BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD SRAGEN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengiris anggota tubuh yang sakit. Biasanya dilaksanakan dengan anastesi,

BAB I PENDAHULUAN. prosedur pembedahan. Menurut Smeltzer dan Bare, (2002) Pembedahan / operasi

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah

BAB I PENDAHULUAN. diagnosa menderita kanker leher rahim (Groom,2007). Kanker leher rahim ini menduduki

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan upaya yang dapat mendatangkan stres karena terdapat ancaman

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, prevalensi gangguan kecemasan berkisar pada angka 6-7% dari

BAB I PENDAHULUAN. operasi/pembedahan (misalnya takut sakit waktu operasi, takut terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini,

BAB I PENDAHULUAN. Bagi sebagian besar pasien, masuk rumah sakit karena sakitnya dan harus

BAB I PENDAHULUAN. Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara. invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan

SKRIPSI. Diajukan Oleh : PARYANTO J

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang mengunakan cara

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang menakutkan karena berpotensi menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah.

BAB I PENDAHULUAN. xiv

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks adalah kanker pembunuh perempuan nomor satu. maka pengobatan yang diberikan adalah kemoterapi (Baradero,2007).

BAB I PENDAHULUAN. gagal bisa juga berakibat buruk. Hal ini sangat tergantung kapan, bagaimana,

Pengaruh komunikasi terapeutik terhadap tingkat kecemasan pasien pre operasi di RS William Booth Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Payudara atau kelenjar mammae merupakan pelengkap alat reproduksi wanita dan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan

BAB I PENDAHULUAN. dengan membuka sayatan.berdasarkan data yang diperoleh dari World Health

BAB I PENDAHULUAN. sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Keluhan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kegagalan anestesi/meninggal, takut tidak bangun lagi) dan lain-lain (Suliswati,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adanya bahaya (Mulyono, 2008). Beberapa kasus kecemasan (5-42%),

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi adalah tindakan pengobatan yang banyak menimbulkan kecemasan,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektual, spirituial dan penyakit)

BAB I PENDAHULUAN. memberikan gambaran yang jelas tentang gagal jantung. Pada studinya disebutkan

HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN ANAK SEBELUM TINDAKAN SIRKUMSISI DI BALAI PENGOBATAN ADHIA TUNGGUR SLOGOHIMO WONOGIRI

FIRMAN FARADISI J

BAB I PENDAHULUAN. perut kuadran kanan bawah (Smeltzer, 2002). Di Indonesia apendisitis merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecemasan merupakan perasaan yang timbul akibat ketakutan, raguragu,

BAB I PENDAHULUAN. penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hiperplasia prostat merupakan salah satu keluhan atau penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan operasi sangat beresiko, lebih dari 230 juta operasi mayor

HUBUNGAN KECEMASAN TENTANG PENULARAN PENYAKIT DENGAN PERAN KELUARGA DALAM PERAWATAN PENYAKIT TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GROGOL I SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur

BAB 1 PENDAHULUAN. pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan besar. Tindakan operasi atau

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien melalui berbagai aspek hidup yaitu biologis, psikologis, sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses belajar seumur hidup bagi perawat. Perawat terus

BAB I PENDAHULUAN. Pembedahan merupakan suatu tindakan pengobatan yang menggunakan. cara invasif dengan membuka dan menampilkan bagian tubuh yang akan

BAB I PENDAHULUAN. keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh

BAB I PENDAHULUAN. banyak terjadi pada orang dewasa, salah satu manifestasi klinis penyakit jantung

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

yang disampaikan perawat dapat diterima dengan baik oleh pasien (Alex, 2010). Sasongko (2010), dalam penelitiannya yang berjudul perbedaan tingkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. krisis karena anak mengalami stres akibat perubahan baik terhadap status

BAB I PENDAHULUAN. merupakan prioritas tertinggi dalam Hirarki Maslow, dan untuk manusia

BAB I PENDAHULUAN. Kecemasan merupakan bagian dari kehidupan manusia. Kecemasan terjadi

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur dapat terjadi pada semua tingkat umur (Perry & Potter, 2005).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Keperawatan pasca operasi merupakan periode akhir dari keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. Peran perawat tidak hanya

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KECEMASAN PASIEN DENGAN TINDAKAN KEMOTERAPI DI RUANG CENDANA RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah usia tiga puluh tahun, kanker payudara sangat jarang muncul.

BAB 1 PENDAHULUAN. melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya

BAB I PENDAHULUAN. urin (Brockop dan Marrie, 1999 dalam Jevuska, 2006). Kateterisasi urin ini

1. Bab II Landasan Teori

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu dan janin sehingga menimbulkan kecemasan semua orang termasuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Meskipun demikian, kecenderungan sistem perawatan kesehatan baru baru ini

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. negara-negara maju penyebab kematian karena kanker menduduki urutan kedua

Oleh; Wahyu Riniasih 1). Fatchulloh 2) 1) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners 2) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang tidak mengenal status sosial dan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sakit kritis adalah kejadian tiba-tiba dan tidak diharapkan serta

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi seksio sesaria menurut Sarwono (2008) dalam buku Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses yang dapat diprediksi. Proses pertumbuhan dan. tumbuh dan kembang sejak awal yaitu pada masa kanak-kanak (Potter &

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya

BAB I PENDAHULUAN. kecil) atau appendiktomi. Appendiktomi adalah pembedahan untuk mengangkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. makanan, tempat tinggal, eliminasi, seks, istirahat dan tidur. (Perry, 2006 : 613)

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi merupakan pengalaman yang sulit bagi sebagian pasien

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawat mempunyai kontak paling lama dalam menangani persoalan pasien dan peran perawat dalam upaya penyembuhan pasien menjadi sangat penting. Seorang perawat dituntut bisa mengetahui kondisi dan kebutuhan pasien. Termasuk salah satunya dalam perawatan pasien saat pre operasi. Perawatan pre operasi dimulai ketika keputusan untuk intervensi bedah dibuat dan berakhir saat pasien dikirim ke meja operasi. Perawatan pre operasi yang efektif dapat mengurangi resiko post operasi, salah satu prioritas keperawatan pada periode ini adalah mengurangi kecemasan pasien (Smeltzer & Bare, 2002). Kecemasan dapat terjadi pada semua pasien yang akan menjalani operasi. Kecemasan juga dapat terjadi pada pasien yang akan menjalani operasi hernia. Hernia adalah penonjolan diskus atau sebagian dari viskus melalui celah yang abnormal pada selubungnya (Grace & Borley, 2007). Salah satu layanan yang ada di Rumah Sakit adalah layanan pengobatan melalui operasi. Tujuan dari operasi hernia ini adalah untuk mereduksi hernia, mengeksisi kantungnya, dan memperbaiki defek dinding abdomen yang ada (Cook, 1995). Salah satu efek pembedahan hernia berupa nyeri dan infeksi pada bekas luka operasi. Komplikasi dari salah satu jenis pembedahan hernia skrotalis yaitu hematoma dan infeksi luka pada skrotum menjadi konsekuensi post operasi hernia terhadap fungsi seksual pasien hernia skrotalis (Grace & Borley, 2007). Menurut Potter dan Perry (2005) ada berbagai alasan yang dapat menyebabkan ketakutan atau kecemasan pasien dalam menghadapi pembedahan antara lain adalah takut nyeri setelah pembedahan, takut terjadi perubahan fisik, dan takut operasi akan gagal. Kecemasan yang mereka alami 1

2 biasanya terkait dengan segala macam prosedur asing yang harus dijalani pasien dan juga ancaman terhadap keselamatan jiwa akibat segala macam pembedahan dan tindakan pembiusan. Reaksi cemas ini akan berlanjut bila pasien tidak pernah atau kurang mendapat informasi yang berhubungan dengan penyakit, dan tindakan yang dilakukan terhadap dirinya. Kecemasan pasien timbul dari rasa kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar yang berkaitan dengan perasaan yang tidak pasti, tidak berdaya, serta obyek yang tidak spesifik. Kecemasan tersebut dimanifestasikan secara langsung melalui perubahan fisiologis seperti (gemetar, berkeringat, detak jantung meningkat, nyeri abdomen, sesak nafas) dan perubahan perilaku seperti (gelisah, bicara cepat, reaksi terkejut) dan secara tidak langsung melalui timbulnya gejala sebagai upaya untuk melawan kecemasan (Stuart & Laraia, 2005). Salah satu faktor yang mempengaruhi kecemasan adalah pandangan interpersonal yang beranggapan adanya ancaman terhadap integritas fisik meliputi disabilitas fisiologis yang akan terjadi atau penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari (Stuart, 2007). Kecemasan yang dialami pasien dapat mempengaruhi status hemodinamik pasien. Penelitian Rini (2006) menyimpulkan adanya hubungan yang bermakna antara kecemasan dengan profil tekanan darah pada pasien pre operasi TURP. Adanya perubahan hemodinamik akibat kecemasan pada pasien pra operasi akan mempengaruhi keberhasilan operasi. Kecemasan pada pasien pra operasi yang tidak segera diatasi juga mengganggu proses penyembuhan. Perawat berperan penting dalam membantu pasien untuk mengurangi dan mengatasi kecemasan yang dialami oleh pasien yang akan menjalani operasi.

3 Salah satu tindakan untuk mengurangi tingkat kecemasan adalah dengan cara mempersiapkan mental dari pasien. Persiapan mental tersebut salah satunya dapat dilakukan melalui pendidikan kesehatan (Health education). Kemampuan perawat untuk mendengarkan secara aktif untuk pesan baik verbal dan nonverbal sangat penting untuk membangun hubungan saling percaya dengan pasien dan keluarga. Pendidikan kesehatan pra operasi dapat membantu pasien dan keluarga mengidentifikasi kekhawatiran yang dirasakan. Perawat kemudian dapat merencanakan intervensi keperawatan dan perawatan suportif untuk mengurangi tingkat kecemasan pasien dan membantu pasien untuk berhasil menghadapi stress yang dihadapi selama periode perioperatif (Burke & Lemone, 2000). Pendidikan kesehatan pada hakikatnya ialah suatu kegiatan untuk menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu untuk memperolah pengetahuan tentang kesehatan yang baik. Sehingga, pengetahuan tersebut diharapkan dapat berpengaruh terhadap perubahan perilaku kearah yang lebih baik (Notoatmojo, 2003). Penelitian menunjukkan efektifitas pendidikan kesehatan pada pasien pre operasi. Penelitian Burhanuddin (2011), tentang pengaruh pendidikan kesehatan terhadap penurunan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi fraktur di RSUD Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten menyimpulkan pendidikan kesehatan dapat menurunkan tingkat kecemasan dan meningkatkan pengetahuan pada pasien pre operasi fraktur. Berdasarkan data yang terdapat dibagian Rekam Medis RSUD Kudus, pada tahun 2010 terdapat 221 pasien yang menjalani operasi hernia. Sedangkan untuk tahun 2011 terdapat 219 pasien yang menjalani operasi hernia. Berdasarkan catatan keperawatan ruang bedah Cempaka I dan Cempaka III RSUD Kudus, penderita yang akan dilakukan tindakan pembedahan pada kasus diatas, 10% dilakukan penundaan karena peningkatan kecemasan. Kemungkinan seperti ini muncul karena kecemasan yang dapat menimbulkan

4 peningkatan tekanan darah, sehingga apabila tetap dilakukan operasi akan dapat mengakibatkan penyulit terutama dalam menghentikan perdarahan dan bahkan setelah operasi pun akan mengganggu proses dari penyembuhan (Sjamsuhidajat & Jong, 2005). Studi pendahuluan yang dilakukan berdasarkan wawancara terhadap kepala ruang, didapatkan bahwa pendidikan kesehatan yang dilakukan perawat semacam ini kurang berjalan semestinya. Pasien hanya dijelaskan secara lisan tentang prosedur operasi yang akan dilaksanakan. Informasi diberikan oleh dokter yaitu hanya dalam bentuk inform concent, yang mungkin itu kurang memenuhi kebutuhan pengetahuan pasien yang akan menjalani tindakan pembedahan hernianya. Karena rumah sakit belum memiliki standar operasional prosedur (SOP) tentang pendidikan kesehatan pre operasi. SOP yang sudah ada hanya berisi tentang prosedur persiapan operasi secara umum. Oleh karena itu kecemasan pada pasien pre operasi hernia kadang kerap ditemui. Data pengetahuan pasien didapatkan bahwa mayoritas pasien tidak tahu apaapa tentang penyakit yang dideritanya dan solusi untuk mengatasi masalah kesehatannya. Kemudian dari anamnesa terhadap 5 pasien yang akan menjalani operasi hernia menggunakan instrumen VAS, ditemukan bahwa 2 pasien mengalami cemas kategori ringan, 2 pasien cemas kategori sedang, dan 1 pasien kategori berat. Mayoritas kecemasan pada pasien muncul karena pasien membayangkan hal buruk tentang kamar operasi dan takut pada dampak setelah operasi, yaitu akan terjadi gangguan pada alat reproduksinya yang terjadi setelah menjalani operasi hernia skrotalis dan nyeri setelah menjalani operasi. Berdasarkan data dari studi pendahuluan terlihat bahwa pendidikan kesehatan pre operasi yang tidak diberikan pada pasien dengan optimal dapat menimbulkan masalah. Masalah tersebut antara lain pasien mengeluh cemas

5 dan ketakutan. Kecemasan dan ketakutan yang dialami pasien dapat mempengaruhi keberhasilan proses operasi. Keadaan seperti ini yang tidak segera diantisipasi pada akhirnya akan mempengaruhi kepuasan pasien, dan akhirnya akan mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan oleh perawat. B. Rumusan Masalah Kecemasan dan ketakutan dapat dialami oleh pasien yang akan menjalani operasi, antara lain operasi hernia. Peran perawat sebagai edukator dapat menurunkan kecemasan dengan melakukan pendidikan kesehatan pre operasi. Mengingat pentingnya dilakukan pendidikan kesehatan terhadap pasien pre operasi hernia, peneliti merasa tertarik untuk menganalisa bagaimana pengaruh pendidikan kesehatan yang dilakukan oleh perawat terhadap kecemasan pasien pre operasi hernia. Secara khusus dalam hal ini peneliti ingin meneliti pengaruh health education yang dilakukan oleh perawat terhadap kesiapan pasien pre operasi hernia di RSUD Kudus. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan pre operasi terhadap penurunan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi hernia skrotalis di RSUD Kudus. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi hernia sebelum diberikan pendidikan kesehatan. b. Mendeskripsikan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi hernia setelah diberikan pendidikan kesehatan. c. Menganalisa pengaruh pendidikan kesehatan pre operasi terhadap tingkat kecemasan pasien pre operasi hernia di RSUD Kudus.

6 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi perawat Memberikan kontribusi yang lebih baik lagi terhadap pengembangan pelayanan asuhan keperawatan pada pasien pre operasi hernia. 2. Bagi Rumah Sakit Memberikan masukan dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan, sebagai bahan untuk mengambil kebijakan mengenai pendidikan kesehatan pada pasien yang akan dilakukan operasi hernia sehingga dapat dibuat Satuan Operasional Prosedur (SOP). 3. Bagi Pengembangan Ilmu Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang keperawatan, khususnya keperawatan medikal bedah (KMB) tentang pendidikan kesehatan dan kecemasan pasien pre operasi hernia. E. Bidang Ilmu Penelitian ini merupakan penelitian bidang kesehatan yang memfokuskan pada bidang keperawatan medikal bedah dan keperawatan jiwa. F. Keaslian Penelitian Penelitian tentang : Pengaruh pendidikan kesehatan pre operasi terhadap tingkat kecemasan pada pasien pre operasi hernia di RSUD Kudus, sepengetahuan peneliti penelitian dengan judul yang sama belum pernah dilakukan namun ada beberapa penelitian yang hampir sama yang sudah dilakukan : 1. Penelitian Setiawan (2005), tentang Efek Komunikasi Terapeutik Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Di RS Haji Adam Malik Medan, yang menyimpulkan bahwa komunikasi terapeutik mempunyai pengaruh yang signifikan dalam menurunkan kecemasan pasien. Perbedaan penelitian Setiawan dengan penelitian peneliti adalah penelitian Setiawan mengambil sampel penelitian pasien pre operasi umum, sedangkan peneliti mengambil sampel pasien pre

7 operasi hernia. Perbedaan lain adalah variabel yang diteliti tidak sama, variabel independen yang diteliti adalah pendidikan kesehatan, sedangkan variabel independen dalam penelitian Setiawan adalah komunikasi terapetik. 2. Penelitian Rini (2006), tentang Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Profil Tekanan Darah Pada Pasien Pre Operasi Tur Of Prostat Di Instalasi Bedah Sentral RSUD Dr.Moewardi Surakarta, yang menyimpulkan adanya hubungan yang bermakna antara kecemasan dengan profil tekanan darah pada pasien pre operasi tur of prostat. Perbedaannya ialah pada penelitian Rini menggunakan metode cross sectional sedangkan analisa data yang digunakan ialah analisa korelasi. Perbedaan lainnya adalah variabel kecemasan dalam penelitian Rini menjadi variabel independen, sedangkan dalam penelitian ini kecemasan menjadi variabel dependen. 3. Penelitian Burhanuddin (2011), tentang Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Fraktur Di RSUD Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten, yang menyimpulkan pendidikan kesehatan dapat menurunkan tingkat kecemasan dan meningkatkan pengetahuan pada pasien pre operasi fraktur. Perbedaannya ialah penelitian Burhanuddin mengambil sampel penelitian dari pasien pre operasi fraktur. Sedangkan persamaannya adalah penelitiannya sama-sama menggunakan design penelitian kuantitatif quasi eksperimen.