BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Aktiva Tetap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Aktiva tetap yang ada di perusahaan haruslah benar-benar diperhatikan karena itu bila

BAB II BAHAN RUJUKAN

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah :

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dalam melakukan kegunaan operasionalnya tidak akan

Implementasi PSAK 16 Tentang Aset Tetap pada PT. SBP

BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian akuntansi Menurut Accounting Principle Board (ABP) Statement

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Akuntansi dan Perlakuan Akuntansi. Pengertian akuntansi memiliki definisi yang berbeda-beda, tergantung dari

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI. adalah bahasa bisnis(business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KAJIAN TEORITIS. Terdapat beberapa definisi mengenai analisis, yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

AKTIVA TETAP (FIXED ASSET)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. jangka waktu kurang dari 1 tahun (seperti tagihan) modal, semua milik usaha yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak atas Aktiva Berwujud

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi perkembangan usaha yang semakin maju, sebuah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dipercaya mengenai transaksi-transaksi yang terjadi dalam perusahaan. Akuntansi

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION

ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN KETERKAITANNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PG. TOELANGAN SIDOARJO

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AKTIVA TETAP BERWUJUD (TANGIBLE ASSETS) DAN AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD (INTANGIBLE ASSETS)

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORITIS. Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan informasi keuangan yang relevan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk dipergunakan dalam operasional perusahaan bukan untuk diperjualbelikan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap. menentukan bagaimana sederhana dan kompleknya suatu badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleksnya pengelolaan badan usaha atau perusahaan, hal ini. menuntut adanya kemampuan untuk mengalokasikan sumber daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

BAB II LANDASAN TEORI

DEPRESIASI DAN AMORTISASI FISKAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan operasional sebuah perusahaan banyak faktor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Aset itu dibagi menjadi dua yaitu: aset lancar dan aset tetap. Aset tetap

BAB II TINJAUAN PENELITIAN. 1. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap. milik perusahaan dan dipergunakan secara terus-menerus dalam kegiatan

BAB II TINJAUAN PENELITIAN. 1. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap. milik perusahaan dan dipergunakan secara terus-menerus dalam kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagaimana menurut Grady (2000 : 12) transaksi atau kejadian dalam suatu cara tertentu dan dalam ukuran uang yang

Definisi aset tetap menurut Rudianto (2009:276) adalah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. keharusan untuk berhubungan dengan pihak pihak lain yang terkait dengan

BAB ASET TETAP. relatif memiliki sifat permanen seperti peralatan, mesin, gedung, dan tanah. Nama lain

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

MAKALAH PENGATAR PAJAK. Diajukan Untuk Mmenuhi Tugas Pengantar Pajak

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (konsumen). Untuk tujuan ini manajemen sebagai pihak yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pada bab ini akan dikemukakan teori-teori yang dikutip dari literatur

BAB II LANDASAN TEORI. Setiap perusahaan pada umumnya memiliki aset tetap dalam

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan dengan kekayaan atau harta yang

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Tetap Pengertian Aset Tetap

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMBAHASAN. Aktiva tetap memiliki pengertian yang berbeda-beda tapi pada prinsipnya

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan. Melalui proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Akuntansi memiliki definisi yang berbeda-beda, tergantung dari sudut

BAB II LANDASAN TEORI. dan digunakan oleh perusahaan untuk membantu operasi perusahaan dalam. Menurut Kieso, Weygandt, Warfield (2010) mengemukakan :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem berasal dari bahasa Latin (systẻma) dan bahasa Yunani (sustẻma),

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Aset Tetap Pengertian Aset Tetap

BAB II BAHAN RUJUKAN. Sebelum membahas lebih khusus mengenai aset tetap, perlu dipahami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

Perlakuan Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap dan Pengaruhnya Terhadap Kewajiban Pajak pada PT Synergy Indonesia

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas penerapan perencanaan pajak terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jangka panjang, artinya perusahaan harus terus mempertahankan kelangsungan operasinya melalui

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Akuntansi Keuangan Eksistensi suatu perusahaan sangat tergantung pada transaksitransaksi yang dilakukannya. Perusahaan yang dapat melakukan transaksi dengan baik berdasarkan perencanaan dan perhitungan yang baik akan mampu menjaga eksistensinya bahkan akan mendapatkan pertumbuhan usaha yang baik. Oleh karena itu, perusahaan sangat membutuhkan suatu sistem yang mengatur bagaimana transaksi-transaksi harus dilakukan dan pencatatan yang sistematis dalam suatu periode tertentu sehingga didapatkan laporan yang mampu menggambarkan aktivitas perusahaan dimasa lalu, dimasa sekarang dan mampu memberikan gambaran prospek perusahaan dimasa akan datang. Sistem yang mengatur pencatatan transaksi-transaksi yang telah dilakukan perusahaan hingga penyusunan laporan dampak keuangan atas transaksi-transaksi itulah yang disebut akuntansi keuangan. Pendefinisian akuntansi keuangan oleh para profesional, akademisi dan asosiasi-asosiasi tentunya dilakukan berdasarkan sudut pandang dan pemahaman mereka masing-masing. 8

9 Perbedaan sudut pandang dan pemahaman terhadap akuntansi keuangan telah melahirkan banyak variasi definisi tentang akuntansi keuangan. Berikut ini definisi tentang akuntansi keuangan yang didapat dari beberapa sumber, antara lain : A Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT) mendefinisikan akuntansi sebagai: Proses mendefinisikan, mengukur, dan menyampaikan informasi ekonomi sebagai bahan informasi dalam hak memprtimbangkan berbagai alternative dalam pengambilan keputusan. American Institute of Certified Public Accounting (AICPA) mendefinisikan akuntansi sebagai : Suatu seni pencatatan, penggolongan dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dan dalam ukuran moneter transaksi dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan dan termasuk menafsirkan hasilnya. Accounting Principle Board (APB) mendefinisikan akuntansi sebagai: Suatu kegiatan jasa yang fungsinya adalah memberikan informasi kuantitatif umumnya dalam ukuran uang mengenai suatu badan ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekeonomi sebagai dasar memilih beberapa alternatif. Berdasarkan definisi berbagai sumber diatas tentang akuntansi keuangan, maka dapat disimpulkan bahwa akuntansi keuangan adalah bagian dari akuntansi yang berkaitan dengan penyiapan laporan keuangan

10 untuk pihak luar, seperti pemegang saham, kreditor, pemasok, serta pemerintah. Prinsip utama yang dipakai dalam akuntansi keuangan adalah persamaan akuntansi. Akuntansi keuangan berhubungan dengan masalah pencatatan transaksi untuk suatu perusahaan atau organisasi dan penyusunan berbagai laporan berkala dari hasil pencatatan tersebut. Laporan ini disusun untuk kepentingan umum dan biasanya digunakan pemilik perusahaan untuk menilai prestasi manajer atau dipakai manajer sebagai pertanggungjawaban keuangan terhadap para pemegang saham. Hal penting akuntansi keuangan adalah adanya Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang merupakan aturan-aturan atau pedoman yang harus digunakan didalam pengukuran dan penyajian laporan keuangan untuk kepentingan eksternal. B. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva Tetap Pada pernyataan Standar Akutansi Keuangan (PSAK) tahun 2011 No.16 paragraf 6 disebutkan bahwa definisi daripada aktiva tetap yaitu: aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang dan jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan adminstratif dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.

11 Kecuali tanah, semua jenis aktiva tersebut mempunyai umur terbatas. Baik menurut akutansi maupun ketentuan perpajakan nilai aktiva tetap tidak boleh dibebankan sekaligus sebagai biaya. Dalam ketentuan fiskal, aktiva tetap disebut dengan istilah harta berwujud yang dimiliki dan digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Menurut akutansi komersial, aktiva tetap yang diperoleh dalam bentuk siap pakai dicatat berdasarkan harga beli ditambah biaya yang terjadi dalam rangka menempatkan aktiva tersebut pada kondisi dan yang dipergunakan, seperti bea masuk, PPN, biaya pengankutan dan lain sebagainya. 2. Karakteristik Aktiva Tetap Aktiva tetap mempunyai beberapa karakteristik, berikut beberapa definisi karakteristik aktiva tetap dari berbagai sumber. Firdaus A Dunia (2005, 151) menyatakan bahwa karakteristik aktiva tetap, yaitu : 1) Maksud perolehannya adalah digunakan dalam kegiatan perusahaan, dan bukan untuk diperjualbelikan dalam kegiatan normal perusahaan. 2) Umur atau jangka waktu pemakaiannya yang lebih dari satu tahun.

12 3) Bahwa pengeluaran untuk aktiva tersebut harus merupakan pengeluaran yang nilainya besar atau material bagi perusahaan tersebut. Dalam perolehannya, perusahaan harus membuat kebijaksanaan keuangan atau akuntansi mengenai nilai atau jumlah minimum pengeluaran yang dapat dikapitalisasi atau yang dianggap sebagai pengeluaran barang modal. Menurut Weygant, et al (2005,401) mengungkapkan bahwa ada beberapa karakteristik dari aktiva tetap, yaitu: 1) They have a physical substance ( a definite size and shape) ; 2) Are used in the operations of a business ; 3) Are not Intended for sale to customers. Menurut Tjahjono, et al (2009, 112) mengungkapkan beberapa karakteristik aktiva tetap, yaitu: 1) Dipergunakan untuk operasional perusahaan dan tidak untuk dijual. 2) Memiliki manfaat lebih dari satu periode akuntansi atau satu siklus operasi normal. 3) Memilki bentuk fisik, karakter ini untuk membedakan dengan aktiva tak berwujud. 4) Mempunyai nilai yang material.

13 Berdasarkan definisi berbagai sumber diatas tentang karakteristik aktiva tetap, maka dapat disimpulkan bahwa aktiva tetap mempunyai beberapa karakteristik. Diantaranya adalah: 1) Aktiva tetap mempunyai wujud/bentuk fisik. 2) Digunakan dalam operasional perusahaan. 3) Memiliki masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi. 4) Tidak untuk diperjualbelikan. 5) Mempunyai nilai yang sangat material. 3. Jenis Aktiva Tetap Suatu aktiva mungkin saja mempunyai masa guna lebih dari satu periode akuntansi, mempunyai nilai relative besar, dan tidak untuk diperjualbelikan kembali. Tetapi bila aktiva tersebut tidak digunakan dalam aktivitas usaha perusahaan sehari hari, maka aktiva tersebut tidak dapat diklasifikasikan sebagai aktiva tetap, mungkin lebih tepat diklasifikasikan sebagai investasi jangka panjang atau aktiva lain lain. Setelah dilihat dari karakteristik dari aktiva tetap, selanjutnya penulis akan memaparkan tentang beberapa pengelompokkan atau jenis-jenis aktiva tetap.

14 Warren, et al (2008, 440) mengelompokkan aset menjadi dua, yakni: 1. Aset tetap berwujud (tangible assets) yang merupakan asset jangka panjang atau asset yang relatif permanen penggunaannya dan terlihat secara fisik. Nama-nama deskriptif lain bagi asset-aset ini adalah asset pabrik (plant assets), atau property, pabrik, dan peralatan (property, plant, and equipment) ; 2. Asset tetap tidak berwujud (intangible assets), merupakan asset jangka panjang yang bermanfaat bagi perusahaan dan tidak untuk dijual serta tidak terlihat secara fisik. Antara lain paten (patensi), hak cipta, merek dagang, dan goodwill. C. Penyusutan Aktiva Tetap Menurut Donald E. Kieso, et al (2202:61), penyusutan adalah: suatu usaha yang menandingkan biaya aktiva dengan periode yang mendapat manfaat dari penggunaan aktiva tersebut. Pada Pernyataan Standar Akutansi Keuangan (PSAK) tahun 2011 No.16 juga disebutkan bahwa definisi dari penyusutan yaitu: alokasi sistematika jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset selama masa manfaatnya.

15 Menurut Lumbantoruan (1996:248), penyusutan adalah: Proses alokasi sebagian harta perolehan aktiva menjadi biaya (cost allocation), sehingga biaya tersebut mengurangi laba usaha. Biaya penyusutan adalah biaya yang bukan merupakan biaya yang dikeluarkan dari kas. Penyusutan dilakukan sebab masa manfaat potensi aktiva yang dimiliki semakin berkurang. Pengurangan aktiva tersebut dibebankan sebagai biaya secara berangsur-angsur atau proporsional. Alokasi biaya aktiva tetap dilakukan dengan membukukannya ke rekening biaya (debet) dan ke rekening akumulasi penyusutan (kredit). Rekening biaya akan tampak dalam perhitungan laba rugi, sedangkan akumulasi terlihat didalam neraca. 1. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Beban Penyusutan. Menurut akuntansi, ada empat faktor yang harus diperhatikan dalam perhitungan besarnya biaya penyusutan suatu aktiva yaitu: a. Nilai Perolehan Nilai perolehan suatu aktiva yaitu jumlah yang dikeluarkan atau biaya yang timbul untuk memperoleh aktiva tersebut. Aktiva tetap dapat diperoleh antara lain dengan cara pembelian, sewa guna usaha dan pertukaran. Pada masing-masing cara penentuan harga perolehannya dan aktiva tetap dicatat sesuai dengan harga perolehannya. Secara akuntansi, tanggal perolehan juga sangat

16 menentukan besar kecilnya biaya penyusutan, tetapi secara pajak tidak demikian. b. Nilai Sisa Nilai sisa adalah jumlah neto yang diharapkan dapat diperoleh pada akhir masa manfaat suatu aktiva setelah dikurangi taksiran biaya pelepasan. c. Sifat aktiva Sifat dan cara penggunaan aktiva tetap dalam kegiatan usaha juga sangat mepengaruhi besar kecilnya penyusutan. Misalnya mesin atau kendaraan bermotor adalah aktiva yang sifatnya bergerak, oleh karena itu cara penyusutannya berbeda dengan penyusutan atas gedung yang bersifat statis. d. Masa Manfaat atau Umur Aktiva Masa manfaat atau umur adalah periode suatu aktiva diharapkan digunakan oleh perusahaan atau jumlah prosuksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari aktiva oleh perusahaan. Umur aktiva dapat dilihat dari umur teknis dan umur ekonomis. Umur teknis adalah umur aktiva sesuai denga kriteria teknis aktiva. Umur ekonomis adalah jangka waktu pemanfaatan secara ekonomis.

17 Jadi dari empat faktor diatas dapat disimpulkan bahwa, pada saat aktiva diakui atau dipakai oleh perusahaa tersebut, pada saat itu juga penyusutan dimulai. Dan penyusutan mulai dihitung sejak tanggal pengakuan sampai dengan tanggal penarikan aktiva dari pemakaian. 2. Metode Penyusutan Menurut Lumbantoruan (1996:250) dan pernyataan PSAK no.16 tahun 2011 menyatakan bahwa penyusutan dilakukan dengan beberapa metode yang dapat dikelompokkan menurut kriteria berikut: 1. Berdasarkan Waktu terdiri dari: a. Metode garis lurus (Straight Line Method) Dapat dihitung dengan rumus: Penyusutan tiap tahun : Contoh: Sebuah aktiva dibeli dangan harga Rp. 100.000,- nilai buku ditaksir Rp. 5.000,- umur teknis ditaksir 5 tahun. Biaya penyusutan pertahun: =Rp. 19.000,-

18 Tabel 2.1 Penyusutan Menurut Metode Garis Lurus Tahun Harga Pokok Penyusutan Akumulasi penyusutan Nilai Buku 0 100.000 - - 100.000 1 100.000 19.000 19.000 81.000 2 100.000 19.000 38.000 62.000 3 100.000 19.000 57.000 43.000 4 100.000 19.000 76.000 24.000 5 100.000 19.000 95.000 5.000 95.000 Sumber: Lumbantoruan Akuntasi Pajak b. Metode Pembebanan yang Menurun (Declining Balance Method) 1) Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of The Years Digits Methode) Metode ini akan menghasilkan beban penyusutan yang menurun berdasarkan pecahan yang menurun dari biaya yang dapat disusutkan (biaya awal dikurangi nilai sisa). Perhitunganya, apabila umur aktiva sama dengan 4 tahun maka penyebut angka pecahannya adalah jumlah angka tahun yaitu 1+2+3+4=10. Angka pembilang pada tahun pertama sampai dengan keempat masing-masing adalah 4/10, 3/10, 2/10 dan 1/10. Contohnya, harga

19 perolehan Rp. 6.000 dengan taksiran nilai residu Rp. 1.000 dasar penyusutan adalah Rp. 5.000 dengan umur pemakaian 4 tahun. Tabel 2.2 Penyusutan Menurut Metode Jumlah Angka Tahun Tahun Tarif Dasar Penyusutan Penyusutan 1 4/10 5.000 2.000 2 3/10 5.000 1.500 3 2/10 5.000 1.000 4 1/10 5.000 5.00 Jumlah 5.000 Sumber: Lumbantoruan Akuntansi Pajak 2) Metode Saldo Menurun/Saldo Menurun Ganda (Declining/Double Declining Balance Method) Metode ini termasuk metode penyusutan yang dipercepat dan dapat dipakai dalam perpajakan. Tarif pajak dalam metode ini telah ditemukan terlebih dahulu dan besarnya sama untuk setiap tahun. Contohnya, data sama dengan nomor 1 tetapi ditentukan pajak sebesar 50% pertahun. Tabel 2.3 Penyusutan Menurut Saldo Menurun Ganda Tahun Nilai Buku Tarif Penyusutan 1 6.000 50% 3.000 2 3.000 50% 1.500 3 1.500 50% 750 4 750 50% 375 Jumlah 5.625 Sumber: sophar lumbantorium Akuntansi Pajak

20 2. Berdasarkan Penggunaan terdiri dari: a. Metode jam jasa (service hour methode) Dapat dihitung dengan rumus: Penyusutan tiap tahun: Dengan contoh ilustrasi diatas, misalnya jam kerja aktiva tetap selama 50.000 jam maka per jam adalah sebagai berikut: = = Rp. 1,9 per jam b. Metode jumlah unit produksi (produktif output methode) Dapat dihitung dengan rumus: Penyusutan tiap tahun: Penyusutan setahun = Jumlah produksi setahun X Penyusutan per Unit Jika ilustrasi diatas ditaksir bahwa aktiva itu akan dapat berproduksi 500.000 unit, maka penyusutan per unit output adalah: = = Rp. 0,19 per output

21 3. Berdasarkan kriteria lainnya, terdiri dari: a. Metode berdasarkan jenis dan kelompok (group and composite methode) Dapat dihitung dengan rumus: Penyusutan tiap tahun: Sebuah perusahaan mempunyai tiga truk dengan nilai perolehan Rp. 3.000,- Rp. 5.000,- dan Rp. 7.000,- Nilai residu masing-masing truk Rp. 250,- Rp 500,- dan Rp. 750,-. Umur pemakaian semua truk 5 tahun. Tabel 2.4 Penyusutan Berdasarkan Group Methode No. Nilai Perolehan Nilai Penyusutan Truk Residu 1 3.000 250 2.750 2 5.000 500 4.500 3 7.000 750 6.250 15.000 1.500 13.500 Sumber: Lumbantoruan Akuntansi Pajak Tarif penyusutan group= 1 : 5 = 20% Penyusutan tiap tahun= 20% * Rp. 15.000,- = Rp. 3000,- b. Metode Anuitas (Annuity Methode) Dapat dihitung dengan rumus: Penyusutan tiap tahun:

22 Contoh: Sebuah peralatan yang dibeli seharga Rp. 800.000,- ditaksir nilai bukunya Rp. 67.388,- tingkat bunga 10% taksiran umur 5 tahun = = = = 200.000 D. Sudut Pandang Pajak 1. Undang-Undang No.36 Tahun 2008 Menurut Undang Undang No.36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, penyusutan merupakan konsep alokasi harga perolehan harta tetap berwujud. UU No.36 tahun 2008 pasal 11 ayat (3) dan ayat (4), menentukan saat penyusutan dimulai pada: 1. Bulan dikeluarkannya pengeluaran, atau 2. Untuk harta yang masih dalam proses pengerjaan, penyusutannya dimulai pada bulan harta tersebut selesi, atau

23 3. Dengan persetujuan Dirjen Pajak, penyusutan dapat dimulai pada tahun harta berwujud mulai digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan atau pada bulan harta tersebut menghasilkan. 4. Jadi saat dimulainya penyusutan adalah awal tahun pembelian/pengeluaran atau pada awal tahun selesainya pengerjaan harta atau awal tahun harta berwujud tersebut mulai digunakan. Sedangkan saat berakhirnya penyusutan adalah awal tahun penarikan aktiva tersebut dari pemakaian. 2. Cara dan Tarif Penyusutan Aktiva Tetap UU No.36 Tahun 2008 pasal 11 ayat (6) menyatakan bahwa harta tetap berwujud digolongkan menjadi dua golongan, yaitu: a. Golongan bukan bangunan yang dirinci menjadi empat kelompok, dan b. Golongan bangunan yang dirinci menjadi dua kelompok, yaitu bangunan yang bersifat permanen dan tidak permanen. Tabel 2.5 Cara Penyusutan dan Tarif Penyusutan Aktiva Tetap Dengan UU No.36 Tahun 2008 Pasal 11 Ayat (6)

24 Kelompok Masa Manfaat Tarif Penyusutan Straight Line Methode (Ayat 1) Double Declining Methode (Ayat 2) 1.Bukan Bangunan Kelompok 1 4 25% 50% Kelompok 2 8 12,5% 25% Kelompok 3 16 6,25% 12,5% Kelompok 4 20 5% 10% 2.Bangunan Permanen 20 5% - Tidak Permanen 10 10% - Sumber:Undang-Undang Pajak RI Cara penentuan penyusutan menurut UU No.36 Tahun 2008 pasal 11 ayat (1) dan ayat (2) metode penyusutan yang digunakan adalah: a. Metode garis lurus (straight line methode) untuk semua harta berwujud dan b. Metode pembebanan menurun (declining balance methode), untuk harga berwujud selain bangunan. Selain itu tarif penyusutan tiap golongan dan kelompok berbeda-beda menurut masa manfaat. Tabel diatas telah menyajikan cara penyusutan dan tarif penyusutan aktiva tetap sesuai dengan UU No.36 Tahun 2008 pasal 11 ayat (6).