BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dery Saiful Hamzah, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
PENGGUNAAN TEKNIK LOTOV (LATIHAN OLAH TUBUH DAN OLAH VOKAL) DALAM PEMBELAJARAN DRAMATISASI PUISI

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bidang

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

BAB 1 PENDAHULUAN. (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Puisi merupakan karya sastra yang mengandung imajinasi. Bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang menjawab tantangan masa depan menurut Semi (2008:

BAB I PENDAHULUAN. Sastra ialah seni pertunjukan dalam kata-kata dan memiliki kekuatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Masalah bahasa dalam dunia pendidikan merupakan peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizky Ananda Oktaviani, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang tata rasa (sastra). Pengajaran sastra sebagai bagian dari sistem nasional

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Disusun oleh: Ajeng Wulandari A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. lisan, sedangkan membaca dan menulis terjadi dalam komunikasi secara tertulis.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Willy Eka Cahyadi, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Puisi merupakan salah satu genre sastra yang lahir karena kecintaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nikke Permata Indah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengetahuan tentang kode bahasa, kode budaya dan kode sastra.

2013 PENGARUH METODE MIND MAPPING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. ke jenjang menengah itu, pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan

KEMAMPUAN MEMPARAFRASAKAN PUISI SURAT DARI IBU KE DALAM KARANGAN NARATIF. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu program pemerintah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

2015 PENERAPAN MODEL SINEKTIK DALAM PEMBELAJARAN MENULISKAN KEMBALI DONGENG

BAB I PENDAHULUAN. lebih terfokus. Pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan

2015 PENERAPAN METODE SUGESTI-IMAJINASI DENGAN MEDIA VIDEO DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor penentu kelulusan ujian nasional. Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk karya yang bereaksi langsung secara kongkret (Hasanuddin, 2009:1).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. sekelilingnya. Menurut Oemarjati dalam Milawati (2011: 1) tujuan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah FERI YANTO, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah satu bentuk sistem tanda karya seni yang bermediakan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

I. PENDAHULUAN. Dalam pembahasan bab ini, peneliti akan memaparkan sekaligus memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran sastra merupakan pembelajaran yang dapat memperkaya

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan bermasyarakat. Tak ada kegiatan manusia yang tidak disertai

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra di dunia pendidikan kita bukanlah sesuatu yang populer. Sastra dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra, sebagai bagian dari proses zaman, dapat mengalami

BAB I PENDAHULUAN. penting. Penguasaan kosakata akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas keterampilan berbahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. siswa dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah. Siswa. dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.

2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. rumah adat yang menjadi simbol budaya daerah, tetapi juga tradisi lisan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. mengalami berbagai peristiwa yang sarat dengan nilai-nilai moral yang

BAB I PENDAHULUAN. di sekolah sangat erat dengan teknik mengajar guru agar mampu memotivasi siswa

BAB I PENDAHULUAN. Mardwitanti Laras, 2014 Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN TEKNIK PANGGIL PENGALAMAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 5 PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia tidak terlepas dari karya sastra,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

BAB I PENDAHULUAN. Wida Kartika Ayu, 2016

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan cerminan kehidupan dari masyarakat. Secara alami,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

BAB I PENDAHULUAN. Risma Dwi Saraswati, SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB 3 METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. terbatas oleh usia, ruang, dan waktu. Dalam situasi dan kondisi apapun apabila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah suatu keterampilan yang diwariskan secara turun temurun dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesusastraan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bagi bangsa Indonesia adalah diterbitkannya Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. Keempat keterampilan berbahasa tersebut memiliki keterkaitan yang sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nanda Mahesa, 2014

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja

BAB I PENDAHULUAN. kelas. Keterampilan menulis puisi wajib dikuasai oleh siswa, hal ini bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. baik, di antaranya disebabkan oleh kurangnya minat dan motivasi siswa. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. ketika menyuguhkan suatu karya sastra, dia akan memilih kata-kata yang

Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi Melalui Teknik Pemodelan Siswa Kelas IV SDN 05 Bunobogu

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. pendapat Sumardjo (Mursini 2010:17) yang mengemukakan bahwa sastra adalah

I. PENDAHULUAN. memjawab tantangan-tantangan yang terjadi dimasyarakat. Tantangan-tantangan

A. Latar Belakang Kegiatan pembelajaran di sekolah dilaksanakan dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan siswa, baik pada aspek pengetahuan, sikap

BAB I PENDAHULUAN. pukul 09:00 WIB untuk menanyakan kendala atau hambatan pada saat. pembelajaran Mendengarkan Pementasan Drama di dalam kelas.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang melalui penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan (BNSP, 2006: 5).

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

BAB I PENDAHULUAN. didik lebih memfokuskan pada teori sastra karena tujuan pembelajaran sastra

BAB I PENDAHULUAN. cipta yang menggambarkan kejadian-kejadian yang berkembang di masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui

BAB I PENDAHULUAN. kenyataan yang ada. Namun di sisi lain sastra merupakan karya cipta yang bukan

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah seni yang hidup bersama bahasa. Tanpa bahasa, sastra tak mungkin ada. Begitu pun sebaliknya, tanpa sastra, bahasa tak mungkin terjaga. Oleh karena itu pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah harus berintegrasi satu sama lain. Pembelajaran di kelas merupakan salah satu wadah untuk mengintegrasikan hal tersebut. Guru merupakan fasilitator siswa dalam mengintegrasikan bahasa dan sastra dengan kata lain memahamkan dan mengimplementasikan karya sastra yang merupakan seni bahasa. Siswa seharusnya menikmati karya sastra yang disuguhkan oleh guru di kelas tetapi belum sampai memahami apalagi menikmati siswa sudah merasa jenuh atau bosan dengan penjelasan-penjelasan teoretik guru tentang karya sastra tersebut. Alhasil siswa hanya mendapatkan wawasan sastra yang itu-itu saja karena tidak ada peningkatan dan perkembangan wawasan sastra dari tingkat sebelumnya. Karya sastra merupakan warisan budaya dari setiap penciptanya. Kita sebagai generasi penerus sudah seharusnya menjaga warisan tersebut dengan cara mengapresiasi karya sastra. Tetapi bagaimana dapat mengapresiasi bila pembelajaran di kelas sudah membuat takut dan bosan terhadap karya sastra, padahal karya sastra itu memiliki ragam atau biasa disebut genre sastra. Genre sastra yang dipelajari di sekolah yaitu prosa, drama, dan puisi. Puisi sebagai genre sastra karya-karyanya mengandung nilai dan keindahan khas yang akan terungkap jika kita mampu memahaminya dengan baik dan benar. Puisi adalah bentuk karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias atau imajinatif (Waluyo, 2002:1). Hal tersebut menegaskan bahwa puisi adalah karya sastra yang perlu dipahami secara mendalam walaupun hanya satu bait puisi kaya akan makna serta syarat dengan etika dan estetika.

2 Memahami puisi sebagai karya sastra harus memiliki pengetahuan dan pengalaman bersastra. Pengetahuan diperoleh melalui pemahaman teoretis dan historis. Lalu pengalaman bersastra diperoleh melalui kegiatan berapresiasi dan berekspresi sastra. Dengan demikian, pengetahuan teoretis sangat dibutuhkan karena berperan dalam menjelaskan pengalaman khususnya pengalaman berapresiasi, agar pengajaran sastra tidak bersifat itu-itu saja atau biasa disebut pasif-verbalistik, tetapi ke arah dinamis-kreatif. Apresiasi di sekolah yang diteliti cenderung membosankan dan masih dapat dikatakan kurang. Membosankan di sini siswa hanya dilibatkan untuk membaca puisi saja, pun tidak semua hanya siswa yang mau dan berani. Sedangkan kurang di sini ketersediaan alokasi waktu di sekolah. Padahal puisi dapat diapresiasi dengan musikalisasi puisi, rampak puisi, serta dramatisasi puisi. Dalam KBBI (Balai Pustaka, 2007) dramatisasi adalah (1) penyesuaian cerita untuk pertunjukan sandiwara atau pendramaan, (2) hal yang membuat suatu peristiwa menjadi mengesankan atau mengharukan. Dapat ditarik benang merah dramatisasi puisi adalah proses apresiasi yang menggabungkan dua unsur genre sastra yaitu drama dan puisi. Karya puisi yang didramatisasikan harus memerhatikan banyak faktor dan melibatkan lebih dari satu orang. Faktor di sini antara lain penafsiran puisi dan unsur- unsur pertunjukan. Namun di sekolah dramatisasi puisi jarang dilakukan karena terbatasnya pengetahuan guru tentang teknik pengajarannya di sekolah. Berangkat dari latar belakang tersebut, penulis mencoba melakukan eksperimen untuk menerapkan teknik yang dapat digunakan dalam pembelajaran dramatisasi puisi, yakni dengan menerapkan teknik LOTOV (Latihan Olah Tubuh dan Olah Vokal). Terkait dengan berbagai permasalahan tersebut. Pemilihan teknik pengajaran merupakan salah satu solusi yang tepat. Hal tersebut pernah dibuktikan dalam pembelajaran bermain drama dengan penelitian sebelumnya. Yayu Yulia dalam Penerapan Teknik Richard Boleslovsky dalam Pembelajaran Bermain Drama (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2010/2011).

3 Bertolak dari penelitian tersebut penulis berpikir bahwa diperlukan juga teknik khusus untuk mengenalkan sastra dengan genre lain terutama pada aspek pertunjukan (performance). Dengan demikian dramatisasi puisi tidak menjadi hal yang asing lagi bagi siswa dan pembelajaran sastra di sekolah tidak bersifat pasifverbalistik. Oleh karena itu, penulis mencoba untuk mengangkat hasil penelitian tersebut dalam judul skripsi, Penggunaan Teknik LOTOV (Latihan Olah Tubuh dan Olah Vokal) dalam Pembelajaran Dramatisasi Puisi (Penelitian Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 8 Bandung Tahun Ajaran 2013-2014). B. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis ini adalah apresiasi dramatisasi puisi yang masih rendah pada siswa kelas X di SMA Negeri 8 Bandung. Maka penulis akan meneliti masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa kelas X di SMA Negeri 8 Bandung yaitu masalah mengenai kurang minatnya siswa dalam apresiasi puisi khususnya dramatisasi puisi, siswa kurang bersemangat, tidak berani, serta rendahnya pengetahuan tentang apresiasi puisi khususnya dramatisasi puisi sehingga berpengaruh pada hasil belajar siswa. C. Batasan Masalah Berdasarkan permasalahan di atas yang masih cukup luas, maka penulis ingin membatasi permasalahan tersebut menjadi: 1. Masalah yang diteliti berkaitan dengan apresiasi puisi yaitu dramatisasi puisi. 2. Teknik yang akan penulis gunakan adalah teknik LOTOV (Latihan Olah Tubuh dan Olah Vokal). 3. Hasil yang diperoleh adalah dari hasil pretest dan posttest. D. Rumusan Masalah Bertolak pada batasan masalah di atas, masalah dalam penelitian ini penulis rumuskan sebagai berikut:

4 1. Bagaimanakah kemampuan dramatisasi puisi siswa kelas X SMA Negeri 8 Bandung tahun ajaran 2013/2014 sebelum mendapatkan teknik LOTOV (Latihan Olah Tubuh dan Olah Vokal)? 2. Bagaimanakah kemampuan dramatisasi puisi siswa kelas X SMA Negeri 8 Bandung tahun ajaran 2013/2014 sesudah mendapatkan teknik LOTOV (Latihan Olah Tubuh dan Olah Vokal)? 3. Adakah perbedaan yang signifikan kemampuan dramatisasi puisi siswa kelas X SMA Negeri 8 Bandung tahun ajaran 2013/2014 sebelum dan sesudah mendapatkan teknik LOTOV (Latihan Olah Tubuh dan Olah Vokal)? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu: 1. Untuk mengetahui kemampuan dramatisasi puisi siswa kelas X SMA Negeri 8 Bandung tahun ajaran 2013/2014 sebelum mendapatkan teknik LOTOV (Latihan Olah Tubuh dan Olah Vokal). 2. Untuk mengetahui kemampuan dramatisasi puisi siswa kelas X SMA Negeri 8 Bandung tahun ajaran 2013/2014 sesudah mendapatkan teknik LOTOV (Latihan Olah Tubuh dan Olah Vokal). 3. Untuk mengetahui perbedaan yang signifikan kemampuan dramatisasi puisi siswa kelas X SMA Negeri 8 Bandung tahun ajaran 2013/2014 sebelum dan sesudah mendapatkan teknik LOTOV (Latihan Olah Tubuh dan Olah Vokal). F. Manfaat Penelitian Sebuah penelitian haruslah bermanfaat. Demikian pula dengan penelitian yang penulis lakukan. Manfaat yang bisa diambil dari penelitian tersebut antara lain sebagai berikut. 1. Manfaat bagi penulis, secara administratif, hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu syarat untuk ujian sidang. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pedoman dalam upaya pembelajaran apresiasi puisi, yakni dramatisasi puisi.

5 2. Manfaat bagi siswa, khususnya siswa kelas X SMA Negeri 8 Bandung tahun ajaran 2013/2014 dengan menggunakan teknik LOTOV (Latihan Olah Tubuh dan Olah Vokal) dapat meningkatkan minat dan wawasan apresiasi puisi khusunya dramatisasi puisi. 3. Manfaat bagi guru, sebagai wawasan tentang strategi pembelajaran, sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan bahan pembelajaran pada masa yang akan datang. 4. Manfaat bagi sekolah, dapat menambah literatur hasil penelitian, dalam memperkaya perpustakaan sekolah. Selain itu dapat dijadikan dasar pembinaan bagi para siswa dan guru dalam pembelajaran apresiasi puisi khususnya dramatisasi puisi. G. Struktur Organisasi Skripsi Struktur organisasi dalam skripsi ini terdiri atas Bab I Pendahuluan, Bab II Dramatisasi Puisi, Teknik LOTOV (Latihan Olah Tubuh dan Olah Vokal), Kerangka Berpikir, dan Hipotesis, Bab III Metode Penelitian, Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, dan Bab V Simpulan dan Saran. Bab I Pendahuluan memaparkan asal mula dan rasionalisasi masalah yang diteliti oleh penulis. Bab I Pendahuluan terdiri atas tujuh subbab yaitu; Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian dan Struktur Organisasi Skripsi. 1) latar belakang masalah memaparkan masalah pengajaran sastra di sekolah secara umum, 2) identifikasi masalah memaparkan fokus masalah sastra yaitu dramatisasi puisi, 3) batasan masalah memaparkan variabel masalah yang diteliti yaitu dramatisasi puisi dan teknik LOTOV, 4) rumusan masalah berisi rumusan masalah yang akan diteliti, 5) tujuan penelitian memaparkan tujuan penelitian yang dilakukan penulis, 6) manfaat penelitian terbagi atas manfaat teretis dan praktis yang memaparkan manfaat dari hasil penelitian, 7) struktur organisasi skripsi berisi rincian dari setiap bab dan subbab. Bab II Dramatisasi Puisi, Teknik LOTOV (Latihan Olah Tubuh dan Olah Vokal), Kerangka Berpikir, dan Hipotesis memaparkan landasan teori yang

6 mendukung penelitian. Bab II terdiri atas empat subbab yaitu; Ihwal Dramatisasi Puisi, Ihwal Teknik LOTOV, Kerangka Berpikir, Hipotesis. 1) ihwal dramatisasi puisi berisi penjelasan definisi, karakteristik, langkah-langkah pemahaman menuju dramatisasi puisi, dan penilaian dramatisasi puisi, 2) ihwal teknik LOTOV (Latihan Olah Tubuh dan Olah Vokal) berisi penjelasan definisi dan langkahlangkah penerapannya, 3) kerangka berpikir berisi bagan dan pemaparan variabel penelitian, 4) hipotesis berupa pemaparan anggapan dasar yang diajukan penulis. Bab III Metode Penelitian memaparkan metode-metode yang digunakan penulis dalam penelitian. Bab III terdiri atas empat subbab yaitu; Metodologi Penelitian, Sumber Data, Definisi Operasional, Teknik Penelitian. 1) metode penelitian memaparkan desain penelitian yang digunakan penulis, 2) sumber data berisi penjelasan populasi dan sampel data yang digunakan dalam penelitian, 3) definisi operasional memaparkan definisi teknis dari setiap varibel 4) teknik penelitian berisi penjelasan teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data, dan instrument penelitian. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan berisi seluruh data penelitian yang dikaji dan dianalisis oleh peneliti. Bab IV terdiri atas dua subbab yaitu; Deskripsi Data dan Pembahasan. 1) deskripsi data memaparkan data apa saja yang telah didapat serta mengolah data, 2) pembahasan hasil penelitian memaparkan hasil dari pengolahan data untuk mendapat kesimpulan akhir. Bab V Simpulan dan Saran memaparkan simpulan dari rumusan hasil pembahasan pembelajaran dramatisasi puisi menggunakan teknik LOTOV dan saran bagi berbagai pihak baik pendidik yang akan menerapkan teknik tersebut maupun peneliti selanjutnya.