Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Latar Belakang Untuk memperoleh hasil tanaman yang tinggi dapat dilakukan manipulasi genetik maupun lingkungan. Manipulasi lingkungan dimaksudkan agar tanaman memperoleh faktor-faktor pertumbuhan seperti hara, air, cahaya dan ruang tumbuh yang optimal. Manipulasi lingkungan tersebut diantaranya adalah pengaturan populasi tanaman atau konfigurasi tanaman. Populasi tanaman maupun konfigurasi tanaman akan mempengaruhi efisiensi tanaman dalam memperoleh faktor-faktor tumbuh atau kondisi iklim mikronya. Ada hubungan antara habitus suatu varietas dengan persyaratan pengaturan tanaman yang akhirnya berpengaruh pada pertumbuhan dan hasil. Hal ini berkaitan dengan percabangan, ketegakan batang dan sudut daun yang berbeda-beda. Demikian pula terbentuknya buku subur atau produktif, pengisian biji yang akhirnya berpengaruh pada hasil panen. Populasi tanaman ditentukan oleh jarak tanam dan atau jumlah tanaman per rumpun (hill). Peningkatan populasi tanaman sampai dengan tingkat tertentu dapat meningkatkan produktivitas lahan. Namun setelah mencapai produktivitas maksimum, peningkatan populasi akan menurun, sedangkan produktivitas per tanaman kemungkinan memiliki pola tetap sampai dengan tingkat populasi tertentu kemudian menurun. Terdapat hubungan antara populasi dengan Indeks Luas Daun (ILD atau LAI, Leaf Area Index) dan produktivitas. Tujuan Instruksional Khusus (1) Mahasiswa mendapat pengalaman menanam kacang tanah. (2) Mahasiswa dapat menentukan populasi tanaman. (3) Mahasiswa dapat menjelaskan pengaruh varietas dan jumlah populasi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman. Bahan dan Peralatan Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah: benih kacang tanah varietas Gajah dan varietas Kidang; pupuk Urea (45% N), SP-36 (36% P 2 O 5 ), KCl (60% K 2 O), Kaptan (CaCO 3 ); insektisida cairan (Decis 25EC atau Matador 25EC), dan fungisida (Antracol 70 WP atau Dithane M-45 80 WP). Peralatan yang diperlukan berupa: cangkul, kored, tali rafia, tugal, meteran, ember, knapsack sprayer, timbangan, label percobaan dan ajir tanaman contoh.
Perlakuan Ada empat kombinasi perlakuan pada percobaan ini, yaitu: (1) V1P1 = Varietas Kidang dengan populasi 200.000 tanaman/ha (2) V1P2 = Varietas Kidang dengan populasi 250.000 tanaman/ha (3) V2P1 = Varietas Gajah dengan populasi 200.000 tanaman/ha (4) V2P2 = Varietas Gajah dengan populasi 250.000 tanaman/ha V1P1 (KEL. 1) V1P2 (KEL. 2) V2P2 (KEL. 4) V2P1 (KEL. 3) Þ UTARA Gambar 3. Denah petak percobaan 3 Dosis pupuk yang dipergunakan sama untuk semua petak perlakuan yaitu 100 kg Urea/ha, 200 kg SP-36 ha -1 dan 150 kg KCl ha -1. Semua jenis dan dosis pupuk tersebut diaplikasikan bersamaan pada saat tanam. Selain itu, pada 4 MST juga diaplikasikan CaCO 3 (kaptan) dengan dosis 400 kg ha -1. Ukuran petakan 7,5 m x 10 m dan jarak tanam untuk P1= 50 cm x 10 cm dan P2 = 40 cm x 10 cm. Kebutuhan benih kacang tanah per hektar adalah 80-120 kg polong/ha. Metode Pelaksanaan Penanaman (1) Barisan tanaman pertama dimulai setengah jarak tanam antar barisan dari pinggir petakan. Rentangkan dua tali bertanda jarak antar baris (50 cm atau 40 cm) pada sisi Barat dan Timur, sebagai acuan baris tanaman atau gunakan ajir sebagai acuan. (2) Tali yang telah diberi tanda jarak dalam baris (10 cm) diikat pada 2 ajir untuk digunakan sebagai acuan lubang tanam, digerakkan sesuai jarak antar baris (arah utara selatan). (3) Buatlah lubang tanam dengan tugal sedalam 4-5 cm di samping tali. (4) Buatlah alur pupuk dengan jarak sekitar 7 cm dari alur tanam, kedalaman alur sekitar 7 cm. (5) Campurkan pupuk Urea dengan SP-36 dan KCl secara merata. Setelah dicampur merata, bagilah dengan sama banyak menjadi sejumlah barisan tanaman.
(6) Taburlah pupuk ke dalam alur secara merata dari ujung ke ujung. (7) Benih ditanam pada lubang tanam sebanyak 1 benih per lubang. (8) Taburkan insektisida butiran (Furadan 3G) ke dalam lubang tanam benih dengan dosis 20 kg ha-1 (5 butir per lubang). (9) Setelah semua barisan ditanami benih dan diberi Furadan 3G, tutuplah alur pupuk dan lubang tanam dengan baik. Usahakan lubang tanam ditutup dengan tanah yang lembut dan gembur. (10) Pasang etiket/label pada petak sesuai perlakuan. (11) Siramkan air secukupnya, hingga lembab, pada barisan tanam (apabila pada saat tanam tidak ada hujan atau tanah kering). Pemeliharaan (1) Penyulaman; dilakukan pada umur 1 MST, setelah dilakukan pengamatan daya berkecambah. (2) Pada 4 MST dilakukan pemupukan kaptan/caco 3. Caranya dengan membuat alur di samping barisan tanaman pada sisi yang berbeda dengan alur pemupukan sewaktu penanaman. (3) Penyiangan dan penggemburan tanah; lakukanlah penyiangan pada gulma yang tumbuh dekat barisan tanaman dan di antara barisan tanaman sekaligus untuk menggemburkan tanah. Kegiatn ini dilakukan secara manual dengan cangkul atau kored. Usahakan gulma dicabut sampai ke perakarannya. (4) Pengendalian hama penyakit; lakukan penyemprotan insektisida dan fungisida apabila diperlukan, sesuai dosis dan volume semprot anjuran yang tertera pada label. (5) Pemasukan dan pembuangan air; bila tanah terlalu kering, alirkan air masuk ke dalam petakan; sebaliknya, apabila curah hujan tinggi perbaiki saluran air sekeliling petakan sehingga pembuangan air lancar. Pengamatan Selama pertumbuhan sampai panen kacang tanah, lakukan pengamatan pada peubah pertumbuhan dan komponen produksi. Peubah pertumbuhan yang diamati adalah sebagai berikut: (1) Daya tumbuh benih; pada saat 1 MST hitunglah jumlah benih yang tumbuh dari seluruh lubang tanam, kemudian persentasekan terhadap seluruh jumlah benih yang ditanam. Amati tipe perkecambahannya (epigeal atau hipogeal). (2) Pada umur 2 MST, tentukanlah 10 tanaman contoh secara acak yang mewakili seluruh petakan (jangan dari barisan pinggir dan bukan tanaman pinggir). Amatilah tanaman contoh tersebut setiap minggu berikutnya dengan cara pengamatan sebagai berikut: a. Jumlah daun (helai); hitunglah jumlah helaian daun yang telah membuka sempurna (jangan keliru dengan menghitung anak daun!).
b. Jumlah cabang, hitunglah cabang yang muncul dari batang utama. diukur pada batang utama dari permukaan tanah sampaui titik tumbuh c. Tinggi tanaman diukur tiap minggu mulai umur 2 MST sampai menjelang panen. d. Amati waktu bunga dan ginofor mulai muncul. e. Luas daun per tanaman. Pada 6 MST tentukan luas daun dari 1 tanaman (bila diperlukan dapat dicabut, jadi jangan menggunakan tanaman contoh) kemudian hitunglah Indeks Luas Daun. Luas daun ditentukan dengan metode gravimetri, yaitu menggambarkan semua daun pada kertas (koran) kemudian digunting dan ditimbang di laboratorium, timbang juga jenis kertas yang sama seluas 20 cm x 20 cm sebagai acuan. (3) Pada 6 MST cabutlah satu tanaman pinggir dan amati apakah terdapat bintil akar? Amatilah apakah bintil akar tersebut aktif (bintil akar dibelah, jika berwarna merah muda berarti bintil akar tersebut aktif memfiksasi Nitrogen, berwarna hijau belum aktif, berwarna coklat/hitam tidak aktif). (4) Hitung umur tanaman berbunga (hari) pada saat keluar bunga 75% populasi. (5) Amati dan tentukan jenis hama penyakit yang menyerang tanaman kacang tanah! Berapa persen luas serangannya? Komponen produksi yang diamati adalah sebagai berikut: (1) Pada saat panen, untuk 10 tanaman contoh, lakukanlah pengukuran terhadap: a. Bobot polong dan brangkasan rata-rata tanaman contoh; cabut tanaman contoh, bersihkan dari tanah yang melekat, lalu preteli polongnya. Selanjutnya, timbang masing-masing polong dan brangkasan tersebut dan hitung Indeks Panen. b. Hitung jumlah polong rata-rata per tanaman contoh. Hitung jumlah polong cipo dan polong hampa. (2) Bobot polong per petak. Panen seluruh tanaman pada tanaman di petak Saudara, selain tanaman pinggir dan baris pinggir. Kemudian cabut seluruh polongnya lalu timbang. Bobot ini ditambah dengan bobot dari 10 tanaman contoh merupakan bobot hasil panen per petak bersih, kemudian konversikan ke luasan ha (lakukan taksiran hasil polong; biji atau ose). Tugas 1. Hitung populasi tiap hektar dengan jarak tanam tersebut. Berapa keperluan benih untuk 1 hektar?. Berapa jika dalam bentuk polong? (Bobot biji = 60% polong!). 2. Hitung kebutuhan pestisida selama tanam untuk satu hektar, dengan mencatat volume semprot setiap kali penyemprotan.
3. Bila bobot 100 butir biji (indeks biji) 40 gram, berapa benih yang dibutuhkan per ha dan berapa ton biji kering per hektar produksi tanaman anda.