BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dipertanyakan orang, baik di kalangan para pakar pendidikan maupun di media

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas pendidikan. Pendidikan merupakan usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. Madrasah Tsanawiyah adalah lembaga pendidikan yang sederajat dengan sekolah

BAB I PENDAHULUAN. hidup bernegara, beragama dan bersosial. Dari sinilah mulai muncul wacanawacana

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan guru mencakup tiga kategori yang dikenal dengan Tiga. Kompetensi yaitu kemampuan profesional, personal, sosial (Arikunto,

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sudarwan Danim, Pengembangan Profesi Guru,Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2012, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

2015 KOMPETENSI PED AGOGIK D AN KUALITAS MENGAJAR GURU SEKOLAH D ASAR D ITINJAU D ARI LATAR BELAKANG PEND ID IKAN GURU LULUSAN PGSD D AN NON-PGSD

BAB I PENDAHULUAN. Guru merupakan salah satu unsur pendidikan yang menjadi kunci dari

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. itu, hampir semua negara menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GAMBAR... ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya sesuai dengan UU RI No. 20

I. PENDAHULUAN. ini karena tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan akan

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju suatu masyarakat, semakin dirasakan pentingnya sekolah. para siswa yang memiliki kecenderungan untuk meniru.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencantumkan pasal 31 dalam Undang-Undang Dasar 1945 tentang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan merupakan faktor penunjang utama dalam maju atau

PENGARUH KEMAMPUAN DASAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH SURUH TAHUN AJARAN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dan membentuk watak serta peradapan bangsa, yang bermartabat dalam rangka

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK NEGERI 3 KENDAL KAB. KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan

I. PENDAHULUAN. masyarakat yang diserahi kewajiban memberi pendidikan. Sekolah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi kedepan adalah globalisasi dengan dominasi teknologi dan informasi

A. Analisis Situasi Sekolah 1. Sejarah SMK Kristen 1 Klaten berdiri pada tanggal 1 Agustus 1965 menempati gedung SD Krsiten III yang dahulu berada di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan suatu organisasi pendidikan (dalam sistem sosial)

BAB I PENDAHULUAN. manusia menjadi prioritas utama hampir di setiap lembaga pendidikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Adapun fasilitas yang dimiliki SMK N 1 Ngawen, antara lain sebagai berikut :

BABI PENDAHULUAN. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan. sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sangat penting. Seperti ditemukan dalam berbagai studi baik di. nasional Universitas Pendidikan Indonesia, 2012:10).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses globalisasi merupakan keharusan sejarah yang tidak mungkin

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

DAFTAR ISI PERNYATAAN...

V. KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pendidikan sebagai suatu gejala budaya dalam masyarakat telah berlangsung baik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang menjadi salah satu tempat dalam pelaksanaan

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Tentang Keterampilan Dasar Mengajar Guru, Motivasi Belajar

BAB I PENDAHULUAN. Diantara elemen tersebut adalah instruktur atau pendidik, materi ajar, metode, tujuan

Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dalam. tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa erat hubungannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar tingkat kesesuaian penyelenggaraan pelayanan dengan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa. Pendidik sangat berperan dalam mewujudkan kehidupan yang

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia dalam tahap pembangunan masyarakat yang berencana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk menjalankan sistem pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. pustakawan, komite sekolah dan lain-lain yang satu sama lain harus saling. meningkatkan prestasi belajar siswa secara optimal pula.

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan visi, misi dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Visi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan luar biasa merupakan pendidikan bagi peserta didik yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhuk sosial, yang antar individunya membutuhkan

PENGARUH PROFESIONALITAS GURU TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS VII C DI SMPN 1 PULUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan bahkan menjadi terbelakang. Dengan demikian pendidikan

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan, yang bermoral untuk menghadapi dampak negative dari. masyarakat yang penuh tantangan, perubahan dan tuntutan.

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan adalah kebutuhan yang mutlak perlu dipenuhi selama hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Madrasah memerlukan orang-orang yang mampu memimpin. pekerjaan profesi menuntut keterampilan tertentu yang diperoleh melalui

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan aktivitas dalam bidang-bidang pendidikan. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengembangkan diri berdasarkan potensi yang dimiliki. Penigkatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK TEUKU UMAR SEMARANG

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

2017, No tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indone

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan fungsinya, pengawas sekolah sering berhadapan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pada kehidupan sekarang ini, semua

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pondasi awal untuk

BAB I PENDAHULUAN. Agar dapat menemukan pendidikan yang bermutu dan dapat meningkatkan. dalam seluruh aktifitas bidang-bidang tersebut.

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TESIS. Diajukan kepada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Penyusunan Tesis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, diterangkan bahwa guru adalah pendidik professional dengan tugas mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai serta mengevalusai peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Profesional adalah pekerjaan seseorang yang dilakukannya dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan kemampuan yang lebih dan untuk mendapatkanya memerlukan pendidikan profesi. Profesi guru pada saat ini masih banyak dibicarakan masyarakat, atau masih saja dipertanyakan orang, baik di kalangan para pakar pendidikan maupun di media massa baik memuat berita tentang guru yang menyangkut kepentingan umum sampai kepada hal-hal yang sifatnya sangat privasi, sedangkan dari pihak guru sendiri nyaris tidak mampu membela diri. Sikap dan perilaku masyarakat tersebut memang bukan alasan, karena dengan adanya sikap demikian menunjukkan bahwa guru seyogyanya menjadi panutan bagi masyarakat sekitar. Rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap profesi pendidik disebabkan oleh rendahnya profesionalisme guru, adapun beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya profesionalisme guru antara lain: (1)

2 masih banyak guru yang belum menekuni profesinya secara totalitas, (2) belum optimalnya standar professional guru sebagaimana tuntutan di Negara- Negara maju, (3) masih ada perguruan tinggi sebagai pencetak guru yang lulusanya asal jadi tanpa memperhitungkan outputnya kelak di lapangan sehingga menyebabkan banyak guru yang tidak patuh terhadap etika profesi keguruan, (4) belum optimalnya motivasi guru dalam meningkatkan kualitas diri (Agung, 2014: 56). Sebutan guru profesional mengacu pada guru yang telah mendapat pengakuan secara formal berdasarkan ketentuan yang berlaku, baik dalam jabatan maupun latar belakang pendidikan formalnya. Pengakuan ini dinyatakan dalam bentuk surat keputusan, ijazah, akta, sertifikat dan sebagainya baik yang menyangkut kualifikasi maupun kompetensi. Tidak hanya itu, sebutan guru profesional juga dapat mengacu kepada pengakuan terhadap kompetensi penampilan unjuk kerja seorang guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagai tenaga pengajar. Dengan demikian sebutan profesional didasarkan pada pengakuan formal terhadap kualifikasi dan kompetensi penampilan unjuk kerja suatu jabatan atau pekerjaan tertentu (Suyanto dan Jihad, 2013: 21). Menyandang gelar profesional merupakan kebanggaan tersendiri, bagi para guru. Sementara profesional sendiri harus diikuti dengan konsekuensi yang sangat tinggi, yaitu melaksanakan tugas secara profesional sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Selain kompetensi personal dan kompetensi sosial yang harus melekat pada keseharian guru, satu kompetensi tertinggi yang

3 mengarah pada keistimewaan guru adalah kompetensi profesi. Dalam hubungannya dengan tenaga profesional kependidikan, tentunya kompetensi menunjuk pada performance atau perbuatan yang bersifat rasional sesuai dengan alur profesinya dan memenuhi kriteria tertentu di dalam pelaksanaan tugas-tugas kependidikan. Berbicara tentang profesionalisme guru, tidak lepas dari keahlian khusus yang dimiliki seorang guru, yang diperoleh baik melalui pendidikan profesional, pelatihan atau pengalaman-pengalaman studi banding yang pernah didapatkan (Soedijarto,1997: 87). Keahlian yang dimiliki ini bukan sekedar menjadi milik pribadi, namun untuk dikembangkan dan dipraktikkan dalam memberi layanan kepada siswa. Dalam memberikan layanan, seorang guru yang profesional senantiasa menyesuaikan tingkat kebutuhan pembelajaran dan juga disampaikan secara proporsional. Profesionalisme guru senantiasa berpandangan melakukan sesuatu tindakan yang benar dan baik (do the right thing and do it right). Sebagai konsekuensinya, ia akan selalu mencari metode, strategi yang sistematis dalam proses pembelajarannya, sehingga terciptalah situasi pembelajaran yang kondusif, menyenangkan dan berbobot. Kompetensi merupakan suatu keahlian, namun secara spesifik kompetensi diartikan sebagai kemampuan profesional guru, sedangkan profesi keguruan mempunyai makna suatu pekerjaan yang wajib memiliki penguasaan pengetahuan dan kemampuan dalam peranannya sebagai guru. Sebagai seorang yang profesional, guru harus memiliki gagasan-gagasan baru untuk selalu

4 mengembangkan kreativitas, memiliki ide cemerlang yang selalu mengiringi daya ciptanya dalam berkarya, menghabiskan waktu untuk menyelesaikan tugas profesional dan tugas administrasinya, bertanggung jawab penuh terhadap tugas yang diembannya, dengan penuh keikhlasan mengemban amanah dan tak pernah putus asa. Salah satu upaya pengembangan tersebut dapat dilakukan dengan pemanfaatan berbagai sumber belajar dalam proses pembelajaran. Sarana dan prasarana pendidikan merupakan sumber belajar bagi komunitas sekolah, khususnya guru dan murid. Selain guru yang professional, sekolah unggul menyediakan sumber belajar lain yang memadai, seperti: ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboraturium dan bengkel kerja, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Sapras yang memadai amat penting bagi tercapainya budaya belajar sepanjang hidup dan belajar yang menyenangkan bagi masyarakat sekolah, khususnya murid dan guru. Sarana dan prasarana yang memadai akan sangat membantu pengembangan kompetensi dan profesionalisme guru (Musfah, 2011: 101-102). Banyak aspek yang perlu dipersiapkan oleh guru guna memaksimalkan kinerja dalam mengelola sumber belajar siswa. Kemampuan dalam membuat perencanaan pengajaran merupakan fondasi yang harus dipersiapkan dengan baik, kemampuan guru dalam mengajar dan menguasai kelas, mengelola interaksi dengan baik dan melengkapi semua perlengkapan/ administrasi

5 penunjang kegiatan belajar, mengelola sumber belajar, serta melaksanakan bimbingan. Tugas bimbingan yang menjadi tanggung jawab guru ini meliputi turut serta aktif melaksanakan program bimbingan, memberi informasi, memberi layanan instruksional, berpartisipasi dalam pemecahan masalah, meneliti kesulitan dan kemajuan siswa, menilai kemajuan belajar, menjalin hubungan dengan orang tua siswa, mengidentifikasi, menyalurkan dan membina bakat siswa (Soetjipto, 2000: 103-104). Wawancara awal telah dilakukan di Madrasah Aliyah Negri (MAN) 3 Sleman pada hari Jumat, 9 September 2016. Dengan wawancara terhadap salah satu guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah tersebut, yaitu Ibu Eny Isnaini Nazilaturrokhmah. Beliau menjelaskan bahwa kelompok guru PAI yang ada di MAN 3 Sleman berjumlah 9 guru yang terdiri dari 7 guru tetap dan 2 guru honorer. Adapun pembagianya berdasarkan mata pelajaran/tingkat yaitu kelas X, XI dan XII. Guru PAI di MAN 3 Sleman di bagi berdasarkan kelompok mata pelajaran PAI yaitu: Sejarah kebudayaan Islam, Fiqh, Akidah Aqlak, dan Al- Quran Hadis. Adapun sumber belajar yang terdapat di MAN 3 Sleman yaitu buku cetak, laboratorium agama, perpustakaan, mushola dan ruang belajar. Berdasarkan keterangan ibu Eny Isnaini Nazilaturrokhmah selaku guru pengampu mata pelajaran fiqih pada kelas X, XI dan XII, para guru berusaha memanfaatkan media yang ada sebagai sumber belajar bagi siswa. Namun, tingkat profesionalitas guru PAI dalam mengelola sumber belajar berbeda-beda.

6 Hal ini disebabkan karena kemauan, kemampuan dan tingkat ketrampilan guru dalam mengelola sumber belajar yang berbeda. Selain itu dalam proses belajar mengajar sudah semaksimal mungkin dalam memanfaatkan sumber belajar yang ada dan hasil belajar siswa dikatakan cukup baik. Oleh karena itu berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, penelitian ini akan menggali lebih dalam bagaimana profesionalisme kelompok guru PAI dalam mengelola sumber belajar siswa di MAN 3 Sleman. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, dapat dirumuskan beberapa permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Bagaimana profesionalisme kelompok guru PAI dalam mengelola sumber belajar siswa di MAN 3 Sleman? 2. Apa kendala yang dihadapi kelompok guru PAI dalam mengelola sumber belajar siswa di MAN3 Sleman? 3. Apa upaya sekolah dan kelompok guru PAI untuk meningkatkan profesionalitasnya dalam mengelola sumber belajar siswa di MAN 3 Sleman?

7 C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui profesionalisme kelompok guru PAI dalam mengelola sumber belajar siswa di MAN 3 Sleman 2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi kelompok guru PAI dalam mengelola sumber belajar siswa di MAN 3 Sleman 3. Untuk mengetahui upaya Sekolah dan kelompok guru PAI untuk meningkatkan profesionalitasnya dalam mengelola sumber belajar siswa di MAN 3 Sleman D. Kegunaan Penelitian 1. Teoritis: Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan konsep atau teori-teori pendidikan pada umumnya dan pengembangan PAI. 2. Praktis: a. Bagi Mahasiswa sebagai Calon Guru PAI Penelitian ini berguna untuk menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman dalam pengelolaan sumber belajar siswa. b. Bagi Guru PAI Sebagai masukan kepada guru PAI khususnya, bahwa sumber belajar mempunyai banyak ragam atau jenis. Kemampuan dan

8 kemauan guru dalam pengelolaan sumber belajar menjadi penunjang keberhasilan proses belajar mengajar. c. Bagi Fakultas Sebagai masukan bagi Fakultas Pendidikan Agama Islam (PAI) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta selaku lembaga pendidikan. E. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan adalah urutan persoalan yang akan dibahas secara keseluruhan dari permulaan sampai akhir. Secara singkat penulis membagi skripsi ini menjadi lima bab, yaitu: Bab I, pendahuluan. Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian dan sistematika pembahasan. Uraian dalam bab ini menjadi dasar dalam kerangka berpikir dalam melaksanakan penelitian. Bab II berisi tentang tinjauan pustaka, kerangka teoritik. Bab II menguraikan tentang profesionalisme PAI, pengertian profesionalisme, indikator guru profesional, mengelola sumber belajar. Bab III menjelaskan tentang metode penelitian. Bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, penentuan subjek penelitian, metode pengumpulan data dan metode analisis data. Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan. Bab ini menguraikan tentang gambaran umum MAN 3 Sleman, letak dan keadaan geografis,

9 sejarah berdiri dan proses perkembangan identitas sekolah, visi, misi dan tujuan sekolah, struktur organisasi, keadaan guru, karyawan dan siswa, keadaan sarana dan prasarana, media dan sumber belajar yang tersedia. Sedangkan pembahasan menguraikan tentang profesionalisme kelompok guru PAI dalam mengelola sumber belajar siswa di MAN 3 Sleman, kendala yang di hadapi dan Upaya sekolah dan kelompok guru PAI untuk meningkatkan profesionalitasnya. Bab V berisi tentang penutup, yaitu tentang kesimpulan, saran- saran dan kata penutup.