Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Kemampuan Berpendapat

dokumen-dokumen yang mirip
Penerapan Numbered Heads Together untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Entrepreneurship

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STAD PADA MATERI BARISAN DAN DERET BILANGAN

Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Mail Handling dengan Penerapan Model Pembelajaran Time Token Arends

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING. Rochimah

Anna Hartati MTs Negeri Barabai Abstract

ARTIKEL KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Aktivitas Siswa

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

INOVASI KOOPERATIF MODEL STAD MATERI POKOK MEMAHAMI KEPUTUSAN BERSAMA

PENERAPAN MODEL TIME TOKEN DENGAN MEDIA PHOTO STORY UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERCERITA PADA SISWA KELAS IV SD

PENERAPAN PEMBELAJARAN TSTS DENGAN AKTIFITAS WINDOW SHOPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BANGUN RUANG SISI DATAR

INTEGRASI GALERI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP GAYA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN OPERASI HITUNG KPK DAN FPB MELALUI MODEL KOOPERATIF NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) BERBANTUAN MEDIA DEKAK

Keywords : CIRC, Improving Skills, Reading Comprehension

Jurnal Pena Sains Vol. 3, No. 2, Oktober 2016 p-issn: e-issn:

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

EduHumaniora: Jurnal Pendidikan Dasar p-issn e-issn Vol. 9. No.2 Juli 2017 Hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE OUTSIDE CIRCLE

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA TENTANG PERTUMBUHAN TUMBUHAN MELALUI METODE EKSPERIMEN

Fatma Kumala 1, Sehatta Saragih 2, Nahor Murani Hutapea 3 No. Hp.

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PANJER TAHUN AJARAN 2014/1015

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Oleh: IMA NUR FITRIANA A

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

ARTIKEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING SEPAKBOLA. Oleh Made Arya Sudita NIM

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XV, No. 2, Tahun 2017 Bagas Dwi Pratomo & Sukanti 92-99

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI PUCANGAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E (LC 5E) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X 1 SMA NEGERI 2 KUANTAN HILIR

PENERAPAN TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh MEYLISA EFRILIYANTI SARENGAT SITI RACHMAH SOFIANI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PERBANDINGAN SKALA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS- ACHIEVMENT DIVISIONS (STAD)

Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

PENGGUNAAN TEKNIK THINK PAIR SHARE DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SDN 1 SIDOGEDE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYATAKAN LAMBANG BILANGAN ROMAWI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING PADA HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA KELAS VII A SMPN 3 TANJUNG DALAM KONSEP EKOSISTEM

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Bumi Waras Kecamatan Teluk Betung

Keywords: Concept Sentence, puzzle media, writing skills. menulis karangan deskripsi siswa kelas IV SDN Candiwulan.

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V SD

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Keywords: Teams Games Tournament (TGT), visual media, social science

PENGGUNAAN MODEL THINK TALK WRITE

KALAM CENDEKIA, Volume 5, Nomor 1.1, hlm

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

PENERAPAN MODEL NHT DAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn JURNAL. Oleh ASEP KURNIAWAN Rapani Asmaul Khair

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Dyah Muawiyah, Budi Utami *, dan Bakti Mulyani. Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret

Journal of Elementary Education

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SDN KEBUN BUNGA 6 BANJARMASIN

PENGGUNAAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERISTIWA ALAM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI TEKNIK EXAMPLES NON EXAMPLES

ilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah

PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP

Rusdel Syam, Rini Dian Anggraini, Jalinus No. HP.

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

Eka Mayani 1 H. Zuhri D 2 Sehatta Saragih 3 Kampus Bina Widya Km Simpang Baru Pekanbaru Telp. (0761) Abstract

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

Tersedia online di EDUSAINS Website: EDUSAINS, 7 (2), 2015,

PENERAPAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA KELAS IV SD

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN

PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE

PENERAPAN MODEL CONCEPT SENTENCE DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN

Oleh: Asih Pressilia Resy Armis Zuhri D ABSTRACT

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

Kata kunci: metode, question student have, kooperatif, pembelajaran, IPS

Model Berbasis Portofolio untuk Meningkatkan Partisipasi Belajar Siswa pada Pembelajaran PKN

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DENGAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SDN 6 PANJER TAHUN AJARAN 2014/2015

Novela Nariska Putri Universitas Sebelas Maret ABSTRAK

kemajuan. Begitu pula sebaliknya, jika Pendidikan merupakan kebutuhan PENDAHULUAN pendidikan berkualitas buruk, bisa

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUICK IN THE DRAW

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

Darmawati*), Titi Solfitri **), Yenita Roza**) Key word: Cooperative Learning, STAD, Learning Achievement

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS V SD

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PROBLEM SOLVING

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

A.Y. Soegeng Ysh, Mudzanatun, David Indrianto* FIP IKIP PGRI SEMARANG

PENERAPAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY

PENGGUNAAN TEKNIK MAKE A MATCH

MODEL KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR IPS SISWA KELAS IV

Keywords: Audiovisual media, writing skills, folklore

KALAM CENDEKIA, Volume 5, Nomor 2.1, hlm

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI)

Transkripsi:

Jurnal Pesona, Volume 3. No. 2, (2017), 133-143 ISSN Cetak : 2356-2080 ISSN Online : 2356-2072 DOI: https://doi.org/ 10.26638/jp.443.2080 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Kemampuan Berpendapat Eka Fitri Hastuti STKIP PGRI Metro, Lampung Email: ekafitrihastutistpgrimetro@gmail.com Abstract The aim of this study is to improve students' ability on expressing opinions in Indonesian subject through STAD cooperative learning model in the fourth grade SDN 01 Adirejo Academic Year 2016-2017. It is a classroom action research that completed in two cycles and each cycle consisted of four stages: planning, action, observation, and reflection. The conclusion showed that STAD cooperative learning model improves the students' ability on expressing opinions in Indonesian subjects fourth-grade students of SDN 01 Adirejo Academic Year 2016-2017. Keywords: Ability Argues, Cooperative Learning, Model Teams-Student Achievement Division (STAD) Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berpendapat siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia melalui model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Division (STAD) pada kelas IV SDN 01 Adirejo Tahun Ajaran 2016-2017. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan desain penelitian yang terdiri atas 2 siklus dan tiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kesimpulan penelitian yang diperoleh adalah model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan kemampuan berpendapat siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IV SDN 01 Adirejo Tahun Ajaran 2016-2017. Kata Kunci: Kemampuan Berpendapat, Pembelajaran Kooperatif, STAD Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional. Tersedia online di: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona 133

Penerapan Model Pembelajaran 1. PENDAHULUAN Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat untuk bisa bertahan (survive) dan berhasil dalam menghadapi setiap masalah atau tantangan-tantangan hidup di masa yang akan datang dan menjalani proses kehidupan sehari-hari. Pendidikan juga merupakan faktor utama yang menentukan kualitas suatu bangsa dan merupakan salah satu sarana untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, terampil dan dapat menghasilkan manusia seutuhnya yaitu manusia yang berbudi l/ uhur, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Faktor yang paling menentukan keberhasilan pendidikan/pengajaran adalah guru, sehingga guru sangat dituntut kemampuannya untuk menyampaikan bahan pengajaran kepada siswa dengan baik, untuk itu guru perlu mendapatkan ilmu pengetahuan tentang metode dan media pengajaran yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar. Pemerintah Indonesia saat ini berusaha meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Perubahan yang dibuat pemerintah bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia yaitu dari kurikulum 1994, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Kurikulum Tingkat Satuan Pendididkan (KTSP) dan Kurikulum 2013. Saat ini di SDN 01 Adirejo masih memakai Kurikulum Tingkat Satuan Pendididkan (KTSP). KTSP merupakan kurikulum penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya. Perubahan kurikulum didasarkan pada Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dan peraturan pemerintah Nomor 19 tahun 2005 bahwa Standar Nasional Pendidikan akan memberikan peluang untuk menyempurnakan kurikulum yang komprehensif dalam rangka pencapaian Pendidikan Nasional. Proses pembelajaran di sekolah dasar pada KTSP dilakukan dalam bentuk mata pelajaran. Salah satu mata pelajaran yang wajib di sekolah dasar adalah Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan sangat penting kedudukannya dalam kehidupan masyarakat. Oleh sebab itu, Bahasa Indonesia diajarkan sejak kelas 1 Sekolah Dasar (SD). Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi yang dijadikan status sebagai bahasa persatuan sangat penting untuk diajarkan sejak anak-anak. Pembelajaran Bahasa Indonesia meliputi 4 aspek: (1) mendengarkan, (2) berbicara, (3) membaca, (4) menulis. Bahasa Indonesia 134

pada dasarnya lahir dan berkembang sebagai konsekuensi dari usaha-usaha manusia baik untuk memahami realitas kehidupan dan alam semesta maupun untuk menyelesaikan permasalahan hidup yang dihadapi, serta mengembangkan dan melestarikan hasil yang sudah dicapai oleh manusia sebelumnya. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di kelas IV SDN 01 Adirejo menunjukkan bahwa kemampuan berpendapat siswa kelas IV SDN 01 Adirejo sangatlah rendah dengan nilai persentase sebesar 23,80 %, dan nilai rata-rata kelas 34,92 dengan siswa kelas IV yang berjumlah sebanyak 21 siswa. Masalah tersebut timbul di antaranya karena (a) pembelajaran Bahasa Indonesia kurang menarik dan membosankan, (b) guru belum menggunakan model-model pembelajaran yang bervariasi secara maksimal, (c) siswa masih pasif dalam bertanya dan berpendapat, hal ini disebabkan pola belajar siswa yang hanya mendengarkan, mencatat penjelasan guru dan mengerjakan tugas yang diberikan. Dipandang dari segi kemampuan, sebenarnya siswa memiliki potensi sangat besar, namun dalam segi praktik belajar terutama mengenai usaha dalam kemampuan berpendapatnya masih merasa takut dan ragu-ragu. Orientasi pelaksanaan pembelajaran selama ini pada umumnya terfokus pada prestasi belajar dengan nilai baik, mengutamakan aspek kecerdasan (kognitif). Proses pembelajaran seharusnya terdapat interaksi dua arah, yaitu antara guru dengan siswa. Akibat dari permasalahan di atas, kemampuan berpendapat siswa menjadi kurang optimal dan potensi yang dimiliki siswa tidak teraktualisasi secara maksimal. Dipandang dari segi kemampuan, sebenarnya siswa memiliki potensi sangat besar, namun dalam segi praktik belajar terutama mengenai usaha dalam kemampuan berpendapatnya masih merasa takut dan ragu-ragu. Orientasi pelaksanaan pembelajaran selama ini pada umumnya terfokus pada prestasi belajar dengan nilai baik, mengutamakan aspek kecerdasan (kognitif) dan kurang memberdayakan aspek psikomotorik. Proses pembelajaran seharusnya terdapat interaksi dua arah, yaitu antara guru dengan siswa. Akibat dari permasalahan di atas, kemampuan berpendapat siswa menjadi kurang optimal dan potensi yang dimiliki siswa tidak teraktualisasi secara maksimal. Melalui pembelajaran, penguasaan Bahasa Indonesia diharapkan dapat mengembangkan berbagai kecerdasan dalam mengungkapkan gagasan atau pendapat, karakter dan kepribadian. 135

Situasi seperti ini guru harus dapat mengambil suatu tindakan guna menyiasati apa yang terjadi di kelas. Guru harus dapat mengubah model agar kemampuan siswa dalam mengungkapkan pendapat semakin meningkat. Untuk itu peneliti mengambil model atau langkahlangkah meningkatkan kemampuan berpendapat siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Division (STAD). Menurut pendapat Lie,A. (dalam Taniredja, 2015:56) bahwa model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Hal ini sesuai dengan pendapatnya Solihatin, E, dan Rahardjo (dalam Taniredja, 2015:56) yaitu cooperatif learning juga dapat diartikan sebagai suatu struktur tugas bersama dalam suasana kebersamaan di antara sesama anggota kelompok. Menurut Supridjono (2009: 54) pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Student Teams-Achievement Division (STAD) tipe model kooperatif ini cocok untuk proses pembelajaran Bahasa Indonesia SD, karena mempunyai beberapa kelebihan, yaitu: 1) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah. 2) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan mengenai suatu masalah. 3) Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan berdiskusi. Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini diharapkan dapat memacu keaktifan dan kemampuan siswa dalam mengungkapkan pendapat. Berdasarkan uraian di atas, peneliti akan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams- Achievement Division (STAD) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpendapat Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SDN 01 Adirejo di Kecamatan Jabung Kabupaten Lampung Timur. 2. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Arikunto (2012:58) menyatakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. PTK berfokus pada proses belajar mengajar yang terjadi di kelas, bukan pada input kelas (silabus, materi, dan lain-lain) 136

ataupun output (hasil belajar). PTK harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini yaitu untuk meningkatkan kemampuan berpendapat siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams- Achievement Division (STAD) pada kelas IV SDN 01 Adirejo. Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan, dari Juni sampai Oktober 2016. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 01 Adirejo Kecamatan Jabung Kabupaten Lampung Timur. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Siklus I Siklus I dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan. Tahap perencanaan, sebelum dilaksanakan proses pembelajaran, peneliti melakukan persiapan sebagai berikut: menetapkan kelas penelitian, menyiapkan waktu materi, membuat perencanaan pembelajaran (silabus dan RPP) dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, menyiapkan sumber bahan yang dibutuhkan, mengembangkan skenario pembelajaran, menyusun lembar kerja siswa yang diberikan pada siswa untuk lebih mudah memahami materi, dan menyiapkan tes evaluasi. Tahap pelaksanaan pertemuan pertama, kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran (2x35 menit). Pada siklus I pertemuan kedua, kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran (2x35 menit). Pada tahap pengamatan, dilakukan guru sebagai pengajar, dan dosen sebagai peneliti dan observer. Observasi dilaksanakan secara langsung bersamaan dengan kegiatan pembelajaran berdasarkan lembar observasi yang telah dibuat dan disusun indikatornya. Analisis data hasil observasi menggunakan analisis persentase menunjukkan bahwa kinerja guru selama proses pembelajaran pada siklus I pertemuan pertama menunjukkan bahwa guru masih belum bisa menguasai materi sehingga tujuan pembelajaran belum tercapai dengan baik dan pada saat guru kooperatif tipe STAD masih kurang maksimal. Dengan demikian kemampuan berpendapat siswa belum tercapai sesuai yang diinginkan. Sedangkan pada pertemuan kedua terlihat menunjukkan peningkatan dimana guru tampak sudah mulai menguasai materi dan mulai mampu menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan kategori cukup. Kemampuan guru dalam menyampaikan informasi atau berkomunikasi kepada siswa sudah mulai bagus. Sehingga dapat 137

berpengaruh pada kemampuan berpendapat siswa. Selanjutnya, setelah guru kooperatif tipe STAD pada siklus l tersebut, persentase peningkatan partisipasi aktif siswa dalam KBM sebanyak 57,14% dan rata-rata kelas 67,19. Meskipun sudah terjadi peningkatan namun hasil tersebut belum optimal karena indikator keberhasilan belajar belum tercapai. Refleksi siklus l ini difokuskan pada masalah-masalah yang muncul selama pelaksanaan tindakan. Penyampaian refleksi juga didasarkan pada hasil observasi, hasil diskusi antara peneliti dan guru tentang tindakan yang sudah dilaksanakan dan rencana tindakan pada siklus ll. Adapun hasil refleksi siklus l adalah sebagai berikut : a. Pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD berjalan dengan baik, mampu meningkatkan kemampuan berpendapat, siswa saling tukar pikiran tentang pengetahuannya, belajar dengan berkelompok. b. Kecakapan siswa dalam bertanya, menjawab pertanyaan dan berdebat yang termasuk indikator dalam kemampuan berpendapat masih kurang, siswa masih belum mampu berkomunikasi dengan baik dan rasa percaya dirinya masih kurang. c. Pengawasan guru pada saat diskusi kelompok masih kurang, sehingga masih ada beberapa anggota kelompok yang suka bercanda dan kurang berpartisipasi. d. Guru merasa dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD memerlukan tenaga dan waktu yang lebih untuk melaksanakannya. Berdasarkan refleksi pada siklus 1, diperlukan rencana perbaikan sebagai berikut : (a) untuk meningkatkan kemampuan berpendapat siswa, guru harus berperan aktif dalam memancing siswa untuk bertanya, menjawab pertanyaan, dan memfasilitasi siswa saat berdebat. (b) perlu ditingkatkan perhatian guru terhadap anggota kelompok untuk membimbing dalam hal pembagian tugas sehingga setiap anggota kelompok ikut berpartisipasi semuanya. (c) Untuk mengatasi masalah waktu dan tenaga yang lebih dalam proses pembelajaran, maka disusun rencana yang lebih efektif, 138

sehingga diharapkan pembelajaran menjadi optimal dan tujuan pembelajaran tercapai. 2. Siklus II Siklus II dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan. Tahap perencanaan, sebelum dilaksanakan proses pembelajaran, peneliti melakukan persiapan sebagai berikut: menetapkan kelas penelitian, menyiapkan waktu materi, membuat perencanaan pembelajaran (silabus dan RPP) dengan menerepkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, menyiapkan sumber bahan yang dibutuhkan, mengembangkan skenario pembelajaran, menyusun lembar kerja siswa yang diberikan pada siswa untuk lebih mudah memahami materi, dan menyiapkan tes evaluasi. Tahap pelaksanaan pertemuan pertama, kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran (2x35 menit). Pada siklus II pertemuan kedua, kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran (2x35 menit). Pada tahap pengamatan, dilakukan guru sebagai pengajar, dan dosen sebagai peneliti dan observer. Observasi dilaksanakan secara langsung bersamaan dengan kegiatan pembelajaran berdasarkan lembar observasi yang telah dibuat dan disusun indikatornya. Berdasarkan hasil analisis data hasil observasi menggunakan analisis persentase terhadap kinerja guru selama proses pembelajaran pada siklus II pertemuan 1 dan 2 menunjukkan, pada proses pembelajaran siklus ll pertemuan pertama, guru sudah bisa menguasai materi sehingga tujuan pembelajaran tercapai dengan baik dan guru kooperatifnya nya sudah mulai maksimal. Dengan demikian kemampuan berpendapat siswa akan tercapai sesuai yang diinginkan. Selanjutnya, ditemukan data bahwa terjadi peningkatan kemampuan berpendapat dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada saat siklus ll. Berdasarkan hasil siklus l dan siklus ll dapat diketahui bahwa Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan kemampuan berpendapat siswa kelas IV SDN 01 Adirejo mata pelajaran Bahasa Indonesia dinyatakan berhasil. Peningkatan kemampuan berpendapat oleh para siswa pada setiap siklusnya mengalami peningkatan. Ini ditunjukkan dari meningkatnya nilai ratarata kemampuan berpendapat siswa dari siklus l yaitu 67,19 kemudian siklus II meningkat menjadi 78,30. Selanjutnya 139

untuk persentase pada tahap siklus l sebesar 57,14% dan pada siklus ll meningkat sebesar 90,47%. Selama proses pembelajaran yang berlangsung hingga 2 siklus, dan berpijak pada hasil analisis maupun interprestasi data yang telah direkam, menunjukkan bahwa proses pembelajaran Bahasa Indonesia yang penerapannya dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Division (STAD) pada siswa kelas IV SDN 01 Adirejo hasilnya dapat dinyatakan sebagai berikut. 1. Kemampuan berpendapat siswa pada tahap siklus l Pada tahap siklus l pertemuan pertama yang dilaksanakan pada tanggal 26 September 2016, siswa masih melakukan latihan pembelajaran dengan kooperatif tipe Student Teams- Achievement Division (STAD), dan guru membagi kelompok dalam kelas yang setiap kelompoknya terdiri dari 4-5 siswa. Pada tahap siklus l pertemuan kedua yang dilaksanakan pada tanggal 28 September 2016, setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD kemampuan berpendapat siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia mengalami peningkatan dengan nilai ratarata kelas 67,19 dan nilai persentase sebesar 57,14 %. Hal ini sesuai dengan pendapatnya Isjoni (2014: 51) yaitu Tipe Student Teams-Achievement Division (STAD) yang dikembangkan oleh Slavin ini merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi dimana siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Berikut ini hasil pembahasan dari aspek-aspek yang termasuk dalam indikator kemampuan berpendapat: a. Bertanya bertanya yang termasuk dalam salah satu indikator kemampuan berpendapat, pada siklus l menunjukkan terjadi peningkatan dari pembelajaran sebelumnya dengan jumlah rata-rata aspek bertanya sebesar 74,60. Siswa mulai aktif bertanya setelah kooperatif tipe STAD. Suasana kelas menjadi lebih aktif dan hidup pada saat proses pembelajaran. b. Menjawab Pertanyaan menjawab pertanyaan yang juga termasuk dalam salah satu indikator kemampuan berpendapat yang kedua ini, pada siklus l menunjukkan nilai rata-rata aspek menjawab pertanyaan sebesar 73,01. 140

Masih ada sebagian siswa yang belum mampu menjawab pertanyaan yang telah diberikan oleh guru, karena siswa belum menguasai materi yang telah disampaikan guru. Hal ini ada kaitannya dengan kinerja guru. Pada hasil observasi kinerja guru, siklus l guru belum bisa melaksanakan proses pembelajaran dengan baik sehingga berdampak pada kemampuan berpendapat siswa. c. Kecakapan dalam berdebat kecakapan dalam berdebat pada siklus l menunjukkan nilai rata-rata 53,96. Siswa mengalami peningkatan dari pembelajaran sebelumnya, tetapi masih belum mendapatkan hasil yang optimal karena masih ada beberapa siswa yang belum paham tentang bagaimana cara berdebat. 2. Proses kinerja guru pada tahap siklus l Hasil observasi aktivitas guru, pertemuan pertama pada tanggal 26 September 2016 diperoleh hasil aktivitas guru 63,42%. Pada pertemuan kedua tanggal 28 September 2016 hasil aktivitas guru meningkat menjadi 70,85%. Meskipun sudah terjadi peningkatan, namun hasil tersebut belum optimal, karena kinerja guru saat pembelajaran belum sepenuhnya terlaksana. Hal ini dapat terlihat dari hasil observasi bahwa kemampuan menjawab pertanyaan dan berdebat siswa masih belum tercapai. 3. Kemampuan berpendapat siswa pada tahap siklus ll Pada siklus ll pertemuan pertama yang dilaksanakan pada tanggal 30 September 2016, siswa masih melakukan latihan pembelajaran sebelum dilakukan penilaian untuk siklus ll. Dan penilaian aktivitas siswa dilakukan pada setiap proses pembelajaran seperti saat proses bertanya dan menjawab pertanyaan. Pada siklus ll pertemuan kedua yang dilaksanakan pada tanggal 03 September 2016, kemampuan berpendapat siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia menunjukkan nilai persentase sebesar 90,47%, dan rata-rata kelas 78,30 telah terjadi peningkatan yang sangat besar dari siklus l. Berikut ini hasil pembahasan dari aspek-aspek yang termasuk dalam indikator kemampuan berpendapat: a. Bertanya bertanya yang termasuk dalam salah satu indikator kemampuan berpendapat, pada siklus ll menunjukkan terjadi banyak peningkatan dari tahap siklus l dengan jumlah rata-rata aspek betanya sebesar 92,06. Siswa lebih aktif bertanya setelah 141

kooperatif tipe STAD dari pada siklus l. Suasana kelas menjadi semakin lebih aktif dan hidup pada saat proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapatnya Nugroho (2009:108-112) yaitu model pembelajaran kooperatif STAD menjadikan siswa lebih berpartisipasi dalam pembelajaran, aktivitasnya meningkat, berani menyampaikan pendapat, mampu menjelaskan persoalan pelajaran lewat diskusi dan kerja kelompok, nilai afeksi dan psikomotornya juga meningkat. Sedangkan menurut Roestiyah yang terdapat dalam jurnal (Gusnadi, 2013:3), yaitu kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Division (STAD) ini diantaranya adalah dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah, dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan berdiskusi, dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa menghargai, menghormati pribadi temannya, dan menghargai pendapat orang lain dan masih banyak yang lainnya. b. Menjawab Pertanyaan menjawab pertanyaan yang juga termasuk dalam salah satu indikator kemampuan berpendapat yang kedua ini, pada siklus ll menunjukkan nilai rata-rata aspek menjawab pertanyaan sebesar 77,77. siswa sudah mampu menjawab pertanyaan yang telah diberikan oleh guru dengan baik, guru sudah bisa menguasai kelas dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. c. Kecakapan dalam berdebat kecakapan dalam berdebat pada siklus ll menunjukkan nilai rata-rata 65,07. Siswa mengalami peningkatan dari pembelajaran siklus l, siswa sudah mulai paham tentang bagaimana cara berdebat, sehingga kemampuan siswa dalam berdebat pada siklus ll ini meningkat dengan baik dan telah tercapai keberhasilannya. 4. Proses kinerja guru pada tahap siklus ll Hasil observasi aktivitas guru, pertemuan pertama pada tanggal 26 September 2016 diperoleh 82,28%. Pada pertemuan kedua tanggal 28 September 2016 hasil aktivitas guru meningkat, menjadi 84,57%. Proses pembelajaran pada siklus ll ini terlaksana dengan baik. Guru telah menguasai kelas, dan sudah bisa menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan sempurna. 142

Dengan terjadinya peningkatan yang sangat bagus dari siklus l sampai siklus ll, peneliti memutuskan untuk berhenti pada siklus ll ini. 4. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams- Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan kemampuan berpendapat mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IV SDN 01 Adirejo. Dengan hasil data keberhasilan kemampuan berpendapat pada siklus l yaitu rata-rata kelasnya 67,19 dan hasil observasi kinerja guru pada siklus l pertemuan pertama sebesar 63,42% dan pertemuan kedua 70,85%. Kemudian setelah dilakukan tindakan siklus II diperoleh rata-rata kelas 78,30 dan hasil observasi kinerja guru pada siklus ll pertemuan pertama 82,28% dan pertemuan kedua 84,57%. Persentase keberhasilan dalam kemampuan berpendapat siswa juga mengalami peningkatan dari siklus I dan siklus II. Persentase pada siklus l sebesar 57,14% dan siklus ll meningkat sebesar 90,47%. Dari hasil data rata-rata kelas dan persentase kemampuan berpendapat tersebut, maka dinyatakan bahwa pelaksanaan tindakan siklus ll berhasil. Hal tersebut sesuai dengan indikator keberhasilan belajar yaitu minimal mencapai 76% - 99%. 5. DAFTAR PUSTAKA Agus Suprijono. (2009). Cooperative Learning.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arikunto, Suharsimi. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. BNSP. (2006). Permendiknas No.22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas. Gusnadi. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS IV SDN No. 2 OGOAMAS II. Universitas Tadulako. Vol 2 (1), ISSN 2354-614X, (online), (diunduh 15 September 2016, 11:43 AM) Isjoni. (2014). Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta. Nugroho U. (2009). Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berorientasi Keterampilan Proses. Universitas Negeri Semarang Semarang. ISSN: 1693-1246, 108-112, (online), (diunduh 17 April 2016, 7:07 PM) Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka. Tukiran Taniredja. (2015). Model-Model Pembelajaran Inovatif Dan Efektif. Bandung: Alfabeta. 143