WALIKOTA BANDA ACEH PROVINSI ACEH QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

-1- QANUN ACEH NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

QANUN ACEH NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN BANK ACEH SYARIAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (PT.

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN PT. PEMBANGUNAN PRASARANA SUMATERA UTARA

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI TAHUN 2010 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR : 2 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN P.T. BEKASI PUTERA JAYA

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2012

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD) KABUPATEN ACEH TIMUR

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH PT. PEMBANGUNAN BELITUNG TIMUR

BUPATI BANGKA TENGAH

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 12 / POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS KARANGASEM SEJAHTERA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT NOMOR 26 TAHUN 2001 TENTANG PENDIRIAN PT JASA SARANA JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - BUPATI ACEH TAMIANG. Draf Rancangan QANUN KABUPATEN ACEH TAMIANG NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERSEROAN TERBATAS (PT) REBONG PERMAI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANJUNGPINANG,

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PERSEROAN TERBATAS BANK PERKREDITAN RAKYAT DELTA ARTHA

WALIKOTA BANDA ACEH PROVINSI ACEH QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

BUPATI BANDUNG RANCANGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG

-1- GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PENJAMINAN KREDIT DAERAH PROVINSI JAMBI

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PENDIRIAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKANBARU,

BAB I. KETENTUAN UMUM

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG

QANUN KABUPATEN ACEH TAMIANG NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH PT. REBONG PERMAI JAYA

NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG SELATAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 19 TAHUN 2003 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG

BUPATI MERANGIN PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERANGIN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH

2 dan Luas Cakupan Wilayah Usaha Lembaga Keuangan Mikro) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 321, Tambahan Lembaran Negara Republik I

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PEMERINTAH KOTA BATU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIJUNJUNG,

PEMERINTAH KABUPATEN PIDIE PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN PIDIE NOMOR: 5 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN

BUPATI MERANGIN PROVINSI JAMBI PERATURANDAERAH KABUPATEN MERANGIN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIKDAERAH

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM

NOMOR : 3 TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2009 NOMOR : 15

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 4 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PENJAMINAN KREDIT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

WALI KOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KOTA SINGKAWANG NOMOR 8 TAHUN 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD) PERSEROAN TERBATAS (PT) LAMPUNG JASA UTAMA

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT DAERAH KALIMANTAN SELATAN

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD) DISEKTOR PERTAMBANGAN DAN ENERGI

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN YAYASAN POLITEKNIK ACEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

PEMERINTAH PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PENJAMINAN KREDIT DAERAH PROVINSI RIAU

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BATU BARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH

QANUN KABUPATEN PIDIE NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH SAPEUE PAKAT KABUPATEN PIDIE

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN

3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /POJK.05/2015 TENTANG TATA CARA PENETAPAN PENGELOLA STATUTER PADA LEMBAGA JASA KEUANGAN

Transkripsi:

SALINAN WALIKOTA BANDA ACEH PROVINSI ACEH QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN PERSEROAN TERBATAS LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH MAHIRAH MUAMALAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA BANDA ACEH, Menimbang Mengingat : a. bahwa Pemerintah Kota memiliki tanggung jawab untuk menumbuh kembangkan perekonomian masyarakat guna mewujudkan peningkatan kesejahteraan masyarakat Kota yang sesuai dengan nilai-nilai Islami; b. bahwa pembangunan ekonomi masyarakat harus dimulai dari masyarakat kelompok usaha mikro dan usaha rumah tangga yang berada di gampong-gampong dalam wilayah Kota dengan penyediaan modal usaha; c. bahwa berdasarkan Pasal 331 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Pasal 5 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro, Pemerintah Kota berwenang membentuk Lembaga Keuangan Mikro Syariah sebagai Badan Usaha Milik Daerah berbadan hukum Perseroan Terbatas sebagai wadah untuk pembiayaan kelompok usaha mikro dan usaha rumah tangga; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu membentuk Qanun Kota Banda Aceh tentang Pembentukan Perseroan Terbatas Lembaga Keuangan Mikro Syariah Mahirah Muamalah; : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 8 (Drt) Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kota-kota Besar dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 No 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1092); 3. Undang

3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Keistimewaan Propinsi Daerah Istimewa Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 172, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3894); 4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4633); 5. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2007 nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4756); 6. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2008 nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4866); 7. Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5394); 8. Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1983 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Banda Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3247); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT KOTA BANDA ACEH dan WALIKOTA BANDA ACEH MEMUTUSKAN : Menetapkan : QANUN TENTANG PEMBENTUKAN PERSEROAN TERBATAS LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH MAHIRAH MUAMALAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Qanun ini yang dimaksud dengan: 1. Kota adalah Kota Banda Aceh. 2. Pemerintahan Kota adalah penyelenggara urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota dan Dewan Perwakilan Rakyat Kota sesuai dengan fungsi dan kewenangannya masing-masing. 3. Pemerintah

3. Pemerintah Kota adalah Pemerintah Kota Banda Aceh. 4. Walikota adalah Walikota Banda Aceh, 5. Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh yang selanjutnya disingkat DPRK adalah Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh. 6. Gampong adalah Gampong yang terdapat dalam wilayah Kota Banda Aceh. 7. Perseroan Terbatas selanjutnya disebut Perseroan adalah Perseroan Terbatas sebagaimana dimaksudkan dalam Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. 8. Lembaga Keuangan Mikro Syariah yang selanjutnya disingkat LKM Syariah adalah lembaga keuangan yang khusus didirikan untuk memberikan jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, baik melalui pinjaman atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dalam usaha skala mikro kepada anggota dan masyarakat, pengelolaan simpanan, maupun pemberian jasa konsultasi pengembangan usaha yang tidak semata-mata mencari keuntungan 9. Organ Perseroan LKM Syariah adalah Rapat Umum Pemegang Saham, Direksi, Dewan Komisaris, dan Dewan Pengawas Syariah. 10. Rapat Umum Pemegang Saham yang selanjutnya disingkat dengan RUPS adalah Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan LKM Syariah Mahirah Muamalah. 11. Direksi adalah Direksi Perseroan LKM Syariah Mahirah Muamalah. 12. Dewan Komisaris adalah Komisaris Utama dan Komisaris Perseroan LKM Syariah Mahirah Muamalah. 13. Dewan Pengawas Syariah adalah Dewan Pengawas Syariah Perseroan LKM Syariah Mahirah Muamalah. 14. Anggaran Dasar adalah Anggaran Dasar Perseroan LKM Syariah Mahirah Muamalah. 15. Usaha mikro adalah usaha yang termasuk kelompok usaha mikro sebagaimana ditentukan dalam perundang-undangan yang berkedudukan di Kota Banda Aceh. 16. Usaha rumah tangga adalah usaha rumah tangga dari masyarakat Kota Banda Aceh yang tidak termasuk dalam ruang lingkup badan usaha sesuai dengan ketentuan 17. Pembiayaan adalah penyediaan dana oleh lembaga keuangan kepada masyarakat yang harus dikembalikan sesuai dengan yang diperjanjikan dengan prinsip syariah. 18. Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada LKM dalam bentuk tabungan dan/atau deposito berdasarkan perjanjian penyimpanan dana. 19. Penggabungan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu Perseroan atau lebih untuk menggabungkan diri dengan Perseroan lain yang telah ada yang mengakibatkan aktiva dan pasiva dari Perseroan yang menggabungkan diri beralih karena hukum kepada Perseroan yang menerima penggabungan dan selanjutnya status badan hukum Perseroan yang menggabungkan diri berakhir karena hukum. 20. Peleburan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua Perseroan atau lebih untuk meleburkan diri dengan cara mendirikan satu Perseroan baru yang karena hukum memperoleh aktiva dan pasiva dari Perseroan yang meleburkan diri dan status badan hukum Perseroan yang meleburkan diri berakhir karena hukum. 21. Pengambilalihan

21. Pengambilalihan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hukum atau orang perseorangan untuk mengambil alih saham Perseroan yang mengakibatkan beralihnya pengendalian atas Perseroan tersebut. BAB II PEMBENTUKAN Pasal 2 (1) Dengan Qanun ini, dibentuk Perseroan Terbatas Lembaga Keuangan Mikro Syariah Mahirah Muamalah. (2) Pendiri Perseroan LKM Syariah Mahirah Muamalah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Pemerintah Kota Banda Aceh. (3) Walikota diberikan wewenang untuk melaksanakan pembentukan Perseroan LKM Syariah Mahirah Muamalah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan. BAB III MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 3 Maksud didirikannya Perseroan LKM Syariah Mahirah Muamalah adalah untuk menjadi lembaga pembiayaan dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat. Pasal 4 Tujuan pendirian Perseroan LKM Syariah Mahirah Muamalah adalah untuk: a. meningkatkan akses pembiayaan pada usaha mikro, usaha kecil dan usaha rumah tangga; b. meningkatkan kinerja usaha mikro, usaha kecil dan usaha rumah tangga; dan c. memperluas kesempatan kerja dan mengurangi kemiskinan. BAB IV TEMPAT KEDUDUKAN DAN KEGIATAN USAHA Pasal 5 Perseroan LKM Syariah Mahirah Muamalah berkedudukan dan berkantor pusat di Banda Aceh dan dapat membuka Kantor Cabang dan Kantor Kas dalam wilayah Kota yang ditetapkan dengan Keputusan Direksi dengan mendapatkan persetujuan dari Pemegang Saham. Pasal 6 (1) Kegiatan usaha Perseroan LKM Syariah Mahirah Muamalah adalah pembiayaan dan simpanan dan kegiatan usaha lainnya sebagaimana diatur dalam ketentuan (2) Pembiayaan...

(2) Pembiayaan dan simpanan dan kegiatan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berbentuk Lembaga Keuangan Mikro. (3) Pemberian pembiayaan dan penerimaan simpanan dan kegiatan usaha lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan prinsip syariah yang berlandaskan Al- Qur an dan Al-Hadist. (4) Rincian kegiatan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) diatur dalam anggaran dasar Perseroan LKM Syariah Mahirah Muamalah. Pasal 7 Dalam merencanakan, mengorganisasikan, membangun, mengelola usahanya, Perseroan LKM Syariah Mahirah Muamalah dapat melakukan kerjasama dengan pihak ke tiga setelah mendapat persetujuan RUPS. BAB V PERMODALAN Pasal 8 (1) Jumlah modal dasar sebesar Rp 5.000.000.000,00 (Lima miliar rupiah). (2) Modal disetor pada saat pembentukan sebesar Rp1. 500.000.000.00 (satu miliar lima ratus juta rupiah). (3) Perubahan modal dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam Anggaran Dasar. Pasal 9 (1) Modal Dasar Perseroan LKM Syariah Mahirah Muamalah terbagi atas saham-saham. (2) Saham yang dikeluarkan Perseroan LKM Syariah Mahirah Muamalah adalah saham atas nama. (3) Pemegang saham Perseroan LKM Syariah Mahirah Muamalah terdiri dari Pemerintah Kota, Badan Usaha Milik Gampong di Kota, Warga Negara Indonesia dan Koperasi di Kota. (4) Pemerintah Kota memiliki paling sedikit 60% (enam puluh persen) dari seluruh saham. BAB VI ORGAN PERSEROAN Pasal 10 Organ Perseroan LKM Syariah Mahirah Muamalah terdiri dari : a. RUPS; b. Direksi; c. Dewan Komisaris; dan d. Dewan Pengawas Syariah. Pasal

Pasal 11 (1) RUPS mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi, Dewan Komisaris atau Dewan Pengawas Syariah dalam batas yang ditentukan dalam Anggaran Dasar, sesuai ketentuan peraturan (2) Ketentuan mengenai RUPS diatur dalam Anggaran Dasar, sesuai ketentuan peraturan Pasal 12 (1) Direksi menjalankan pengurusan dan pengelolaan Perseroan LKM Syariah Mahirah Muamalah sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan. (2) Direksi berjumlah paling sedikit 3 (tiga) orang, terdiri dari 1 (satu) orang Direktur Utama dan 2 (dua) orang Direktur, dari orang profesional dan berintegritas. (3) Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diangkat untuk masa jabatan 4 (empat) tahun dan dapat diperpanjang untuk satu kali masa jabatan. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Direksi diatur dalam Anggaran Dasar, sesuai ketentuan peraturan perundangundangan. Pasal 13 (1) Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan dan pengelolaan Perseroan dan memberi nasihat kepada Direksi. (2) Dewan Komisaris berjumlah paling sedikit 3 (tiga) orang, terdiri dari 1(satu) orang Komisaris Utama dan 2 (dua) orang Anggota Komisaris dari orang yang profesional dan beritegritas. (3) Komisaris sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diangkat untuk masa jabatan 4 (empat) tahun dan dapat diperpanjang untuk satu kali masa jabatan. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Dewan Komisaris diatur dalam Anggaran Dasar, sesuai ketentuan peraturan Pasal 14 (1) Dewan Pengawas Syariah bertugas memberikan nasihat dan saran kepada direksi serta mengawasi kegiatan perusahaan agar sesuai dengan Prinsip Syariah. (2) Dewan Pengawas Syariah berjumlah paling sedikit 3 (tiga) orang, salah satu diantaranya diangkat sebagai Ketua, dan 2 (dua) orang lainnya sebagai Anggota Dewan Pengawas Syariah, dari orang yang mempunyai pengetahuan tentang hukum dan syariah. (3) Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diangkat untuk masa jabatan 4 (empat) tahun dan dapat diperpanjang untuk satu kali masa jabatan. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Dewan Pengawas Syariah diatur dalam Anggaran Dasar, sesuai ketentuan peraturan BAB

BAB VII KEPEGAWAIAN Pasal 15 (1) Pegawai Perseroan LKM Syariah Mahirah Muamalah diangkat dan diberhentikan oleh Direksi, sesuai ketentuan peraturan (2) Pegawai perseroan sebangaimana dimaksud pada ayat (1) diwajibkan memahami prinsip ekonomi syariah. (3) Ketentuan mengenai kepegawaian diatur oleh Direksi, sesuai dengan Anggaran Dasar dan ketentuan peraturan perundangundangan. BAB VIII PENETAPAN DAN PENGGUNAAN LABA BERSIH Pasal 16 (1) Penetapan dan penggunaan laba bersih ditetapkan dalam RUPS. (2) Penetapan dalam RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berpedoman pada Anggaran Dasar. (3) Anggaran Dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menentukan 30 % (tiga puluh persen) porsi laba bersih yang wajib disetor ke Pemerintah Kota. (4) Porsi laba bersih sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat ditingkatkan sesuai dengan perkembangan Perseroan LKM Syariah Mahirah Muamalah yang ditetapkan dalam RUPS. BAB IX PENGGABUNGAN, PELEBURAN, DAN PENGAMBILALIHAN Pasal 17 (1) Penggabungan, peleburan, dan pengambilalihan Perseroan LKM Syariah Mahirah Muamalah ditetapkan dalam RUPS. (2) Tata cara penggabungan, peleburan, dan pengambilalihan Perseroan LKM Syariah Mahirah Muamalah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam Anggaran Dasar, sesuai ketentuan peraturan BAB X PEMBUBARAN DAN LIKUIDASI Pasal 18 Pembubaran dan likuidasi Perseroan LKM Syariah Mahirah Muamalah ditetapkan oleh RUPS atau penetapan pengadilan, sesuai ketentuan peraturan BAB

BAB XI PEMBINAAN, PELAPORAN DAN PENGAWASAN Pasal 19 Pembinaan LKM Syariah Mahirah Muamalah dilakukan oleh Pemerintah Kota dan OJK sesuai dengan ketentuan peraturan Pasal 20 (1) Direksi wajib melaporkan keuangan Perseroan LKM Syariah Mahirah Muamalah yang telah mendapat persetujuan Dewan Komisaris setiap triwulan, semester dan tahunan kepada Walikota. (2) Walikota melakukan penilaian terhadap pelaksanaan kewajiban Perseroan LKM Syariah Mahirah Muamalah sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (3) Dalam melaksanakan penilaian Perseroan LKM Syariah Mahirah Muamalah sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Walikota dapat dibantu oleh pihak auditor independen dan profesional, serta lembaga lainnya sesuai ketentuan peraturan Pasal 21 (1) Pengawasan Perseroan LKM Syariah Mahirah Muamalah dilakukan oleh Dewan Komisaris sesuai ketentuan peraturan (2) DPRK sewaktu-waktu dapat meminta laporan dan/atau mengevaluasi kinerja LKM. (3) Dalam hal diperlukan untuk memberikan masukan, minta keterangan, penjelasan dan/atau adanya laporan penyimpangan yang disampaikan oleh masyarakat, DPRK dapat mengundang Direksi untuk memberikan jawaban dan penjelasan. (4) Berdasarkan hasil pengawasan dan/atau evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), DPRK dapat mengusulkan restrukturisasi LKM Syariah Mahirah Muamalah kepada Walikota. BAB XII LOGO Pasal 22 (1) Untuk menegaskan indentitas Perseroan LKM Syariah Mahirah Muamalah ditetapkan suatu Logo. (2) Logo sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dalam anggaran dasar. BAB

BAB XIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 23 Walikota berkewajiban melakukan proses pembentukan Perseroan LKM Syariah Mahirah Muamalah paling lambat 2 (dua) bulan terhitung sejak Qanun ini diundangkan. Pasal 24 Qanun ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan qanun ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Banda Aceh. Ditetapkan di Banda Aceh Pada tanggal 11 Desember 2017 M 22 Rabiul Awal 1439 H WALIKOTA BANDA ACEH, AMINULLAH USMAN Diundangkan di Banda Aceh Pada tanggal 11 Desember 2017 M 22 Rabiul Awal 1439 H SEKRETARIS DAERAH, B A H A G I A LEMBARAN DAERAH KOTA BANDA ACEH TAHUN 2017 NOMOR 6 NOMOR REGISTER QANUN KOTA BANDA ACEH, PROVINSI ACEH : ( 6 /127/2017)

1. UMUM PENJELASAN ATAS QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN PERSEROAN TERBATAS LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH MAHIRAH MUAMALAH Menurut Pasal 12 ayat (2) huruf g dan huruf k Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintah Kota Banda Aceh memiliki urusan wajib untuk melakukan pemberdayaan masyarakat dan menciptakan lapangan kerja. Warga masyarakat yang masih terbatas akses dalam pembiayaan untuk modal usaha dari lembaga perbankan adalah kelompok usaha mikro, usaha kecil dan usaha rumah tangga. Kelompok usaha ini perlu difasilitasi pembiayaan dan simpanan sehingga mereka dapat menciptakan lapangan kerja bagi dirinya dan orang lain, yang sekaligus dapat mengentaskan kemiskinan. Pemerintah Kota Banda Aceh melihat adanya peluang untuk memperkuat permodalan bagi kelompok masyarakat itu melalui lembaga keuangan mikro dengan berpedoman pada Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro. Pembentukan Badan Usaha Milik Daerah yang berbentuk Perseroan Terbatas oleh Pemerintah Kota Banda Aceh dimungkinkan berdasarkan Pasal 331 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Istilah yang dirumuskan dalam pasal ini dimaksudkan agar terdapat keseragaman pengertian sehingga dapat menghindarkan kesalahpahaman dalam penafsiran pasal-pasal yang terdapat dalam qanun ini. Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12

Pasal 13 Ayat (1) Ayat (2) Ayat (3) Ayat (4) Pasal 14 Ayat (1) Ayat (2) : : yang dimaksudkan dengan orang profesional adalah orang yang mempunyai keahlian atau pengalaman atau pengetahuan dalam kegiatan usaha bidang pembiayaan dan simpanan atau pengetahuan tentang pembiayaan/simpanan atau pengetahuan tentang perseroan terbatas, sedangkan yang dimaksudkan dengan orang yang beritegritas adalah orang yang tidak dalam keadaan pailit dan yang tidak pernah dijatuhi hukuman berdasarkan putusan pengadilan karena melakukan tindak pidana. : : : : yang dimaksudkan dengan orang profesional adalah orang yang mempunyai keahlian atau pengalaman atau pengetahuan dalam kegiatan usaha bidang pembiayaan dan simpanan atau pengetahuan tentang perseroan terbatas, sedangkan yang dimaksudkan dengan orang yang beritegritas adalah orang yang tidak dalam keadaan pailit dan yang tidak pernah dijatuhi hukuman berdasarkan putusan pengadilan karena melakukan tindak pidana. Ayat (3) Ayat (4) Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17 Cukup Jelas Pasal 18 Pasal 19 Pasal 20 Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23

Pasal 24 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA BANDA ACEH TAHUN 2017 NOMOR 6