BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
Determinan pemberian ASI eksklusif di Sleman

mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia sekitar empat bulan. Setelah untuk bayi yang mendapat makanan tambahan yang tertumpu pada beras.

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan zat gizi bagi bayi sampai usia dua tahun merupakan hal yang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian. Air susu ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu, yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pertama. Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi penting untuk. meningkatkan kelangsungan hidup dan kualitas bayi.

BAB I PENDAHULUAN. otak dimulai dalam kandungan sampai dengan usia 7 tahun (Menteri Negara

BAB 1 : PENDAHULUAN. meningkatkan produktifitas anak sebagai penerus bangsa (1). Periode seribu hari,

BAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang sehat dan berkualitas. Upaya dari United Nation untuk

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung sel-sel darah putih, antibodi,

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan

BAB I PENDAHULUAN. secara eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan (IDAI, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tumbuh kembang anak. Selain menguntungkan bayi, pemberian ASI eksklusif juga menguntungkan ibu, yaitu dapat

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas di masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka mengurangi mortalitas dan morbiditas anak, Word

PENDAHULUAN. United Nations International Children s Emergency Fund (UNICEF)

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan dari hasil sekresi kelenjar payudara ibu.

BAB I PENDAHULUAN. The World Health Report Tahun 2005 dilaporkan Angka Kematian Bayi Baru

1

BAB 1 : PENDAHULUAN. diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. (1) anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya serta dapat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. terdapat 14% ibu yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya sampai

BAB I PENDAHULUAN. 1.8 Latar Belakang. Pada masa nifas ini terjadi perubahan-perubahan fisik maupun

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu.

BAB I PENDAHULUAN. digantikan oleh apapun juga. Pemberian ASI ikut memegang peranan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, ASI juga dapat melindungi kesehatan Ibu mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare merupakan salah satu penyebab morbiditas dan. Secara nasional, target Sustainable Development Goals (SDGs) untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian tumbuh kembang bayi tidak optimal. utama kematian bayi dan balita adalah diare dan pneumonia dan lebih dari 50%

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. (Mansjoer A, Suprohaita, Wardhani WI, Setiowulan W, 2000)

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Diare merupakan penyakit dengan tanda - tanda perubahan frekuensi buang air

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan nasional merupakan pembangunan berkelanjutan yang

BAB I PENDAHULUAN. 24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat,

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di Indonesia diare merupakan penyebab kematian utama pada bayi dan anak.

Karya Tulis Ilmiah. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Gizi. Disusun Oleh: MUJI RAHAYU J.

BAB I PENDAHULUAN. gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan

BAB I PENDAHULUAN. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) (Kementrian Kesehatan RI, juga mengacu kepada Resolusi World Health Assembly (WHA),

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan yang merugikan kesehatan. Hal-hal ini secara langsung menjadi. anak usia dibawah 2 tahun (Depkes RI, 2009)

BAB 1 PENDAHULUAN. Latar belakang. Air susu ibu (ASI) merupakan air susu yang berasal dari payudara ibu. Di

BAB I PENDAHULUAN. internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai. kehidupannya dengan cara yang paling sehat.

BAB 1 PENDAHULUAN. biskuit, bubur nasi dan nasi tim. Setelah 6 bulan baru dimulai diberikan. berusia 2 tahun atau lebih. ( Weni, 2009 : 23 )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH IMPLEMENTASI 10 LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN ASI PADA BAYI USIA 0-3 BULAN

BAB I PENDAHULUAN. Kementerian Kesehatan RI, World Health Organization (WHO) dan

BAB I PENDAHULUAN. ini terjadi terutama di negara berkembang. Diantara kematian pada anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah

BAB I PENDAHULUAN. mendukung pertumbuhan otak bayi yaitu sesuatu yang tidak dapat diperoleh

BAB V PEMBAHASAN. kesehatan ibu, yang akhirnya akan memengaruhi perilaku hidup sehat (Rossen et

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Program Millenium Development Goals (MDG s) yang terdiri dari delapan

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizinya sesuai untuk kebutuhan bayi. Zat-zat gizi yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. seorang ibu yang baru saja melahirkan dan diberikan kepada bayi langsung

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara dan jumlah yang tidak memenuhi kebutuhan. 2

BAB I PENDAHULUAN. dinilai memberikan hasil yang lebih baik. Keputusan Menteri Kesehatan. eksklusif pada bayi sampai usia 6 bulan (Riksani, 2012).

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS NGUTER

BAB I PENDAHULUAN. penurunan tingkat kecerdasan. Pada bayi dan anak, kekurangan gizi akan menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada rakyat jelata, bahkan dasar utama terletak pada kaum wanita, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. kandungan zat gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia tercatat angka kematian bayi masih sangat tinggi yaitu 2%

BAB I PENDAHULUAN. Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) adalah makanan atau minuman

BAB 1 PENDAHULUAN. yang cukup serta dapat melindungi bayi dari penyakit infeksi. 1,2

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas merupakan unsur penting

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian multi-center yang dilakukan UNICEF menunjukkan bahwa MP-

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. saja sampai usia 6 bulan yang disebut sebagai ASI esklusif (DepKes, 2005). bulan telah ditetapkan dalam SK Menteri Kesehatan No.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN PURWOSARI KECAMATAN LAWEYAN

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) tahun 2013 diare. merupakan penyebab mortalitas kedua pada anak usia

BAB 1 PENDAHULUAN. utama kematian balita di Indonesia dan merupakan penyebab. diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. makanan (Anonim, 2008). Sementara masalah gizi di Indonesia mengakibatkan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) merupakan satu-satunya makanan yang sempurna dan

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat. Data. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. penuhi. Alasan yang menerangkan pernyataan tersebut adalah ASI merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian balita. jangkauan maupun kualitas pelayanan (Novia ika, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. anak yang kemudian diterapkan diseluruh belahan dunia yang berisi tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Upaya peningkatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan bayi baik fisik maupun psikologi sosial. ASI mengandung nutrisi,

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. ASI Ekslusif pada bayinya (Laksono, 2010). Di daerah pedesaan, pada

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan pertama dan utama bagi bayi adalah air susu ibu (ASI). Air susu ibu sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Anak yang sehat semakin bertambah umur semakin bertambah tinggi

BAB I PENDAHULUAN. ASI merupakan susu yang tepat untuk bayi karena susu ini khusus diproduksi ibu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Makanan yang terbaik untuk bayi usia 0-6 bulan adalah ASI. Air susu ibu (ASI) merupakan sumber energi

BAB 1 PENDAHULUAN. Usia anak dibawah lima tahun (balita) merupakan usia dalam masa emas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa balita merupakan periode penting dalam proses. tumbuh kembang manusia. Pertumbuhan dan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. American

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dahulu Air Susu Ibu merupakan makanan yang terbaik untuk bayi, karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Colostrum merupakan bagian dari ASI yang penting untuk diberikan pada

BAB 5 PEMBAHASAN. selama periode 10 Juni-10 Juli 2014 terdapat 96 bayi atau 85,7% Hasil ini masih lebih rendah daripada penelitian yang dilakukan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. dan sudah tercantum dalam Firman Allah SWT Al-Qur an, QS. Al- penyusuan dan apabila keduanya ingin menyapih (sebelum 2 tahun)

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan oleh ibu. Salah satu pemenuhan kebutuhan gizi bayi ialah

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Anak merupakan generasi penerus bangsa untuk melanjutkan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi yang berkualitas. Modal dasar pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Angka Kematian Bayi (AKB) di dunia masih tergolong tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. penting yaitu memberikan air susu ibu kepada bayi segera dalam waktu 30

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian balita dalam kurun waktu 1990 hingga 2015 (WHO, 2015).

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air susu ibu (ASI) merupakan sumber nutrisi yang ideal dan makanan bayi yang paling aman selama 4-6 bulan pertama kehidupan. ASI mengandung bahan-bahan anti infeksi yang melindungi bayi terhadap diare bawaan makanan dan paparan dari patogen bawaan makanan. ASI merupakan nutrisi yang memiliki kualitas dan kuantitas terbaik pada bayi usia 0-6 bulan ketika masa lompatan pertumbuhan otak (Adriani & Wirjatmadi, 2014). Kriteria menyusui ekslusif ditegakkan jika anak umur 0-6 bulan hanya diberi ASI saja pada 24 jam terakhir dan tidak diberi makanan prelakteal. Menyusui sejak dini mempunyai dampak yang baik bagi ibu maupun bayinya. Bagi bayi, menyusui penting untuk menunjang pertumbuhan, kesehatan, dan kelangsungan hidup bayi karena ASI kaya dengan zat gizi dan antibodi, sedangkan bagi ibu, menyusui dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas karena proses menyusui merangsang kontraksi uterus, sehingga mengurangi perdarahan pasca melahirkan (Kementerian Kesehatan RI, 2013). Menyusui dalam jangka panjang dapat memperpanjang jarak kelahiran. UNICEF dan WHO telah membuat rekomendasi pada ibu untuk menyusui eksklusif selama 6 bulan kepada bayinya. Sesudah umur 6 bulan, bayi diberi makanan pendamping ASI (MP-ASI) dan ibu tetap memberikan ASI sampai anak berumur minimal 2 tahun. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan juga merekomendasikan ibu untuk menyusui eksklusif selama 6 bulan kepada bayinya (Kementerian Kesehatan RI, 2013). Hasil pemantauan ASI eksklusif di Kabupaten Sleman pada tahun 2012 yang dilakukan pada sasaran yang berusia 0-6 bulan yang diberi 1

2 ASI saja tanpa makanan atau cairan lain kecuali obat dan mineral, berdasarkan recall 24 jam, menunjukkan dari 8.505 bayi yang ada sebanyak 5.987 bayi (70,4%) yang memperoleh ASI eksklusif. Cakupan bayi umur 0-6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif pada tahun 2012 di Kabupaten Sleman masih di bawah target yang harus dicapai sebesar 80% (Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, 2013). Praktik pemberian ASI oleh ibu menyusui dipengaruhi oleh banyak faktor, di antaranya adalah pendidikan ibu (Dubois & Girard, 2003), pekerjaan ibu (Khanal et al., 2014; Rokhanawati, 2009), usia ibu (Dubois & Girard, 2003), dukungan sosial (Rokhanawati, 2009), dukungan petugas kesehatan (Rokhanawati, 2009), dan penggunaan dot/kempeng (Suparmi & Saptarini, 2014). Tingkat pendidikan ibu merupakan faktor terkuat yang mempengaruhi pemberian ASI pada bayi usia 0-3 bulan dan merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi pemberian ASI pada bayi usia 4 bulan (Dubois & Girard, 2003). Pekerjaan ibu berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif (Khanal et al., 2014; Rokhanawati, 2009). Tingkat pendidikan ibu merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi pemberian ASI pada bayi usia 4 bulan, tetapi usia ibu lebih penting dalam mempengaruhi pemberian ASI pada bayi usia 4 bulan (Dubois & Girard, 2003). Dukungan sosial suami mempunyai hubungan yang bermakna dengan pemberian ASI eksklusif (Rokhanawati, 2009). Dukungan petugas kesehatan mempunyai hubungan yang bermakna dengan pemberian ASI eksklusif (Rokhanawati, 2009). Kebanyakan data menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang positif antara kepemilikan asuransi kesehatan dengan kesehatan yang baik dan antara kepemilikan asuransi kesehatan dengan penggunaan pelayanan kesehatan (Meer & Rosen, 2002). Kesuksesan menyusui merupakan keterampilan yang perlu diajarkan. Supaya ibu berhasil menyusui, maka perlu dilakukan berbagai kegiatan saat antenatal, intranatal, postnatal di tempat pelayanan kesehatan (Prawirohardjo, 2010). Penggunaan dot/kempeng merupakan determinan pemberian ASI eksklusif. Sedangkan anak yang tidak

3 menggunakan botol dengan dot/kempeng memiliki kemungkinan 15,03 kali lebih besar untuk memperoleh ASI eksklusif (Suparmi & Saptarini, 2014). Penelitian ini hanya meneliti hubungan antara usia ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, kepemilikan asuransi kesehatan, dan penggunaan botol/dot/kempengan dengan pemberian ASI eksklusif karena penelitian ini menggunakan data sekunder, sehingga analisis data dilakukan terbatas pada variabel yang tersedia. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian air susu ibu eksklusif di Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berdasarkan hasil HDSS Sleman Siklus I dan II, perlu diadakan penelitian ini. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian air susu ibu eksklusif di Kabupaten Sleman DIY berdasarkan hasil HDSS Sleman Siklus I dan II. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah ada hubungan antara usia ibu dengan pemberian air susu ibu eksklusif di Kabupaten Sleman DIY berdasarkan hasil HDSS Sleman Siklus I dan II? 2. Apakah ada hubungan antara pendidikan ibu dengan pemberian air susu ibu eksklusif di Kabupaten Sleman DIY berdasarkan hasil HDSS Sleman Siklus I dan II? 3. Apakah ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan pemberian air susu ibu eksklusif di Kabupaten Sleman DIY berdasarkan hasil HDSS Sleman Siklus I dan II? 4. Apakah ada hubungan antara kepemilikan asuransi kesehatan dengan berdasarkan hasil HDSS Sleman Siklus I dan II?

4 5. Apakah ada hubungan antara penggunaan botol/dot/kempengan dengan pemberian ASI eksklusif dengan pemberian air susu ibu eksklusif di Kabupaten Sleman DIY berdasarkan hasil HDSS Sleman Siklus I dan II? 6. Apakah faktor paling dominan yang berhubungan dengan pemberian air susu ibu eksklusif di Kabupaten Sleman DIY berdasarkan hasil HDSS Sleman Siklus I dan II? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan 2. Tujuan khusus a. Untuk mengetahui hubungan antara usia ibu dengan pemberian air susu ibu eksklusif di Kabupaten Sleman DIY berdasarkan hasil HDSS Sleman Siklus I dan II. b. Untuk mengetahui hubungan antara pendidikan ibu dengan c. Untuk mengetahui hubungan antara pekerjaan ibu dengan d. Untuk mengetahui hubungan antara kepemilikan asuransi kesehatan ibu dengan pemberian air susu ibu eksklusif di Kabupaten Sleman DIY e. Untuk mengetahui hubungan antara penggunaan botol/dot/kempengan dengan pemberian ASI eksklusif dengan

5 f. Untuk mengetahui faktor paling dominan yang berhubungan dengan D. Manfaat Penelitian 1. Hasil analisis penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan kesehatan terkait dengan ASI eksklusif dan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat program promosi kesehatan yang efektif terkait dengan ASI eksklusif. 2. Penelitian ini diharapkan dapat membantu memberi infomasi mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian air susu ibu eksklusif di Kabupaten Sleman DIY. 3. Bagi pengembangan ilmu, penelitian ini diharapkan dapat membantu mengembangkan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan air susu ibu eksklusif. 4. Bagi peneliti, meningkatkan pengetahuan dan sebagai pengalaman dalam penelitian ilmiah. E. Keaslian Penelitian Penelitian yang sudah ada tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian air susu ibu di antaranya: 1. Pertiwi (2012) melakukan penelitian yang berjudul Gambaran Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Kunciran Indah Tangerang. Hasil penelitian Pertiwi (2012) di antaranya menunjukkan bahwa sebanyak 91,5% ibu (97 orang) memberikan ASI pada bayinya, tetapi hanya 31,3% ibu (33 orang) yang memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Ibu yang berusia di bawah 30 tahun lebih banyak yang memberikan ASI eksklusif pada bayinya daripada ibu yang berusia di atas usia 30 tahun. Tingkat pendidikan ibu sebagian besar menengah dan cakupan ASI eksklusif masih rendah. Sebagian besar ibu tidak bekerja tetapi angka pemberian ASI masih rendah.

6 Persamaan dengan penelitian yang dilakukan ini adalah membahas faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian air susu ibu eksklusif. Perbedaannya adalah Pertiwi meneliti di Kelurahan Kunciran Indah Tangerang, menggunakan studi deskriptif sederhana, dan subjek penelitian adalah ibu yang mempunyai anak usia 6-24 bulan, sedangkan penelitian yang dilakukan ini di Kabupaten Sleman DIY, menggunakan studi cross-sectional, dan subjek penelitian adalah ibu yang mempunyai anak usia 7 bulan sampai < 24 bulan yang bertempat tinggal di Kabupaten Sleman DIY. 2. Pertiwi et al. (2012) melakukan penelitian yang berjudul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Laktasi Ibu dengan Bayi Usia 0-6 Bulan di Desa Cibeusi Kecamatan Jatinangor. Hasil penelitian Pertiwi et al. (2012) di antaranya menunjukkan bahwa sebagian besar ibu menunjukkan posisi, frekuensi, durasi, dan status nutrisi yang baik selama menyusui. Persamaan dengan penelitian yang dilakukan ini adalah membahas pemberian air susu ibu. Perbedaannya adalah Pertiwi et al. meneliti di Desa Cibeusi Kecamatan Jatinangor dengan menggunakan studi deskriptif dan subjek penelitian adalah ibu yang mempunyai anak usia 0-6 bulan, sedangkan penelitian yang dilakukan ini di Kabupaten Sleman DIY dengan menggunakan studi crosssectional dan subjek penelitian adalah ibu yang mempunyai anak usia 7 bulan sampai < 24 bulan yang bertempat tinggal di Kabupaten Sleman DIY. 3. Mardiah et al. (2015) melakukan penelitian yang berjudul Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Usia 7-11 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Maccini Sawah Makassar. Hasil penelitian Mardiah et al. (2015) di antaranya menunjukkan bahwa ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan pemberian air susu ibu eksklusif, ada hubungan antara iklan susu formula dengan pemberian air susu ibu eksklusif, dan ada hubungan antara estetika bentuk tubuh dengan pemberian air susu ibu eksklusif. Persamaan dengan penelitian

7 yang dilakukan ini adalah membahas faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian air susu ibu eksklusif dan menggunakan studi crosssectional. Perbedaannya adalah Mardiah et al. meneliti di Wilayah Kerja Puskesmas Maccini Sawah Makassar dan subjek penelitian adalah ibu yang mempunyai anak usia 7-11 bulan, sedangkan penelitian yang dilakukan ini di Kabupaten Sleman DIY dan subjek penelitian adalah ibu yang mempunyai anak usia 7 bulan sampai < 24 bulan yang bertempat tinggal di Kabupaten Sleman DIY. Dengan demikian, kebaruan penelitian yang dilakukan ini adalah membahas faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian air susu ibu eksklusif di Kabupaten Sleman DIY berdasarkan hasil HDSS Sleman Siklus I dan II, khususnya kebaruan membahas hubungan antara kepemilikan asuransi kesehatan ibu dengan pemberian air susu ibu eksklusif.