BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perilaku merokok saat ini sudah menjadi kebiasaan di Indonesia. Organisasi kesehatan dunia (WHO) pada tahun 2008 menyatakan Indonesia berada di urutan ketiga dengan jumlah perokok terbesar di dunia. Sekitar 140 juta orang setiap harinya mengkonsumsi tembakau. Setiap tahunnya konsumsi rokok mencapai 199 milyar batang, dan diperkirakan sebanyak 190.260 orang meninggal dunia akibat penyakit terkait rokok. 1 Merokok tidak hanya dilakukan mereka yang tergolong dewasa. Dikalangan remaja sekarang sudah banyak yang mengonsumsi rokok. Bahkan kebiasaan merokok telah sampai pada anak anak yang berumur 5 11 tahun. Merokok pada anak-anak umumnya terjadi karena faktor lingkungan. Mereka melihat perilaku merokok yang ada disekitarnya, kemudian mencoba tanpa memperhatikan dampak negatif dari rokok yang dihisapnya. 2 Menurut Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2007 dan tahun 2010 terjadi peningkatan usia mulai mengonsumsi rokok. Pada tahun 2007 usia pertama kali merokok 5 9 tahun sebesar 1,3%, pada usia 10 14 tahun sebesar 10,5%, 3 sedangkan pada riskesdas tahun 2010 terjadi peningkatan pada usia 9 10 sebesar 1,7% dan pada usia 10 14 tahun sebesar 17,5%. 4 Menurut Riskesdas pada tahun 2007 di Provinsi Jawa Tengah 2007 diketahui bahwa prosentase pertama kali mengonsumsi rokok / tembakau paling muda pada usia 5 9 tahun sebesar 12,9%, 10 14 tahun sebesar 51,6%. Data tersebut menunjukkan bahwa konsumsi rokok pertama kali dilakukan pada usia 5 9 tahun semakin meningkat. Banyak diantara anak yang mengatakan bahwa awal merokok karena melihat teman, orangtua atau saudaranya yang sering merokok, 1
sehingga timbul rasa ingin mencobanya. 5 Kemudian pada tahun 2013 dinyatakan anak yang berumur 10 tahun di Indonesia rerata rokok yang dihisap dalam sehari adalah 12,3 batang (setara satu bungkus). 6 Komisi Nasional Perlindungan Anak pada tahun 2013 mengatakan jumlah perokok anak di Indonesia tahun 2008-2012 pada anak usia 10-14 tahun sebanyak 1.200.000 jiwa, sedangkan pada anak usia <10 tahun sebanyak 239.000 jiwa. Rata-rata perokok anak di Indonesia menghabiskan 40 batang rokok perhari. Di Jawa Tengah jumlah perokok setiap hari sebesar 22,9%, perokok kadang-kadang sebesar 5,3%, mantan perokok sebesar 4,3%, dan bukan perokok sebesar 67,6%. Menurut kelompok umur 10-14 tahun kebiasaan merokok setiap hari sebesar 0,5% dan perokok kadang-kadang sebesar 0,9%. 7 Semakin dini seseorang mulai mengonsumsi rokok, maka semakin banyak pula zat berbahaya yang akan masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan gangguan kesehatan terutama pada anak anak, rokok dapat mengganggu fungsi kerja otak, sehingga untuk orang yang telah terpapar zat zat yang terkandung dalam rokok akan mulai terganggu dalam berpikir secara optimal yang akan berpengaruh dalam proses pembelajarannya. 8 Pengetahuan kalangan para remaja dan anak - anak akan bahaya rokok cenderung masih rendah, 9 sehingga kesadaran untuk berhenti merokok masih sangat sulit dilakukan. Selain itu juga salah satu pemicu meningkatnya angka konsumsi rokok disebabkan karena industri rokok dengan kreatif membuat iklan produk rokok yang dibuat sedemikian menariknya untuk dapat menarik perhatian para konsumen. 10 Penelitian di Demak pada tahun 2014 menyebutkan bahwa terdapat perbedaan persepsi antara anak usia sekolah dasar di tengah kota dan di pedesaan. Pada penelitian tersebut dinyatakan bahwa anak usia sekolah dasardi perkotaan mempunyai persepsi positif tentang bahaya rokok dari anak usia sekolah dasar yang berada di pedesaan. 11 Selain itu juga penelitian yang telah dilakukan di Lampung sebelumnya juga menyebutkan bahwa pengaruh pergaulan menjadi faktor pemicu utama bagi anak anak dalam mengenal rokok pertama kali. Anak 2
yang merokok, temannya jauh lebih banyak dibandingkan anak yang tidak merokok. 12 Pengetahuan dan sikap seseorang sangat berpengaruh dalam menentukan bagaimana ia dapat bereaksi/ berinteraksi terhadap situasi yang terjadi di dalam kehidupannya. 13 Faktor utama yang mempengaruhi pengetahuan dan sikap seseorang adalah lingkungan. Lingkungan hidup antara orang yang hidup di tengah kota dengan orang yang hidup di pinggiran kota tentunya berbeda, sehingga pengetahuan dan sikap masing masing individu akan berbeda pula. Oleh sebab itu peneliti akan melakukan penelitian mengenai pengetahuan dan sikap anak yang hidup di daerah tengah kota dengan anak yang hidup di daerah pinggiran kota. Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan di wilayah kota Semarang, SDN IV Pleburan merupakan sekolah daerah perkotaan karena letaknya tepat di pusat kota Semarang yang berdekatan dengan sarana pendidikan lainnya. SD Peleburan IV dapat dikatakan sebagai SD berkualitas dalam prestasi. Keadaan di lingkup sekolahpun mendukung dalam proses pembelajaran siswa. Dalam wawancara yang telah dilakukan pada 15 anak siswa kelas 6 didapatkan hasil bahwa 70% sudah tahu tentang rokok dan bahaya rokok bagi kesehatan tetapi sebagian menganggap bahwa rokok hanya membahayakan diri sendiri. SDN II Sendangmulyo merupakan SD daerah pinggiran kota Semarang yang letaknya di desa dengan jalan yang kecil. SD Sendangmulyo II ini menampung murid yang sangat banyak dan setiap kelas terdiri atas 3 rumbel (A,B,C). Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dengan 15 siswa kelas 6 didapatkan hasil bahwa 60% hanya mengetahui bahwa rokok berbahaya tetapi tidak mengerti apa saja bahaya yang akan ditimbulkan serta apa saja kandungan rokok yang dapat membahayakan tubuh. Berdasarkan wawancara dengan beberapa siswa, diketahui bahwa ada yang pernah mencoba merokok. 3
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang terdapat diatas, dapat disimpulkan rumusan masalah yaitu Bagaimana pengetahuan dan sikap anak SD terhadap bahaya rokok? C. Tujuan Umum Mengetahui pengetahuan dan sikap anak SD yang bersekolah di perkotaan dan di pinggiran kota Semarang. D. Tujuan Khusus 1. Mendiskripsikan pengetahuan dan sikap tentang bahaya rokok pada anak SD di perkotaan Semarang SD Pleburan IV. 2. Mendiskripsikan pengetahuan dan sikap tentang bahaya rokok pada anak SD di pinggiran kota Semarang SD Sendangmulyo II. 3. Menganalisis perbedaan pengetahuan tentang bahaya rokok pada anak SD di perkotaan dan di pinggir kota Semarang. 4. Menganalisis perbedaan sikap tentang bahaya rokok pada anak SD di perkotaan dan dipinggiran kota Semarang. E. Manfaat 1. Praktisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam pemberian informasi tentang pengetahuan anak sekolah dasar mengenai bahaya merokok dalam menekan angka kejadian merokok yang semakin tinggi dikalangan anak-anak saat ini terjadi. 2. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para sarjana kesehatan dalam mengetahui tentang penyebab anak-anak mulai merokok serta dapat dijadikan bahan untuk melakukan penelitian selanjutnya dalam menanggulangi masalah rokok yang ada di kalangan anak-anak. 4
F. Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Persepsi Anak Sekolah No. Peneliti Judul Desain Studi Variabel Hasil 1. Risti Dwi, A Cross sectional Bebas : Frekuensi (2014) 11 Dasar Mengenai Bahaya Rokok Persepsi anak lebih 2. Firdaus, E.D., Larasati, TA., Zuraida, R., Sukohar, A. 12 3. Elok Nuradita, Maryam (2013) 14 Hubungan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Badar Lampung Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Tentang Bahaya Rokok Pada Remaja SMP N 3 Kendal 4. Sitti Chotidjah Pengetahuan Tentang (2012) 15 Rokok, Pusat Kendali Keseshatan Eksternal Dan Perilaku Merokok Hubungan Antara 5. Endah Melinda (2013) 16 Penerimaan Diri Dan Komformitas Terhadap Intensitas Merokok Pada Remaja.Di SMK Istiqomah Muhammadiyah 4 Samarinda SD Bahaya Rokok Cross Sectional Bebas : Pergaulan Teman Sebaya Tindakan Merokok Preexperimental Design Non Experimental Uji Regresi Berganda Bebas : pendidikan kesehatan pengetahuan tentang bahaya rokok Bebas : Pengetahuan tentang rokok Perilaku merokok Bebas : Penerimaan diri dan konformitas Intensitas merokok perokok tinggi didapatkan di SD kalangan pedesaan Ada hubungan antara pergaulan teman sebaya dengan perilaku merokok. Ada perubahan antara sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan pada remaja SMP N 3 Kendal. Ada hubungan antara perilaku merokok dengan pusat kendali kesehatan eksternal, tetapi tidak ada hubungan antara perilaku merokok dengan pengetahuan tentang rokok Terdapat hubungan antara penerimaan diri dan konformitas terhadap intensi merokok pada remaja di SMK Istiqomah Muhammadiyah 4 Samarinda. Perbedaan penelitian ini dengan Risti Dwi Afriningtyas adalah terletak pada variabel bebasnya yaitu persepsi anak sekolah dasar dan variabel terikatnya yaitu bahaya rokok. 5
Perbedaan penelitian ini dengan Firdaus,dkk.adalah terletak pada variabel bebasnya yaitu pergaulan teman sebaya dan variabel terikatnya yaitu tindakan merokok. Perbedaan penelitian ini dengan Maryam,E.N adalah terletak pada variabel bebasnya yaitu pengaruh pendidikan kesehatan dan variabel terikatnya yaitu pengetahuan tentang bahaya rokok. Perbedaan lainnya terletak pada sasaran yaitu pada anaka SMP dan metode penelitian yang digunakan adalah Preexperimental Design. Perbedaan penelitian ini dengan Sitti Chotidjah adalah terletak pada variabel bebasnya yaitu Pengetahuan tentang rokok dan variabel terikatnya yaitu Perilaku merokok. Perbedaan penelitian ini dengan Endah Melinda adalah terletak pada variabel bebasnya yaitu Penerimaan diri dan konformitas dan variabel terikatnya yaitu Intensitas merokok. 6