti A

BAB I PENDAHULUAN. (Yogyakarta: Kepel Press, 2013), hlm Haryono, Pembelajaran IPA Yang Menarik dan Mengasyikkan,

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIMETRI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KREATIF DENGAN PERMAINAN MATEMATIKA

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI GROUP RESUME SKRIPSI

PENGEMBANGAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN APROKSIMASI KESALAHAN

Skripsi Untuk MemenuhiSebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menghiasi praktek pembelajaran di kelas. Pada umumnya guru

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF METODE LIGHTENING THE LEARNING CLIMATE UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan apa yang mereka pelajari. Pembelajaran aktif merupakan langkah

dewasa ini merupakan perkembangan yang terjadi sebelumnya. yang dimiliki dan merupakan peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan.

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SAVI DAN RME PADA POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK DITINJAU DARI KREATIVITAS BELAJAR SISWA

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD ( STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

I. PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, pendidikan sangatlah penting. Melalui pendidikan

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Oleh: ANDIK SUMAWAN A.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA POKOK MATERI EKOSISTEM DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN DISKUSI TERBIMBING BIDANG STUDI MATEMATIKA DI SLTP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN. satu ilmu dasar yang memiliki nilai esensial yang dapat diterapkan dalam

USAHA PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA MENGERJAKAN SOAL MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN INTERAKTIF (PTK SD N MUNCAR I KELAS IV)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di

(Penelitian PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Nogosari) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI METODE PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam dunia pendidikan. Sebagai bukti adalah pelajaran

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat sarjana S-1. Pendidikan Matematika. Disusun Oleh: ERWIN SETYANINGSIH

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Hal semacam itulah yang

BAB I PENDAHULUAN. (Depdiknas, 2003). Dalam memajukan sains guru di tuntut lebih kretatif. dalam penyelenggaraan pembelajaran.

Skripsi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat S-1. Pendidikan Matematika. Diajukan Oleh : RISMAWATI RATNA ESTRI A

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan yang berperan sebagai ratu dan pelayan ilmu. James dan James

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu dasar

Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai. Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Diajukan Oleh: DIDIK PAMIRSA AJI A

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE KEEP ON LEARNING SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran. Kadang-kadang

(PTK Pada Siswa kelas VII SMP PGRI 15 Pracimantoro)

SKRIPSI S-1 Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika.

OPTIMALISASI PENERAPAN BRAIN GYM UNTUK MEMINIMALKAN PHOBIA SISWA DALAM BELAJAR MATEMATIKA (PTK Pembelajaran di Kelas IV SD Negeri Kaliancar Selogiri)

MUSRIAH A

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun. Berdasarkan hal itu pemerintah terus berupaya mewujudkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Dari pendapat yang dikemukakan oleh Cornelius tidak sesuai dengan kenyataan yang diperoleh Sukowono (2012 : 1) mengenai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan diharapkan mampu membentuk individu-individu yang. pendidikan masih rendah terutama pada pendidikan sekolah.

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan untuk meningkatkan prestasi belajar matematika. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

( Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII SMP Al-Islam Mijen Demak)

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya

BAB I PENDAHULUAN. bagi pengelola pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inquiri ilmiah (Scientific

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEER LESSONS DAN LEARNING START WITH A QUESTION (LSQ) PADA SISWA KELAS VII SMP

I. PENDAHULUAN. tujuan tertentu yang hendak dicapai. Proses itu merupakan tindakan konkrit

BAB I PENDAHULUAN. dalam raport, indeks prestasi studi, angka dan predikat keberhasilan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tri Wulan Sari, 2014 Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan pendidikan khususnya pendidikan di sekolah. Pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan mampu melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

OPTIMALISASI PENGGUNAAN JARIMATIKA UNTUK PENINGKATAN KETRAMPILAN BERHITUNG PEMBAGIAN BILANGAN BULAT POSITIF SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, menjadi salah satu ilmu yang diperlukan pada saat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wahana untuk mengembangkan dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai bagian kehidupan masyarakat dunia pada era global harus

BAB I PENDAHULUAN. SD sampai dengan SMP. SD merupakan awal proses peningkatan mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Diberikannya pelajaran matematika untuk setiap jenjang pendidikan

I. PENDAHULUAN. Kondisi pendidikan di Indonesia saat ini semakin hari kualitasnya makin

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE DALAM UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATERI HIMPUNAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL KUMON UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Hal ini juga tak dapat dipungkiri terjadi karena peran

BAB I PENDAHULUAN. memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai. Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Diajukan oleh : ARIYANTI

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

PENERAPAN PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) DENGAN PENGGUNAAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN MEMINIMALKAN FOBIA MATEMATIKA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 SALATIGA TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika Disusun Oleh : TINI NURINDAH SARI A 410 060 183 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010 i

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu hal penting. Sampai saat ini persoalan pendidikan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Untuk menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai subjek dalam pembangunan yang baik, diperlukan modal dari hasil pendidikan itu sendiri. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita saat ini adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, peserta didik kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan peserta didik untuk mengejar informasi, otak peserta didik dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya untuk menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Dalam sains, matematika digunakan sebagai alat bantu dan dasar logika penalaran. Sehingga tidak heran jika matematika diberikan di hampir semua jenjang pendidikan. Meskipun kenyataan menunjukkan pentingnya penguasaan matematika, tetapi kalangan siswa bahkan juga di masyarakat justru masih 1

2 terdapat pandangan bahwa matematika merupakan bidang studi yang sulit dan menakutkan untuk dipelajari. Pada dasarnya, belajar matematika merupakan belajar konsep. Hal terpenting dari belajar matematika adalah bagaimana siswa dapat dengan mudah memahami konsep-konsep dasar yang ada dalam matematika. Namun dalam pembelajaran matematika selama ini, dunia nyata hanya dijadikan tempat mengaplikasikan konssep. Akibatnya, siswa kurang menghayati atau memahami konsep-konsep matematika dan siswa mengalami kesulitan mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu siswa dituntut untuk lebih aktif, trampil dan kreatif. Khusus untuk pembelajaran matematika, selain mempunyai sifat abstrak, pemahaman konsep yang baik sangatlah penting karena untuk memahami konsep sebelumnya. Matematika merupakan ide abstrak yang diberi simbol-simbol oleh karena itu, konsep matematika harus dipahami lebih dahulu sebelum memanipulasi simbol-simbol itu dan untuk mempelajari suatu materi baru, pengalaman belajar yang lalu akan mempengaruhi proses belajar materi selanjutnya. Dengan demikian penyampaian materi pelajaran matematika harus disesuaikan dengan tingkat intelektual peserta didik. Fobia merupakan perasaan takut yang dialami peserta didik terhadap suatu hal atau fenomena. Selain ketakutan, peserta didik bisa menjadi benci atau enggan sehingga menimbulkan ketegangan mental dan fisik tanpa alasan yang jelas.

3 Misal ketegangan mental berupa rasa panik, ketakutan dan gejala psikologi yang lain. Pada pembelajaran matematika misalnya mengalami ketakutan baik terhadap guru atau mata pelajaran dan materi yang dianggap sulit sehingga tidak jarang peserta didik yang sengaja membolos atau tidak mengikuti pelajaran matematika. Ketakutan peserta didik harus diminimalkan karena akan berdampak kurangnya keaktifan, kreatifitas dan kemampuan peserta didik juga menjadi bagian masalah fobia peserta didik terhadap matematika. Karena begitu pentingnya peranan guru dalam mengatasi fobia matematika maka pengajaran matematika harus dirubah. Jika sebelumnya pengajaran matematika berfokus pada hitungan aritmatika atau penekanan berlebihan pada penghafalan rumus maka saat ini pengajaran matematika harus dapat menumbuhkembangkan kemampuan peserta didik dalam belajar. Guru harus menerapkan metode pembelajaran yang dapat menumbuhkembangkan kemampuan penalaran matematika peserta didik. Berdasarkan penelitian, rendahnya hasil belajar peserta didik disebabkan proses pembelajaran cenderung teacher-centered sehingga peserta didik menjadi pasif. Dalam hal ini peserta didik tidak diajarkan strategi belajar yang dapat memahami bagaimana belajar, berpikir dan memotivasi diri sendiri. Masalah ini banyak dijumpai dalam kegiatan proses pembelajaran di kelas. Untuk mengantisipasi masalah tersebut berkelanjutan perlu dicarikan formula pembelajaran yang tepat, sehingga dapat meningkatkan keaktifan siswa

4 dalam pembelajaran matematika. Para guru terus berusaha menyusun dan menerapkan berbagai model yang variasi agar siswa tertarik dan bersemangat dalam belajar matematika. Salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif. Anita Lie (2002: 28) menjelaskan model pembelajaran Cooperative Learning belum banyak diterapkan dalam pendidikan walaupun orang Indonesia sangat membanggakan sifat gotong-royong dalam kehidupan bermasyarakat. Group Investigation (GI) merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang kegiatannya menyenangkan. GI merupakan model pembelajaran yang didalamnya memberikan kesempatan siswa untuk berpartisipasi dalam memecahkan masalah matematika dengan mengkombinasikan pengalaman dan kemampuan antar personal (kelompok) sehingga diperoleh suatu kesepakatan yang merupakan penyelesaian dari permasalahan tersebut. Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika akan lebih berkesan dan menarik sehingga membangkitkan dan memumbuhkan minat belajar siswa dan pada akhirnya akan diperoleh prestasi atau hasil belajar yang baik. Namun masih banyak guru yang tidak memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pengajaran. Azhar Arsyad (2002: 2) menyatakan media adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran disekolah pada khususnya.

5 B. Pembatasan Masalah 1. Meminimalkan fobia peserta didik terhadap matematika Fobia peserta didik terhadap matematika yang akan diminimalkan adalah sikap-sikap peserta didik berupa a. Sikap takut dan gugup peserta didik jika diminta maju ke depan kelas, bertanya dan menjawab pertanyaan. b. Sikap takut mendapatkan tugas. c. Sikap takut pada guru. Ketakutan pada diri peserta didik perlu diminimalkan karena akan berdampak kurangnya keaktifan, kreatifitas dan kemampuan peserta didik juga menjadi bagian dari masalah fobia peserta didik terhadap matematika. 2. Peneliti meneliti hasil belajar yang ditekankan pada pemahaman konsep, kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan tes pada pokok bahasan kubus dan balok. Hasil proses yang dicapai hanya meliputi aktivitas peserta didik di dalam kelas pada saat mengikuti pelajaran dan prestasi yang dicapai setelah mengikuti pembelajaran matematika. C. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

6 1. Bagaimana penerapan pembelajaran Group Investigation (GI) sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman konsep dan meminimalisasi fobia matematika pada pokok bahasan kubus dan balok peserta didik kelas VIII SMP Negeri 9 Salatiga? 2. Apakah penerapan pembelajaran Group Investigation (GI) dengan menggunakan alat peraga dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep peserta didik dan meminimalkan fobia matematika kelas VIII SMP Negeri Salatiga pada pokok bahasan kubus dan balok? D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui bagaimana penerapan pembelajaran Group Investigation (GI) sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman konsep dan meminimalisasi fobia matematika pada pokok bahasan kubus dan balok peserta didik kelas VIII SMP Negeri 9 Salatiga. 2. Meningkatkan pemahaman konsep dan meminimalisasi fobia matematika peserta didik kelas VIII SMP Negeri 9 Salatiga melalui penerapan pembelajaran Group Investigation (GI) dengan menggunakan alat peraga pokok bahasan kubus dan balok. E. Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

7 1. Bagi Guru Menambah pengalaman dengan inovasi dalam menerapkan strategi pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran matematika. Lebih jauh lagi, guru dapat ikut mengembangkan pembelajaran GI baik dalam pembelajaran matematika maupun luar matematika. 2. Bagi Peserta didik Pembelajaran GI dengan media alat peraga dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan kondusif sehingga dapat meningkatkan aktivitas, motivasi dan daya tarik peserta didik dalam pembelajaran matematika, sehingga dapat meminimalisasi fobia terhadap matematika. 3. Bagi Peneliti Peneliti akan memiliki dasar-dasar kemampuan menguasai dan kemampuan mengembangkan pembelajaran kooperatif GI dengan media alat peraga. Selain itu, peneliti dapat meminimalisasi fobia terhadap matematika, dapat mengetahui tingkat hasil belajar peserta didik berupa pemahaman konsep dengan alat peraga dan tingkat berpikir peserta didik dalam pembelajaran matematika.